Mencintai Gadis Biasa

Sesaat kemudian...

"Sebaiknya kamu tidak usah bercanda terlalu jauh hanya untuk menghibur ku, lagi pula mana mungkin ada yang mau membayarkan hutang ku yang nilai nya sampai ratusan juta, kalau seandainya cuma ratusan ribu mungkin itu masih masuk akal" ucap Lusy sambil tersenyum getir dan menganggap kata-kata itu hanya candaan Ronald

"Lusy aku sedang tidak bercanda!". Kata-kata Ronald kembali membuat Lusy terdiam untuk yang kesekian kalinya

namun kali ini Lusy tidak lagi menanggapi nya dengan kata-kata melainkan ia lebih memilih pergi dan membiarkan Ronald sendirian, Lusy memilih untuk menjauh dari Ronald bukan karna ia marah melainkan ia hanya tidak ingin Ronald melihat nya meneteskan air mata, sebab Lusy merasa bahwa dirinya adalah seorang anak yang tidak berguna yang tak bisa membuat orang tua nya bahagia dan melindungi mereka di hari tua mereka

Ronald merasa bersalah pada Lusy, ia tak tau apakah yang dikatakan nya sebelumnya adalah sebuah kesalahan namun ia juga tak berani menanyakan hal itu, takut jika Lusy akan tersinggung lagi

Ronald yang berniat ingin menyusul Lusy namun tiba-tiba sebuah suara dari panggilan ponsel tiba-tiba menghentikan nya...

...----------------...

Di kediaman keluarga Wijaya

Dua keluarga besar yang saat ini tengah mengadakan pertemuan keluarga secara khusus untuk membahas tentang perjodohan...

Tuan Anggara yang saat ini datang secara langsung bersama dengan istri dan anak nya hanya untuk membahas mengenai perjodohan putri nya Naina anggara dan putra tertua keluarga Wijaya yakni Ronald Wijaya yang rencananya akan segera langsungkan dengan tujuan untuk mempererat hubungan kerja sama antar perusahaan yang mereka miliki

Di sisi lain setelah Ronald mendapatkan panggilan telepon tersebut ia pun segera mengajak Lusy kembali, Lusy yang memang tak tau apa-apa sebelumnya tentu merasa bingung karna tiba-tiba Ronald mengajak nya kembali

"Apa ada yang salah, kenapa kita tiba-tiba kembali?" tanya Lusy ketika di tengah perjalanan

"Bukan hal yang penting tapi aku rasa kali ini aku harus menghadapi mereka secara langsung dan memperjelas segalanya" ucap Ronald yang berbicara sambil fokus menyetir tanpa melihat ke arah lawan bicara nya

Lusy tak berani lagi bertanya meski ia sangat merasa penasaran, namun ia pikir mungkin itu adalah urusan pribadi keluarga Wijaya dan tidak seharusnya ia ingin tau lebih jauh

"Mengapa kau tak bertanya lagi tentang apa urusan ku, apa tidak ingin tau alasan mengapa aku tiba-tiba mengajak mu kembali?" tanya Ronald yang bingung pada sikap Lusy yang hanya diam seolah tanpa rasa ingin tau lebih jauh lagi

"Ku pikir itu adalah urusan pribadi keluarga mu, tidak seharusnya aku bertanya lebih jauh lagi" Jawab nya singkat seolah tanpa beban

Ronald hanya tersenyum getir setelah mendengar penjelasan Lusy sebelumnya, meski dalam hati nya ia merasa sedikit kecewa dengan kenyataan itu, karna sejujurnya Ronald memilih bergegas pulang kerumah untuk pertemuan keluarga kali ini juga ada sangkut paut nya dengan Lusy, wanita yang di cintai nya dari sejak ia kecil

Tiba di kediaman keluarga Wijaya...

