Perilaku Bejat Suamiku

Keesokan harinya, seperti biasa Naomi sudah bangun untuk menyiapkan sarapan dan membuatkan kopi suaminya, walaupun di dalam hati merasa kesal kepada Hendra ia tetap melakukan kewajiban nya sebagai seorang istri. Di meja makan Naomi terus memperhatikan gerak-gerik Irma yang sedang menata makanan di atas meja makan.

"Bik.." panggil Naomi.

"Iya nyonya." Irma yang menatap ke arah Naomi.

"Kamu kan belum menikah, saya sarankan jangan berbuat hal yang aneh-aneh, karena belum tentu itu yang menjadi jodoh kamu, kasihan besok yang menjadi suami kamu, masa di beli mahal-mahal dapatnya bekas, karena tidak semua laki-laki tidak mempermasalahkan masa lalu." Naomi yang memberi wejangan kepada Irma. "Saya tahu mungkin bibi lebih tua dari saya, saya tidak pantas memberi wejangan kepada bibi, tapi pengalaman saya sendiri rumah tangga itu bukan hanya soal tidur bersama saja."

Irma yang mendengar ucapan-ucapan Naomi seketika terkejut. Di dalam hati Irma berpikir apakah Naomi sudah tahu tentang perselingkuhan suaminya.

"Kok diem aja, dengarkan ucapan saya?."

"Ah iya nyonya.. saya dengar.. saya akan lebih baik lagi kedepannya."

"Saya sebagai majikan kamu hanya memberi masukan saja, pacaran boleh tapi sewajarnya, jangan yang aneh-aneh. Kamu kan udah gak punya orang tua, kasihan orang tua kamu di sana yang melihat anaknya berperilaku tidak baik." lanjut Naomi.

"Iya nyonya, saya mengerti." Irma yang mengangguk sambil mengusap beberapa piring di atas meja.

"Ya sudah saya minta tolong ya bangunkan mas Hendra, dia ada di kamar tamu bawah, suruh dia sarapan." perintah Naomi.

"Baik nyonya."

Irma yang mendapat perintah dari majikan ya langsung berjalan menuju ke kamar tamu. Irma yang sudah berada di depan kamar langsung masuk begitu saja ke dalam kamar tanpa mengetok pintu terlebih dahulu. Di dalam kamar Irma melihat Hendra masih terlelap tidur di atas ranjang tempat tidur.

Irma mencoba mendekat ke arah Hendra, lalu mencium pipi Hendra. Hendra yang mendapat sentuhan di pipinya seketika membuka matanya. Hendra yang melihat kehadiran Irma seketika tersenyum.

"Good morning sayang.." Hendra langsung saja mencium bibir Irma. "Tumben kamu yang bangunin aku, di mana Naomi?."

"Sepertinya Naomi curiga sama aku mas." ucap Irma yang kini sudah duduk di atas ranjang tempat tidur.

Hendra yang tadinya rebahan kini langsung beranjak duduk. "Curiga apa?." tanya Hendra.

"Tadi malam Naomi melihat bekas cup*ng kamu di leher aku."

"Terus? apa dia tanya sesuatu?."

"Tidak.. sepertinya dia hanya curiga kalau aku tidur dengan seorang laki-laki."

Hendra yang mendengar ucapan Irma menarik nafas karena lega. "Aku kira dia curiga tentang perselingkuhan kita."

"Ya udah ayo bangun, Naomi udah nunggu di meja makan tuh."

"Aaa bentar.." Hendra yang menarik pinggang Irma begitu saja agar lebih dekat dengannya. "Aku masih kangen tauk."

Irma seketika langsung mencubit hidung Hendra. "Kemarin sore udah ketemu di hotel, terus tadi malam juga udah fast charging sampe larut pagi masa masih kurang." grutu Irma.

"Habisnya tubuh kamu enak, jadi aku pingin terus sayang." Hendra yang kembali mencium bibir Irma.

