Tak pernah terbayangkan dengan apa yang saat ini di jalani, bergerak tanpa arah, dan melangkah tanpa tujuan.
Terasa sesak di dalam dada mengingat semua kisah yang sulit untuk di lupakan, Namun terasa sakit saat mencoba untuk menerima semua yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selvi Noviyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 5
Tak semua Rasa perlu panjang kata, sebab yang paling dalam justru hadir dalam jeda. Cinta ini hidup dalam diam, karena aku tahu mencintaimu adalah mungkin, tapi memiliki dirimu adalah mustahil...
━━━━━━。゜✿ฺ✿ฺ゜。━━━━━━
Emily terlihat terdiam memikirkan apa yang terjadi saat ini. Menatap lekat foto yang tergantung di dinding memperlihatkan kemesraan dan juga kebahagiaan mereka. Akan tetapi saat ini semua yang ia rasakan hanya lah rasa sakit dan juga kekecewaan yang benar-benar nyata.
Ia teringat beberapa hari yang lalu, di mana dirinya yang akan pergi dalam tujuh hari lagi. Di berikan waktu tuk bersama dengan anak dan juga suaminya. Akan tetapi sangat tak mungkin untuk bisa mendekati anak dan juga suaminya yang terlalu sibuk pada pilihan mereka sendiri.
Emily menatap kalender yang ada di atas meja, ia terlihat melingkari tanggal di mana dirinya masih tinggal beberapa hari lagi.
Berbeda dengan Emily yang terlihat merenungkan keluarganya sedangkan Aidan dan juga Salsa terlihat sibuk dengan kegiatan mereka di atas ranjang dengan keringat yang membasahi dahi mereka dengan napas yang terdengar ngos-ngosan.
"Kak Aidan... "panggil Salsa dengan kepala yang bersandar di pundak Aidan dan juga tangan yang bergerak di tubuh polos Aidan.
"Hm... " jawab Aidan singkat dengan mata yang terpejam.
"Bagaimana perbedaan aku dengan istri kamu Kak.?" tanya Salsa menatap Aidan dengan wajah yang terlihat penasaran.
"Maksud kamu apa.? " tanya Aidan dengan mata yang terbuka menatap Salsa.
"Perbedaan aku dan juga Salsa saat melayani kamu di ranjang. " ucap Salsa yang terlihat menatap Aidan.
"Kalian berbeda dari segalanya. Andai saja aku lebih dulu menemukan kamu mungkin aku benar-benar menjadi suami yang sangat bahagia. " ucap Aidan dengan tangan yang mengusap pipi Salsa dengan lembut.
"Benarkah.?" tanya Salsa yang terdengar antusias.
"Hm, kamu dan juga dia berbeda. Kamu tak hanya menjadi wanita yang berkarier tapi kamu juga bisa membuat Berlian merasa nyaman. " ucap Aidan dengan tersenyum menatap Salsa.
Salsa yang mendengarkan ucapan Aidan seketika mendekatkan wajahnya dengan Aidan.
Di saat dirinya hendak mencium Aidan di saat itu juga suara dering ponsel Aidan terdengar.
Aidan pun meraih ponsel yang ada di meja tepat di sampingnya.
"Hallo... " ucap Aidan yang terlihat serius.
"..... "
"Ohh oke lima menit lagi saya sampai. " ucap Aidan dengan wajah yang terlihat serius. Lalu mematikan panggilan ponselnya.
"Ada apa.? " tanya Salsa yang saat ini menatap Aidan dengan penasaran.
"Ada operasi di rumah sakit." ucap Aidan dengan meraih pakaian yang berserakan di lantai.
"Bukannya ada dokter lain di sana.? " ucap Salsa dengan tangan yang ikut mengambil pakaiannya.
"Dia sedang di luar kota. "jawab Aidan.
Salsa yang melihat Aidan sedang mengancingkan kemeja, melangkahkan kakinya mendekati Aidan dan membantu Aidan mengenakan jas.
"Jangan cemberut... " ucap Aidan dengan menatap Salsa dengan tatapan hangatnya.
"Iya ga cemberut kok. " ucap Salsa dengan tersenyum melihat Aidan.
sedangkan Aidan yang mendengarkan ucapan Salsa dan melihat Salsa yang tersenyum seketika mendaratkan ciuman di kening Salsa.
"Masih banyak waktu untuk kita bersama. " ucap Aidan melihat Salsa.
"Iya, pergilah ke rumah sakit segera." ucap Salsa dengan menatap Aidan .
Aidan tersenyum ia menganggukkan kepalanya dan melangkahkan kakinya meninggalkan Salsa yang saat ini masih di dalam kamar.