Anna tanpa sengaja menghabiskan malam panas dengan mantan suaminya, Liam. Akibat pil pe-rang-sang membuatnya menghabiskan malam bersama dengan Liam setelah satu tahun mereka bercerai. Anna menganggap jika semua hanya kecelakaan saja begitu pula Liam mencoba menganggap hal yang sama.
Tapi, semua itu hilang disaat mendapati fakta jika Anna hamil setelah satu bulan berlalu. Liam sangat yakin jika anak yang dikandung oleh Anna adalah darah dagingnya. Hingga memaksa untuk menanggung jawabi benih tersebut meskipun Anna sendiri enggan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
Tubuh pria yang memegang erat tangan Anna langsung Liam singkirkan. Memberikan pukulan yang cukup keras kepada pria mesum memanfaatkan keadaan yang menimpa Anna.
"Jangan sentuh, Anna! Pergilah, jangan sampai aku mematahkan tubuhnya menjadi bagian-bagian kecil!" Teriak Liam, persetan dengan semua orang yang menatapnya aneh.
Anna yang sudah dikuasai oleh ketidaksadaran hanya terduduk di rerumputan. Merasakan tubuhnya yang terasa gatal, bahkan tidak sadar akan keributan apa yang telah terjadi. Anna terus terbatuk dan mengeluh gerah kepada bayangannya sendiri.
"Nora, tubuhku panas sekali rasanya.." Anna tidak kuasa menahannya lagi, ia berusaha bangkit dengan berpegangan pada salah satu bangku.
Pria yang ingin menyentuh Anna tadi berlalu pergi karena ketakutan akan kemarahan Liam. Berlari pergi sejauh-jauhnya meskipun semua orang terus memperhatikannya, disaat itulah Liam melirik kearah Anna. Ia terkejut karena Anna sudah memasuki Villa, langsung ia mengejar wanita cantik yang telah dikuasai alkohol itu.
"Anna!" Rasanya Liam geram sekali, ia tidak menyangka kehidupan Anna telah menjadi liar seperti ini.
Pandangan mata tajam Liam menyeluruh ruangan Villa mencari keberadaan Anna. Ia melihat dari kejauhan sana Anna memasuki sebuah ruangan dibawah anak tangga, Liam langsung berlari menuju kearah yang sama. Tidak memikirkan apapun, Liam hanya ingin bertanya kenapa kehidupan Anna sekacau ini sekarang.
Tepat disaat Anna mau masuk kedalam ruangan tersebut sudah di serobot dulu oleh Liam. Menutup pintu sekuat tenaga lalu mendorong tubuh Anna hingga sedikit terbentur. Kedua tangan Liam memenjarakan Anna agar tidak bisa kemanapun, menatap Anna sangat tajam. Sialnya wanita yang telah membuat kehidupan Liam sangat kacau selama satu tahun tetap bisa baik-baik saja.
"Kau se bahagia ini bercerai dariku, An?" Tanya Liam dengan suara yang sangat dalam, tatapan matanya tidak kedip sedikitpun kepada Anna.
Kepala Anna terasa berat sekali, ia sadar jika dihadapannya ini adalah Liam mantan suaminya sendiri. Orang yang paling Anna benci karena tidak bisa membela dirinya dihadapan mertua yang anarkis. Tapi, seakan Anna sudah bodoamat akan semuanya. Selama satu tahun ia juga menderita dengan caranya sendiri, tidak harus memamerkan apa yang telah terjadi dalam hidupnya bukan.
"Aku... aku sangat bahagia bercerai darimu, Liam. Lihat, dari segi mana kau lihat jika aku menderita selama ini?" Serang Anna balik, ia tersenyum sinis kepada pria yang memenjara tubuhnya tersebut.
Tangan Anna memegang wajah tampan Liam, ketampanan yang telah membuat Anna jatuh cinta dulunya. Hingga Anna lupa akan kedudukan dirinya yang sebenarnya, dengan penuh percaya diri merasa jika pantas bersama dengan Liam. Pada nyatanya sebesar apapun cinta yang dimiliki oleh Liam tidak akan merubah fakta besar. Yaitu miskinnya, Anna.
"Apa kau memang sangat menderita, Tuan Liam? Bagaimana kalau kita membuktikan soal permainan ranjangmu malam ini?"
"Apa maksudmu, An?!" Liam benar-benar terbawa emosi sekarang. "Kau jangan main-main padaku! Pengkhianatan mu itu cukup jahat, An.. sadarlah!" Teriak Liam tepat diwajah cantik Anna yang tertawa kecil.
