Balas Dendam seorang istri yang tersakiti.
Mentari tidak menyangka jika suami yang di cintainya selama ini ternyata berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Perlahan rasa cinta itu mulai hilang dan berubah menjadi kebencian. Balas dendam adalah jalan satu-satunya untuk membalaskan rasa sakit yang di rasakan oleh Mentari selama ini.
Di sisi lain, Jhonatan Alfarizzy pria berusia 31 tahun, laki-laki masa lalu Mentari datang kembali dalam kehidupannya. Laki-laki yang begitu mencintainya dan laki-laki yang rela melakukan apa pun untuk mendapatkan Mentari, perempuan yang sudah lima tahun pergi meninggalkannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Cerita ini tidak menarik, cerita yang membosankan dan bikin darah tinggi. Untuk yang penasaran, silahkan di baca ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadisti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sangat muak
Mentari mulai berjalan menuju lemari pakaiannya. Ia membuka lemari itu, lalu mengambil mini dress berwarna merah yang sangat cocok dengan kulitnya yang putih dan halus. Mentari mulai melepaskan baju yang ia pakai, dan menggantinya dengan mini dress tersebut.
Tak lupa Mentari juga memoleskan sedikit make up, menambah kadar kecantikannya. Rambutnya yang panjang, sengaja ia urai begitu saja.
Setelah semuanya selesai, Mentari pun segera keluar dari dalam kamarnya. Ia berjalan dengan langkah kali yang santai menuruni anak tangganya satu persatu.
"Sudah selesai?" Tanya Alex ketika Mentari sudah berdiri di hadapannya.
Mentari hanya menganggukkan kepalanya pelan, sementara Alex, langsung berdiri dari tempar duduknya Dan berpamitan kepada mertuanya.
"Mah, aku dan Mentari, pergi dulu, ya." Pamit Alex sambil mencium telapak tangan mama mertuanya.
Mam Natalia tersenyum sambil mengusap punggung menantunya itu. "Iya, nak. Kamu hati-hati bawa mobilnya. Jangan kebut-kebutan, ya. Jaga Mentari dengan baik-baik, jangan biarkan dia keluar sendiri, lagi." Ucap mama Natalia sambil menatap menantunya itu.
"Pasti, mah. Aku tidak mungkin membiarkan Mentari keluar sendirian lagi." Jawab Alex membuat mama Natalia tersenyum.
Mentari segera menghampiri sang mama dan memeluknya. "Mama Jangan khawatir, aku bisa jaga diriku sendiri, kok." Ucap Mentari sambil melepaskan pelukannya. "Yasudah, aku pergi dulu ya, mah. Mama jaga kesahatan, jangan sampai mama sakit."
"Iya, sayang. Kalian hati-hati ya di jalan ingat pesan mama tadi, Alex."
Alex tersenyum, ia menyunggingkan kepalanya pelan, lalu berkata. "Ia, mah. Aku mengingatnya. Yasudah kita permisi dulu, mah."
Mama Natalia mengangguk pelan, setelah itu, Mentari dan juga Alex pun pergi melangkahkan kedua kakinya menuju pintu utama.
***
Alex mulai melajukan kendaraannya dengan kecepataan sedang, sementara Mentari terlihat fokus menatap lurus jalanan yang ada di depannya. Sepanjang perjalanan, Mentari hanya diam seribu bahasa, membuat Alex merasa tidak nyaman karena biasanya, Mentari akan selalu mengajaknya ngobrol.
Alex melirik sekilas ke arah sang istri, Penampilan istrinya itu terlihat sangat anggun dan juga sangat cantik. Bahkan bibirnya itu begitu menggoda membuat sesuatu dalam diri Alex seketika berdiri.
"Ekhmm... Sayang, aku baru lihat kamu memakai dress itu. Kamu sangat cantik sekali." Ucap Alex memecah keheningan itu.
Mentari mulai mengalihkan pandangannya dan menatap suaminya yang saat ini kembali menatap jalanan yang ada di depannya. "Karena ini adalah pertama kalinya aku memakai dress ini. Jadi wajar saja jika kamu baru melihatnya. Dan Terima kasih atas pujianmu, mas." Mentari kembali menatap lurus ke depan sambil melipat kedua tangannya di dada. Nada suaranya terkesan dingin membuat Alex tidak suka.
"Sayang, apakah kamu masih marah sama aku?" Tanya Alex sambil melirik sekilas ke arah Mentari. Mentari hanya diam tanpa bermaksud untuk menjawab pertanyaan suaminya itu.
Alex yang merasa tidak mendapat jawaban pun kembali bersuara. "Sayang, aku minta maaf atas kejadian tadi pagi. Aku salah karena sudah membentakmu dan menyakiti perasaanmu. Aku janji, aku tidak akan mengulanginya lagi. Jadi aku mohon maafkan aku."
Mentari menghela nafas beratnya, ia tersenyum dingin sambil menatap suaminya. "Aku sudah memaafkanmu, jadi kamu tidak perlu memohon maaf hanya karena masalah tadi pagi." Ucap Mentari sedikit melembutkan suaranya, meskipun ia sangat muak.
Alex terdiam, meskipun Mentari berkata ia sudah memaafkannya, namun ia tetap merasa masih ada yang aneh dengan sikap istrinya itu yang terkesan dingin dan juga cuek tidak seperti dulu.
"Sebenarnya ada apa dengan Mentari? Kenapa sikapnya semakin dingin kepadaku?" Alex bertanya-tanya dalam hatinya. Ia begitu penasaran dengan perubahan sikap istrinya yang begitu drastis. Ingin bertanya, namun ia takut Mentari akan berbalik nanya dan memojokannya seperti di telpon tadi. Alex memilih untuk diam, ia hanya fokus dengan setir kemudinya saja.
Bersambung.