Suasana yang sebelumnya terasa damai dan hangat tiba-tiba berubah hening sesaat ketika semua orang menyadari kedatangan Sang Tuan muda yang di tunggu-tunggu ternyata tidak sendirian melainkan ia membawa seorang wanita muda dan cantik bersamanya

Lusy yang menyadari salah satu di antara keluarga itu terdapat seseorang yang di kenal nya, rasa canggung dan gugup menyeruak begitu saja dalam hati nya, sebab ini adalah kali pertamanya Ronald mengajak nya menghadiri sebuah pertemuan keluarga yang tidak seharusnya ia terlibat di dalam nya

Menyadari suasana canggung menyelimuti, Nyonya Emi berinisiatif untuk mencairkan suasana terlebih dahulu

"Ronald sayang akhirnya kamu datang juga, lihat lah Tuan dan nyonya Anggara sudah menunggu kedatangan mu sejak tadi, lihat lah betapa sabar Nona Naina yang juga menantikan mu, tapi,- "Siapa orang asing yang kau bawa itu" Tanya Nyonya Emi yang seolah mewakili pertanyaan semua orang yang ada di pertemuan itu kecuali Dika yang memang tidak hadir di sana

"Dia bukan orang asing, dia Lusy dan dia adalah kekasih ku" ucap Ronald dengan sangat tegas

Sebuah Pernyataan yang mampu membuat semua orang ternganga tak terkecuali Lusy sendiri yang saat ini berada di belakang Ronald

"Ronald kau sudah gila, jelas-jelas kita ini bukan sepasang kekasih tapi,-" ucapan Lusy seketika terhenti kala merasakan sakit di pergelangan tangan nya yang di cekal oleh Ronald dengan cukup keras Tampa sepengetahuan orang-orang yang ada di ruangan itu

"Ronald, apa kau sadar dengan apa yang baru saja kau katakan.?" Tanya tuan Rudi dengan amarah yang ia tahan

"Aku tidak akan berlama-lama disini, aku akan menjelaskan maksud kedatanganku kemari bukan untuk menyetujui perjodohan yang kalian buat, melainkan aku datang untuk memberi tahu kalian bahwa aku sudah memiliki wanita yang ku cintai dan aku juga akan segera menikahi nya" tegas Ronald yang membuat Naina merasa tak terima

"Tapi, Ka Ronald apa kau lupa dengan persahabatan kita sejak kecil, kau dan aku selalu bersama dan susah senang kita lalui bersama di masa kecil kau selalu baik padaku dan,-"

"Aku memang baik pada mu tapi bukan berarti aku menyukai mu, ingat baik-baik Naina, selamanya kita hanya akan menjadi teman dan tak ada yang bisa mengubah itu" ucap Ronald dengan tegas dan semakin membuat Tuan Rudi naik pitam

"Daras anak kurang ajar, kau benar-benar tidak memiliki sopan santun sama sekali, kau tidak malu mengatakan itu di hadapan Tuan Andi dan Nyonya Melisa, Cepat berlutut dan meminta Ma'af atau,-"

"Atau apa?, atau kau akan menghajar ku?! ayah sudah ku katakan padamu berkali-kali jangan coba-coba untuk mengatur hidup ku, karna aku tidak akan menuruti apapun yang perintahkan kecuali atas kemauan ku sendiri"

"Kau....!". (Ucapan tuan Rudi tiba-tiba terhenti dan di sela oleh tuan Andi"

"Tuan Rudi sudah lah, sebaiknya kita menunda dulu untuk membicarakan masalah ini, tidak baik jika kita membahasnya dalam keadaan marah, dan kepada nak Ronald sebaiknya kamu pikirkan lagi baik-baik tentang perjodohan kamu dan Naina, ini bukan hanya semata untuk menjalin hubungan dua keluarga melainkan juga dapat mempererat hubungan antara dua perusahaan kita, jika kamu melepaskan kesempatan ini begitu saja maka akan sulit bagi kita untuk mencapai kedudukan tertinggi di kota ini" ujar Tuan Andi yang berusaha untuk membuat Ronald menjadi luluh

"Tapi kenapa aku merasa bukan itu yang menjadi tujuan utama dari perjodohan ini?"

.

.

.

BERSAMBUNG