NovelToon NovelToon
Kebangkitan Zahira

Kebangkitan Zahira

Status: tamat
Genre:Wanita Karir / Pelakor jahat / Cinta Lansia / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

pernikahan selama 20 tahun ternyata hanya jadi persimpangan
hendro ternyata lebih memilih Ratna cinta masa lalunya
parahnya Ratna di dukung oleh rini ibu nya hendro serta angga dan anggi anak mereka ikut mendukung perceraian hendro dan Zahira
Zahira wanita cerdas banyak akal,
tapi dia taat sama suami
setelah lihat hendro selingkuh
maka hendro sudah menetapkan lawan yang salah
mari kita saksikan kebangkitan Zahira
dan kebangkrutan hendro

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KZ 32

Dengan bantuan Adit, akhirnya Zahira mampu berkomunikasi langsung dengan para penggemarnya. Dulu, ia membalas mereka lewat surat yang lambat dan terbatas, tapi kini semua bisa dilakukan lewat aplikasi menulis.

"Dunia semakin maju, rupanya," ucap Zahira pelan, seolah dirinya baru saja dilahirkan kembali setelah dua puluh tahun hidup dalam kepalsuan.

Adit tak hanya mengajarinya cara menjawab komentar dan menyapa pembaca, tetapi juga membantu menjelaskan cara menghadapi tawaran kontrak dari berbagai agen perfilman. Beberapa perusahaan film mulai melirik novelnya untuk dijadikan film pendek, ada yang dari stasiun televisi yang tertarik menjadikannya sinetron, dan bahkan beberapa platform streaming ingin mengadaptasinya menjadi serial. Nilai kontraknya? Ratusan juta rupiah.

"Rasanya seperti mimpi, mendapat uang dua ratus juta dalam waktu kurang dari sebulan," gumam Zahira sambil menatap layar ponselnya yang terus bergetar oleh notifikasi.

Malam itu, Zahira hanya menyelesaikan satu bab. Bukan karena kelelahan, tapi karena ia lebih banyak menghabiskan waktu membalas komentar para penggemarnya. Dan karena hatinya sedang diliputi kegembiraan, Zahira tak mempermasalahkan penurunan kuantitas. Biasanya ia menulis lima bab setiap malam—malam ini cukup satu.

Zahira tidur dengan tenang. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia merasa benar-benar hidup.

..

Waktu terus berlalu, tanpa terasa hari telah berganti.

Di ruangan kerjanya yang sempit dan berantakan, Romlah duduk gelisah. Tangannya mengetuk-ngetuk meja dengan pensil, ekspresi wajahnya terlihat kusut. Tidak ada lagi Rina di sana—perantara andalannya yang dulu selalu menjadi jembatan antara dirinya dan para penadah baju curian dari konveksi.

“Siapa sekarang yang bisa aku korbankan?” gumam Romlah sambil menatap kosong ke arah pintu yang tertutup.

Penadah yang baru ini berbeda. Mereka terlalu ambisius, terlalu licik.

“Mana ada baju ilegal dibeli tiga kali lipat dari harga aslinya... jelas mereka punya maksud lain.” gumamnya lagi, alisnya mengernyit.

Romlah mencurigai bahwa perusahaan itu tidak hanya ingin membeli barang curian. Mereka ingin lebih—ingin mencuri desain, mencuri produksi, lalu membuat ulang pakaian yang sama, dan memasarkan di bawah merek mereka sendiri.

“Mereka akan mencuri start dari konveksi ini... lalu mengaku-ngaku sebagai pencipta modelnya.” pikir Romlah. Ketakutan dan ambisi bertarung dalam pikirannya.

Ini terlalu berbahaya. Seharusnya Rina yang menjalankan, tapi sekarang... siapa?

Ia terdiam sejenak, lalu seulas senyum muncul di wajahnya.

“Zahira...” bisiknya lirih.

Senyumnya melebar menjadi seringai penuh siasat.

“Ya, ini jebakan yang sempurna untuk Zahira. Kalau berhasil, aku bisa dapat puluhan juta. Kalau gagal... tinggal aku lempar semua kesalahan ke dia.”

Romlah tertawa pelan. Di matanya, rencana itu nyaris tanpa celah. Semua arah menguntungkan dirinya—seperti biasa.

..

Zahira sedang menggosok baju ketika salah satu staf Romlah memanggilnya. Ia menoleh, ragu-ragu.

Sejujurnya, Zahira enggan. Tapi ia tahu, saat ini bukan waktunya untuk menolak. Uang hasil menulis novel barunya baru akan cair dalam satu minggu ke depan. Jika dipecat sekarang, ia akan kesulitan untuk sekadar membeli makan dalam beberapa hari ke depan.

Romlah menyerahkan sebuah kardus yang dibungkus rapi.

“Zahira, tolong antarkan barang ini ke alamat yang tertera sekarang juga,” ucap Romlah datar tanpa memandangnya.

Zahira menerima kardus itu dengan alis berkerut.

“Apa ini?” tanyanya hati-hati.

Romlah hanya terkekeh pendek.

“Jangan banyak tanya. Tenang saja, itu bukan narkoba atau barang terlarang lainnya.”

