Yasmin Ningrum, gadis cantik berjilbab 22 tahun harus hidup tanpa kasih dari kedua orang tuanya akibat kecelakaan beberapa tahun lalu yang merenggut nyawa kedua orang tuanya.
Kini Yasmin tinggal bersama paman dan bibinya yang perhitungan sekali kepadanya.
Bahkan untuk biaya hidupnya Yasmin harus mencari sendiri dengan bekerja sebagai penjaga toko bunga.
Kehidupan Yasmin berubah, saat dirinya di pertemukan dengan sahabat lamanya waktu SMA. namun sayang, sikap sahabat laki-lakinya itu sedikit berbeda dari biasanya.
Namun takdir berkata lain, Yasmin di pertemukan sahabatnya dengan cara yang tidak terduga.
Dirinya digerebek warga saat sedang sama-sama berteduh dari hujan, di sebuah gubuk.
Pada hari itu juga, status Yasmin berubah menjadi istri sahabatnya.
Apakah pernikahan mereka akan bertahan layaknya pasangan yang saling mencintai?
Dan apa penyebab berubahnya sikap sahabatnya itu?
Ikuti kisahnya dalam cerita mereka, ya!
Jangan lupa tinggalkan jejak, like, komentar dan follow. 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 5
Alvino mengepalkan tangannya, saat melihat kekasihnya sedang memadu cinta dengan laki-laki lain.
Bahkan dengan mata kepalanya sendiri, alvino melihat melisa melakukan hal yang seharusnya dilakukan, oleh pasangan suami istri.
Alvino bertepuk tangan keras. "Bagus, melisa! Ternyata, begini sifat asli mu. Gue kira, lo wanita baik-baik." Alvino tersenyum sinis. "Mulai sekarang, diantara kita sudah tidak ada hubungan, apa-apa lagi. Kita putus!" sambungnya, penuh penekanan.
Melisa segera memakai selimut, untuk menutupi tubuh polosnya. dia pun berjalan menghampiri alvino, yang hendak akan pergi. "Sayang tunggu! Dengarkan, penjelasanku dulu!" seru melisa, gugup.
Alvino menatap tajam melisa, yang mendekatinya. "Jangan mendekat. Enggak ada yang, perlu lo jelaskan lagi. Semuanya sudah jelas. Mulai detik ini, jangan pernah temui gue lagi!" ucapnya penuh penekanan.
Melisa terdiam, melihat alvino yang terlihat begitu marah kepadanya. dia tidak menyangka, jika alvino akan secepat ini pulang ke Indonesia.
Kini tatapan alvino, beralih pada laki-laki bernama leo, yang terlihat santai saat dirinya tertangkap basah, sedang melakukan hal intim itu.
"Dan lo! Gue enggak nyangka, ternyata lo penghianat! Gue kira, lo teman gue yang baik! Tapi ternyata, gue salah... lo itu musuh dalam selimut!" bentak alvino marah.
Leo tersenyum miring. " Seharusnya, lo tanya sama cewek, lo. Siapa, yang penghianat?" serunya, dengan nada mengejek.
Alvino terdiam, ketika mendengar perkataan leo. dirinya pun menatap leo, dengan tatapan penuh tanya. "Apa maksud, lo?"
Leo pun memakai celananya dulu, kemudian menghampiri alvino. "Cewek lo, emang enggak pernah setia sama, lo! Dia itu pemain handal, Al. Dan lo harus tahu, jika sebelum pacaran sama lo, dia udah jadi pacar gue." Leo tersenyum mengejek, pada alvino yang terlihat terkejut dengan, kenyataan itu.
"Jangan dengarkan dia, sayang! Dia bohong! Apa yang, dia katakan tidak benar!" Melisa berusaha, meraih tangan Alvino.
"Jangan sentuh, gue! Gue jijik sama, lo!" Alvino menatap tajam melisa, yang terdiam membeku saat mendengar perkataannya. "Dengar baik-baik, mulai sekarang jangan pernah temui gue lagi!"
Setelah mengatakan hal itu, alvino pergi dari sana dengan perasaan yang bercampur aduk. dalam waktu sehari Alvino di kejutkan, dengan berbagai kejadian di luar dugaan.
Pertama, dia harus menikah dengan Yasmin yang tidak lain, adalah sahabatnya. kedua, sekarang dia di kejutkan, dengan kenyataan jika kekasih dan sahabatnya, mempunyai hubungan di belakangnya.
Alvino pun memutuskan untuk pergi ke club malam, sebagai pelampiasan kemarahannya.
Di kamar melisa, terlihat leo menghampirinya. " Bagaimana? Apa mau tetap bersamanya?" berbisik tepat di telinga melisa.
Tubuh melisa seketika meremang, saat telinganya di terpa sapuan nafas leo. hasratnya kembali muncul saat, leo dengan sengaja menggodanya.
"Aku, tidak peduli dengan alvino, sayang. Sekarang, aku sudah mempunyai kamu, yang punya segalanya. Jadi, biarkan alvino patah hati sendiri." Melisa mengusap dada bidang leo, yang menatapnya sayu.
"Apa kamu tidak akan menyesal, telah memilih ku. Sebab, aku tidak bisa yakin, jika aku bisa setia." balasnya, dengan nada beratnya.
