Ayah adalah sosok orang yang selalu berjuang untuk membahagiakan putrinya. Kebahagiaan akan selalu dirasakan seorang anak jika ayah selalu disampingnya.
Tapi, siapa sangka jika kebahagiaan itu tiba tiba harus hilang dengan sekejap.
Bisakah rasa bahagia itu hadir kembali seperti dulu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nindy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekolah Baru
Naura mulai memutuskan mau ke sekolah manakah ia akan melanjutkan pendidikan. Ayah Naura tidak pernah memaksa Naura untuk masuk ke sekolah manapun. Ayah Naura memberikan kebebasan penuh untuk Naura membuat pilihannya sendiri, supaya Naura semangat dalam menimba ilmu di sekolah.
"Ayah, Naura mau sekolah di sekolah negri saja boleh? " tanya Naura pada ayahnya.
"Boleh sayang, asalkan Naura benar-benar bersungguh sungguh saat belajar di sekolah ya" sahut ayah.
Akhirnya Naura memutuskan untuk masuk ke sekolah dambaan banyak murid. Tidak semua murid bisa masuk di sekolah itu. Naura harus melewati beberapa test untuk melihat apakah Naura mampu menjadi murid di sekolah tersebut. Ayah Naura dengan senang hati menemani anaknya untuk melengkapi beberapa berkas pendaftaran.
Keesokan harinya adalah hari dimana semua pendaftar harus melakukan test. Banyak sekali murid yang mendaftar ke sekolah itu, bahkan teman-teman Naura saat di Sekolah Dasar juga banyak yang mendaftar.
Sebelum masuk kedalam ruang test, Naura berbincang-bincang dengan teman barunya. Ia mulai berkenalan dengan beberapa teman baru yang berasal dari berbagai sekolah ternama. Ayah Naura melihat dari kejauhan dengan tersenyum. Pasalnya, Naura adalah anak yang pemalu. Ayahnya mulai bangga saat Naura berani untuk berinteraksi dengan orang baru tanpa malu-malu.
Setelah test selesai, Naura dan ayah pulang kerumah menggunakan sepeda motor tua. Naura tak pernah malu dengan kendaraan yang ia gunakan bersama ayahnya.
"Naura tadi mengobrol dengan siapa nak?" tanya ayah kepada Naura.
"Itu tadi teman baruku yah, namanya Rina. Dia berasal dari sekolah di kota ini juga" jawab Naura.
"Anak hebat......" sahut ayah sembari tersenyum dan mulai menjalankan sepeda motornya.
Hari ini adalah hari dimana diberitahukannya pengumuman penerimaan peserta didik baru. Naura dan ayahnya berangkat pagi dengan semangat. Doa ayah dan ibu selalu menyertai disetiap langkah Naura. Naura dan ayah menunggu di sekolah sambil memakan camilan karena tidak sempat sarapan tadi pagi. Papan pengumuman penerimaan peserta didik sudah mulai di letakkan depan beberapa ruang kelas.
"Ayo yah, kita lihat bagaimana hasilnya" ucap Naura sambil menggandeng tangan ayahnya menuju salah satu papan pengumuman.
Satu demi satu dibaca nama-nama pendaftar yang lolos dan tidak. Akhirnya, ayah menemukan Nama Naura. Ayah tersenyum tipis tanpa memberi tahu Naura. Saat Naura mulai melihat namanya di papan itu, ternyata Naura dinyatakan lolos menjadi murid baru di sekolah itu. Bahagianya Naura langsung memeluk erat ayahnya.
"Alhamdulillah Naura lolos sayang, Naura diterima menjadi murid baru disini. Selamat ya nak" kata ayah Naura.
"Iya yah, Naura akan belajar dengan sungguh-sungguh di sekolah ini" jawab Naura sambil tersenyum lebar.
Tatap muka di sekolah akan dimulai 2 hari lagi. Naura mulai mempersiapkan apa saja yang ia butuhkan di sekolah nantinya. Naura hanya membeli barang yang ia tidak punya. Naura tak membeli tas baru karena tas yang lama masih bagus. Tas yang sudah diperbaiki oleh ayahnya.
Hari demi hari Naura mulai berangkat sekolah dengan menaiki angkutan umum. Setelah sampai di sekolah ia melihat ada beberapa teman dari sekolah lama Naura yang juga diterima di sekolah tersebut. Namun, tak sedikit juga yang dinyatakan tidak lolos test.
Naura mulai memperkenalkan diri di depan kelas, ternyata ada salah satu teman lama Naura yang juga sekelas dengannya.
