Queen Azura adalah seorang gadis tangguh dan tidak pernah takut pada apapun. tumbuh sebagai anak Yatin piatu membuatnya menjadi anak yang kuat. Azura juga merupakan gadis berhati dingin dan pendiam. Dia tidak terlalu suka berinteraksi dengan orang yang tidak dikenalnya terlebih jika orang itu tidak dia sukai. memiliki wajah sangar terkadang membuatnya ditakuti banyak orang, yah tentu saja Azura adalah mantan petinju wanita. dia selalu memenangkan kejuaraan tinju selama ini. Azura hanya memiliki 1 sahabat, sedangkan kekasih Azura tentu saja tidak memilikinya. dengan wajah menakutkan seperti itu memang siapa yang mau menjadi kekasihnya. Selama hidupnya Azura belum pernah merasakan yang namanya cinta dan dia juga tidak begitu tertarik dengan yang namanya cinta. Karena bagi Azura cinta hanya membuat seseorang menjadi lemah.
Bagaimana kisah Azura si perempuan tangguh yang tidak mengenal arti cinta, Justru bertransmigrasi ke tubuh seorang wanita yang selalu mengejar cinta suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nitaastri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Satu Minggu telah berlalu sejak hari dimana Sofia mengalami kecelakaan. Banyak hal yang terjadi pada dua keluarga itu.
Seperti Felix yang sering mengunjungi club malam hanya untuk menghibur dirinya.
Atau Reynard yang menjadi lebih gila kerja untuk mengusir rasa sedih yang terus berkecamuk di hatinya.
Sedangkan Alexander, Pria itu jauh lebih malang. Penampilannya saat ini bahkan tidak lagi menggambarkan penampilan seorang CEO Tapi lebih mirip gelandangan. Rambutnya sekarang sedikit lebih panjang dan tidak pernah di sisir. Pipi tirus dan kantung mata yang menghitam juga penampilannya yang selalu acak-acakan.
Alexander tidak pernah pulang kerumahnya, dia selalu duduk di samping tempat tidur Sofia sepanjang hari. Seperti halnya juga siang ini.
"Sayang, kamu kapan bangunnya sih. Aku kangen." lirih Alexander sambil menggenggam sebelah tangan Sofia.
"hiks hiks please bangun. kamu emang nggak kangen suami kamu ini, hm."
"hiks hiks kamu tau, bukan cuma aku yang kangen kamu, tapi anak kita juga. Kemarin dia nangis terus nyariin kamu."
"Sayang kamu emang..
"enggggg" ucapan Alexander terhenti saat mendengar lirihan Sofia. Dengan tergesa-gesa dia segera memanggil dokter.
Alexander sangat bahagia akhirnya setelah satu Minggu tidak sadarkan dirinya, Sofia akhirnya siuman juga. Akhirnya dia bisa melihat lagi mata biru laut itu. Mata yang selalu membuatnya terpesona saat menatapnya.
°°°°°°
Usai di periksa oleh dokter dan dinyatakan bahwa keadaan sofia sudah baik-baik saja akhirnya Alexander bisa bernapas dengan tenang. Dia juga sudah menghubungi seluruh keluarganya bahwa Sofia sudah siuman.
"Alex." panggil Sofia lirih
"hmm?" Alexander menatap Sofia penuh cinta, matanya mulai berkaca-kaca kembali.
"Jangan nangis" Lirih Sofia sambil mengusap pipi tirus Alexander. Sofia sedikit heran melihat penampilan Alexander yang jauh dari kata rapi.
"sayang, kenapa penampilan kamu kayak gembel gini?" tanya Sofia sedikit heran. Bagaimana tidak, penampilan Alexander seperti habis terkena badai, benar-benar berantakan.
"aku nggak tau." ucap Alexander lirih, di genggamnya tangan Sofia yang ada di pipinya.
Alexander kembali menangis, dia bahagia sofianya sudah kembali lagi padanya. Saat melihat keadaan Sofia kemarin membuat separuh jiwa Alexander seakan hilang entah kemana.
"Sayang kamu nggak tau gimana hancurnya aku waktu lihat kamu bersimbah darah waktu. hiks hiks hiks." ucap Alexander sambil menangis pilu memandang wajah cantik istrinya. Di mata Alexander ini, Sofia selalu yang terbaik dan yang tercantik.
"Aku hancur sayang, aku takut kamu bakal ninggalin aku. Aku khawatir, aku nyesel banget. andai saja aku temanin kamu ke mall pasti kecelakaan itu nggak akan terjadi. Aku ngerasa jadi suami yang gagal buat kamu, aku ngerasa nggak berguna. hiks" Karena tidak tega melihat suaminya yang terus menangis akhirnya Sofia memeluk Alexander dengan erat. Dia sesekali mengusap kepala suaminya itu dengan penuh cinta.
"Jadi gimana aku masih kepikiran sama penampilan aku kalau yang ada di pikiran aku seminggu ini hanya kamu. Aku nggak bisa hidup tanpa kamu." curhat Alexander. Sofia memilih diam saja dan hanya memeluk Alexander sebagai gantinya. Dia tidak tau harus mengatakan apa untuk menghibur suaminya ini.
"Anak mama" Isak Mama Karen yang langsung menghampiri Sofia dan menggeser Alexander. Mama Karen memeluk Sofia sambil terisak pilu. Akhirnya putri kesayangannya ini sadar dari komanya.
