NovelToon NovelToon
TABUR PASIR

TABUR PASIR

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Iblis / Keluarga / Kutukan / Hantu / Tumbal
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Siswondo07

[TAMAT] Tiba-tiba 7 orang dari keluarga Handoko meninggal dunia selang dua hari sekali. Ketuju itu semua laki-laki dan dimakamkan berjejer dimakam keluarga.

Dewi salah satu anak perempuan dikeluarga Handoko, sangat teramat penasaran dengan kejadian ini. Semua keluarganya diam seribu bahasa, seolah-olah semua ini takdir Tuhan. Disitulah awal Dewi akan mencari tahu masalah demi masalah dikeluarga ini.

Ikuti terus kisahnya di Noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siswondo07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Reaksi Kalung Gelang

Selama berbulan-bulan lamanya reaksi Kalung yang dipakai oleh Jose belum juga menuai reaksi. Dewi setiap hari selalu memantau Jose dan melihat tingkah lakunya masih sama bengisnya. Malah sekarang kelakuannya tambah parah karena setiap menghubungi asistennya dikantor dengan nada marah-marah.

Dibalik ujung telepon itu terdengar percakapan penting dengan asisten kantornya. Jose baru saja berenang dan duduk dikursi santai pinggir kolam, raut mukannya benar-benar murka.

Dewi yang dibalik tembok dekat jendela kaca yang sedikit dibuka, mendengar beberapa percakapan yang isinya seperti ini.

"Saya tidak mau rencana ini gagal, Minggu depan harus mulai pondasi ditanah komplek itu." Ucap dengan nada geram.

"Baik Pak. Saya akan usahakan." Jawab dibalik telepon.

Lalu telepon itu mati. Saat itu Jose menatap lekat hamparan birunya warna air kolam renang dihadapannya.

Dewi baru selesai mendengarkan percakapan itu sontak kaget karena bunyi handphone. Panik, saat Jose mendengar suara itu dan menoleh kearah Dewi berdiri. Sontak Dewi melihat panggilan itu dari Pamannya dan mematikan panggilan telepon itu. Dewi lalu berjalan setenang mungkin agar tidak dicurigai oleh kakaknya, ia melangkah keluar rumah menunggu ke tempat Jose.

"Kamu? Itu tadi suara handphonemu." Tanya Jose yang masih duduk dikursi santainya.

Dewi mendekati disamping Jose dan menjawab. "Ia. Itu handphoneku, tadi bibi telepon mau anter kue kesukaan Mama." Senyum Dewi pada Jose. Dewi lalu duduk disamping Jose.

"Oh. Ngapain kamu kesini?" Tanya Jose sambil matanya memandang Kolam.

"Kangen sama Kakakku yang dulu. Kakaku yang kecil dan baik, tidak punya ambisi gila, punya pribadi yang tegas dan dermawan." Jawab Dewi yang menatap Jose dari belakang kepalanya.

Jose menoleh ke belakang, tepat arah muka Adiknya. "Aku masih seperti dulu. Aku tidak berubah." Jawab Jose yang masih mengira biasa saja pada dirinya.

Dewi lalu berdiri dari duduknya begitu saja. Lalu menatap lekat ke arah wajah Jose. Dewi memegang kedua tangan Kakaknya sambil berkata "Kau berubah Kak, kau bukan Jose yang ku kenal. Sadarlah." Dewi yang baru saja berkata seperti itu berubah sendu raut mukannya.

Jose juga menatap heran dengan tingkah laku Dewi. Jose tidak ada kata-kata lagi yang keluar dari mulutnya.

"Ya sudah. Aku mau kembali ke kamar Mama. Takut Mama butuh sesuatu." Senyum Dewi. Lalu berjalan pergi meninggalkan Jose.

Sepanjang perjalanan Dewi meninggalkan Jose, Jose menatap adiknya sampai melangkah hilang dari pandangannya. Lalu Jose kembali masuk ke dalam air kolam dan berenang.

Saat itulah sepanjang perjalanan Dewi merasa rindu dengan suasana rumah seperti dulu, berkumpul satu keluarga lengkap dan hangatnya keluarga. Dewi yang ingat dengan telepon dari Paman tadi mulai berhenti dari langkahnya, Dewi lalu mengeluarkan telepon untuk menghubungi balik nomor Paman. Agar pembicaraan aman Dewi menuju ke ruang kamarnya.

Didalam kamar Dewi berdiri didekat jendela yang tertutup gorden, ia menghubungi Paman. Diujung telepon itu terdengar BIP beberapa kali hingga suara Paman terdengar Halo.

"Paman? Ada apa tadi menghubungi nomor Dewi." Tanya Dewi sambil matanya menatap ke arah kolam dimana Jose masih berenang.

"Dewi ada satu hal yang tertinggal soal kalung itu. Jika kalung itu tidak berefek sama sekali maka Jose terpengaruh dengan sekte itu. Jika salah satu sekte menghubungi Jose melalui ponselnya maka Kakakmu akan terus terpengaruh dengan hipnotis mereka. Cara satu-satunya agar kalung itu berfungsi, kau harus memblokir nomor tidak dikenal pada ponsel Jose. Segera lakukan secepatnya sebelum tahun berikutnya pertemuan sekte itu berlangsung." Ucap panjang lebar Paman diujung telepon.

