NovelToon NovelToon
Pendekar Pedang Halilintar

Pendekar Pedang Halilintar

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Action / Epik Petualangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Budidaya dan Peningkatan / Mengubah Takdir
Popularitas:16.9k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Ye Fan, pemuda 15 tahun dari Klan Ye—klan kelas tiga di Kota Pelangi—dikenal sebagai anak ajaib dalam seni pedang. Namun hidupnya hancur ketika klannya diserang oleh puluhan pendekar tingkat ahli yang mengincar pusaka mereka, Pedang Giok Langit.

Seluruh klan terbantai. Hanya Ye Fan yang selamat.

Dengan luka di jiwanya dan kemarahan yang membakar hatinya, ia bersumpah untuk menjadi lebih kuat, merebut kembali Pedang Giok Langit, dan membalaskan dendam Klan Ye yang telah musnah.

Ikuti perjalanan Ye Fan di PENDEKAR PEDANG Halilintar!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32: Satu Petunjuk Kecil

Di sudut pasar gelap yang remang-remang, di antara kios-kios yang menjual racun tingkat tinggi dan pedang terkutuk, seorang wanita cantik dengan pakaian merah gelap berdiri sambil mengawasi kerumunan. Wajahnya manis, tetapi matanya…

tajam seperti pisau yang baru diasah.

Ia bukan sekadar penjaga kios.

Ia adalah "mata" kelompok jubah hitam di ibukota.

Dan telinganya menangkap percakapan Ye Fan dengan si kakek tadi — terutama bagian tentang kelompok misterius itu.

Wanita itu menyeringai kecil.

“Jadi … ada tikus kecil yang berani mencari jejak kita,” gumamnya pelan.

Dari balik tirai kios, seorang pria muncul.

Tubuhnya tinggi, namun langkahnya ringan seperti bayangan.

Belati panjang hitam pekat tergantung di pinggangnya — tidak memantulkan cahaya sedikit pun.

“Perintah, nona?” tanya pria itu lirih. Suaranya dingin, bergerigi.

“Musnahkan dia,” jawab wanita itu penuh kepastian, tidak ada ragu sedikit pun. “Anak itu terlalu berani untuk seorang pengelana biasa.”

Pria itu mengangguk … namun sebelum bergerak, ia bertanya:

“Lalu bagaimana dengan pak tua tadi? Dia tampaknya mengetahui banyak hal.”

Wanita itu langsung menoleh dengan tatapan tajam.

Tatapan yang membuat udara seakan membeku.

“Jangan sentuh pak tua itu,” katanya tegas.

“Kekuatan di belakangnya … bukan sesuatu yang bisa kita hadapi. Bahkan pemimpin kita pun tidak ingin berurusan dengan sekte itu.”

Pria itu membungkuk.

“Dimengerti.”

Dan dalam sekejap mata—

dia hilang.

Tidak ada suara langkah, tidak ada aura, hanya bayangan yang bergerak seperti asap.

Di luar pasar gelap – malam hari.

Lampu-lampu kota sudah mulai dipadamkan.

Suasana sunyi, angin malam dingin mengalir di antara gedung-gedung tinggi ibukota.

Ye Fan keluar dari pintu bawah tanah pasar gelap dengan ekspresi datar dan langkah tenang.

Tapi ia berhenti sejenak.

Tidak menengok.

Tidak bergerak.

Hanya berhenti.

Ia sudah merasakannya.

Bukan dari niat membunuh.

Bukan dari aura.

Namun dari distorsi udara sekecil kedipan mata — tanda seseorang yang bergerak terlalu cepat di belakangnya.

Ye Fan mendengus pelan.

“Akhirnya keluar juga…”

Ia kemudian sengaja berjalan ke gang sempit yang gelap, hanya diterangi cahaya bulan yang redup.

Bangunan tinggi di kanan kiri membuat gang itu seperti lorong kematian.

Begitu Ye Fan memasuki gang...

SHUP!

Bayangan hitam tiba-tiba muncul tepat di belakangnya.

Pria berbalut elemen kegelapan itu menyerang tanpa suara.

Belati hitamnya melesat, menusuk lurus ke jantung Ye Fan — serangan yang bahkan Pendekar Perak Puncak sekalipun tidak sempat bereaksi.

