NovelToon NovelToon
Suamiku Calon Mertuaku

Suamiku Calon Mertuaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rodiah Karpiah

Ini kisah Riana , gadis muda yang memiliki kekasih bernama Nathan . Dan mereka sudah menjalin hubungan cukup lama , dan ingin melangkah ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan .
Namun kejadian tak terduga pun terjadi , Riana memelihat Nathan sedang bermesraan dengan teman masa kecilnya sendiri. Riana yang marah pun memutuskan untuk pergi ke salah satu klub yang ada di kotanya .Naasnya ada salah satu pengunjung yang tertarik hanya dengan melihat Riana dan memberikannya obat perangsang dalam minumannya .
Dan Riana yang tidak tahu apa-apa pun meminum minuman itu dan membuatnya hilang kendali atas tubuhnya. Dan saat laki - laki tadi yang memasukan obat akan beraksi , tiba-tiba ada seorang pria dewasa yang menolongnya. Namun sayangnya obat yang di kasi memiliki dosis yang tinggi sehingga harus membuat Riana dan laki - laki yang menolongnya itu terkena imbasnya .
Dan saat sudah sadar , betapa terkejutnya Riana saat tahu kalau laki-laki yang menidurinya adalah calon ayah mertuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rodiah Karpiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sembilan Belas

Ruang tamu di rumah sederhana keluarga Rania kini di selimuti oleh keheningan yang menyesakkan menggantung di udara.

Rania menggigit bibirnya, menahan isak yang ingin pecah di tenggorokannya. Kata-kata Ayahnya masih terngiang di telinganya—bahwa ia bukan lagi anaknya jika ia tetap ingin menikah dengan Bagaskara. Rania tidak bisa menuruti keinginan ayahnya , kalau ia tidak menikah dengan Bagaskara , laki-laki mana yang mau dengan wanita yang sudah hamil anak laki-laki lain.

Sementara itu, Bagaskara tetap berdiri tegap di tempatnya. Mata tajamnya menatap Pak Rudi tanpa gentar, ia paling tidak suka diremehkan. Dan menurut Bagaskara , pak Rudi sudah keterlaluan dengan ucapannya.

"Bagaimana caranya membuktikan kalau saya pantas untuk putri Anda?" tanya Bagaskara akhirnya, suaranya dalam dan tegas. Tidak ada keraguan sedikitpun dari semua tindakannya.

Pak Rudi yang mendengar perkataan Bagaskara pun menyilangkan tangan di dada, rahangnya mengeras. "Kau bilang ingin bertanggung jawab? Saya ingin bukti kalau Anda benar-benar serius. Bukan hanya omong kosong untuk menutupi kesalahan." Ucapnya yang tidak berhenti menatap tajam Bagaskara.

Bagaskara mengangguk perlahan. "Apa yang Anda inginkan?" Ucapnya pada akhirnya.

Pak Rudi mendengus, seolah menimbang sesuatu dalam pikirannya sebelum akhirnya berkata, "Kau harus menikahi Rania dengan adat yang pantas, bukan sekadar menikah diam-diam. Aku tidak akan membiarkan Rania menikah tanpa kehormatan." Ucapnya pada akhirnya, ia tidak ingin anaknya tidak mendapatkan pernikahan impiannya hanya karena sudah hamil terlebih dahulu sebelum menikah.

Bu Ani menoleh ke suaminya dengan mata berkaca-kaca. "Mas…" bisiknya, seolah tidak percaya bahwa suaminya benar-benar mempertimbangkan pernikahan ini.

"Tidak cukup hanya menikahi anakku," lanjut Pak Rudi, menatap Bagaskara penuh penilaian. "Aku ingin kamu menjadikan Rania istri satu-satunya dan aku juga ingin melihat bagaimana kau memperlakukan Rania. Kalau dalam waktu yang kutentukan aku melihat kau memperlakukan dia dengan buruk, maka pernikahan ini selesai. Aku akan membawa Rania dan anaknya pulang, dan kau tidak akan pernah melihat mereka lagi." Ucap pak Rudi lagi , ia tidak ingin menikahkan anaknya dengan pria hanya sebatas tanggung jawab saja.

Rania mengangkat wajahnya, menatap ayahnya dengan mata melebar. "Pak…"ucapnya yang kaget dengan

Pak Rudi mengangkat tangannya, menghentikan perkataan putrinya. "Ini satu-satunya cara aku bisa menerima semua ini," ucapnya tegas dan tidak mau dibantah oleh siapapun.

