NovelToon NovelToon
One Shoot JKT48

One Shoot JKT48

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Gabijh1799

Kumpulan cerpen yang tokohnya dari member JKT48

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sederhana (Freya)

Freyanashifa Jayawardhana merasa lelah dengan hidupnya. Sebagai keturunan keraton Yogyakarta, dia selalu mendapat perhatian dan tekanan dari keluarganya. Dia tidak bisa bebas memilih apa yang dia mau, mulai dari pakaian, teman, hobi, hingga pekerjaan. Dia selalu diatur dan diawasi oleh orang-orang di sekitarnya.

Dia ingin hidup sederhana seperti orang-orang biasa, bisa berjalan-jalan tanpa dikenali dan dihormati oleh semua orang, bisa bekerja sesuai dengan minat dan bakatnya, dan bisa mencintai seseorang tanpa harus mempertimbangkan garis keturunan dan status sosialnya.

Tapi itu semua hanya angan-angan. Freya tahu bahwa dia tidak bisa melawan takdirnya sebagai putri keraton. Dia harus menerima kenyataan dan menjalani hidupnya dengan pasrah.

Hingga suatu hari, dia bertemu dengan Azio Asshafa. Azio adalah seorang pengusaha muda yang sukses di bidang teknologi. Dia tampan, pintar, kaya, dan berwibawa. Tapi dia juga dingin, arogan, dan keras kepala. Dia tidak peduli dengan siapa pun selain dirinya sendiri dan bisnisnya.

Azio bertemu dengan Freya saat dia menghadiri sebuah acara amal yang diselenggarakan oleh keraton Yogyakarta. Dia tidak tahu siapa Freya dan tidak tertarik dengan latar belakangnya. Yang dia tahu adalah bahwa Freya adalah seorang wanita cantik yang menarik perhatiannya.

Azio mendekati Freya dan memperkenalkan dirinya. Freya kaget saat melihat Azio. Dia tidak pernah melihat pria yang begitu tampan dan karismatik. Tapi dia juga merasakan aura dingin dan sombong dari Azio.

"Siapa namamu?" tanya Azio.

"Freya," jawab Freya singkat.

"Freya? Itu nama aslimu?" tanya Azio lagi.

"Ya, kenapa?" balas Freya heran.

"Aku hanya penasaran. Namamu terdengar unik," kata Azio.

"Terima kasih," ucap Freya.

"Lalu apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Azio.

"Aku... aku hanya datang sebagai tamu," jawab Freya gugup dan terpaksa berbohong.

"Oh, begitu. Aku pikir kamu salah satu panitia atau relawan," kata Azio.

"Tidak, aku bukan," kata Freya cepat-cepat.

"Kalau begitu, apa yang kamu lakukan sehari-hari?" tanya Azio lagi.

"Aku... aku bekerja di sebuah toko bunga," jawab Freya bohong.

Sebenarnya Freya memang bekerja di toko bunga namun itu hanya pekerjaan sampinganya karena itu adalah toko milik temannya yang pertama kali bertemu pada saat Freya kabur dari rumahnya. Tapi dia tidak mau mengatakan hal itu kepada Azio. Dia takut Azio akan mengetahui identitasnya sebagai putri keraton dan berubah sikap terhadapnya.

"Kamu bekerja di toko bunga? Itu menarik," kata Azio.

"Benarkah?" tanya Freya ragu-ragu.

"Ya, tentu saja. Aku suka bunga," kata Azio.

"Kamu suka bunga?" ulang Freya tak percaya.

"Iya, kenapa? Apa ada yang salah?" tanya Azio bingung.

"Tidak, tidak ada," kata Freya cepat-cepat.

Dia merasa aneh mendengar Azio mengatakan bahwa dia suka bunga. Bagaimana mungkin seorang pria dingin dan arogan seperti Azio bisa suka bunga? Apakah itu hanya basa-basi atau benar-benar jujur?

"Jadi, apa jenis bunga favoritmu?" tanya Azio.

"Aku... aku suka mawar," jawab Freya.

"Mawar? Itu klise sekali," kata Azio.

"Klise? Bagaimana maksudmu?" tanya Freya kesal.

"Mawar itu terlalu umum dan terlalu banyak maknanya. Aku lebih suka bunga yang lebih spesifik dan lebih jarang ditemukan," kata Azio.

"Seperti apa?" tanya Freya penasaran.

"Seperti anggrek hitam," jawab Azio sambil tersenyum tipis.

"Anggrek hitam? Aku belum pernah melihatnya," kata Freya kagum.

"Itu karena anggrek hitam sangat langka dan mahal. Aku punya beberapa di rumahku," kata Azio bangga.

"Wah, kamu pasti sangat kaya," kata Freya tanpa sadar.

"Aku memang kaya," kata Azio santai.

Freya merasa malu dengan perkataannya. Dia merasa seperti orang desa yang baru pertama kali melihat dunia luar, merasa rendah diri di depan Azio yang begitu kaya dan berpengalaman, serta merasa tidak pantas berbicara dengan Azio lebih lama lagi.

"Aku... aku harus pergi sekarang," kata Freya sambil berdiri dari kursinya.

