NovelToon NovelToon
Anak Haram Sang Penguasa

Anak Haram Sang Penguasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Anak Lelaki/Pria Miskin / Penyelamat
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Namanya Kevin. Di usianya yang baru menginjak angka 20 tahun, dia harus mendapati kenyataan buruk dari keluarganya sendiri. Kevin dibuang, hanya karena kesalahan yang sebenarnya tidak dia lakukan.

Di tengah kepergiannya, melepas rasa sakit hati dan kecewa, takdir mempertemukan Kevin dengan seorang pria yang merubahnya menjadi lelaki hebat dan berkuasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengejutkan

Waktu pun terus bergulir. Karena berada di rumah sakit, Kevin yang tidur di kursi tunggu terpaksa harus bangun di saat jam baru menunjuk angka lima lebih sedikit.

Entah semalam anak itu tidur pukul berapa, Kevin tidak terlalu memperhatikannya. Yang pasti Kevin agak kesal karena saat ini posisinya seperti terikat dengan pria yang dia tolong.

Setelah merasa lebih baik, Kevin pun bangkit dan masuk ke dalam ruangan, menemui pria yang saat ini sedang bergantung kepadanya.

"Anda sudah bangun?" tanya Kevin pada pria yang tersenyum saat melihat kedatangannya.

"Aku pikir, kamu sudah pergi, anak muda," ujar pria yang belum diketahui namanya itu.

"Saya tidak sekejam itu," jawab Kevin agak ketus dan anak muda itu kini duduk di kursi yang ada dekat brangkar. "Setelah ini, apa yang akan anda lakukan? Anda serius, tidak ingin memanggil keluarga untuk menjemput anda?"

Pria tua itu kembali mengulas senyum. "Kamu tidak perlu khawatir. Nanti setelah kamu mengantar aku pulang, aku akan mengganti semua uang yang aku pakai. Lebih baik kamu urus biaya rumah sakit aku sekarang, sekalian, tolong carikan baju ganti. Aku tidak mungkin kembali dengan pakaian seperti ini."

Seketika Kevin terperangah. Dari sorot matanya, anak muda itu cukup terkejut. Bisa-bisanya pria itu dengan entengnya memberi perintah kepadanya.

Namun, Kevin pun tidak bisa menolaknya. Dia segera bangkit dan meninggalkan pris itu tanpa mengeluarkan sepatah katapun meski hatinya menggerutu.

"Kamu bawa koper?" tanya pria tua berwajah bule, beberapa menit kemudian, setelah Kevin kembali begitu selesai melakukan pembayaran biaya rumah sakit.

"Yah, seperti yang anda lihat," jawab Kevin sambil membuka koper tersebut. "Untuk sementara anda mengenakan baju saya dulu. Masih terlalu pagi, saya males keluar," Kevin memilihkan baju yang lebih longgar termasuk celana kolor panjang.

Mau tidak mau pria itu setuju. Meski rasa penasaran muncul setelah melihat koper, pria itu memilih menahan diri untuk bertanya lebih lanjut. Setelah selang infusnya dilepas oleh perawat, pria itu segera ke kamar mandi untuk berganti pakaian.

"Biar saya saja yang bawa motor," ujar pria tua itu ketika dirinya dan Kevin sudah keluar dari rumah. Melihat Kevin datang setelah mengambil motor di tempat parkir, pria itu langsung mengatakan usulannya.

"Apa anda masih memiliki tenaga?" tanya Kevin ragu.

Pria itu tersenyum menyeringai. "Kamu tidak perlu meragukanku, sini," dengan percaya diri yang tinggi, pria itu langsung mengambil alih posisi Kevin. "Kalau aku yang di depan, kamu tidak perlu mengeluarkan banyak pertanyaan untuk menanyakan alamat rumahku."

Kevin tertegun untuk beberapa saat. Namun, setelah mencerna ucapan pria itu, Kevin memilih pasrah, karena apa yang dikatakan pria itu ada benarnya.

Tak butuh banyak perdebatan. Pria tua itu pun segera melajukan motornya setelah semua siap dan Kevin terpaksa memegang koper yang dia taruh di atas pangkuannya.

Sepanjang perjalanan, mereka berdua terlibat dalam obrolan ringan. Dilihat dari situasinya, justru pria tua itu lah yang sering melempar pertanyaan kepada Kevin.

Pria tua itu cukup penasaran dengan latar belakang anak muda di belakangnya. Apa lagi setelah pria itu tahu sedikit informasi dari Kevin, pria itu semakin bertanya-tanya dan menyimpulkan sesuatu pada pemuda itu.

Kevin pun memiliki rasa penasaran yang sama. Di sepanjang jalan, rasa penasaran Kevin terhadap pria yang dia tolong sempat memudar. Namun, rasa penasaran itu kembali menguat, kala motor yang dikemudikan pria itu memasuki kawasan yang sangat Kevin kenal.

"Tuan Hernandez," pekik seseorang kala menyaksikan kedatangan Kevin bersama pria tua itu. Seorang pria yang berdiri di pos jaga, langsung mendekat dan memberi hormat pada pria yang tadi disebut dengan nama Hernandez.

"Tuan Hernandez?" Kevin pun bertanya-tanya.

"Tuan Hernandez, anda darimana saja?" Pria berseragam itu malah terlihat panik. "Tuan Harvez sudah mengerahkan semua orang untuk mencari anda."

Pria bernama Hernandez lantas tersenyum. "Hubungi Harvez. Saya sudah pulang," ujar Hernandez nampak santai. "Saya mau masuk dulu, tolong buka gerbangnya."

