Bagi Fahreza Amry, hinaan dan cemoohan ayah mertuanya, menjadi cambuk baginya untuk lebih semangat lagi membahagiakan keluarga kecilnya. Karena itulah ia rela pergi merantau, agar bisa memiliki penghasilan yang lebih baik lagi.
Namun, pengorbanan Reza justru tak menuai hasil membahagiakan sesuai angan-angan, karena Rinjani justru sengaja bermain api di belakangnya.
Rinjani dengan tega mengajukan gugatan perceraian tanpa alasan yang jelas.
Apakah Reza akan menerima keputusan Rinjani begitu saja?
Atau di tengah perjalanannya mencari nafkah, Reza justru bertemu dengan sosok wanita yang pernah ia idamkan saat remaja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms TZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Kenyataan Pahit
Reza memalingkan wajahnya ke arah Rinjani. Ia menatap wanita yang masih sangat dicintainya itu dengan pandangan yang lembut dan penuh harap.
"Apa ini yang kamu inginkan Rinjani? Sudah tidak adakah lagi cinta yang tersisa untukku?" tanya Reza dengan suara tergetar
Reza masih berusaha untuk menyelamatkan pernikahan mereka, apalagi sudah ada anak di antara mereka.
"Apa kamu sudah memikirkannya dengan matang? Aku tidak ingin kamu menyesalinya di kemudian hari," kata Reza mengingatkan.
"Ya...aku sudah memikirkannya berkali-kali dan aku tidak akan menyesali keputusanku. Aku memilih Mas Farhan," kata Rinjani tanpa keraguan.
Reza tersenyum getir, ada perasaan tidak rela bila harus mengakhiri masa tujuh tahun kebersamaan mereka.
Reza menggelengkan kepalanya cepat. Ia masih tidak mau menyerah. "Tidak... Tidak mungkin! Bukankah kita saling mencintai, Jani? Kenapa begitu cepat kamu berubah?" mohon Reza, sembari meraih tangan Rinjani, tetapi segera ditepisnya.
"Kamu ngerti nggak sih, Mas! Aku itu sudah nggak mau sama kamu. Aku tidak mencintai kamu lagi!"
"Tidak, Rinjani. Kamu hanya tersesat. Cintamu pada Farhan hanya sesaat lalu akan sirna. Percayalah padaku," bujuk Reza.
"Terserah apa katamu. Tapi aku mau kita pisah. Dan pernikahan kita cukup sampai di sini!" Rinjani berkata tegas dengan dagu terangkat.
Duarrr!!!
Reza tersentak dengan kata-kata Rinjani yang terdengar seperti pukulan telak di wajahnya.
"Dengar ya, Mas. Rinjani itu sudah tidak mau sama kamu. Seharusnya kamu jangan memaksa dia!" celetuk Farhan.
"Diam, kamu!" sentak Reza. Jangan ikut campur urusanku dengan Rinjani. Kamu itu hanya orang luar yang berusaha untuk masuk dan merusak rumahtanggaku," lanjutnya menghardik dengan tatapan tajam ke arah Farhan.
"Bukankah rumah tanggamu memang sudah rusak? Dengan alasan bekerja dan meninggalkan istrimu sendirian di rumah, sama saja kamu telah memberi peluang pada pria lain untuk mendekatinya."
"Kamu itu pria paling bodoh yang tidak bisa menjaga istrimu sendiri. Kamu terlalu lemah dan tidak bisa memberikan apa yang dia inginkan," kata Farhan dengan nada yang merendahkan.
"Sekarang, dia sudah menemukan pria yang lebih baik darimu, dan kamu harus menerima kenyataan itu!" lanjutnya dengan pongah.
Reza mengepalkan tangannya kuat-kuat dengan rahang mengeras. Ucapan Farhan benar-benar menyulut emosinya. Dengan gerakan cepat dia mencengkeram dada Farhan seraya menunjukkan jarinya ke wajah adiknya.
Kemudian Farhan membisikkan sesuatu di telinga Reza, yang membuat pria itu kembali ingin melayangkan tinju ke arah adiknya. Namun dia berhasil menahan dirinya. Dia berusaha menjaga kewarasannya dan tidak ingin tersandung kasus hukum yang akan disesalinya.
"Ya... aku memang bodoh. Tapi setidaknya mataku tidak buta, logikaku masih jalan, sehingga aku bisa memilih dengan siapa hatiku harus berlabuh," Ucapan Reza terdengar pelan, tetapi penuh tekanan.
"Sebagai pria dewasa yang berpendidikan, apa kamu tidak malu? Apa matamu buta-- di luar sana masih banyak wanita yang single, lalu kenapa kamu malah ingin merebut wanita bersuami?"
"Di mana hati nuranimu, sehingga tidak bisa melihat bahwa Rinjani adalah istri kakakmu sendiri, hahhh?"
"Kamu...!" Pekik Farhan dengan wajah mengeras. Dia jelas tak terima dengan tuduhan Reza. Dia masih merasa bahwa apa yang dilakukan tidaklah salah.
