Setelah menikah kebahagiaan Alina hanya berlangsung sebentar, ia mendapati grup chat rahasia keluarga suaminya di ponsel Danu yang isi chat nya itu sangat menyakiti hati Alina. Di grup chat yang terdiri dari suami, kakak ipar, bude dan mertuanya itu. Alina dihina fisiknya dan lebih sadisnya ternyata selama ini Danu tidak benar-benar mencintai Alina ia hanya ingin harta Alina. Terlebih lagi ternyata Danu juga miliki wanita simpanan yang merupakan cinta pertamanya. Segala Kebusukan suami dan keluarganya itu akhirnya terbongkar.
Di dalam masa keterpurukannya itu Alina bertemu dengan sosok Raffa yang merupakan teman SMA Alina. Raffa tanpa sengaja mengetahui masalah yang sedang dialami Alina, ia bertekad untuk membantu Alina, dengan terlebih dahulu mengubah Alina menjadi angsa cantik seperti dulu. Agar membuat suami dan keluarga berhenti menghina fisik Alina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon niya_23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Raffa mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras. Ia merasa dadanya sesak, seolah-olah udara di sekitarnya tak cukup untuk bernapas. Pikirannya penuh dengan wajah Alina. Apakah dia baik-baik saja? Atau apakah Danu sudah menyakitinya?
Tiba-tiba, Raffa teringat akan seseorang yang pasti akan membantunya pria itu seorang mantan intel kepolisian.
“Halo za, ini Raffa bisa bantu aku?” ucap Raffa lalu ia menceritakan segalanya kepada Reza. Setelah tahu segalanya ia berjanji akan membantu Raffa.
Tak berselang lama seseorang dengan tubuh tegap nan besar itu menghampiri Raffa.
“Raffa, sabar yah aku pasti berusaha membantumu,” ucap pria itu.
Raffa mengangguk lemah. "Danu... dia adalah mantan suami calon istri ku dia yang menculiknya. Aku harus menemukannya secepat mungkin."
"Apa kau tahu kira-kira Danu membawa Alina kemana?”
Raffa menggertakkan giginya. "Belum...tapi aku akan melacaknya terlebih dahulu, aku telah memasang pelacak di mobil Alina untuk berjaga-jaga. Ternyata itu berguna sekali.”
“Bagus. Kalau begitu kita jangan buang waktu lagi ayo kita segera bergerak.” Raffa menatap layar ponselnya dengan ekspresi tegang. Titik merah yang berkedip di peta menunjukkan lokasi mobil Alina yang sedang terdiam di suatu tempat. Ia mengepalkan tangan. “Beruntung aku sudah memasang pelacak di mobilnya,” gumam Raffa.
“Dimana ini?” tanya Reza.
"Sepertinya, di sebuah gudang tua di pinggiran kota,” ucap Raffa.
"Benar! Itu bisa jadi!" Tanpa membuang waktu, ia berlari ke mobilnya, Reza mengejarnya dan ikut masuk.
Dalam perjalanan, lagi Raffa mendapatkan telepon dari Danu.
“Halo,” ucapnya cepat.
“Apa kau sedang menunggu telepon dari ku Raffa?” Ia tertawa terbahak-bahak. tenang saja istrimu masih amam bersamaku, wajah cantik dan tubuh indahnya sedang aku pandangi sekarang,” Ucap danu sambil tertawa puas.
“Lihat saja aku akan membalasmu, Danu. Aku yang akan mengirimmu langsung ke penjara!”
“Aku tidak takut, Raffa. Lihat saja setelah ini kita lihat siapa yang akan lebih menderita, akan aku pastikan, kau akan menderita!” ucap Danu mengakhiri telepon.
“Di sisi lain, Alina duduk terikat di kursi kayu di dalam ruangan gelap. Nafasnya memburu, tubuhnya menggigil. Sedangkan Danu duduk di depannya, menatapnya dengan senyum miring.
"Jangan khawatir, Alina. Aku tidak akan menyakitimu... selama Raffa tidak bertindak bodoh,” ucapnya dengan menatap Alina tajam.
Alina mendongak, menatap Danu dengan mata berapi-api. "Apa maumu, Danu? Kau sudah menghancurkan hari pernikahanku, untuk apa kau lakukan semua ini?”
Danu terkekeh "Karena aku ingin dia merasakan sakit yang sama seperti yang aku rasakan. Aku ingin dia kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya seperti aku,”
Alina menggertakkan giginya. "Bukankah dulu kau tidak menginginkanku Danu?”
“Itu dulu ketika tubuhmu seperti Ba*i hutan, tapi lihat sekarang kau begitu cantik dengan tubuh yang begitu indah, Raffa terlalu beruntung memilikimu, harusnya aku yang memilikimu.”
“Dasar manusia sunting, cepat lepaskan aku!” jerit Alina.
