🏆Sekuel Pewaris Dewa Naga🏆
Tujuh tahun setelah perang besar, kedamaian di Benua Feng hanyalah ilusi. Dunia di luar perbatasan telah jatuh ke tangan iblis, dan seorang pria asing muncul membawa rahasia besar. Dunia jauh lebih luas dari yang mereka kira, dan apa yang tersembunyi di balik kabut sejarah mulai terungkap—termasuk rahasia tentang asal-usul Liang Fei sendiri.
Siapa sebenarnya orang tuanya? Apa kaitannya dengan Pemimpin Sekte Demonic? Dan bisakah Zhiyuan, murid yang terjatuh dalam kegelapan, masih bisa diselamatkan?
Dengan persekutuan lama yang diuji, musuh baru yang lebih kuat, dan petunjuk yang mengarah ke dunia yang terkubur dalam sejarah, Liang Fei harus meninggalkan takhta dan melangkah ke medan pertempuran yang lebih besar dari sebelumnya.
Dunia telah berubah.
Dan perang yang sesungguhnya baru saja dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21 Ramalan Yang Menjadi Kenyataan: Lokasi Yang Ditemukan Oleh Iblis
Shi Yue menatap Liang Fei dengan ekspresi rumit. "Aku ingin membantumu menemukan jawaban tentang identitas orang tuamu, tapi aku sendiri tidak tahu banyak tentang orang-orang di Bangsa Lunaris," katanya pelan, suaranya mengandung penyesalan.
"Aku masih kecil saat para iblis pertama kali menyerang Benua ini sekitar tiga puluh tahun yang lalu."
Liang Fei tetap diam, menunggu kelanjutan penjelasannya.
Shi Yue menarik napas dalam sebelum melanjutkan, "Jika ada yang bisa memberikan jawaban tentang keluargamu, itu adalah para penatua Bangsa Lunaris. Salah satu penatua yang sekarang masih hidup adalah Penatua Xuang. Dia mungkin tahu tentang identitas orang tuamu… tapi saat ini, dia telah tertangkap oleh pasukan iblis Guingming."
Liang Fei menyipitkan mata. "Tertangkap?"
Shi Yue mengangguk, matanya dipenuhi rasa bersalah dan kesedihan. "Beberapa hari lalu, sebelum kami menemukan goa di balik air terjun ini, kelompok kami masih berjumlah sekitar tujuh puluh orang. Saat itulah lokasi kami ditemukan."
Suasana dalam tenda menjadi lebih berat. Shi Yue mengepalkan tangannya, menahan emosi yang mulai muncul di permukaan.
"Kami tidak siap. Mereka datang dengan jumlah yang jauh lebih besar. Banyak dari petarung kami tewas di tempat… tapi sebagian besar, termasuk Penatua Xuang, ditangkap oleh mereka."
Liang Fei menatapnya dalam diam, mencoba memahami situasi yang diceritakan Shi Yue. "Untuk apa Guingming menangkap mereka?" tanyanya pada akhirnya.
Shi Yue menunduk sejenak, matanya dipenuhi kesedihan yang mendalam. "Karena kami tidak hanya sekadar manusia biasa yang bisa dibunuh di mata mereka," katanya dengan suara getir. "Kami adalah aset berharga."
Liang Fei mengangkat alis. "Maksudmu?"
Shi Yue mengepalkan tangannya lebih erat. "Guingming memperbudak orang-orang kami. Mereka dipaksa untuk menciptakan teknologi dan artefak bagi Sekte Demonic."
Liang Fei akhirnya menyadari sesuatu. Ia selalu bertanya-tanya dari mana datangnya kekayaan Sekte Demonic. Sumber daya mereka tampak tidak terbatas, artefak yang mereka miliki sangat banyak... dan sekarang, jawabannya ada di hadapannya.
Mereka memanfaatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan penduduk benua Lingxu yang diperbudak.
"Jadi itu rahasianya…" gumamnya pelan, matanya berkilat tajam.
Shi Yue mengangguk pelan. "Itulah alasan mengapa kami terus diburu. Selama masih ada orang dari Bangsa Lunaris atau bahkan manusia dari Lingxu yang memiliki pengetahuan tinggi, mereka tidak akan membiarkan kami hidup bebas."
Hening sejenak.
Lalu, Liang Fei berdiri.
Shi Yue menatapnya dengan bingung lalu bertanya, "Kau mau ke mana?"
Liang Fei melangkah menuju pintu tenda, lalu berhenti sejenak sebelum menoleh ke arah Shi Yue. Matanya dingin, tetapi di balik itu ada sesuatu yang berbeda—sebuah tekad yang tak tergoyahkan.
"Aku akan membantumu membebaskan mereka," katanya, suaranya tegas.
Shi Yue membelalakkan mata. "Kau… benar-benar ingin melakukannya?"
Liang Fei mengangguk. "Aku juga ingin mengetahui siapa orang tuaku sebenarnya. Jika Penatua Xuang memiliki jawaban yang kucari, maka aku harus menyelamatkannya."
Shi Yue terdiam. Ada kehangatan aneh yang menjalar di hatinya, tetapi ia tak tahu bagaimana menanggapinya. Seseorang yang baru saja ia temui… tiba-tiba menawarkan bantuan dalam hal yang bahkan banyak dari kaumnya sendiri anggap mustahil.
Saat Liang Fei hendak keluar dari tenda, ia berhenti sekali lagi. Suaranya terdengar lebih dalam, lebih berwibawa.
"Dan satu hal lagi."
Shi Yue menatapnya, menunggu.