Reza tidak mempedulikan amarah Farhan. Pandangannya kini terfokus pada Rinjani. Tatapan matanya mengisyaratkan kesedihan dan sakit hati yang teramat dalam.
"Dan kamu Rinjani, aku benar-benar kecewa sama kamu. Aku pikir kamu adalah wanita yang setia dan bisa menjaga marwahmu sebagai seorang istri, tapi ternyata aku salah," ucap Reza getir.
"Apa sebegitu tidak berartinya diriku bagimu, bahkan kamu sampai menuduhku selingkuh. Padahal dirimu sendiri lah yang melakukannya?" Suara Reza terdengar bergetar menahan perih di dada.
"Cukup, Mas! Aku tidak mau mendengar apapun darimu." Rinjani berteriak dengan lantang.
"Keputusanku sudah bulat. Aku memilih Mas Farhan. Dan aku tegaskan tidak akan kembali lagi sama kamu!" Suara Rinjani begitu tegas dan penuh keyakinan, tanpa sedikit pun menunjukkan keraguan atau penyesalan.
"Aku minta sekarang juga kamu segera pergi dari sini! Karena kamu sudah tidak berhak lagi tinggal di rumah ini," imbuhnya dengan wajah dingin seolah tidak mau lagi mengenal Reza.
Reza terpaku di tempatnya berdiri. Kedua kakinya seakan terpasung, sehingga untuk sekedar melangkah pun terasa sangat berat.
Dia seperti tidak percaya bahwa Rinjani, wanita yang sangat dicintainya dengan sepenuh hati, tega membuangnya begitu saja demi untuk bersama dengan pria lain. Pria yang merupakan adik iparnya sendiri.
Bisik-bisik tetangga dan para kerabat yang ada disana pun mulai terdengar. Mereka saling menatap seolah mata mereka ikut berbicara. Mereka seolah sedang mencoba untuk menelaah apa yang sebenarnya terjadi di antara Reza, Farhan, dan Rinjani.
"Itu kata yang pantas buat adik tidak tahu diri,"komentar seseorang.
"Betul... Mereka itu sangat menjijikkan, masa suka sama ipar sendiri,"
"Benar-benar tidak tahu malu!"
"Kalau punya malu tidak mungkin berbuat begitu. Mereka kan, urat malunya sudah putus."
"Oh ya, ampuuun...! Tega banget Rinjani ngusir Reza, padahal itu rumah yang bikin si Reza," bisik salah seorang kerabat.
"Selama ini Reza yang banting tulang, dia cuma tinggal ongkang kaki saja," timpal yang lain.
"Hu'um...sekarang-- semenjak dia dekat sama Farhan sombongnya minta ampun," cibir yang lain.
"Kalau aku jadi Reza mending setuju pisah aja. Toh, Pak Bondan kayaknya malah mendukung perbuatan anaknya... Amit-amit jabang bayi," timpal yang lain lagi.
"Baiklah, jika itu maumu. Tapi jangan berharap aku akan mengabulkan permohonan ceraimu dengan mudah!" kata Reza dengan tegas.
"Aku pasti akan melawan kalian di pengadilan nanti!" batin Reza penuh tekad. Dia tidak akan menyerah begitu saja demi mempertahankan harga dirinya.
Namun, ketika Reza akan melangkah meninggalkan rumahnya meski terasa berat, Bu Haryani sang ibu menarik tangannya dan membawanya ke luar rumah.
"Apa maksud kamu, hahhh!" sentak Bu Haryani dengan suara tertahan setelah mereka berada di rumahnya.
"Maksudnya?" tanya Reza bingung.
"Jangan pura-pura bodoh! Kamu berniat mempersulit perceraian kalian, kan?"
"Apa susahnya sih, mengalah demi adikmu? Dan membiarkan mereka bahagia?" tekan Bu Haryani.
Reza tertegun, dahinya mengernyit tajam seraya menatap ibunya dengan pandangan tak percaya. Lantas ia terkekeh, tetapi sejurus kemudian kekehan itu menjadi isakan yang memilukan.
"Kenapa aku yang harus selalu mengalah, Bu?" rintihnya dengan suara tercekat.
"Reza, kamu itu kan, kakak. Sudah seharusnya mengalah sama adikmu. Bukankah kamu sangat menyayanginya?" kata Bu Haryani.
"Aku memang menyayanginya dan selalu mengalah demi dia, tapi itu dulu. Dan kali ini tidak akan kubiarkan dia mengambil sesuatu dariku dengan mudah!" tegas Reza lalu pergi dari rumah ibunya.
"Reza... Reza... Kamu mau ke mana?" Namun, teriakan Bu Haryani tidak digubris oleh Reza. Pria itu tetap melangkah pergi membawa luka di hatinya.
masih mending Sean berduit, lha Farhan?? modal kolorijo 🤢
Siapa yg telpon, ibunya Farhan, Rinjani atau wanita lain lagi ?
Awas aja kalau salah lagi nih/Facepalm/
maap ya ibuu🙈🙈
Rinjani....kamu itu hanya dimanfaatkan Farhan. membuang Reza demi Farhan dan ternyata Farhan sudah mencari mangsa yang lain😂