Namun Ye Fan hanya memutar tubuh sedikit, sehalus aliran angin.

“...Terlalu lambat.”

Belati itu menembus udara kosong.

Mata si pembunuh melebar, sedikit tak percaya.

Sebelum ia sempat menarik serangan kedua, tangan Ye Fan terangkat.

ZRAK!

Kilatan petir putih kebiruan memancar dari telapak tangan Ye Fan, menghantam tubuh lawan.

Arus listrik mengalir liar, memaksa elemen kegelapan pria itu menyelimuti tubuhnya sebagai perisai.

“Kau punya elemen kegelapan,” gumam Ye Fan tanpa emosi.

“Tidak buruk … tapi…”

Matanya berubah tajam.

“…tetap saja tidak cukup untuk membunuhku.”

Tiba-tiba tubuh Ye Fan menghilang.

Bukan dengan teknik tipu mata.

Bukan bayangan.

Tetapi kecepatan murni seorang pendekar ahli puncak yang memadukan elemen petir ke langkahnya.

Dalam sepersekian detik —

Ye Fan sudah berada di belakang si pembunuh.

“GILIRANKU.”

BUK!

Pukulan keras bersarang tepat di ulu hati pria itu.

Suara benturan itu bergema di seluruh gang sempit — seperti hentakan batu besar yang dilempar ke tanah.

Tubuh pembunuh itu melayang beberapa puluh meter, menabrak dinding batu hingga retak, lalu jatuh tergeletak … tidak sadarkan diri.

Ye Fan berdiri tenang di tengah gang.

Tidak ada ekspresi.

Tidak ada belas kasihan.

Dia melangkah mendekat, memeriksa napas pria itu — masih hidup.

Bagus.

Ye Fan memanggul tubuh pria itu di bahunya dengan mudah, seperti membawa sekarung bulu.

Matanya memancarkan sesuatu yang dingin … mengancam … namun juga penuh tekad membara yang tertahan.

“Aku tidak akan melepaskanmu,” bisiknya pelan.

“Aku akan memaksa setiap informasi keluar dari mulutmu … bahkan jika harus membuatmu mati berkali-kali.”

...

Ye Fan berjalan dengan langkah tenang namun dingin, menyeret tubuh tak sadarkan diri pria arogan yang tadi mencarinya gara-gara masalah sepele.

Tubuh pria itu terhuyung seperti karung beras, ujung sepatunya sesekali menyeret batu jalanan—setiap gesekan meninggalkan gema kecil yang terasa jauh lebih sunyi di telinga Ye Fan.

Ia memilih penginapan mewah di pusat kota karena satu alasan:

“Hanya tempat semahal ini yang menjamin tak ada urusan orang luar yang ikut masuk.”

Setelah membayar satu malam … pintu kamar premium itu tertutup rapat dan keheningan menusuk ruangan.

Ye Fan menjatuhkan tubuh pria itu ke lantai.

Bruk!

Tubuh pria itu menghantam lantai kayu keras, suara benturannya memantul dingin seperti tulang yang dihempas ketidakberdayaan.

Dengan satu gerakan cepat, Ye Fan menarik tali kulit tebal, menyalurkan tenaga dalamnya ke tali itu. Tali itu langsung mengeras seperti baja fleksibel, mengikat pria itu ke kursi seperti seekor binatang buruan yang siap diadili.

Ye Fan mengambil mangkuk air dingin dari sudut ruangan.

Tanpa ragu…

Air disiramkan dengan hentakan, serpihan air memercik ke segala arah seperti hujan malam yang kejam.

Pria itu tersentak bangun, napasnya memburu, matanya liar melihat sekeliling—dan berhenti saat ia melihat Ye Fan.

Ye Fan berdiri di depannya dengan wajah yang sama sekali tak menunjukkan belas kasihan.

Kematian seluruh klannya…

Hatinya yang membeku…

Semua itu memunculkan aura yang menusuk sampai dasar jiwa setiap orang yang melihatnya.

“Sepertinya kau sudah bangun.”

Ye Fan berkata datar, seakan memberi salam pagi pada seseorang yang baru bangun tidur.