Suatu hari, Naura berangkat ke sekolah begitu pagi. Naura mulai menunggu angkutan umum yang ia naik menuju sekolah barunya. Namun, setelah beberapa lama ia menunggu tak ada satupun angkutan umum yang muncul. Karena takut terlambat, Naura akhirnya memutuskan untuk pulang kerumah dan meminta bantuan ayah untuk mengantarnya ke sekolah. Tak berpikir panjang, ayah bergegas mengambil kunci sepeda motor dan berangkat mengantar Naura ke sekolah.
Saat sampai di sekolah uang saku yang Naura gunakan untuk menaiki angkutan umum ia kembalikan pada ayahnya.
"Ini yah....(sambil menyodorkan sejumlah uang pada ayahnya)" ucap Naura.
"Ini uang apa sayang?" tanya ayah.
"Ini uang yang seharusnya untuk membayar angkutan umum, karena sekarang Naura diantar ayah jadi Naura kembalikan uangnya pada ayah" kata Naura sambil merapikan seragamnya.
"Memangnya ayah tukang ojek" kata ayah dalam hati sambil tersenyum tipis melihat kelakuan Naura.
Naura lalu bersalaman dan mulai masuk ke sekolah dengan lega karena ia tidak terlambat. Ia mulai berjalan menuju kelasnya dengan riang dan duduk di bangku nomor dua.
Saat pulang sekolah, Naura berniat untuk menaiki angkutan umum lagi. Ia tidak tahu saat siang, sudah ada angkutan umum seperti biasa atau tidak. Naura mulai berjalan pelan menuju ujung jalan. Saat Naura menyebrang, tiba-tiba ada mobil yang melaju kencang dari arah yang tak terduga.
"BRAKKKK..............."
Mobil itu tak sengaja mengenai badan Naura yang langsung terpental begitu jauhnya. Pengemudi mobil panik, apa yang harus ia lakukan? haruskah lari atau menolong anak yang ia tabrak? Beberapa warga yang melihat kejadian itu langsung mendekat dan memberikan pertolongan.
Ada yang menghubungi ambulance, ada juga yang menghubungi kantor polisi untuk melaporkan kejadian itu. Pengemudi itu sangat takut jika dia dihajar oleh warga, sehingga ia tetap berada didalam mobilnya. Mobil yang bagian depan penyok parah karena hanya menabrak Naura yang melaju dengan kecepatan tinggi.
Salah satu warga mendekati pengemudi itu dan meminta ia bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan. Perlahan pengemudi itu turun dari mobil dan berjanji bahwa dia tidak akan lari dan akan bertanggung jawab atas pengobatan Naura.
Warga yang melihat baju seragam Naura, medatangi sekolah untuk memberikan informasi kecelakaan dan juga meminta nomor telephone yang dapat dihubungi beserta alamat lengkap orang tua Naura.
Tak lama kemudian ambulance dan polisi datang untuk memberikan bantuan. Polisi berusaha menghubungi keluarga Naura dan memberi tahu kejadian yang menimpa putrinya.
"Selamat siang bapak, maaf mengganggu kami dari kepolisian ingin memberikan informasi mengenai kejadian kecelakaan yang menimpa putri bapak Naura" kata bapak polisi saat menghubungi Ayah Naura.
"Ya Allah.... anakku" teriak Ayah Naura karena syok mendengar kabar tersebut.
"Bagaimana keadaan putri saya pak? apakah dia baik-baik saja?" lanjut tanya ayah Naura kepada pihak kepolisian.
"Ambulance sedang membawa anak bapak ke Rumah Sakit Citra Medika untuk segera diberikan pertolongan, sebaiknya bapak segera menuju ke rumah sakit untuk mengetahui bagaimana keadaan putri bapak" jawab pak polisi.
"Iya pak, terimakasih atas informasinya'' ucap ayah Naura.
Ayah Naura memberitahukan kejadian kecelakaan itu pada ibunya secara perlahan karena takut ibu Naura cemas dan khawatir.
"Ibu, Ayah akan pergi sebentar ya. Naura mengalami kecelakaan dan sekarang berada di rumah sakit. Ibu dirumah saja ya karena adik Naura yang masih kecil tidak diperbolehkan masuk ke rumah sakit. Doakan semoga Naura baik-baik saja" ucap ayah Naura.
Ibu Naura yang syok dan langsung lemas menangisi Naura, mematuhi perintah ayah Naura untuk dirumah bersama anak bungsunya. Bagaimana keadaan Naura sekarang ?