NovelToon NovelToon
DITALAK Karena Mendesah

DITALAK Karena Mendesah

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dian Herliana

Dirga sangat mencintai Maya. Ia tidak ingin bercerai meski Maya menginginkannya. Ia selalu memaklumi Maya yang bertingkah seenaknya sejak Dirga kehilangan pekerjaan dan membuat keluarga mereka terpuruk.
Tapi suara desahan Maya di ponsel saat ia menghubunginya merubah segalanya.
Apa mereka akan tetap bercerai atau -lagi lagi- Dirga memaafkan Maya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Herliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Bos Putri yang juga akan menjadi bos Maya bernama Kartika Ayu. Putri sendiri tidak mengetahui dengan pasti darimana pundi - pundi uangnya berasal.

Kartika Ayu atau biasa disebut Bos Ayu juga enggan menceritakan pekerjaannya pada downline - downlinenya.

"Mbak, Aku bisa minta makan dulu, nggak? Lapar banget, nih." Maya meringis. Wajahnya terlihat pucat. Putri menghela nafas.

"Masukkin bon, ya?" Maya mengangguk. Persetan, lah. Kadung terlanjur berhutang.

Mereka berhenti di rumah makan padang.

"Jangan lama - lama, ya?" pesan Putri sebelum mereka memesan makanan. Maya mengangguk.

Mereka makan dengan cepat agar dapat segera melanjutkan perjalanan. Maya tidak dapat menikmati makanannya, yang penting rasa laparnya dapat teratasi dengan segera.

Mereka tiba di Bandung saat azan ashar berkumandang.

"Mana Bosnya, Mbak? Kok nggak keluar - keluar?" hari sudah menjelang maghrib. Maya sudah merasa lelah dan bosan.

"Namanya juga orang sibuk."

"Tapi Kita udah 2 jam nungguin, Mbak. Dia ada niatan mau keluar nggak, sih?"

"Ssst.. !" Putri membelalakkan matanya agar membuat Maya diam.

Maya berusaha membungkam mulutnya.

Pelayan yang tadi membukakan pintu untuk mereka datang lagi dengan 2 cangkir teh.

"Diminum dulu, Mbak. Silakan."

"Udah 2 jam baru keluar airnya. Orangnya kapan?" gerutu Maya.

"Saat!" kembali Putri membelalakkan matanya.

"Mbak!" Maya tidak peduli. Ia memanggil si pelayan.

"Sebenarnya majikannya ada nggak, sih?"

"Ada, Bu. Bos Ayu baru pulang." pelayan itu membungkukkan badannya sebelum pergi.

"Baru pulang? Bilang kek dari tadi!" teriak Maya gusar.

"Sabar, May."

"Orang sabar pantatnya lebar!" sengat Maya. Putri tertawa.

"Kok, gitu?"

"Ya iya, lah! Orang duduk sampai 2 jam lebih!"

Pelayan itu keluar lagi.

"Bos Ayu bilang, beliau akan keluar setelah sholat maghrib."

Astaganaga!

Rasanya kepala Maya mulai mengebul. Perasaannya, sih..!

"Ngapain sholat, sih? Sengaja bikin dosa terus minta ampun, gitu?"

"May?!"

"Percuma sholat juga, Mbak!"

Putri mulai tidak sabar menghadapi Maya yang temperamental.

"Kita pulang aja, ya?" Maya melengak kaget.

"Kok pulang?"

"Kamu dari tadi marah - marah terus, bikin telingaku pekak!" Putri berdiri.

"Lah, terus nggak jadi, dong?"

"Nggak jadi!" sungut Putri. Ia mulai melangkah keluar. Maya bergegas menahannya.

"Jangan gitu dong, Mbak. Kita sudah sampai sini, lho! Masa' nggak jadi, sih?" teriak Maya dengan perasaan marah dan kecewa.

Putri berhenti dan membalikkan tubuhnya.

"Udah tau begitu. Kamu nggak bisa sabar untuk menunggu?" Maya terdiam. Ia memang tidak suka menunggu. Apalagi dengan harap - harap cemas seperti ini.

"Oke, Aku akan sabar menunggu." ucap Maya mengalah meski dengan segala sumpah serapah di hatinya yang ia tujukan pada Bos Ayu itu.

