NovelToon NovelToon
Altar Darah!

Altar Darah!

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Sci-Fi / Tamat / Peradaban Antar Bintang / Tumbal / Permainan Kematian
Popularitas:358
Nilai: 5
Nama Author: Hana Indy

Bawa pesan ini ke keluargamu!
Teruslah maju! Walau sudah engkau tidak temui senja esok hari. Ada harapan selama nafas masih berembus.

Bawa pesan ini lari ke keluargamu!
Siapa yang akan menunggu dalam hangatnya rumah? Berlindung dibawah atap dalam keceriaan. Keset selamat datang sudah dia buang jauh tanpa sisa. Hanya sebatang kara setelah kehilangan asa. Ada batu dijalanmu, jangan tersandung!

Bawa pesan ini ke keluargamu!
Kontrak mana yang sudah Si Lelaki Mata Sebelah ini buat? Tanpa sengaja menginjak nisan takdirnya sendiri. Tuan sedang bergairah untuk mengejar. Langkah kaki Tuan lebih cepat dari yang lelaki kira. Awas engkau sudah terjatuh, lelaki!

Jangan lelah kakimu berlari!
Jika lelah jangan berhenti, tempat yang lelaki tuju adalah persinggahan terakhir. Tuan dengan tudung merah mengejar kilat.

Tuan telah mempersembahkan kembang merah untuk Si Lelaki Mata Sebelah.

Sulur, rindang pohon liar, sayupnya bacaan doa, lumut sejati, juga angin dingin menjadi saksi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Indy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 Peran Belakang Layar

..."Seseorang telah berlari mengantarkan surat kabar. Elegi esok pagi dengan tetesan embun sudah berpindah dalam wajah seorang wanita ketika malam itu tiba." -Altar....

Menikmati sejuknya angin melewati celah dedaunan rindang. Gadis berkepang dua menyiramkan air membasahi makam. Dikuburkan di kota kelahiran dan ditenggelamkan oleh gosip, adalah malang menimpa lelaki yang menginjak usia muda. Kekasih yang telah lama hilang juga tidak akan kembali. Begitulah yang dipikirkan oleh gadis muda ini.

Berpisah setelah banyaknya doa ditaburkan. Seorang lelaki yang mengintip dengan kacamata hitamnya kini muncul. Langkah terakhir yang ditinggalkan sang gadis membuat lelaki itu berjalan mendekat pada nisan. Selalu bersimpati hati kecilnya terhadap lelaki yang belum mendapatkan keadilan.

Pemikirannya sedikit menelisik ketika malam dia bertemu dengan Nona Liliana, Ketika malam itu, pecurian yang terjadi di Kota Jariz semakin marak. Kakinya kuat mengejar lelaki bertudung merah. Sedikit tersungkur oleh ranting pohon, membuat Clause kehilangan jejak. Setelah mengingat kembali pada jalanan sepi, sulur mana yang telah membuatnya ketiban sial? Nyatanya, itu hanyalah aspal gede.

Clause tidak dapat tertidur dengan tenang sejak itu.

Merasa tidak nyaman terlalu lama di depan makam seseorang, Clause melangkah kakinya menuju kereta mesin yang menyambutnya. Warna silver yang sesuai dengan rambutnya atau memang menyukai warna metalik.

Menghidupkan mesin lalu melaju menuju kantor yang telah lama dia tinggalkan. Terlalu lama menyelami wanita bermandikan darah yang pada akhirnya tetap tidak menemukan lingkaran setan. Hingga berujung mengenai dayang terakhir yang berada di Kota Homura, menjadi salah satu ibu bagi pelacur kelas tinggi. Seorang bintang rumah bordil yang disegani, Airis.

Clause mengernyitkan keningnya saat jalan yang dia lewati terasa berbeda dengan apa yang lewati ketika berangkat. Tersadar bahwa dia salah jalan sedang sore semakin gelap. Sedikit ketakutan menyelimuti diri, berusaha menyalakan radio mengusir kebisingan. Pada akhirnya harus memutar jalan.