Zahira makin curiga.

“Tapi ini bukan bagian tugasku, Bu. Saya di bagian produksi, bukan pengiriman…”

Romlah kini menatapnya tajam.

“Kamu mau antar atau tidak? Kalau tidak, silakan kamu berhenti kerja sekarang juga. Dan asal kamu tahu, aku tidak akan menghitung seluruh pekerjaanmu minggu ini kalau kamu menolak.”

Zahira menarik napas panjang. Ia tahu ini tidak benar, tapi tidak ada pilihan. Lagipula, Romlah sudah bilang itu bukan barang terlarang.

“Baiklah kalau begitu,” jawabnya akhirnya.

Romlah menyerahkan catatan alamat sambil memberi peringatan tambahan.

“Ingat, jangan serahkan barang ini sebelum mereka membayar. Paham?”

Zahira memandangi kardus itu sekali lagi, firasatnya tidak enak.

“Mencurigakan sekali… Sepertinya barang ini bukan barang biasa,” gumamnya dalam hati.

“Sudah! Jangan banyak tanya. Cepat pergi! Kalau sudah dibayar, langsung kembali ke ruanganku!” tegas Romlah, hampir membentak.

Zahira hanya mengangguk.

“Oke,” jawabnya singkat, lalu melangkah pergi dengan hati waspada.

Zahira melangkah keluar dari pabrik sambil menggendong kardus rapi yang baru saja diberikan oleh Bu Romlah. Hatinya masih tidak tenang, tapi wajahnya berusaha terlihat biasa saja. Udara sore mulai berhembus, membawa aroma debu bercampur asap kendaraan dari jalanan depan.

Saat melewati pangkalan ojek, matanya tak sengaja menangkap sosok Adit yang sedang duduk santai di atas motornya sambil memainkan ponsel.

"Ingin menikahiku, tapi kerjanya malas-malasan. Yang punya jabatan saja bisa selingkuh, apalagi kamu, hanya tukang ojek..." gumam Zahira dalam hati, kesal tapi tidak bisa menyangkal bahwa ada sedikit rasa penasaran pada sosok yang tak kenal lelah menunggu cintanya.

Ia memutuskan untuk naik angkot saja, tidak ingin berurusan dengan Adit yang akhir-akhir ini terasa terlalu dekat. Namun langkahnya terhenti ketika Adit tiba-tiba sudah berdiri di hadapannya, tersenyum dengan gaya santainya yang menyebalkan.

“Mau ke mana, sayang?” tanya Adit, membuat Zahira memutar matanya malas.

Zahira sedang tidak ingin bercanda. Ia masih kesal dengan keberanian Adit yang tiba-tiba melamarnya tanpa pembicaraan serius. Tapi setelah menarik napas panjang dan berpikir sejenak, akhirnya ia menjawab dengan jujur.

“Aku disuruh Bu Romlah mengantarkan barang ini,” ucapnya sambil menatap kardus di pelukannya.

Adit mengernyit. “Kamu tahu isinya apa?”

Zahira menggeleng pelan. “Enggak. Katanya bukan barang terlarang, tapi... rasanya aneh saja.”

Tanpa banyak bicara, Adit langsung menurunkan step motor untuk penumpang dan memberi isyarat.

“Ayo naik, aku antar.”

Zahira sempat ragu, namun akhirnya naik juga.

"Sepertinya... kalau ditemani Adit tidak buruk juga," pikirnya sambil tersenyum tipis dalam hati.

Mereka berdua meninggalkan area pabrik, motor Adit melaju pelan menembus keramaian jalan. Selama perjalanan, obrolan mereka berubah serius. Adit bertanya dengan nada tenang, Zahira menjawab dengan jujur tapi penuh keraguan. Sesekali Zahira mengerutkan kening, sesekali mengangguk pelan.

"Adit, kamu yakin dengan semua ini?" tanya Zahira lirih, nada suaranya ragu, nyaris bergetar.

Adit menoleh sekilas tanpa mengurangi fokusnya pada jalan. "Iya, aku yakin," jawabnya tenang.

Zahira memeluk kardus itu lebih erat. Hatinya tidak tenang.

"Tapi ini barang curian, Dit... Kalau aku tetap menyerahkannya, apa bedanya aku dengan pencuri?"

Adit menarik napas pelan. "Tenang, kamu kan cuma disuruh nganterin. Kamu enggak tahu isinya. Kamu bukan pelaku utama."

Zahira menggeleng lemah, pikirannya semakin kusut. “Tapi aku ikut terlibat, Dit. Rasanya hati aku enggak enak. Dari awal Romlah udah mencurigakan.”

Adit mengangguk, wajahnya mulai serius.

"Memang. Si Romlah itu pinter... pintar memanipulasi orang. Pantas aja gajinya kecil, tapi bisa pakai perhiasan mewah dan mobil bagus."

Zahira mendengus, setengah kesal, setengah menyesal. "Iya, sekarang masuk akal. Uang haram semua itu..."

Adit meliriknya sejenak sebelum kembali fokus.