Sementara itu, mobil Raffa melaju kencang mengikuti arah GPS yang ada di ponselnya. Dadanya dipenuhi amarah dan ketakutan. Ia tidak akan membiarkan Danu menang. Ia tidak akan membiarkan Alina tersakiti.
“Tunggu aku, sebentar lagi Alina. Aku akan menyelamatkanmu,” Batin Raffa cemas.
Malam semakin pekat. Gudang tua itu tampak suram lapuk termakan waktu Cahaya remang dari dalam satu-satunya lampu di dalam gudang itu membuat suasana semakin mencekam. Raffa dan Reza menyelinap mendekati bangunan itu, berusaha hati hati dan tidak menimbulkan suara sedikitpun."Kita harus hati-hati. Jika Danu membawa senjata akan sangat berbahaya," Bisik Reza.
Raffa mengangguk sambil menatap lurus ke depan, rahangnya mengeras. "aku harus menyelamatkan Alina."
Dari dalam gudang terdengar , suara jerit tangis Alina terdengar. “Itu suara Alina!” Jantung Raffa berdegup kencang.
Tanpa pikir panjang, Raffa seketika mendorong pintu kayu itu dengan keras.
BRAK!
Danu yang sedang duduk sambil menghisap rokok itu seketika terkejut, tetapi senyum liciknya masih mengembang. Tidak ada gurat ketakutan di wajah. Di sampingnya, terlihat Alina terikat dengan tangan di belakang kursi, wajahnya pucat dan penuh ketakutan.
"Aku sudah lama menunggumu, Raffa. Berani sekali kau datang sendirian." Dengkus Danu lalu membuang puntung rokoknya.
Raffa perlahan berjalan mendekat, matanya penuh amarah dan kebencian terhadap pria yang kini beraada didepannya itu. "Lepaskan Alina, cepat! Kau sudah kalah sebentar lagi polisi akan datang dan menangkapmu, riwayat mu akan berakhir disini dan akan kupastikan kau akan membusuk di penjara!” Ancam Raffa.
Danu mengangkat pisau yang sejak tadi ia pegang. Tangannya tenang, seolah ia sudah siap menghadapi semua ini. "Kenapa aku harus menuruti perkataanmu? Kau sudah mengambil Alina dariku, sekarang aku akan menghancurkan milikmu.”
Tanpa aba-aba, Reza yang bersembunyi sedari tadi di belakang pintu melempar sesuatu ke arah Raffa yaitu tabung gas kecil yang langsung menimbulkan kepulan asap pekat.
"Sekarang, Raffa!" teriak Reza.
Dalam sekejap, Raffa bergerak cepat. Ia menendang Danu, dan mengambil pisaunya hingga terjatuh dengan cepat akhirnya Mereka terlibat perkelahian sengit di lantai. Tonjokan Raffa menghantam perut Danu bertubi-tubi, membuat pria itu terhuyung kesakitan.
Danu menggeram, lalu balas menendang Raffa hingga jatuh. Tapi Raffa lebih cepat, ia berputar dan kembali berdiri, lalu menghantam perut Danu dengan sikunya.
Sementara itu, Reza bergegas lari ke arah Alina dan melepaskan ikatannya.
Alina, dengan air mata yang bercampur ketakutan, langsung berlari ke arah Raffa. "Awas, Raffa!" Teriaknya.
Terapi,Terlambat! Danu sudah bangkit dan menarik pisau yang ada disaku kirinya. Ia mengayunkannya ke arah Raffa, kemudian Raffa berhasil menghindar dari senjata tajam itu.
Dalam satu gerakan cepat, Raffa menendang pergelangan tangan Danu, membuat pisaunya terlempar kembali ke lantai.membuat Danu panik karena itu senjata terakhirnya.
Danu terhuyung ke belakang, napasnya tersengal. Reza berusaha mengejar Danu dari belakang, yang rupanya Danu berlari menuju ke pintu belakang dan melompat keluar jendela!
"Sial! Dia kabur!" Teriak Reza kesal.
Kemudian Raffa berusaha mengejar, tetapi Danu sudah terlalu jauh, menghilang ke dalam gelapnya malam sampai tak terlihat.
Alina berlari ke pelukan Raffa, menangis tersedu-sedu "Aku pikir aku tidak akan pernah melihatmu lagi Raffa.”
Raffa memeluknya erat, membelai rambutnya. "Aku sudah berjanji akan menyelamatkanmu, Alina.”
Di kejauhan, suara sirene polisi mulai terdengar.
Reza menghela napas. "Kurasa kita harus memberitahu polisi tentang Danu yang sudah kabur, tetapi dia pasti tidak akan mudah ditemukan. Aku yakin dia punya tempat kembali.”
Raffa mengepalkan tangan. "Dia mungkin kabur sekarang... tapi aku yakin ini belum berakhir."
atau ajak raffa seklian
tp aku beda sih dah bilang terakhir yo wes mau SMS mau tlp gk ku anggap kl perlu ganti nmer 😅