Ketika suara jangkrik memecah keheningan sedang radio kereta mesinnya enggan menyala. Merutuki diri seceroboh apa. "Tuan Zion!" teriaknya pada sore semakin gelap.

Meringkuk di bawah pohon sembari mendekap lutut. Ingusnya terus mengalir setelah sorot lampu membuat air mukanya cerah. Kereta mesin berwarna hitam pekat menjemput lelaki yang sudah ketakutan setengah mati karena tersesat.

Tuan Zion melipat tangan didepan dadanya. "Dasar ceroboh," sungutnya.

Memanggul lelaki bongsor itu lalu meletakkan di kursi belakang. "Sudah kukatakan untuk tidak mengikuti gadis itu."

"Maafkan aku," sesalnya dengan pelan.

Berita hari ini, seorang pemuda menyusup dan mencuri segelas cawan berisikan air suci...

Kasus penculikan melibatkan murid berusia 12 tahun...

Badai akan datang dalam beberapa hari ini...

Tangan kecil mengutak-atik radio kereta mesin milik kaptennya. "Apakah berita sekarang hanya seputar kejahatan, bisakah jika prestasi juga diumumkan?"

Tidak mendapat jawaban atas rutukannya. "Apa kamu luang besok?" Justru pertanyaan yang Clause dapat.

Tuan Zion menyerahkan dokumen. "Aku ingin kamu membuat laporan."

Berita kehilangan seorang wanita berusia 21 tahun. Terlihat terkhir kalinya dengan baju bercorak abu-abu serta...

Matanya beralih pandang pada seonggok kertas yang dilemparkan oleh Tuan Zion. Pada pojok kanan atas, terpampang nyata foto seorang wanita dengan ciri yang sama. "Apa kamu sudah mengetahui berita ini?"

Sedangkan hanya seringaian yang Clause dapatkan.

Hampir dua puluh empat jam semenjak koran yang dibawa penjaga mereka terima. Tepat dimana Clause membaca seluruh biografi singkat.

Bernamakan Shyui, lahir di Kota Homura 21 tahun yang lalu ketika diberitakan hilang oleh keluarganya. Terakhir kali terlihat disekitar halaman rumahnya. Pukul 23.00 ketika orang tuanya mengingatkan untuk segera masuk ke dalam rumah. Shyui meninggalkan gelang yang dia pakai.

Tidak kuasa menunggu esok pagi, malam ini sebuah berita akan dibedah dalam dinginnya meja marmer. Tuan Zion melepaskan jasnya, melemparkannya sembarang arah. Sedangkan, Clause hanya memakai jasnya.

"Kita mendapatkan ijin dari negara, jika kita yang akan menangani kasus Tuan Geta dan Nona Shyui," ucap Tuan Zion sembari melonggarkan dasi.

Clause mengangguk, setelah mengumulkan semua barang bukti berada dalam meja. Foto jasad, kesaksian, laporan, berita yang mengarang cerita, koran lama, dan dugaan.

Tuan Geta tidak dilaporkan hilang oleh keluarganya dikarenakan faktor keluarga, pada tanggal 17 September pukul 04.00 subuh ditemukan tidak bernyawa.

Nona Shyui dilaporkan oleh keluarganya menghilang pada tanggal 18 Oktober pukul 06.00.

"Selisih satu bulan semenjak ditemukannya mereka berdua." Clause menulis dalam catata lalu menempelkannya secara berjajaran pada papan putih.

Tuan Geta berusia 18 tahun, sedangkan Nona Shyui berusia 21 tahun.

Hubungan diantara keduanya tidak saling terkait.

Tuan Zion mengetuk meja dengan jemarinya, menyisakan suara pengisi diantara keduanya. "Tuan Geta dan Nona Shyui sama sekali tidak ada kaitannya. Mayat mereka sama-sama kehabisan darah. Hanya saja pada Nona Shyui mayatnya lebih segar. Mungkin karena ditemukan pada hari kematian. Tidak seperti Tuan Geta yang ditemukan sehari setelah kematian."