Pria itu mencoba meronta, namun tali itu bahkan tak bergerak.

“Lepaskan aku! Kau tidak tahu siapa—”

Ye Fan tidak menjawab.

Ia mengangkat tangan dan…

Telapak Ye Fan menghantam dada pria itu, suara benturannya meledak kecil seperti hantaman kayu pecah, membuat tubuh pria itu terlonjak dan batuk darah.

Teriakannya terputus, lidahnya bergetar ketakutan.

Ye Fan menatapnya dengan mata yang tampak kosong tapi membakar.

“Aku tidak berniat berbelas kasih. Karena aku tahu, orang-orang sepertimu juga tidak pernah mengenal hal itu.”

Tangan Ye Fan meraih bahu pria itu—dan menekan titik akupunturnya.

Suara halus tapi mengerikan terdengar—sendi bahu pria itu terpelintir, ototnya seperti ditarik paksa ke arah yang tak seharusnya.

Pria itu menjerit.

Suara jeritannya bergetar di ruangan kecil itu, seperti suara kayu yang diukir paksa dengan pisau tumpul.

Ye Fan tidak berkedip.

“Sekarang jawab.”

“Siapa kalian?”

Pria itu menggeleng, mulutnya gemetar.

Ye Fan menekan titik lain.

Sebuah retakan lembut terdengar dari siku pria itu, membuat rasa sakitnya melonjak seperti bara api yang ditempelkan ke kulit.

“A-Aku hanya … hanya pembunuh bayaran!”

“Aku … aku cuma mengikuti perintah!”

Ye Fan menunduk sedikit, matanya menatap langsung ke mata pria itu—tatapan yang membuat siapa pun merasa telanjang tanpa rahasia.

“Perintah dari siapa.”

Pria itu menelan ludah, napasnya tersengal.

“Kelompok … Kelompok Istana Kaisar Jiwa … kami … kami hanya tahu nama itu!”

“Aku tak pernah lihat markasnya … semuanya melalui perantara … aku hanya mengerjakan pekerjaan di lapangan!”

Ye Fan memeriksa mulut pria itu—memastikan tidak ada racun bunuh diri.

Tidak ada.

Semakin jelas bahwa pria ini memang bukan siapa-siapa, hanya serpihan kecil dari kelompok besar yang tersembunyi di balik bayangan Kekaisaran Tang.

Ye Fan berdiri.

Tanpa satu kata pun…

Tanpa perubahan emosi…

Ia menusukkan telunjuknya ke dada pria itu—tepat ke titik jantung.

Tubuh pria itu tersentak, napasnya terputus seperti lilin yang ditiup tanpa peringatan.

Tak ada darah berceceran.

Hanya kematian yang sunyi.

Ye Fan mengangkat mayat itu, membungkusnya, dan pergi ke sudut kota yang sepi.

Di sana, ia menyalakan api.

Api menjilat tubuh itu perlahan, kobaran oranye berkilat di mata Ye Fan yang tetap kosong—seperti seorang pendekar muda yang telah kehilangan kemampuan untuk merasa kasihan.

1
saniscara patriawuha.
gasssd polllllll....
saniscara patriawuha.
gasssss.
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ...........
saniscara patriawuha.
gassss pollllll..
saniscara patriawuha.
tingkatkan lagi mc nya biar lebih sat set sat set,,,
saniscara patriawuha.
lanjutkennnnnn....
saniscara patriawuha.
gassssdd....
𝕸𝕬𝕾𝕿𝕰𝕽𝕾 𝕷𝕰𝕰, 𝕬𝕸𝕶
Mantap
udenk
goooos
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor .........
🌼🆚🐝
tdk sprt di awal alurnya,terlalu byk penjelasan yg di ulang2
🌼🆚🐝
keren
🌼🆚🐝
crazy up babang💪💪💪💪
Jojok Supriyanto
bukankan Ji Hong ayahnya Ji Hun ya... koq ini jadi pamannya...
Dante-Kun: Hehe 🤭🤭 otornya ngantuk, makasih udah di kasih tau, langsung revisi sekarang
total 1 replies
Jojok Supriyanto
empat ditambah tujuh, sebelas Thor..
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ...........
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ..........
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ........
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor .........
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ........
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!