Syakira sabira dijodohkan untuk menikah dengan seorang lelaki bernama Husain Ghani oleh ibunya. Sebab persahabatan kedua orangtuanya yang akrab syakira menerimanya. Sementara Husain Ghani tidak suka pada syakira. Namun keduanya tetap dipaksa menikah demi mempererat persahabatan kedua orangtuanya juga sebagai balas budi ayah husain pada keluarga syakira.
-------
"syakira kamu ga boleh bobok di sini, pokoknya kamu bobok di bawah titik tanpa koma. kamu harus nurut",ucap husain sinis.
"kamu aja yang dibawah aku kan cewek masak dibawah huh",kesal syakira.
"okee."
Akankah pernikahan mereka harmonis ataukah mereka tidak tahan pada kelakuan satu sama lain? kepoin yukk ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pangesticass, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Dering ponsel husain berbunyi lagi. Kali ini panggilan masuk dari ibunya, bu yani. Bu yani khawatir kok sampai malam anaknya belum juga pulang. Jam di dinding sudah menunjukkan waktu 19.00 melewati magrib. Padahal biasanya kalau jam pulangnya husain sampai lewat magrib, husain mengabari. Tapi kali ini tidak, sepertinya husain sendiri sampai kelupaan sebab rasa hatinya yang diliputi gundah gelisah. Gelisah sebab telah menyakiti hati kekasihnya.
Melihat panggilan masuk itu husain hanya terdiam untuk beberapa saat. Dia sendiri merasa marah pada ibunya yang telah memaksanya untuk menikahi syakira. Padahal dirinya sudah memiliki seorang kekasih. Meski hanum beda agama namun husain sangat menyayanginya dan berharap dapat menikah dengannya. Hingga panggilan itu berulang sampai 3 kali. Dan untuk yang ketiga, husain mengangkatnya.
[ assalamualaikum nak, kamu dimana, tanya ibunya.
Husain lagi jelasin semuanya ke keluarganya hanum buk. Husain sudah jelasin ke hanum. Sekarang hanum marah dan menangis di kamarnya. Sementara husain hanya menunggu di ruang tengah, menunggu kedatangan mamah diana. Biar husain jelasin juga ke mamanya. Nanti kalau sudah selesai husain segera pulang kok buk, jelas husain berusaha sabar.
Yaudah nak, jelasin baik-baik ya nak. Maafin ibu nak, sadar bu yani yang telah memaksanya.
Tanpa mendebat titah ibunya, husain hanya menjawab, hmm.
Mendengar jawaban husain pun, bu yani merasa lega. husain makasih ya nak kamu selalu mengerti kondisi keluarga semoga pernikahanmu nanti sakinah mawadah dan wa rohmah, doa ibu yani dalan hatinya]
Dari kamarnya, hanum samar- samar mendengar telepon husain dengan ibunya yang sengaja husain loudspeaker supaya hanum mengerti jika ini semua permintaan ibunya. Bukan semata-mata keinginan husain.
Merasa iba dengan hubungan yang harus kandas tanpa belas kasih, hanum pun menghampiri belahan hatinya yang kini tengah menangis tersedu-sedu juga di ruang tengah itu. Dirinya mengambil sekotak tissue yang juga telah mengusap air matanya sejak tadi. Pelan ia membuka pintu untuk menghampiri husain.
Husain yang melihat sesosok hanum itu keluar kamarnya pun bergegas menghampirinya dan memeluknya.
"Maafin mas sayang. Ini bukan keinginan mas. Mas dipaksa num..hiksss",rintih husain dalam pelukan hanum.