Tuan Geta ditemukan di Kota Jariz.

Nona Shyui ditemukan di Kota Amber.

"Aku tidak mendapatkan surat balasan kepala kepolisian yang berada di Kota Amber. Dari berita yang beredar Nona Shyui tidak berencana melakukan perjalanan ke Kota Amber," lanjut Tuan Zion.

Clause nampak berpikir sejenak. "Jika Nona Shyui tidak melakukan perjalanan kemungkinan dia dibunuh disekitaran kota dan jasadnya dibuang sembarangan."

"Perjalanan ke Kota Amber dari Kota Homura memakan waktu setidaknya 3 hari dengan kereta mesin, dan 16 jam menggunakan kereta uap. Jika dikalkulasikan dengan waktu berita kehilangan hanya selisih 7 jam dari ditemukannya tanggal 18 Oktober pukul 06.00."

"Benar juga."

Tatapan mata saling beradu. Hanya menyisakan tatapan sengit. Reka adegan liar terukir didala otak mereka masing-masing. "Ilmu sihir," lirih Tuan Zion.

"Wanita Penampung Darah," Clause menyambung.

Tuan Geta berasal dari Kota Jariz, tinggal di Kota Homura setidaknya 5 tahun yang lalu.

Nona Shyui tumbuh dan besar di Kota Homura.

Menempelkan dan lagi, menempelkan.

Satu-satunya yang menyamakan mereka adalah berasal dari Kota yang sama, yaitu Kota Homura.

...***...

Malam yang dingin dengan segala rintik hujannya. Aroma tanah yang menyebar memenuhi hidung menyeruak. Sedikit genangan air tercipta. Yah, hanya begini saja setiap musim penghujan. Siangnya terik tidak terlalu panas, malamnya akan sejuk dengan sedikit hujan.

Bagi Clause bersahabat dengan hujan adalah hal yang paling menyebalkan. Becek juga licin diberbagai tempat, apalagi jika aspal yang ditapaki bertumbuh lumut dibagian bahu jalan. Sekilas mata hitamnya menatap ke atas kepalanya. Bulan yang kemarin hari bersinar terang kini menjadi bulan mati. Menyisakan kegelapan pekat. Warna hitam yang selalu dia sukai menyatu dengan tubuhnya. Kelebihan yang dimiliki sungguh unik. Walau dalam kegelapan sekalipun, matanya akan selalu mengawasi bak gagak mengincar mangsa.

Sekilas kilatan cahaya mengalihkan padangannya, sebilah pisau tajam menghampiri tubuh kecilnya. Semenjak dua hari setelah surat dikirim. Pemerintahan berusaha untuk tidak membuat kacau masyarakat, pada akhirnya membentuk tim khusus untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai kasus pembunuhan mayat kering. Sebelum menerima misi itu masalah yang sudah ada harus segera diselesaikan.

Pihak keluarga yang tidak mau dilanjutkan, atau penyangkalan dari pihak Nona Shyui. Bagai situasi pelik.

Namun, kenyataannya pembunuh yang sesungguhnya sedang dia hadapi bersama dengan rekannya. Clause berusaha melemparkan bubuk asap ketika seorang lelaki berbadan kekar menghalangi pandangannya. Wajah bertato kepala botak dengan topi koboi berdiri mengangkang, menantang Clause.

"Jangan meremahkan kepolisian, pencuri."

Clause maju tanpa aba-aba. Lelaki besar membuka sebagian jasnya dan menembakkan peluru yang hampir saja mengenai wajah Clause, suara yang ricuh membuat beberapa warga keluar dan bersembunyi pada gerbang rumah mereka.

Beginilah kepolisian beradu, Sang Clause mengalihkan pandang sedang Tuannya melumpuhkan mangsa. Sebuah jarum suntik yang menempel di lehernya menembus sempurna. Cairan berwarna bening masuk ke dalam otot dan melumpuhkan segera mangsanya. Perlawanan yang dilakukan ditepis dengan mudah. Pada akhirnya siapa yang akan memborgol dirinya?