"Begitulah, Zahira... Kalau maling dibekali sedikit ilmu, dia bukan cuma ambil barang. Dia akan cari celah... dan pelan-pelan menjatuhkan orang lain biar kelihatan bersih sendiri."

Zahira terdiam. Kata-kata Adit menampar logikanya. Ia sadar, kalau ia tetap mengantar kardus itu tanpa tahu isi dan maksudnya, bisa saja ia dijadikan kambing hitam

1
itin
kok lama lama flat ya 🫣
zahira terlalu mulus sekali perubahannya
dan ceritanya hanya disitu situ ajjah. maap. maap. maap
itin
apa begitu kali ya jalan cerita dunia perpolitikan uang dan jabatan. menggulingkan terbukti yang bersalah mengangkat naik jabatan bagi sekutunya yang kemudian nanti akhirnya justru terbukti sebagai pelaku/oknum kejahatan. pdahal ini masih tentang garment belum yang lahan basah tapi banyak sekali intriknya 😁😄
itin
angga anggi seumuran kan ya dgn senja dan kembarannya tp knp pendidikannya kayak lbh tinggi senja ya. anak magang status pendidikan sdh S1 atau setara kan ya sesgkan anggi msih anak kuliah ingusan
itin
kampung mana ini tempat tinggalnya zahira sekarang kok bodoh semua penduduknya. patutlah adit bilang kliniknya bisa tutup krn satu hasutan sekampung percayaan ternyata memang sesempit itu pola pikir sekampungnya zahira tinggal.
itin
padahal ada kata bijak "SEBURUK BURUKNYA INDUNG KANDUNGMU MENGASUH TAPI BILA MENDADAK DIDIKAN YANG BAIK DARI ORANG ORANG TERDEKAT YANG MENGASIHIMU SEDIKITNYA BISA PUNYA SISI BAIKNYA ITU ANAK ANAK BEDJATT" 😁🫣🥺
itin
wkwkwkwkwk betapa sang khalik maha pembolak balik keadaan
yang dengan setia menguji mental dan keimanannya zahira dan setelah zahira mulai mengambil sikap atas ujiannya beliau langsung membayar kontan kesetiaannya zahira dengan kehancuran tanpa jeda untuk hendro ibunya dan kedua anak perselingkuhannya 😄😄

saya suka
saya suka

seperti real kehidupan didunia yang fana ini
itin
bertahan sampai 20 tahun? moon maap itu jelas karena zahira lemah. lemah akan kata cinta dan pengabdian. sudah jelas dari 10thn pernikahan ada noda tapi justru bertahan. cuman mungkin kata kata yang tepat "MEMANG SUDAH WAKTUNYA KEWARASAN MENANG DARI KATA KEWAJIBAN"
malaikat juga paham lah saat mencatat dibuku dosa manusia 😄
itin
sianida zahira. sianidakan mereka atau minyak bensin. sieamkan bensin itu ke mereka. sudah ada kok yg melakukannya 🫣🥺. sakitnya jadi zahira masya ampun deh
itin
maap kalau kebiasaan saya setiap memulai baca novel baru pasti dari end nya dulu.
jadi maksudnya disini angga dan anggi ini anak twinsnya ratna ya sedangkan anak kandungnya zahira ditukar titip hendro ke orang lain. demi apa si hendro lakilaki bedjat ini coba.
bab awal yang sudah bikin candu 🥰
Sona Muchsin
dua kata..Ruarrrr Biasaasa
olra
semangat thor
Nur Bahagia
naif banget kamu zahra 😔 ayo sadarlah.. bangkitlah lawan mereka semuaaa
Ria Gazali Dapson
allhamdulillah , hendro berjodoh dg ratna , sama² penipu ulung , bentar lgi juga ratna dn hendro kena penyakit kelamin , ganti² pasangan, ank² hidupnya juga ancur²an 10 x masuk sel , masih ja zahira yg kau hina², hendro bodoh
Soraya
mampir thor
Erna Fkpg
mending tinggalin aja keluarga tonik kayak gitu
Mr T
👍
Yuliati Soemarlina
itu karena kamu hendro..terlalu memanjakan mereka..anak istri pada dmn...
Muffin: Hai sahabat pembaca!
Aku baru aja rilis cerita baru berjudul “Menjebak Cucu Presdir” ✨

Cleona hanya ingin menyelamatkan ibunya dari penyakit mematikan, tapi sebuah kesalahan membawanya ke kamar Batara, CEO muda yang dingin dan penuh rahasia. Kini, hidupnya terjerat antara bahaya, rahasia, dan perasaan yang tak pernah ia duga. Apakah ini awal kehancuran… atau takdir yang menunggu?

🔥 Jangan lupa mampir dan ikuti kisahnya yaa~
total 1 replies
Yuliati Soemarlina
kamu hendro seenak jidat..inget zahira hanya perlunya saja..nyesel deh sdh mengacuhkan..ini lg hendro tertarik dg pembantu baru
Yuliati Soemarlina
adit kan dr..kenapa gak kerja di rs ?
Dandelion
pantas anak2nya si zahira dan hendro pada durhakim ke ibunya...krn dikasih makan pakai uang haram 😁😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!