Bagaskara tetap diam selama beberapa detik, mempertimbangkan syarat yang diajukan. Kemudian, ia mengangguk. "Baik. Saya terima syarat Anda." ucap Bagaskara dengan lantang, ia tidak keberatan dengan syarat dari pak Rudi karena ia juga ingin serius dengan Rania.

Pak Rudi mendengus kecil, seolah tidak percaya Bagaskara begitu mudah menyetujuinya. "Kita lihat saja nanti," gumamnya.

Bu Ani masih terlihat syok, tetapi ia tidak lagi menentang. Ia hanya menatap putrinya dengan mata penuh kekhawatiran. "Rania, apa kau benar-benar yakin?" suaranya lirih.

Rania menoleh ke arah Bagaskara, lalu ke ibunya. Ia menarik napas panjang sebelum akhirnya mengangguk pelan. "Aku yakin, Bu."

Bu Ani menghela napas panjang, sementara Pak Rudi masih memasang ekspresi keras.

"Kalau begitu," kata Pak Rudi akhirnya, "kita akan mengatur pernikahan ini. Tapi ingat, aku belum sepenuhnya menerima semua ini. Aku akan mengawasimu, Bagaskara." ucap pak Rudi yang belum bisa berdamai dengan Bagaskara , dan Bagaskara pun hanya bisa memakluminya . Ayah yang mana yang tidak marah saat anak gadisnya dirusak oleh seseorang , dan menurut Bagaskara ia beruntung karena tidak dihajar oleh pak Rudi.

Bagaskara hanya mengangguk, tidak sedikit pun merasa terintimidasi.Sementara itu, Rania menunduk, hatinya berdebar.Pernikahan ini akan terjadi. Tetapi akankah ia benar-benar bisa menjalani semuanya?

Siang itu, rumah Rania dipenuhi ketegangan yang belum juga surut. Setelah percakapan panjang dan penuh emosi tadi, suasana menjadi lebih tenang, tetapi hawa dingin yang berasal dari tatapan tajam Pak Rudi masih terasa menusuk.

Bu Ani sibuk menyiapkan teh di dapur, meski pun ia harus membuatnya dengan tangan gemetar, sementara Rania duduk diam di ruang tamu, merasa seolah dunia di sekitarnya bergerak begitu cepat sementara ia sendiri masih sulit memproses semuanya.

Bagaskara tetap duduk tegak, tenang, seolah tidak terpengaruh oleh ketegangan yang menguasai ruangan. Namun, matanya sesekali melirik ke arah Rania, memastikan gadis itu baik-baik saja atas apa yang terjadi hari ini.

Pak Rudi akhirnya membuka suara lagi. "Kapan kau bisa membawa keluargamu untuk melamar?" tanyanya lagi sambil menatap tajam Bagaskara.

Dan Bagaskara yang ditanya pun menoleh ke arah pria itu dengan sorot mata tajam. "Saya tidak memiliki keluarga," jawabnya lugas. "Saya hanya memiliki anak angkat yang sudah pasti anda mengenalnya , dan saya juga memiliki beberapa orang kepercayaan, dan jika Anda mengizinkan, mereka bisa mewakili saya." ucapnya dengan santai saat menjawab itu.

Pak Rudi mendengus, tampak tidak terkejut. "Tentu saja. Dengan usiamu yang sudah empat puluh tahun dan bisnis sebesar itu, aku tidak mengira kau masih memiliki orang tua yang bisa datang melamar secara tradisional," katanya sinis.

Rania merasa mulutnya terasa kering. Ia tahu betul bahwa ayahnya masih belum benar-benar bisa menerima semuanya, tetapi setidaknya, ada harapan kecil bahwa pernikahan ini bisa berjalan dengan lebih baik daripada yang ia bayangkan. Tak lama Bu Ani pun kembali dari dapur dengan nampan berisi teh, meletakkannya di atas meja dengan tangan sedikit gemetar. Rania yang melihat itu pun menatap ibunya sedih .

" Ohh , iya ! Bagaimana respon Nathan nanti jika dia tahu ayahnya menghamili mantan kekasihnya sendiri ? " Ucap Pak Rudi yang bertanya pada kedua pasangan ini.

Rania merasakan dadanya mencelos seketika. Selama ini, ia terlalu sibuk menghadapi masalahnya sendiri hingga tidak pernah memikirkan bagaimana reaksi Nathan ketika mengetahui kebenaran ini.

Bagaskara yang mendengar perkataan pak Rudi pun menoleh sekilas ke arahnya, ekspresinya tetap tenang, tetapi ada ketegangan samar dalam sorot matanya.