Melisa tersenyum tipis, memeluk leo. "Aku tidak akan menyesal, sayang. Karena aku tahu, kamu hanya mencintai ku, kan?" tanyanya manja.
Leo, tidak menjawab pertanyaan melisa. dia justru menggendong tubuh melisa yang berbalut selimut, dan membaringkannya di ranjang.
Nafas keduanya memburu, melanjutkan aktifitas yang sempat tertunda karena kedatangan alvino
Leo tidak membenarkan, jika dirinya mencintai melisa. sebab saat ini, dirinya juga bingung dengan perasaannya sendiri. sebab dirinya lebih suka, bermain-main dengan wanita yang dia sukai, untuk sesaat.
Tanpa rasa bersalah sedikit pun, mereka pun melakukan hal yang di larangan agama sebab belum terikat pernikahan. Bagi mereka memuaskan satu sama lain, adalah hal wajar saat ini. meskipun hal yang mereka lakukan, sudah membuat hati seseorang terluka.
...****************...
Di club malam...
Alvino, memesan minuman beralkohol. dia tidak lagi memperdulikan larangan papahnya, agar tidak menyentuh minuman itu.
Baginya saat ini, dia ingin mencari ketenangan dengan menghabiskan minuman beralkohol, itu sepuasnya.
"Gue benci lo, melisa! Gue jijik sama, lo!" Alvino mulai meracau, saat efek dari minum beralkohol itu, mulai menguasai pikirannya.
"Gue cinta sama lo, Yasmin. Tapi kenapa lo, malah jalan sama dia! Kenapa, yas?"
Orang-orang menatap heran, pada alvino dengan menyebutkan dua nama wanita sekaligus. mereka pun berpikir, jika alvino sedang patah hati, karena di khianati kekasihnya.
Merasa sudah cukup dengan minumnya, alvino pun memutuskan untuk pulang dengan keadaan sempoyongan.
Dengan sedikit kesadaran, dia pun mengendarai motornya dengan kecepatan sedang.
...****************...
Pukul dua pagi, Yasmin terbangun dari tidurnya. dia pun segera mengambil wudhu, untuk melaksanakan sholat tahajud.
Setelah selesai melaksanakan sholat tahajud, Yasmin tidak lupa berdoa dan setelah itu berdzikir.
Di saat sudah selesai dengan sholatnya, Yasmin pun membereskan sajadahnya.
Tiba-tiba saja pintu apartemen terbuka, alvino pun masuk dengan jalan yang sempoyongan.
Yasmin yang terkejut pun, langsung menghampiri alvino. " Al, kamu kenapa?"tanyanya khawatir.
Alvino yang merasakan pusing pada kepalanya, hanya menatap tajam Yasmin. "Minggir lo!" bentaknya marah.
Yasmin seketika tersentak, mendengar bentak kan alvino. namun sekuat mungkin, Yasmin menahannya karena dia tahu, jika alvino saat ini sedang mabuk.
Alvino berjalan melewati Yasmin, begitu saja. meskipun dalam keadaan mabuk, tidak dapat menghilangkan rasa kecewanya, pada kejadian hari ini.
Alvino berjalan sempoyongan, bahkan sempat terjatuh.
"Al...!" pekik Yasmin, saat melihat alvino yang hampir tersungkur.
"Minggir lo! Jangan sentuh,gue!" Alvino dengan kasar, menghempaskan tangan Yasmin.
Yasmin tidak mendengarkan, perkataan Alvino. dia memilih membantunya, untuk naik ke lantai atas.
Alvino yang sudah tidak kuat dengan rasa pusingnya, memilih menerima apa yang Yasmin lakukan. sebab dia sudah sangat ingin, membaringkan tubuhnya.
Yasmin membuka pintu kamar alvino, kemudian masuk dengan memapahnya perlahan.
Dia pun membantu alvino, membaringkan tubuhnya. namun saat akan menyelimuti tubuh alvino dengan selimut, tiba-tiba saja kalung lointin Alvino tersangkut pada renda mukena Yasmin.
Kini tatapan mereka seketika bertemu. alvino menatap lekat wajah cantik Yasmin. seketika dia merasakan getaran aneh pada hatinya.
Begitu pun dengan Yasmin, yang sama-sama merasakan hal aneh pada dirinya. namun Yasmin seketika membenarkannya, sebab tidak mau terlalu lama, berdekatan dengan Alvino.
Bayangan masa lalu, tentang dirinya yang hampir di lecehkan kembali menghampiri pikirannya. saat dirinya berdekatan, dengan alvino seperti saat ini.
"Keluar, lo! Jangan ganggu gue lagi. Pergi!" Dengan kasar alvino mengusir Yasmin, yang tiba-tiba saja terlihat takut.
Jika saja alvino tahu, apa yang sedang Yasmin rasakan saat ini. mungkin dia akan berpikir dua kali, untuk mengusirnya dari kamarnya.
Yasmin pun memutuskan untuk pergi, dari kamar alvino. namun langkah Yasmin terhenti, saat melihat benda yang tidak asing baginya, tergeletak di lantai kamar alvino.
Yasmin pun, mengambilnya dan menatapnya. "Kamu masih menyimpannya, Al." gumamnya menatap benda, yang dulu pernah dia berikan pada Alvino.