"Mengapa? Apa ada urusan mendesak?" tanya Azio heran.

"Iya... iya... ada... ada sesuatu yang harus aku lakukan," jawab Freya gugup sambil berbohong lagi.

"Oh, begitu. Kalau begitu sampai jumpa lagi," kata Azio sambil memberikan kartu namanya kepada Freya.

"Ini nomor teleponku. Hubungi aku jika kamu mau bertemu lagi," kata Azio sambil tersenyum manis.

Freya menerima kartu nama itu tanpa berkata apa-apa. Dia buru-buru meninggalkan tempat itu tanpa menoleh lagi ke arah Azio. Dia merasa bingung dan gugup dengan pertemuan mereka yang singkat tapi intens itu.

*

Setelah meninggalkan acara amal itu, Freya kembali ke rumahnya dengan perasaan campur aduk. Dia tidak bisa melupakan wajah dan suara Azio yang begitu tampan dan menawan itu. Tapi dia juga tidak bisa mengabaikan fakta bahwa dia telah berbohong kepada Azio tentang dirinya sendiri. Dia merasa bersalah dan takut jika Azio mengetahui kebenarannya nanti.

Freya memasukkan kartu nama Azio ke dalam dompetnya dan berusaha melupakan pertemuan mereka itu. Tapi semakin dia mencoba melupakannya, semakin sering dia memikirkannya. Setiap kali dia melihat bunga atau mendengar nama anggrek hitam, dia langsung teringat akan senyum tipis Azio yang membuat hatinya berdebar-debar.

Freya juga sering mendapat telepon dari nomor yang tidak dikenalnya. Setiap kali dia mengangkat telepon itu, ternyata suara Azio yang menyapa dari seberang sana.

"Halo, ini aku, Azio. Apa kabarmu? Apa kamu sudah menerima kartu namaku? Apa kamu mau bertemu lagi denganku?"

"Aku baik-baik saja. Ya, aku sudah menerima kartu namamu. Tidak, aku tidak mau bertemu lagi denganku."

Lalu dia langsung memutuskan sambungan tanpa memberi kesempatan bagi Azio untuk berkata lebih banyak lagi.

Freya berharap dengan sikapnya yang seperti itu, Azio akan berhenti menghubunginya dan melupakannya juga. Tapi ternyata harapannya sia-sia saja. Malah sebaliknya, semakin sering dia menolak telepon dari Azio, semakin sering pula telepon itu datang ke nomor ponselnya. Bahkan kadang-kadang sampai berkali-kali dalam sehari.

Freya mulai merasa terganggu dan kesal dengan sikap Azio yang terus-menerus menghubunginya tanpa menghiraukan penolakannya itu.

Apa sih maunya Azio darinya? Apakah dia hanya ingin main-main dengan perasaannya? Ataukah dia benar-benar tertarik dengannya? Freya tidak tahu apa yang ada di pikiran Azio. Yang dia tahu adalah bahwa dia tidak bisa terus-terusan berbohong kepada Azio. Dia harus mengakhiri hubungan mereka sebelum semuanya terlambat.

Freya memutuskan untuk menghadapi Azio secara langsung dan mengatakan kebenarannya. Dia berharap dengan begitu, Azio akan mengerti dan meninggalkannya sendiri. Dia mencari tahu alamat rumah Azio dari kartu namanya dan pergi ke sana tanpa memberi tahu siapa pun.

*

Sesampainya di rumah Azio, Freya terkejut melihat betapa mewah dan megahnya rumah itu. Rumah itu berbentuk vila dengan halaman yang luas dan penuh dengan bunga-bunga indah. Di antara bunga-bunga itu, Freya melihat beberapa anggrek hitam yang menawan. Freya merasa semakin rendah diri di depan Azio yang begitu kaya dan berkuasa itu.

Freya menekan bel pintu dan menunggu seseorang membukakannya. Tidak lama kemudian, pintu itu terbuka dan muncul seorang pria berkemeja putih dan celana hitam yang rapi. Pria itu adalah Azio.

Azio terkejut melihat Freya berdiri di depan pintunya. Dia tidak menyangka bahwa Freya akan datang ke rumahnya tanpa diundang. Tapi dia juga merasa senang dan bahagia melihat wajah cantik Freya yang membuat hatinya berbunga-bunga.

"Freya? Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Azio sambil tersenyum lebar.

"Aku... aku ingin bicara denganmu," jawab Freya sambil menunduk.

"Bicara apa? Masuklah dulu," kata Azio sambil menarik tangan Freya dan membawanya masuk ke dalam rumahnya.

Freya tidak bisa menolak ajakan Azio. Dia mengikuti langkah Azio menuju ruang tamu yang luas dan nyaman. Di sana ada sebuah sofa besar yang empuk dan sebuah meja kaca yang berisi buku-buku dan majalah-majalah. Di dinding ada beberapa lukisan yang indah dan mahal. Di pojok ruangan ada sebuah piano hitam yang mengkilap.