"Apakah Nathan sudah tahu?" tanya Pak Rudi, suaranya terdengar tajam, menusuk keheningan yang menggantung di ruangan itu.

Rania menggigit bibirnya, lalu menggeleng pelan. "Belum."ucapnya dengan pelan.

Pak Rudi yang mendengar itu pun menghela napas panjang, matanya masih menatap tajam ke arah Bagaskara. "Bagus. Kalau begitu, aku sarankan kau sendiri yang memberitahunya, sebelum ia mengetahuinya dari orang lain." ucapnya sambil menatap Bagaskara dengan santai.

Bagaskara tidak segera menjawab. Ia hanya mengamati Rania, seolah menunggu reaksinya.

Rania menunduk, merasa pikirannya dipenuhi dengan berbagai kemungkinan. Nathan bukan sekadar mantan kekasih. Ia adalah anak angkat Bagaskara. Bagaimana pria itu akan menghadapi kenyataan bahwa ayah angkatnya menghamili mantan kekasihnya?

"Saya akan mengurusnya," jawab Bagaskara akhirnya, suaranya tenang seperti biasa.

Pak Rudi mengangkat alis. "Kau yakin? Aku tidak ingin ada masalah setelah pernikahan ini berlangsung." ucapnya yang sedikit tidak yakin Bagaskara bisa menangani anaknya itu.

Bagaskara menatapnya tanpa gentar. "Saya tidak terbiasa lari dari konsekuensi." ucapnya dengan santai , dan pak Rudi pun menatap Bagaskara dalam diam.

sedangkan Rania yang mendengar perkataan Bagaskara pun mendongak menatap Bagaskara. Pria itu begitu yakin, begitu teguh dalam pendiriannya.

Tapi bagaimana dengan Nathan? Ia tidak bisa membayangkan betapa terlukanya pria itu ketika mengetahui semuanya.

Bu Ani yang sejak tadi diam akhirnya bersuara, suaranya lembut tetapi tegas. "Masalah dengan Nathan harus diselesaikan sebelum pernikahan ini berlangsung. Kita tidak bisa mengabaikan perasaannya." ucapnya dengan pelan namun ada benarnya .

Dan lagi-lagi Bagaskara hanya menganggukkan kepalanya. "Saya akan bicara dengannya secepatnya." ucapnya yang membengkak ibu Rania itu.

Rania merasa tubuhnya melemah. Ia tidak tahu bagaimana semua ini akan berakhir, tetapi satu hal yang pasti—kehidupannya tidak akan pernah sama lagi setelah ini.

"Kalau begitu… kapan kalian ingin menikah?" tanya Bu Ani lagi sambil menatap anaknya . Rania menatap Bagaskara, mencoba mencari jawaban atas pertanyaan ibunya .

"Secepatnya." ucap Bagaskara, tanpa ragu, menjawab pertanyaan dari Bu Ani

Bu Ani terdiam, begitu pula Pak Rudi.

"Secepatnya?" ulang Pak Rudi, menatap Bagaskara dengan curiga. "Apa kau terburu-buru?"

Bagaskara menggeleng. "Saya hanya tidak ingin Rania berada dalam situasi yang tidak nyaman lebih lama lagi. Semakin cepat, semakin baik." ucapnya dengan santai.

Pak Rudi memperhatikan pria di hadapannya dengan ekspresi sulit ditebak. "Baik. Tapi aku ingin semuanya dilakukan dengan cara yang benar. Kau harus menikahi anakku dengan adat yang pantas. Kami akan mengadakan lamaran resmi, dan setelah itu, pernikahan." ucapnya lagi mengingatkan ulang Bagaskara.

Bagaskara yang mendengar itu pun mengangguk. "Saya akan mengatur semuanya." ucapnya lagi dengan mantap.

Rania menelan ludah. Semua ini terasa begitu nyata sekarang. Dalam waktu dekat, ia akan menikah. Dengan Bagaskara.

Hatinya berdebar keras. Apakah ini benar-benar jalan yang harus ia tempuh? Ataukah ini hanya awal dari kehidupan baru yang penuh dengan ketidakpastian?

.

.

Bersambung....

1
Krh15
seru novelnya , wajib dibaca 🤩
Reni Anjarwani
lanjut thor
Rodiah
Selamat menikmati cerita aku 🤗🥰

Dimohon untuk tidak menjadi silent reader ya , aku menunggu keritik dan saran dari kalian 🤭🤗😍
Satsuki Kitaoji
Got me hooked, dari awal sampe akhir!
Yoi Lindra
Tersentuh banget dengan kisah ini.
Desi Natalia
Makin lama makin suka, top deh karya thor ini!
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!