NovelToon NovelToon
Pengawal Yang Bunuh Ayahku

Pengawal Yang Bunuh Ayahku

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Action / Cinta Terlarang / Mafia / Romansa / Balas Dendam
Popularitas:100
Nilai: 5
Nama Author: Dri Andri

"Tujuh tahun aku hidup di neraka jalanan, menjadi pembunuh, hanya untuk satu tujuan: membunuh Adipati Guntur yang membantai keluargaku. Aku berhasil. Lalu aku bertaubat, ganti identitas, mencoba hidup normal.
Takdir mempertemukanku dengan Chelsea—wanita yang mengajariku arti cinta setelah 7 tahun kegelapan.
Tapi tepat sebelum pernikahan kami, kebenaran terungkap:
Chelsea adalah putri kandung pria yang aku bunuh.
Aku adalah pembunuh ayahnya.
Cinta kami dibangun di atas darah.
Dan sekarang... kami harus memilih: melupakan atau menghancurkan satu sama lain."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dri Andri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13: NAIK KE PUNCAK DUNIA GELAP

Tujuh tahun kemudian. Alex berusia 22 tahun.

Alex berdiri di depan cermin apartemennya—tubuh penuh bekas luka, mata yang kosong, wajah yang tampan tapi dingin seperti mayat. Tidak ada lagi sisa anak berusia lima belas tahun yang dulu menangis di kolong jembatan.

Yang tersisa hanya mesin pembunuh.

Di tangannya, pistol Glock 19 dengan peredam suara. Sudah membunuh dua belas orang dengan pistol ini. Masih akan membunuh lebih banyak lagi.

"Target malam ini—Li Wei, bos sindikat narkoba di Pelabuhan Utara," kata Michael sambil memasuki apartemen tanpa mengetuk. "Boss mau dia mati. Bersih. Tanpa jejak."

Alex mengangguk, memasukkan pistol ke holster di balik jasnya. "Berapa bayarannya?"

"Lima puluh juta."

"Oke."

Tidak ada lagi pertanyaan. Tidak ada lagi ragu. Hanya pekerjaan.

Tujuh tahun.

Tujuh tahun sejak Alex bergabung dengan organisasi Michael.

Tahun pertama—debt collector. Memukuli orang yang tidak bayar hutang. Mematahkan kaki, tangan, jari. Tidak membunuh, tapi membuat mereka berharap mati.

Tahun kedua—enforcer. Menghabisi pengkhianat organisasi. Pembunuhan pertama yang "resmi". Masih muntah setelahnya.

Tahun ketiga—tidak muntah lagi. Tidak merasa apa-apa lagi.

Tahun keempat sampai sekarang—pembunuh bayaran profesional. Algojo paling ditakuti di Kaisarion.

Empat puluh tujuh orang.

Alex sudah membunuh empat puluh tujuh orang dalam tujuh tahun.

Penjahat, pengkhianat, koruptor, bos saingan. Nama-nama yang ia bahkan tidak ingat lagi. Wajah-wajah yang menjadi blur dalam ingatannya.

Tidak ada perasaan. Tidak ada penyesalan.

Karena hatinya sudah mati.

"Alex," panggil Michael tiba-tiba, suaranya lebih serius. "Setelah selesai malam ini, aku perlu bicara sama kamu. Ada yang harus kau tahu."

Alex menatapnya. "Tentang apa?"

"Nanti. Selesaikan dulu pekerjaanmu."

Pukul 23:00, Pelabuhan Utara.

Alex menyelinap masuk gudang—sunyi, gelap, hanya terdengar suara air laut menghantam dermaga.

Li Wei duduk di mejanya, menghitung uang hasil penjualan narkoba. Dua pengawal berdiri di sampingnya.

Alex bergerak seperti bayangan—dua tembakan berperedam, dua pengawal jatuh tanpa sempat berteriak.

Li Wei berbalik, mata membelalak.

"Siapa—"

Peluru ketiga menembus dahinya.

Li Wei jatuh, darah menggenang di lantai.