Tudung hitam dengan lambang kepolisian bertengger didada, menginjak punggung lelaki besar dan seorang lainnya menyerahkan papan informasi. "Tuan Yang Terhormat, Xin."

"Saya heran mengapa orang tua seperti Anda berani memperjualbelikan senjata, membobol markas kepolisian dan mencuri sejumlah barang sitaan. Apakah semua barang itu dijual dan digunakan untk memberi makan putri Anda yang berusia 12 tahun?"

Tuan Zion menepuk pelan kaki Clause yang berada di atas kepala Xin, mengisyaratkan untuk menghentikan aksi bodohnya. "Bawa dia ke ruang interogasi. Kirimkan hasilnya kepadaku nanti," ucapnya pada anggota yang lain. DIsambut dengan anggukan mengerti.

"Clause, pergi ke kantorku sekarang. Ada sesuatu yang harus kita bicarakan."

Dengan riang membawa suasana hatinya. Hari ini kasus yang dikolaborasikan dengan kepolisian akan segera ditutup. Pencurian kelas kakap yang dilakukan oleh geng jalanan.

Clause tersenyum jahil lalu menggandeng tangan Tuan Zion.

"Menjijikkan Clause."

Ruangan yang sudah mereka hafal sudutnya, pukul 12 malam ketika suara lonceng gereja berbunyi. Ada sesuatu yang mengganjal mata Clause ketika sampai. Koper besar milik Tuan Zion telah berjajar di sudut ruangan. Gerangan apa yang terjadi?

"Apakah kamu akan pindah tugas?" Seraut wajah sendu Clause nampakkan.

"Tentu saja," jawab Tuan Zion dengan suara lantang. Melepas jasnya lalu melonggarkan dasi. "Kemasi barang-barangmu dan kita akan berangkat segera."

Alis bertaut saling menyatu. "Kemana?"

Kota Homura.

...***...

Terlihat riuh namun sepi. Pada kota yang kebak dengan manusia, asap kendaraan, kereta, juga cemoohan warga. Peradaban yang selalu diminati oleh tikus usang, dasi ketat, juga wanita bermoral hebat.

Berisik kereta api berhenti, penumpang pun turun segera. Meninggalkan dua orang yang setia dengan jas mereka. Seorang lelaki berperawakan tinggi semampai, berjalan menghampiri keduanya. Menunuk hormat sebelum akhirnya berjabat tangan.

"Perkenalkan saya Klinder Smith. Boleh dipanggil Smith. Saya ditugaskan untuk menjemput Anda Tuan Zion dan Tuan Clause."

Tuan Zion hanya mengangguk. Bersama menuju kereta mesin yang telah disediakan lalu melaju menuju rumah yang akan mereka tinggali sementara waktu sampai diselesaikannya Kasus Mayat Kering.

"Saya akan memberikan sedikit penjelasan mengenai kasus ini."

"Silakan," jawab Tuan Zion.

"Setelah mendengar jika Anda yang akan menangani kasus ini saya sangat lega. Kami semua tahu jika detektif Kota Jariz tidak bisa disangkal baiknya. Mengingat kasus yang sekarang Anda pegang mengenai kasus pembunuhan saya harap Anda akan terus berhati-hati dan waspada. Sebelumnya seperti yang Anda kirimkan mengenai Wanita Sihir. Kami sudah mengonfirmasi dayang terakhir yang bernama Airis. Dia berada di Rumah Bordir, masih aktif sebagai pemuas nafsu pada jajaran konglomerat. Kami juga sudah menjadwalkan pertemuan Anda dengan keluarga Nona Shyui."

Sejenak menarik nafas guna memenangakan pemikirannya. Tuan Zion menghentikan lelaki yang berbicara di depannya."Saya sudah mendengar berita ini. Berapa banyak orang yang sudah terlibat?"

"Maaf?"

