Sagara devano Pradipta, pemuda 18 tahun yang hidup bergelimang harta hingga menjadikannya seorang ketua geng motor paling di segani, sikapnya yang dingin dan tak tersentuh siapa sangka akan luluh oleh seorang Bidadari tak bersayap yang tak sengaja menolongnya saat kecelakaan terjadi.
Mampukah Saga mempertahankan wanita itu saat ia tahu jika dirinya jauh dari kriteria yang di inginkan?
Atau justru Saga akan berjuang dan merubah dirinya menjadi lebih baik?
Yuk, ikuti kisah cucu Daddy Riko dan Mommy Ameera disini 😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 22
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Sepanjang perjalanan pulang senyum terus terukir di ujung bibir Sagara, ia bisa menebak sekaget apa wanita bercandar itu saat ia menggodanya tadi.
Dan itu membuat Papah, Daddy dan Mommy nya bingung sendiri dengan tingkah Sagara yang aneh tersebut.
"Kamu kenapa?" tanya Papah Zico yang akhirnya tak kuat menahan rasa penasaran.
"Gak apa-apa, Pah." Zico yang masih merasa jauh dengan Papahnya tentu tak akan mudah untuk jujur.
"Kok senyum senyum gitu? ada yang membuatmu bahagia, hem?" timpal Daddy yang sama ingin tahunya.
"Bahagia? mungkin!"
Dan jawaban Sagara nyatanya membuat tiga orang di dalam mobil saling melepar tanya satu sama lain lewat tatapan mata.
Tapi, tak ada yang bertanya lebih lanjut sebab Sagara sepertinya enggan bercerita apapun, bagi keluarga sudah melihatnya seperti ini saja itu sudah membahagiakan, akan butuh waktu membuat pemuda tampan itu kembali nyaman seperti dulu.
Obrolan pun berlanjut tapi hanya Papah Zico dan Daddy Ricko saja untuk mengusir rasa jenuh selama perjalanan mereka terlebih Mommy Ameera justru malah tertidur di pelukan suaminya padahal biasanya wanita itu yang paling berisik dan belum lagi akan banyak maunya jika sedang di jalan.
"Eh.. eh.. kamu mau kemana, Saga?" tanya Papah Zico panik sambil menoleh ke belakang.
"Ya ampun kelewat, maaf," jawab Sagara tak kalah panik saat ia sadar jika kediaman Pradipta ia lewati begitu saja.
Jeweran di telinga pemuda itu pun langsung terasa dari tangan Mommy yang ternyata sudah bangun, ia sengaja di bangunkan saat sudah dekat rumah tapi nyatanya malah terlewat begitu saja tanpa sadar.
"Ngelamun terus sih!" omel Sang mantan Duda.
Sagara yang merasa salah dan tentunya malu hanya bisa tersenyum kecil sambil terus mengusap telinganya yang pasti kini sudah merah karna ulah Nyonya besar Pradipta.
"Kamu gak turun? mau kemana lagi?" tanya Papa Zico saat putranya tak juga keluar dari dalam mobil.
"Mau ketemu Uncle Bumi sebentar, kalau gak pulang berarti aku nginep disana," jawab Sagara.
"Yakin? gak bohong sama Papah?"
"Iya, Papah telepon aja Uncle Bumi nanti." Sagara langsung menaikan kaca mobil lalu melanjutkan perjalanan ke kediaman Rahardian.
.
.
.
Sampai di bangunan mewah yang ia tuju, Sagara tentu langsung mencari sosok yang selama ini selalu membuat ia tenang jika sudah di nasehati tak seperti Uncle Air yang tak pernah memberi jalan keluar yang baik dan benar, begitu pula dengan Aunty Cahaya yang bisanya hanya mengomel panjang kali lebar tanpa solusi yang ujung-ujungnya pasti memintanya untuk jadi supir ke pusat perbelanjaan dengan alasan mengobati rasa Stressnya.
"Saga, ada apa? tumben kemari," tanya Uncle Bumi saat ia datang menghampiri keponakannya itu di ruang tengah sebab biasanya mereka bertemu di rumah utama.
"Sengaja kesini, lagi mau nanya sama Uncle." Sagara yang tak pernah basa basi memang selalu memberitahu niat hatinya.
"Tanya tentang apa?" Putra kedua Sang Gajah sampai mengernyitkan dahi, jangan sampai pemuda itu bertanya tentang tugas sekolahnya.
"Memang benar ya, kita bisa nikung jodoh di Sepertiga malam?"
"Maksudmu? kamu sedang menginginkan seseorang?" tanya balik Uncle Bumi yang di jawab anggukan kepala pelan namun pasti.
"Siapa?"
"Wanita yang menolongku saat aku kecelakaan di kota B, aku ingin dia," jawab Sagara dengan perasaan menggebu-gebu karna apa yang jadi incarannya tengah si kejar juga oleh orang lain.
"Kamu serius? lulus SMA saja belum," ledek Uncle Bumi yang terkekeh.
"Jangan remehkan usiaku, tapi lihat niatku," balasnya kesal dan itu membuat Uncle Bumi tertawa.
"Ayolah, aku bingung, Uncle."
"Kenapa? ayo ceritakan dulu pelan-pelan," pinta pria itu.
Sagara pun langsung membenarkan posisi duduknya, ia mulai terbuka dengan perasaannya pada Aisyah termasuk tentang gadis itu yang selama ini dekat dengan seseorang menurut Olla, tapi semua tak dibantah dan tak juga dibenarkan oleh Aisyah yang membuat Sagara kini pusing sendiri.
"Aku tak ingin kalah sebelum bertarung, apapun yang terjadi dia harus jadi milikku bukan miliknya," tegas Sagara meyakinkan diri sendiri jika ia percaya mampu untuk bersaing dengan pria manapun.
.
.
.
Sudah lah, kamu tak perlu Insecure perihal jodoh jika dia memang ditakdirkan untukmu, mau kamu diam saja pun tetap kamu yang akan mendapatkannya...
Bnyk faktor lain Dan agam lah calon imam yg memenuhi
Di kata in anak kecil
Buju buneng, beberan maharnya segitu?
Top maroktop sagara
Bukan pakaian hitam yg kesannya krg sreg di lihat..
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Aku juga mencintaimu Aisyah istri'Ku 😍😍😍😍
tembulu nie yeee...
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