Dewi mendengar informasi itu lekas terkaget dan matanya sedikit melebar. Apakah dia bisa melakukan hal itu sementara nomor sandi handphone Jose tidak tahu. Dewi lekas menjawab Paman "Baik Paman. Secepatnya saya akan lakukan hal itu."

Saat itulah telepon antara Dewi dan Paman berakhir.

-

Dewi tak bisa mencuri Handphone Jose, tidak ada cara lainnya juga. Dewi lekas melangkah menuju kekamar Mama. Saat sudah masuk ke kamar Mama yang sedang berbaring sembari menonton berita online, lekas Dewi menghampiri Mama disampingnya.

"Dewi. Sudah makan belum Nak?" Mama menghentikan aktivitasnya dan menanyakan kebutuhan anaknya.

"Sudah Ma, tadi Mbok Iyem sudah masak." Jawab Dewi sambil memegang tangan Mama yang sudah hangat.

"Ada apa? Kalo kamu kayak gini pasti ada maunnya." Tebak Mama pada Dewi.

"Mama bisa bantu Dewi. Pasti Mama sudah tahu soal sekte itu menghubungi nomor Jose dan membuat Kakak tidak sadarkan diri dari otak warasnya. Ambil ponsel itu Ma buat blokir nomor tidak dikenal agar gelang pemberian Paman bisa mengembalikan kewarasan Jose." Ucap Dewi, matanya berkaca-kaca.

"Mama menyesal Dewi soal Papamu. Andai Mama dari dulu melakukan hal ini mungkin Papamu masih hidup seperti Pamanmu, masih waras. Demi keselamatan Jose Mama akan lakukan apapun. Biar ini menjadi urusan Mama, kalo nanti Handphone sudah Mama pegang, akan kukasih ke kamu." Ungkap Mama.

Dewi mendengar hal itu lekas matanya berbinar-binar dan memeluk Mama. Begitupun Mama memeluk dengan eratnya dan mengelus rambut anak gadisnya.

"Mama pergi dulu ke kolam untuk menemui Jose. Kamu tunggu disini." Ucap Mama yang kembali melepas pelukan.

"Tunggu Ma. Dewi lihat apakah Jose masih dikolam." Dewi beranjak berdiri dan menuju ke arah jendela. Jose nampak tak ada dan sudah menuju ke kamarnya.

"Ma, Jose sudah menuju ke kamarnya." Ucap Dewi.

"Baik. Mama ke kamarnya. Mama punya rencana untuk hal ini. Mama pergi dulu ya." Mama beranjak berdiri dan meninggalkan Dewi didalam kamarnya.

Disepanjang perjalanan Mama berusaha tenang menuju ke kamar Jose. Terdengar didepan pintu kamar Jose suara deburan air. Mama lekas mencoba membuka pintu dan ternyata pintu tidak terkunci, Mama lekas masuk kedalam kamar Jose.

Mama berjalan lirih, matanya menatap kesegala sudut kamar Jose untuk menemukan handphone. Mama akhirnya melihat Handphone Jose yang diletakkan diatas ranjang, dibawanya handphone itu oleh Mama. Begitu tenang Mama keluar dari kamar Jose, menutup pelan pintunya. Saat itulah Mama berhasil mengambilnya dan menuju ke kamarnya lagi.

Dewi merasa jantungnya berdetak kencang, bibirnya beberapa kali digigitnya sendiri. Wajahnya sedikit panik karena ulah Mama mengambil Handphone Jose. Seketika mendengar suara orang masuk, Dewi lekas menoleh kearah Mama. Dewi melihat Mama membawa ponsel Jose.

Mama menghampiri Dewi dan memberikan ponsel itu. "Ini Nak." Ucap Mama. Mama kini duduk sebelah Dewi ditepi ranjang.

Dewi lekas menerimanya dan mencoba menelusuri sandi handphone Jose. Saat sedang kebingungan Mama tiba-tiba menyeletuk kata.

"091209" Ucap Mama pada Dewi.

Dewi menoleh kearah Mama tanpa kata apapun.

"Tanggal dimana kalian makan pizza pertama kali." Ungkap Mama, lalu tersenyum kecil pada Dewi.

Dewi membalas dengan senyuman. Lalu mencoba dengan nomor itu dan berhasil terbuka Ponselnya. Saat itulah Dewi lekas memblokir nomor tidak dikenal dan mengaktifkan mode blokir otomatis nomor tak dikenal. Saat sudah selesai, Handphone Jose dikembalikan oleh Dewi kemakanrnya Jose.

Namun saat Dewi sudah berada didekat pintu masuk kamar Jose, Jose terlihat bingung mencari barang. Dewi melihat Jose kaget dan mencoba tenang dan berbohong soal Handphone itu.

"Kau mencari Handphonemu Kak?" Tanya Dewi.

"Ia. Padahal tadi aku bawa dari kolam." Jawab Jose.

"Nih tadi aku temuin dilantai bawah, jatuh saat kau jalan ke kamarmu." Ungkap Dewi. Dewi lekas mengulurkan tangan untuk memberikan Handphone pada Jose.

Jose menerimanya dan mengucapakan terima kasih. Lalu Jose kembali masuk ke kamarnya.

Dewi menghembuskan nafasnya tanda lega. Lalu Dewi kembali ke kamar Mama untuk menemaninya.

*

1
Ree Prasetya
cakep
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!