"Apakah seluruh kepolisian sudah tahu? Sejauh mana pemberitaan sudah disebarkan?"

Smith menarik sudut bibirnya. "Seperti yang diharapkan dari Anda, Tuan Zion."

"Terima kasih," jawabnya.

"Seorang pedagang telah mengatakan dengan suara lantang mengenai temuan mayat ini. Kami sudah tidak bisa mengehentikan berita dan gosip masyarakat."

Menyangga dagunya Tuan Zion menengok keluar jendela. Kota yang masih dipenuhi pedagang ramai, semua itu dibawah kendali seorang kondang. "Begitu ya."

Clause terdiam disaat pemikiran Tuan Zion larut. Sedikit keraguan di mata lelaki yang sudah dia kegumi sejak lama. Setelah menutup pintu kereta mesin, Clause berkesempatan untuk mengobrol berdua dengan Tuan Zion. "Apa yang kamu khawatirkan?"

Seraut wajah terkejut hendak mampir namun ditepis dengan sempurna. "Aku hanya ragu jika yang kita hadapi adalah manusia."

Untuk pertama kalinya bagi Clause melihat wajah ketakutan, mungkin tepatnya banyaknya praduga keraguan. Bagaikan benang kusut yang susah terurai. "Tenang, ada aku."

Sedikit senyuman mampu membuat Clause mendapatkan pukulan ringan dikepalanya. "Kamu sama sekali tidak berguna semenjak dulu. Hanya wajah tampan dan kemampuan menggambar."

Senyuman menyambut keduanya ketika menginjak Pusat Kota Homura, Gerbang yang terbuka membuat terpesona. Sore hari menyejukkan menyinari pemuda dengan warna mata Emerald. Berambut sedikit berantakan dengan tatapan mata lelah. Siapa yang tidak mengenal salah satu Forensik ternama Kota Homura. Putra semata wayang keluarga Vegas- salah satu klan terbesar pendiri negara.

Julian Vegas.

"Selamat datang Tuan Zion Connelius dan Tuan Clause Zegar. Sebisanya kita akan bekerja sama untuk kasus yang menyebalkan dikemudian hari."Sopan anaknya, senyuman menyambut dengan ramah.

Tuan Zion menundukkan kepalanya sebagai kehormatan bisa bekerja sama dengan salah satu putra kondang. "Saya dapat bekerja dengan Anda, adalah suatu kehormatan."

Sedangkan yang dibelakang Tuan Zion terlihat tidak suka. Melihat tatapan tajam, Clause menarik senyum paksa. "Saya juga Tuan Julian."

"Ada apa dengan wajahmu, Clause?" bisik Tuan Zion.

"Apa kamu tidak tahu? Dia yang memberikan kita kursi ekonomi," berkata pelan Clause menanggapi pertanyaan itu.

"Benarkah?" Tuan Zion tersenyum lebar. "Memang anak yang jahil ya," ucapnya pelan.

Sedang yang berada diseberang hanya menyipitkan matanya. "Saya kurang mengerti perkataan Anda, Tuan Zion."

Sang Dalang Penyambung Tali sudah datang.

...***...

Bersambung....

1
Kicauan burung di pagi hari, menjadi musik bagi para santri di pondok terasing dalam hutan sunyi.

Meski hati terserang rindu akan rumah tapi canda teman sesama menjadi penghangat lara, namun mereka tak tau ada sesuatu yang tengah mengincar nyawa.~~ Samito.

numpang iklan thor/Chuckle/
@shithan03_12: gakpapa iklan dong .. bebasmah saya
total 3 replies
Pecahnya dinding dimensi diatas altar darah yang mengantarkan pemangku Sijjin melintasi alam, hingga airmata darah menjadi awal dalam sebuah ketakutan yang mengerogoti para generasi pemeran opera. Namun para penonton sibuk menertawakannya tanpa tau, nyawa merekalah balasan bagi altar darah. ~SAMITO.

Iklan dikit ya thor🤭
@shithan03_12: Busyed... bisa juga kau ini menyambungknnya ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!