Hanum juga memeluknya erat, menghamburkan diri bersama luka yang ia dera.Saking sakit dan sesaknya, hanum tak dapat bicara sepatah kata pun. Hanya lewat pelukan erat saja, ia bisa menjelaskan perasaannya pada husain. Perasaan yang masih sama. Masih sangat menyayanginya dan berharap menjadi sepasang pasangan halal di depan hadiratNya. Padahal tadi hanum sempat berpikir untuk mengalah demi dapat menikah dengan kekasihnya. Dia mengalah untuk menjadi seorang muslim sama seperti husain. Namun ternyata bukan itu yang husain maksud. Melainkan ia akan segera menikahi wanita pilihan ibunya. Tentu hal ini sangat menyakitkan untuknya. Takdir berkata lain untuknya.
"Mas tahu kamu masih sayang sama mas kan? Mas minta maaf. Tapi, mas minta maaf sekali lagi kali ini pertemuan terakhir kita dan ini pelukan terakhir mas. Maaf num..hikss..",tutur husain merintih.
Mendengar kata terakhir yang terucap jelas di bibir husain, hanum reflek melepas kotak tisue itu yang ia bawa sembari memeluk husain sedari tadi. Dia teramat kaget dengan kata itu. Rasanya seperti ditusuk sembilu. Hanum benar-benar dibuatnya membisu. Percuma saja bicara jika takdir tetap memisahkan. Ia semakin mempererat pelukan itu dengan deras air mata yang berlinangan di wajahnya. Sebagai pertanda sesak di hatinya yang mempersempit nafasnya hingga tersengal-sengal sebab kenyataan yang memedihkan.
Husain ingin mengusap air mata hanum yang mengalir deras. Dia pun melepas pelukan hanum. Namun, hanum enggan melepasnya. Dia semakin mengencangkan pelukan itu.
"Mas mau lihat wajahmu num. Mas ingin mengusap air mata mu sayang hikss...",pinta husain sembari merintih.
"Enggak perlu mas. Sekalipun kamu mengusapnya hatiku tetap terluka. Dan hanya bersamamu obatnya. Kamu sudah janji sama aku mas. Sekarang kamu ubah janji itu hikss",jelas hanum merintih tak kuasa pada kenyataan.yang terjadi.
"Mas minta maaf sayang, mas cuma dipaksa. Hiksss...Mas terpaksa menikah. Kalau mas tidak menuruti kemauan ibu, bisa saja usaha ayah ibu mas bangkrut. Sebab-- hikss...",jelas husain yang terjeda karena saking merasa lemas dan sesak yang ia rasakan karena kehidupannya sering bergantung pada keluarga syakira membuatnya tak bisa memilih jalan hidupnya sendiri.
"Berapa hutang mas sama keluarga syakira? Biar hanum bantu",balas hanum yang melihat celah untuk keduanya bersama.
"Bukan begitu sayang. Tapi..hikss...tapi semua yang mas gunakan setiap hari dari sejak kecil hingga mas dewasa semua berkat andil bapak ibu syakira. Ginjal ayah itu adalah ginjal ayah syakira. Usaha ayah adalah milik ayah syakira juga. Ini bukan masalah hutang uang sayang. Tapi hutang budi dan kepercayaan. Mas--- hikssss",ucap husain yang terhenti sebab rasa bersalah dan hina menghinggapi hatinya.
Mendengar kekasihnya pasrah pada keadaan, niat hanum ikut menurun pasrah. Semula ia masih terpikir ada celah untuk bersama. Masih ada setetes semangat untuk bersama. Namun mendengar kepasrahan kekasihnya, ia ikut pasrah jua. Meski hatinya tak sekuat itu untuk menerima semuanya.
"Yaudah mas pulang saja gih. hikss ... Udah malam juga. Hiksss...Biar nanti hanum yang jelasin ke mama hanum. Mama memang kalau pulang selalu malam. Eheghhh hikss....Daripada ibu mas berpikir yang tidak- tidak sama mas dan hanum lebih baik mas pulang. ",balas hanum masih merintih tak terima.
"maafin mas sayang. Yaudah mas pulang ya. hiksss...",peluk husain sekali lagi.
"hikss..Iya sayang"
mampir juga di karyaku dong kak
1. ruang rahasia di kamar Tante feronica
2. mantanku naik pelaminan