Maya memilih berjalan mondar - mandir di dalam ruangan tunggu itu tanpa menyentuh teh yang telah disediakan.

"Aduh, mana lapar banget, lagi." keluhnya.

"Minum aja dulu, May." Maya menggelengkan kepalanya. Putri mengangkat bahunya.

Jam 7 malam pelayan itu keluar lagi dan meminta mereka masuk.

Maya dan Putri masuk mengikuti langkah pelayan itu yang membawa mereka ke ruang makan.

Kartika Ayu, atau Bos Ayu sudah duduk menunggu mereka. Senyumnya hangat,

"Ayok, duduk. Kita makan dulu, ya?"

Maya merasakan perutnya meronta dan minta diisi dengan segera.

"Malam, Bos." Putri menyenggol lengan Maya.

"Malam, Bos?" Maya membeo ucapan Putri.

Kartika Ayu mempersilahkan mereka duduk.

"Dari mana?" tanyanya seraya menuang nasi ke piringnya. Putri menggerakkan alisnya pada Maya.

"Dari Bekasi, Bu.. Eh,.. Bos.."

"Dia tetangga Saya, Bos." sambung Putri.

Kartika Ayu mengangguk dan mulai makan. Ia tidak ingin lagi berbasa - basi.

Mereka makan dalam keheningan yang terasa mencekam bagi Maya. Tapi makanan yang dihidangkan sungguh lezat. Sejenak Maya melupakan kegelisahannya.

*************

"Kamu sudah mengerti syarat - syaratnya, kan?" Maya terlihat gugup saat melirik Putri.

"Apa Kamu sanggup?"

Maya harus dapat 'menghabiskan' uang 20 juta dalam sebulan. Kalau hanya menghabiskan tentu saja bisa, tapi uang itu harus beranak alias berada di tangan orang - orang yang dapat membayar pinjamannya.

"Kayaknya.. Saya bisa, Bu.. Eh, Bos."

"Jangan kayaknya! Yang yakin, dong!" Putri kembali memainkan alisnya pada Maya.

"Eeh, Saya bisa, Bu.. Bos!"

"Harus setoran setiap tanggal 6? Nggak boleh lewat!"

"I.. Iya, Bb.. Bos."

Kartika Ayu mengeluarkan beberapa gepok uang dari brangkasnya. Semua berjumlah 20 juta.

"Buat yang pertama Aku kasih cash, berikutnya kalau Kamu kekurangan modal, Aku transfer aja. Jadi Kamu nggak usah repot - repot datang ke sini lagi."

Putri tersenyum melihat tangan Maya yang gemetar saat menerima dan memasukkan uang itu ke dalam tasnya. Ia sampai tidak menyadari saat Kartika Ayu memberikan sejumlah uang pada Putri.

Ia juga menandatangani sejumlah berkas yang diyakininya sebagai tanda bahwa ia berhutang pada Kartika Ayu. Ia juga mendapat salinannya.

"Di situ ada nomor rekening dan no telephone Aku." jelas Kartika Ayu. Maya mengangguk. Ia juga sudah menuliskan nomor ponselnya.

"Sudah, ya? Sekarang Kalian boleh pulang!"

Begitu saja? Semudah itu?

"Satu juta menjadi satu juta duaratus." terang Putri lagi saat mereka sudah berada di dalam mobil. Maya mengangguk. Ia sudah tau itu.

"Yang seratus lima puluh untuk Bos, yang limapuluh untuk Kamu." Maya melengak. Yang ini ia baru tau.

"Kok sedikit sekali? Sepuluh juta Aku cuma dapat lima ratus, dong?"

"Apa Kamu punya modal sendiri?" dengus Putri. Matanya lurus ke depan memperhatikan jalan dalam gelapnya malam.

Maya memegang tasnya erat - erat. Kalau saja ia punya modal sendiri..

"Tapi uang Kamu banyak, Mbak. Bagaimana caranya kalau untungnya cuma sedikit?"

"Memang Aku cuma usaha ini? Masih banyak usahaku yang lain."

Maya terhenyak. Ia merasa tertipu. Tapi ia tidak punya pilihan lain.

