Mungkin hal biasa kalo cewek cupu pacaran sama bad boy, namun kali ini kebalikanya gimana peran sicewe yang urak-urakan, suka balap liar, dan tidak mau diatur malah dia jatuh cinta dengan cowo cupu kutu buku yang anti sosial.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon prettyaze, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Baikan
Gara yang membaca pesan dari Sera merasa lega. Hatinya yang sejak tadi gelisah kini sedikit tenang. Ternyata, Sera masih ingin bertemu dengannya. Itu berarti masih ada harapan bagi hubungan mereka. Gara berjanji dalam hati, setelah ini dia tidak akan membuat Sera kecewa dan marah lagi.
Sementara itu, Sera sudah bersiap untuk pergi. Dia mengenakan dress cantik yang membuatnya terlihat anggun. Malam ini, dia memilih untuk menyetir sendiri, menikmati perjalanan sambil berpikir bagaimana ia akan berbicara dengan Gara nanti.
Di sisi lain, Gara sudah tiba lebih dulu di restoran. Dia mengenakan jas hitam yang membuatnya tampak lebih dewasa dan berwibawa. Sesekali, dia melirik jam di tangannya, tak sabar menunggu kedatangan Sera.
Tak lama kemudian, Sera masuk ke dalam restoran. Matanya langsung menangkap sosok Gara yang duduk di salah satu meja dengan tampilan yang begitu gagah. Sera tersenyum kecil, merasa sedikit gugup.
Gara yang melihat Sera datang langsung terpesona. Matanya tak bisa lepas dari gadis itu. Malam ini, Sera terlihat sangat cantik.
Sera berjalan mendekat, lalu berdiri di depan meja Gara. "Hai, udah lama nunggu?" tanyanya, membuka percakapan.
Gara tersenyum hangat. "Baru saja kok, Sera. Aku juga baru duduk."
Sera menarik kursinya dan duduk di hadapan Gara. "Syukurlah kalau begitu. Aku nggak suka bikin orang nunggu lama-lama."
Gara tertawa kecil. "Padahal dulu kamu sering banget bikin aku nunggu." godanya.
Sera meliriknya sekilas, lalu ikut tertawa. "Hehe, yaa... dulu aku suka iseng. Tapi kan sekarang beda."
Seorang pelayan datang membawa buku menu, dan mereka segera memilih makanan yang diinginkan. Setelah selesai memesan, suasana sempat hening sebentar sebelum Sera akhirnya membuka suara.
"Gara... aku minta maaf."
Gara menatap Sera dengan serius. "Minta maaf untuk apa?"
Sera menghela napas pelan. "Untuk semuanya. Aku sadar aku terlalu egois, terlalu keras kepala, dan aku malah bikin kamu ngerasa nggak dihargai. Aku nggak pengen hubungan kita berantakan cuma karena aku nggak bisa jaga perasaan kamu."
Gara terdiam sejenak, lalu menggenggam tangan Sera dengan lembut. "Aku juga minta maaf, Sera. Aku nggak seharusnya marah-marah tanpa denger penjelasan kamu dulu. Aku benar-benar merasa bersalah karena udah bikin kamu sedih."
Sera tersenyum kecil. "Jadi… kita sama-sama salah, ya?"
Gara mengangguk. "Iya. Tapi yang penting, kita mau perbaiki semuanya."
Sera mengeratkan genggamannya. "Aku janji, aku akan berubah. Aku akan berusaha jadi lebih baik buat kamu."
Gara tersenyum lembut. "Aku juga, Sera. Kita perbaiki hubungan ini sama-sama."
Tiba-tiba Gara teringat sesuatu, lalu menatap Sera dengan penasaran. "Tapi, aku masih penasaran satu hal."
Sera mengangkat alis. "Apa?"
"david itu siapa buat kamu?" Gara bertanya dengan nada santai, tapi ada sedikit ketegangan di matanya.
Sera tersenyum, lalu menggeleng pelan. "Dia sahabat kecil aku, Gara. Udah aku anggap kayak kakak sendiri."
Gara menghela napas lega. "Oh gitu… Aku sempat mikir yang aneh-aneh soalnya."
Sera terkekeh. "Ya ampun, Gara. Aku mana mungkin selingkuh dari kamu. Aku sayang banget sama kamu, tahu?"
Gara tersenyum puas. "Aku juga sayang banget sama kamu."
Tak lama kemudian, makanan mereka datang. Mereka pun menikmati makan malam dengan penuh kehangatan. Malam itu terasa begitu istimewa bagi keduanya. Setelah sekian lama terjebak dalam kesalahpahaman dan ego masing-masing, akhirnya mereka bisa saling mengerti dan memperbaiki semuanya.
Cinta memang tidak selalu mudah, tapi selama ada niat untuk memperbaiki, selalu ada jalan untuk kembali.