Alex berjalan mendekat, memeriksa nadi—mati. Bersih. Profesional.

Tidak ada perasaan.

Tidak ada apa-apa.

Hanya pekerjaan selesai.

Alex kembali ke apartemen Michael pukul satu pagi.

Michael sudah menunggu, dua gelas whisky di meja.

"Selesai?" tanya Michael.

"Selesai."

"Bagus. Duduk. Minum."

Alex duduk, mengambil gelas whisky, meneguknya dalam satu tegukan. Alkohol membakar tenggorokannya tapi ia tidak peduli.

Michael menatapnya lama—ada sesuatu di matanya. Sesuatu yang berat.

"Alex," katanya pelan. "Aku sudah tahu dari dulu."

Alex mengerutkan kening. "Tahu apa?"

"Tentang keluargamu. Tentang siapa yang bunuh mereka."

"Aku sudah bilang—Adipati Guntur—"

"Ya. Dan aku tahu itu jauh sebelum kamu bilang." Michael menuangkan whisky lagi. "Aku tahu sejak malam aku rekrut kamu tujuh tahun lalu."

Alex membeku.

"Apa maksudmu?"

Michael menarik napas dalam. "Pembantaian keluarga Rafael. Delapan tahun lalu. Aku tahu kasus itu. Karena aku... aku salah satu orang yang membersihkan jejak setelahnya."

Dunia Alex berhenti berputar.

"Kamu... apa?"

"Aku tidak ikut pembunuhan. Tapi boss kami waktu itu—yang juga kerja untuk Adipati Guntur—suruh aku dan beberapa orang 'membersihkan' kasus itu. Sogok polisi, bakar dokumen, pastikan tidak ada yang investigasi."

Michael menatap Alex dengan mata penuh penyesalan.

"Aku tidak tahu kamu anak dari keluarga itu sampai malam kamu cerita. Dan waktu kamu cerita... aku sudah terlalu terikat sama kamu. Kamu sudah jadi adik bagiku."

Alex berdiri, tangannya gemetar—bukan takut, tapi amarah.

"Kamu... kamu tahu siapa yang bunuh keluargaku dan kamu tidak bilang?!"

"Karena aku tahu kalau aku bilang, kamu akan langsung bunuh Adipati Guntur! Dan kamu akan mati!" Michael berdiri juga, menatap Alex serius. "Kamu pikir mudah bunuh orang paling berkuasa di negara ini? Dia punya tentara, punya polisi, punya semuanya! Kalau kamu serang dia tanpa persiapan, kamu akan mati seperti ayahmu!"

"ITU BUKAN KEPUTUSANMU!" Alex menerjang, memukul wajah Michael.

BRAK!

Michael jatuh, darah keluar dari bibirnya, tapi ia tidak membalas.

"Kamu benar," katanya sambil meludahkan darah. "Itu bukan keputusanku. Dan aku minta maaf. Tapi aku tidak menyesal karena itu membuat kamu hidup sampai sekarang."

Alex menarik pistolnya, menodongkannya ke kepala Michael.

"Berikan aku satu alasan kenapa aku tidak seharusnya bunuh kamu sekarang."

Michael tersenyum sedih. "Karena aku satu-satunya keluarga yang kamu punya. Dan karena aku akan bantu kamu bunuh Adipati Guntur. Sekarang. Malam ini."

Alex mengerutkan kening. "Apa?"

"Kamu sudah siap. Tujuh tahun latihan, empat puluh tujuh pembunuhan. Kamu bukan lagi anak lemah. Kamu algojo terbaik yang pernah kulatih." Michael berdiri, memegang laras pistol Alex, mendorongnya ke dahinya sendiri. "Jadi kalau kamu mau bunuh aku, bunuh setelah kita bunuh Adipati Guntur. Deal?"

Keheningan.

Alex menatap mata Michael—mata yang tulus, yang penuh penyesalan tapi juga tekad.

Perlahan, Alex menurunkan pistolnya.

"Deal."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!