"Baik, Tuan," pria berseragam itu langsung menjalankan perintah. Kevin sendiri masih terdiam meski dalam pikirannya banyak pertanyaan bermunculan.

Kevin terpukau dengan apa yang dia saksikan begitu motor yang dikendarai Hernandez melewati pintu gerbang. Di sana terdapat taman yang begitu luas serta bangunan yang sangat megah.

Dari apa yang dia saksikan saat ini, Kevin sontak menyadari, pria yang ada di hadapannya memang bukan orang sembarangan. Seketika otak Kevin pun bekerja keras, mencari informasi yang mungkin dia ketahui tentang pria bernama Hernandes itu.

Melihat kedatangan Hernandez, orang-orang yang bekerja di rumah itu langsung bergegas menemapati tempat penyambutan.

"Selamat pagi, Tuan besar," sapa salah satu pria yang langsung menghampiri Hernandez begitu motor yang dikendarai berhenti, tak jauh dari pintu utama bangunan megah.

"Mohon ampuni kami Tuan, semalam kami teledor dalam penjagaan. Kami benar-benar tidak menyadari..."

"Bicaranya nanti saja," Hernandez langsung memotong ucapan pria itu lalu matanya beralih menatap Kevin. "Kamu istirahat dulu di sini, ada sesuatu yang harus aku urus," titahnya, lalu dia kembali menatap anak buahnya. "Layani anak ini dengan baik. Antar dia ke kamar untuk istirahat dan siapkan makanan buat dia."

"Baik, Tuan," ucap sang anak buah.

"Nanti setelah urusan saya selesai, saya akan menemui kamu," ucap Hernandez pada pemuda yang menolongnya.

Kevin hanya mengangguk pelan. Anak itu masih terkejut dengan segala yang dia saksikan saat ini.

"Mari, Tuan, ikuti saya," ajak sang anak buah, begitu Hernandez meninggalkan Kevin. Anak muda itu mengangguk.

Ketika Kevin hendak melangkah, seorang pelayan wanita mendekati Kevin dan mengambil koper yang ada di tangannya.

"Kalau boleh tahu, siapa nama kamu, anak muda," jawab pria berbadan tegap di tengah langkah kaki mereka menuju sebuah kamar.

"Kevin, Tuan," jawab Kevin. Anak muda itu kembali dibuat terpakau begitu memasuki bangunan mewah.

"Kenapa kamu bisa bersama Tuan besar?" Pria berbadan tegap itu kembali bertanya.

"Kami tidak sengaja ketemu," jawab Kevin.

"Tidak sengaja ketemu?" Kening pria itu berkerut. "Kalian ketemu dimana?"

"Di tengah jalan, saya tidak sengaja melihat Tuan itu pingsan di dalam mobil."

Pria bertubuh kekar mengangguk pelan sebagai tanda kalau dia paham dengan jawaban Kevin.

"Syukurlah, Tuan besar selamat," sang anak buah nampak lega. "Semalam kami sudah mencarinya kemana-mana. Apa lagi mobil yang dikendarai Tuan besar, ditemukan dipinggir jurangm Kami cukup lega saat tidak ditemukan sosok satupun dalam mobil itu. Ternyata terbukti kalau Tuan besar selamat."

Kevin pun mengangguk pelan dengan segala rasa penasaran yang semakin bertambah tentang Hernandez.

Keduanya terus berbincang, sampai langkah mereka memasuku ruang yang menuju ke salah satu kamar.

Di saat langkah Kevin baru saja memasuki ruang tersebut, dia dikejutkan saat menatap sesuatu di sana.

1
Maria Mariati
lanjutt thorr
Yuliana Purnomo
pasti Kevin yg masuk kamar Mario dan menemukan hasil tes DNA
Was pray
hidup merasa nyaman dan aman jadi celah buat musuh untuk menjatuhkan
Was pray
perebutan harta dan tahta yg bukan haknya hanyalah fatamorgana, indah kelihatannya tapi keruh di dalamnya
muhammad ibnuarfan
sayang nya...orang terkaya...tapi kurang teliti...kurang hebat...lebih cekatan penjahat nya...🤦🤦🤦
Yuliana Purnomo
ya ampun kasiann yg pake mobil Hernandez,,,kena jebakan mereka
Yuliana Purnomo
fitnah aja teruuuus,, Argo kelakuan mu tukang fitnah
Yuliana Purnomo
makin dlm bahaya aja Kevin dan Nadira
Yuliana Purnomo
waduh tawuran jadinya Kevin cs
Yuliana Purnomo
ya ampun ternyata Kevin anka Mario,, bagaimana bisa siih??
Yuliana Purnomo
heemmmm pantesan dirgantara sebenci itu dgn Kevin
Yuliana Purnomo
penasaran dehh dgn Mario
Yuliana Purnomo
gak tau malu nyonya margita
Yuliana Purnomo
apa hubungan Paulina sm Lavia ya??? sahabat kah atau gimna
Yuliana Purnomo
bongkar aja biar kicep tuuuh Argo
Yuliana Purnomo
waah Kevin kadi incaran dong
Yuliana Purnomo
terlambat,,, ank nya sudah di coret dari KK dirgantara
Yuliana Purnomo
lanjuuuuttt
Yuliana Purnomo
Kevin siap siaplah,,kamu pasti akan dipersiapkan oleh Hernandez jadi pengusaha sukses
Yuliana Purnomo
bakalan seru,, ternyata dirgantara rivalnya Hernandez
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!