"Ramalan tentang kemunculan Pewaris Dewa Naga itu benar..." Liang Fei sedikit menoleh, menatap mata wanita yang kebingungan itu secara langsung. "Aku akan menjalankan tugas itu."
Shi Yue menahan napas. "Apa maksudmu…?"
Liang Fei tidak menjawab lebih lanjut. Ia hanya menatapnya sejenak sebelum berbalik dan melangkah keluar dari tenda.
Shi Yue masih terpaku di tempatnya, matanya melebar. Pikirannya berputar dengan cepat, mencoba memahami apa yang baru saja ia dengar.
Liang Fei adalah Pewaris Dewa Naga?
Jantungnya berdegup lebih kencang.
Jika itu benar… maka harapan yang hampir padam selama ini… mungkin bisa kembali menyala.
....
Liang Fei melangkah keluar dari tenda besar setelah cukup lama berbincang bersama Shi Yue, tubuhnya tetap tegap meskipun kepalanya dipenuhi berbagai pemikiran.
Udara dingin di dalam air terjun terasa menusuk, namun ia tetap tak terpengaruh. Matanya langsung tertuju pada Feng Xian yang sedang bermain dengan beberapa anak kecil.
Pria itu tertawa ringan saat seorang bocah menarik lengan bajunya, tampak menikmati momen kecil yang jarang didapatkan di tengah kehidupan yang penuh pelarian itu.
Liang Fei mengamatinya sekilas, sebelum tatapannya berubah tajam.
Tanpa menggerakkan kepalanya, ia mengaktifkan Mata Batin—teknik yang memungkinkannya merasakan keberadaan makhluk hidup dalam radius tertentu. Dan saat itu juga, ia merasakan mereka.
Iblis.
Bukan hanya satu atau dua, tetapi ada ratusan.
Mereka mengawasi dari beberapa titik di sekitar air terjun, mengendap-endap di balik bayangan pepohonan dan celah-celah batu. Jumlah mereka jauh lebih banyak dibanding serangan sebelumnya.
Liang Fei tetap tenang, tetapi pikirannya berputar cepat.
'Mereka datang lebih cepat dari yang kuduga...' pikirnya. 'Seharusnya mereka tidak akan menemukan tempat ini dalam waktu dekat. Lalu, bagaimana mereka bisa mengetahui lokasi ini?'
Liang Fei menoleh kembali ke arah Feng Xian. Pandangan mereka bertemu sebelum Feng Xian tersenyum kecil di sela-sela kegiatannya bermain dengan anak-anak.
"Cih," Liang Fei berdecak pelan. Tidak ingin membuang waktu lebih lama, ia langsung berjalan menuju pintu keluar gua, menuju tempat di mana air terjun mengalir deras dari ketinggian.
Begitu keluar dari goa di balik air terjun, Liang Fei menatap tajam ke dalam hutan yang terbentang di hadapannya.
"Aku tahu kalian ada di sana," suaranya menggema di antara deru air terjun yang menggelegar.
Hanya keheningan yang menjawab. Namun, Liang Fei tetap berdiri dengan tenang, kedua tangannya masih di sisinya, tetapi auranya perlahan meningkat.
Hawa dingin yang sebelumnya menyelimuti tempat itu mulai tergantikan oleh tekanan luar biasa yang memancar dari tubuhnya.
"Keluar," perintahnya, suaranya tegas dan penuh wibawa. "Atau aku yang akan menyeret kalian keluar."
Angin bertiup lebih kencang, membawa aura kegelapan yang semakin pekat.
Lalu, dari balik pepohonan, sekelibat bayangan mulai bermunculan.
Satu per satu, sosok iblis dengan mata merah menyala keluar dari tempat persembunyian mereka. Tubuh mereka kurus tetapi berotot, kulit mereka menghitam dengan pola merah yang bersinar samar.
Beberapa di antara mereka membawa senjata tajam berlapis racun, sementara yang lain hanya menunjukkan cakar dan taring mereka yang tajam.
Bayangan gelap menutupi wajahnya. Liang Fei melirik keatas bebatuan air terjun, disana juga sudah terlihat puluhan iblis yang bersiaga di posisi mereka.
"Berhati-hatilah, dia sudah membunuh kelompok kita sebelumnya." Suara seorang wanita terdengar.
Liang Fei mengalihkan pandanganya dan melihat sosok iblis wanita dengan pakaian minim dan ekor kalajengking berwarna merah di punggungnya. Sepasang tanduk mencuat dari kepalanya, dan matanya—berbeda dari yang lain—berwarna hijau seperti racun.
Iblis wanita itu menyeringai. "Aku tidak menyangka kau akan menyadari kehadiran kami secepat ini, manusia."
Liang Fei tidak segera menjawab, ia mengamati setiap pergerakan ratusan iblis di sekitarnya melalui mata batin miliknya terlebih dahulu.
Iblis wanita itu tertawa pelan. "Kau membuatnya mudah untuk kami. Kami datang untuk menangkap manusia yang bersembunyi di dalam sana… tetapi sekarang, kami mendapatkan sesuatu yang lebih berharga." Ia mengangkat dagunya sedikit. "Liang Fei, sang Kaisar Benua Feng."
Beberapa iblis lain mulai terkekeh mendengar kata-katanya.
Liang Fei sedikit menyeringai, matanya menyipit tajam. "Oh? Sepertinya kalian tahu keberadaanku di Benua ini dari seseorang..."
Dia melangkah maju, aura emas samar menyelimuti tubuhnya.
"Siapa?"