Anna menarik kerah kemeja Liam hingga tidak ada jarak sedikitpun diantara mereka. Ia mengecup pipi Liam sedikit lama, anehnya Liam tidak marah sedikitpun malah tetap diam membeku.
"Buktikan permainan ranjangmu sekarang, Tuan Liam.." Pinta Anna, ia tertawa disaat melihat Liam menatapnya penuh permusuhan.
"Damn! Pil sialan itu telah membuatmu menjadi liar seperti ini, An.. atau memang pada dasarnya kau sudah liar sekarang!" Liam mendorong tubuh Anna untuk berubah posisi, dengan sangat mudahnya Liam menggendong tubuh Anna hingga mojok didinding.
Anna memakai dress selutut, saling bertukar saliva Liam sibuk menaikan dress yang Anna kenakan hingga paha mulus itu terlihat. Suara kissing memenuhi area ruangan gudang tersebut, sama-sama terbawa suasana. Hanya Anna yang mengikuti efek pil tersebut sementara Liam memang menumpahkan kerinduan.
Liam menghisap bibir Anna seolah ingin memakannya sampai habis, meremas dua boba yang Anna miliki Sekuat-kuatnya. Hingga Anna sendiri terus mengeluarkan suara kenikmatan, ia tidak mampu berkata-kata lagi karna ingin segera mendapatkan hal yang lebih dari hanya sekedar sentuhan biasa.
"Anna, aku akan membuktikan sekarang.. bahwa kau masih bernapsu padaku!" Liam meletakkan Anna dimeja, membuka kakinya lebar-lebar hingga Anna sendiri mundur perlahan dengan kedua tangan sebagai penopang.
Meskipun masih memakai pakaian penuh tapi Anna terlihat menggoda sekali dimata Liam. Sebelum Liam memulai lagi, ia menyempatkan memegang wajah cantik Anna yang sangat ia rindukan selama satu tahun.
"Mengapa saat bersamaku dulu kau tidak pernah menampilkan sisi ini, An?" Tanya Liam, jujur sebenarnya sangat terdengar menyakitkan.
Anna tidak menjawab, pil itu telah menguasai seluruh tubuhnya. Ia membuka celana dalamnya sendiri, menarik tangan Liam untuk segera menyentuhnya. "Jangan banyak bicara lagi, cepat sentuh aku!"
Hati Liam sangat sakit dengan semua ini, tapi semua sudah terlanjur masuk dalam permainan. Liam menarik kedua kaki Anna memaksa untuk terbuka lebih lebar lagi, ia melahap liang tersebut dengan lidahnya terkadang melakukan jilatan selayaknya tengah memakan eskrim. Sampai Anna terus bergerak kesana-kemari, ia seakan mau gila dengan gerakan lidah Liam dibawah sana.
Suara desahan Anna menggema, bahkan disaat melakukan hubungan suami istri dulu tidak pernah sama sekali Anna menunjukkan sisi itu pada Liam. Disaat Anna mendapatkan pelepasan pertama, Liam tersenyum puas karna ekspresi Anna seakan membuktikan semuanya.
"Kau tahu, An.. selama satu tahun aku tidak pernah menyentuh wanita mana pun, mungkin malam ini kau tidak aku lepaskan sedikit saja." Ucap Liam, menarik kaki Anna untuk memposisikan junior miliknya diposisi yang tepat. "Kau tidak akan bisa berjalan besok pagi.."
JLEB
Anna melenguh sembari kepalanya mendongak milik Liam masuk sepenuhnya rasanya sangat luar biasa melebihi apapun.
"Masih sama.. rasa ini masih sama, An.." Erang Liam sembari mulai bergerak perlahan maju mundur.
Awalnya pergerakan biasa saja yang Liam lakukan, hingga lama-lama menjadi sedikit cepat dan membuat Anna terus mendesah kencang.
"Ahhh... lebih cepat, ahhh..." Anna tidak kuasa lagi, ia menatap Liam yang juga sama menatapnya.
Wajah kenikmatan Anna sangat candu bagi Liam, ia mengangkat tubuh Anna untuk posisi berdiri. Anna dalam posisi membelakangi lalu Liam memasuki Anna dari belakang, mulai bergerak maju mundur sambil membawa wajah Anna untuk menatapnya.
"Ohhh... ahhhh... dalam sekali, ahhh.." Rintihan Anna sangat candu, apa lagi ekspresi itu.
"Sialnya aku tidak akan bisa menikmati ekspresi ini selamanya kalau bukan karna pil itu.. kau juga tidak akan sebinal ini, An.." Semakin cepat tubuh Liam berpacu hingga suara Anna semakin tidak terkendali.