"Jangan pernah kayak gini lagi, kamu nggak boleh sakit-sakit kayak gini lagi. Mama nggak izinin, biar mama aja yang sakit. Mama.."
"ssstttt mam, please jangan nangis lagi ya. Hati Sofia sakit dengar mama nangis kayak gini. Sekarang Sofia udah nggak apa-apa kok, Sofia udah sehat sekarang. Maafin Sofia ya karena udah buat mama khawatir sama keadaan Sofia." ucap Sofia sambil tersenyum hangat pada semua keluarganya yang kini sudah berkumpul di ruang rawatnya.
"Ma Sofia baru aja siuman, jangan peluk anak kita terlalu erat kayak gitu nanti yang ada Sofia bakal sesak napas." omel papa Michael
"iya maafin mama ya sayang." ucap Mama Karen lalu melepaskan pelukannya dengan perasaan sedikit tidak rela. Karena dia masih sangat ingin memeluk putrinya itu tapi bagaimana lagi suami tercintanya itu nanti akan kembali mengomelinya.
"Mama jangan cemberut gitu dong, nanti makin tua loh. Dan tau nggak ma, kalau bibir mama di bikin manyun kayak gitu, mama jadi mirip banget sama bebek." ledek Raka. Anak itu memang entah mengapa sangat suka meledek ibunya sendiri.
"enak aja, kalau mama bebek berarti kamu juga bebek karena kamu itu anak mama." omel mama Karen sambil menjewer telinga Raka. Dia sebal sekali dengan anaknya yang satu ini, entah ngidam apa dia dulu sampai melahirkan anak yang modelnya seperti Raka ini.
"Aw aw ssttt sakit telinga Raka mama. Mama mau telinga Raka putus. Raka belum nikah loh ma, pacar juga belum punya. Kalau telinga Raka putus dan sisa sebelah nanti makin nggak ada yang mau nikah sama raka." Omel Raka, Rasanya telinga Raka panas sekali karena jeweran ibunya ini. Mama Karen memang sudah sangat profesional kalau untuk urusan menjewer telinga orang.
Semua keluarga Sofia satu persatu mulai menanyakan keadaan Sofia, mulai dari kakak-kakak Sofia, ayah Sofia, juga mertua Sofia.
Hingga tiba-tiba mereka di kagetkan dengan jeritan penuh kepanikan Sofia.
"Mama, ma kenapa kaki Sofia nggak bisa di gerakin ma. Kenapa dengan kaki Sofia ma,. kaki Sofia baik-baik aja kan?" tanya Sofia histeris. Mama Karen tidak mampu menjawab, begitu juga dengan semua orang dalam ruangan itu. Mereka semua diam memandang Sofia prihatin.
"ma kenapa diam aja, mas Alex kaki aku kenapa mas. kenapa kaki aku susah di gerakin. Aku bahkan nggak bisa rasain kaki aku sendiri." panik Sofia sambil menggoyangkan tangan Alexandre yang berdiri di sebelahnya.
"Papa panggil dokter dulu ok." ucap papa Michael langsung keluar memanggil dokter.
Setelah dokter memeriksa Sofia, seperti dugaan awal. Sofia mengalami kelumpuhan, bersyukur kelumpuhan Sofia hanya terjadi pada kakinya saja. Setidaknya itu masih jauh lebih baik.
"Sama seperti diagnosis kemarin, kaki anak bapak dan ibu saat ini mengalami kelumpuhan dan..
belum sempat dokter Adrian menjelaskan lebih detail, Sofia sudah histeris tidak terima dengan kondisinya itu.
"PERGI, PERGI SANA. JANGAN NGOMONG SEMBARANGAN KAMU. AKU NGGAK MUNGKIN CACAT." Bentak Sofia histeris. Dia terus mengusir dokter Adrian dari ruang rawatnya.
Akhirnya papa Michael menyuruh dokter Adrian untuk keluar dulu, karena saat ini kondisi mental putrinya sedang tidak baik-baik saja.
"hiks Papa aku nggak mau cacat papa, aku nggak mau hiks." tangis Sofia makin menjadi
"iya sayang, kamu yang tenang ok. Kamu bakal sembuh kok. Dokter bilang kalau kamu rajin terapi pasti kamu bisa jalan lagi. Promise." ucap papa Michael menghibur Sofia.
"aaaaaaaaaa hiks hiks papa aku nggak mau." histeris Sofia sambil memukul-mukul dada papa Michael.
"sssttt tenang ok, papa janji kamu bakal sembuh kayak dulu lagi." ujar papa Michael sambil mengusap kepala Sofia dengan sayang.
Alexander dan semua keluarga mereka juga ikut menangis melihat keadaan Sofia saat ini. Mereka tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi nanti jika ternyata kaki Sofia tidak bisa di sembuhkan. Sofia pasti akan semakin hancur. Kini mereka semua hanya berharap semoga kedua kaki Sofia bisa berjalan kembali seperti semula.
Tapi di tengah kesedihan mereka itu, tiba-tiba saja Sagara memasuki ruang rawat Sofia bersamaan dengan seorang perawat yang sedang membawa bayi Sofia. Karena tadi mama Karen meminta seorang perawat untuk menjemput sang cucu, karena mungkin saja dengan kehadiran sang cucu putrinya bisa sedikit jauh lebih tenang.
BERSAMBUNG
pusing aku