'Kalau Aku meminjamkan banyak uang, pasti uangku juga banyak.' ia berusaha menghibur diri.

Di dalam tasnya sekarang ada uang sebesar 20 juta rupiah. Ia harus menyetorkannya sebulan lagi berikut bunganya.

'Seenggaknya Aku bisa pakai dulu sedikit buat makan.' gumam hatinya lagi.

Putri meliriknya sekilas dengan senyum smirk.

'Kalau Kamu nggak ada usaha lain dan nggak bisa memanfaatkan uang yang ada, Kamu akan tetap seperti Kamu sekarang. Mungkin lebih parah."

Maya merasa lelah tapi ia senang mendekap tasnya yang penuh berisi uang.

'Aku pegang uang lagi setelah sekian lama..'

Ia sampai lupa kalau dulu Dirga memberinya uang bulanan sebesar itu, meskipun dalam bentuk ATM.

'Pasti Papa marah karena Aku mengambil jalan ini.' terbayang kemarahan Dirga yang langsung ia tepis dengan senyumannya.

'Mau marah ya marah aja. Kalau Dia nggak bisa memenuhi permintaan Aku, Aku akan jalan terus!' itu tekad Maya. Ia hanya melihat keberhasilan dan kesenangan yang dicapai Putri, tanpa memikirkan resiko yang akan ia dapatkan.

Bagaimana kalau para peminjam itu tidak dapat membayar hutangnya?

******************

1
Ma Em
Thor tolong selamatkan Nara biarkan dia sembuh dari penyakitnya dan bisa lepas dari si benalu Gery biarkan Gery menikah dgn Maya dan segera jadi gembel setelah cerai dari Naya semoga pak Handoko segera tau kelicikan menantunya
Ma Em
Buat Pelajaran untuk Gery Thor dan semoga Nara menggugat cerai Gery biarkan Gery dan Maya bersatu
Ma Em
Semoga Dirga dan Nara bisa segera bertemu kembali dan untuk Nara cepat lepaskan Gery agar Nara bisa segera bersatu dgn Dirga dan biarkan si Gery dgn Maya agar Gery bisa merasakan hidup susah setelah pisah dgn Nara.
Ma Em
Sudahlaj Nara tinggalkan Gery lelaki yg tidak tau diri sdh hidup numpang
Agus Tina
pisah aja sama gery.
Dian Herliana: makasih, Kakak. love you 😍
total 1 replies
Agus Tina
bagus ceritanya
Agus Tina
Mampir, kayaknya bagus ceritanya ... lqbjut thor
Ma Em
Aku mendo,akan sekali kalau Dirga berjodoh dgn Nara biarkan si Gery dipecat jadi menantu , hidup cuma numpang sama mertua saja belagu biarkan Maya merasakan bagaimana hidupnya setelah bersama Gery
Ma Em
Dirga cepatlah ceraikan Maya dan mungkin Dirga bisa bertemu lagi dgn Nara dan berjodoh
Ma Em
Semoga Dirga mendapatkan pengganti Maya perempuan yg baik dan sayang sama keluarganya terutama anak anaknya.
Ma Em
Gery menikahlah kamu dgn Maya tapi nanti hidup mu pasti jadi pengangguran karena kala ketahuan mertuamu kamu pasti dipecat jadi menantu, Gery hidup kamu saja numpang sama mertua tapi belagu.
Ma Em
sudahlah Dirga lebih baik kamu ceraikan saja Maya pasti kamu akan mendapatkan istri pengganti Maya wanita yg baik sedangkan si Maya skrg dia lagi sama Gery yg ternyata si Gery itu menjadi CEO itu perusahaan mertuanya nanti kalau ketahuan sama istri dan mertuanya juga pasti ditendang dan Gery jadi gembel biar Maya tau rasa wanita yg tdk pernah bersyukur punya suami baik bertanggung jawab malah disia siakan
Dian Herliana: makasih Kakak supportnya
total 1 replies
Gladys
Perasaan campur aduk. 🤯
Lucielxv
terpukau dengan plot yang rumit namun teratur.
Dian Herliana: makasih, Kak/Smile/
total 1 replies
Pandaherooes
Seperti bacaan impianku! 💭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!