"Emang tubuh Naomi ngga enak?."tanya Irma.

"Engga, sekarang tubuhnya lama-lama semakin berisi, lemaknya ada di mana-mana, kalau tidur sama dia gairah seksual ku menurun."

"Ah aku gak suka sama cara mainnya mas." Irma yang memasang muka sedih.

"Kenapa, durasinya kurang lama ya?." Hendra yang mencubit pipi cabi Irma.

"Habisnya mas kalau main di keluarin di luar, kalau ngga keluar di luar ya pakai pengaman, kurang enak." protes Irma.

"Terlalu beresiko kalau keluar di dalam sayang ku." Hendra yang mengusap pipi Irma secara lembut.

Saat Hendra dan Irma masih saling mengobrol tiba-tiba dari arah luar mereka mendengar teriakan Naomi.

"Bik.. apa mas Hendro belum juga bangun, kok lama banget?." Naomi yang berjalan ke arah kamar.

Irma dan Hendra yang mendengar langkah Naomi seketika langsung beranjak berdiri. "Gawat, Naomi ke sini mas.." Irma yang begitu panik.

"Tenang, kamu pura-pura rapihin kasur aja, aku akan ke kamar mandi untuk cuci muka." ucap Hendra lalu berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

"Bik.." Naomi yang membuka pintu.

"Iya nyonya.." Naomi yang menoleh ke arah pintu sambil membersihkan bantal dan guling.

"Mana mas Hendra, kok lama gak keluar-keluar?." Naomi yang berjalan masuk ke dalam kamar.

"Pak Hendra sudah bangun nyonya, dan sedang berada di dalam kamar mandi untuk cuci muka."

Tidak lama Hendra pun keluar dari dalam kamar mandi sambil membawa handuk kecil untuk membasuh wajahnya. "Eh sayang..." Hendra yang mendekat ke arah Naomi lalu mencium kening Naomi.

"Kamu ngga kerja mas, kok ngga bangun-bangun?." tanya Naomi.

"Kerja dong sayang.. tadi malam aku gak bisa tidur jadinya kesiangan bangunnya, aku nyesel tadi malam tidur sendiri." Hendra yang melingkarkan tangannya di pinggang Naomi.

"Makanya kalau marah itu sedikit-sedikit jangan pindah kamar." gerutu Naomi.

"Iya cantik." Hendra yang mencium bibir Naomi.

"Udah ah malu di liatin Irma tuh." Naomi yang sedikit menjauhkan tubuhnya dari Hendra.

"Kenapa? biar Irma tahu kalau menikah itu seenak ini." Ejek Hendra sambil melirik ke arah Irma.

"Udah ah.. ayo keluar, sarapan habis itu siap-siap ke kantor." Ajak Naomi.

Naomi dan Hendra pun sudah berjalan keluar dari dalam kamar, sedangkan Irma masih di dalam untuk merapikan tempat tidur. "Ngomongnya udah gak nafsu sama Naomi, tapi nyosor terus, bikin kesel aja." Irma yang merasa cemburu sampai melempar bantal.

Setelah merapikan tempat tidur, Irma merapikan meja rias, lalu menatap ke arah kaca tersebut untuk bercermin. "Sepertinya aku juga tidak buruk-buruk amat, bahkan aku dan Naomi lebih seksi aku, yah walaupun cantikan Naomi, tapi soal tubuh bagusan aku." ucap Irma dengan percaya diri.

Di meja makan Hendra dan Naomi kini menikmati sarapan bersama, sambil berbincang-bincang. Naomi terus menatap ke arah suaminya yang sedang menikmati nasi goreng. Hari ini Naomi memiliki jadwal yaitu mengintai suaminya di luar sana.

"Awas saja jika kamu benar-benar selingkuh mas, aku tidak akan memaafkan mu." ucap Naomi di dalam hati.