Azio menuntun Freya untuk duduk di sofa dan menyuruhnya untuk santai. Lalu dia pergi ke dapur untuk membuat minuman untuk mereka berdua. Freya merasa canggung dan gugup di rumah Azio yang begitu mewah itu. Dia merasa tidak nyaman dan tidak cocok berada di sana.

Freya memandangi sekeliling ruangan dan mencari sesuatu yang bisa dia gunakan untuk memulai pembicaraan dengan Azio nanti. Tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah foto yang terpajang di atas meja kaca. Foto itu adalah foto Azio bersama seorang wanita cantik yang mirip dengannya. Mereka tampak bahagia dan mesra dalam foto itu.

Freya merasa iri dan sakit hati melihat foto itu. Siapa wanita itu? Apakah dia pacar atau istri Azio? Apakah dia tahu bahwa Azio sering menghubungi Freya? Apakah dia juga tahu bahwa Azio tertarik dengan Freya?

Freya merasa marah dan benci kepada dirinya sendiri. Kenapa dia bisa merasakan hal-hal seperti itu? Kenapa dia peduli dengan hubungan Azio dengan wanita lain? Kenapa dia tidak bisa melupakan Azio saja?

Freya sadar bahwa dia telah jatuh cinta kepada Azio. Tapi dia juga sadar bahwa cintanya itu tidak akan pernah terbalas.

Azio kembali ke ruang tamu dengan membawa dua gelas teh hangat di tangannya. Dia meletakkan gelas-gelas itu di atas meja kaca dan duduk di sebelah Freya. Dia melihat wajah Freya yang murung dan sedih.

"Ada apa, Freya? Kamu kelihatan tidak enak badan," tanya Azio sambil menyentuh dahinya.

"Tidak... tidak apa-apa," jawab Freya sambil menghindari kontak mata dengan Azio.

"Jangan bohong padaku, Freya. Aku bisa melihat ada sesuatu yang mengganggumu," kata Azio sambil memegang dagunya dan memaksanya untuk menatapnya.

"Baiklah... baiklah... aku akan bicara," kata Freya sambil menarik napas dalam-dalam.

"Aku datang ke sini untuk mengatakan sesuatu padamu," kata Freya sambil menatap mata Azio dengan serius.

"Apa itu?" tanya Azio penasaran.

"Aku... aku minta maaf padamu," kata Freya sambil menundukkan kepalanya.

"Minta maaf? Untuk apa?" tanya Azio bingung.

"Untuk semua kebohongan yang telah aku katakan padamu," kata Freya sambil menggigit bibirnya.

"Kebohongan? Kebohongan apa?" tanya Azio semakin bingung.

"Semua tentang diriku... semua itu bohong," kata Freya sambil menatap mata Azio dengan bersalah.

"Aku bukan seorang pekerja toko bunga... aku bukan seorang tamu biasa di acara amal itu... aku bukan seorang wanita sederhana seperti yang kamu pikirkan..." kata Freya sambil mengeluarkan air mata.

"Lalu kamu siapa?" tanya Azio dengan nada dingin.

"Aku... aku adalah putri keraton Yogyakarta... aku adalah keturunan keraton Yogyakarta..." kata Freya sambil menangis tersedu-sedu.

Azio terdiam mendengar pengakuan Freya. Dia tidak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya. Dia merasa seperti ditampar keras oleh kenyataan. Wanita yang dia sukai ternyata adalah seorang putri keraton yang berbohong padanya sejak awal.

Azio merasa marah dan kecewa kepada Freya. Dia merasa dikhianati dan dimanfaatkan oleh Freya.bodoh dan naif telah jatuh cinta kepada Freya. Dia merasa tidak ada lagi alasan untuk mempertahankan hubungan mereka.

Azio melepaskan tangan Freya dan bangkit dari sofa. Dia menatap Freya dengan tatapan dingin dan penuh amarah.

"Jadi ini alasanmu datang ke sini? Untuk mengaku bahwa kamu telah berbohong padaku selama ini?" tanya Azio dengan nada sinis.

"Ya... ya... aku minta maaf, Azio... aku tidak bermaksud menyakitimu... aku hanya ingin hidup sederhana tanpa campur tangan keluargaku... aku hanya ingin mencari cinta sejati..." kata Freya sambil menangis.

"Cinta sejati? Apa kamu pikir aku adalah cinta sejatimu? Apa kamu pikir aku akan mencintaimu setelah kamu mengaku bahwa kamu adalah putri keraton?" tanya Azio dengan nada mengejek.

"Aku... aku tidak tahu... aku hanya tahu bahwa aku mencintaimu, Azio... aku mencintaimu dengan tulus..." kata Freya sambil memandang Azio dengan harap.

"Sayang sekali, aku tidak bisa mengatakan hal yang sama padamu," kata Azio sambil menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak bisa mencintai seorang wanita yang berbohong padaku. Aku tidak bisa mencintai seorang wanita yang berbeda dunia denganku. Aku tidak bisa mencintai seorang wanita yang tidak cocok denganku."

"Azio... tolong jangan katakan itu... tolong beri aku kesempatan untuk menjelaskan... tolong beri aku kesempatan untuk membuktikan cintaku padamu..." kata Freya sambil meraih tangan Azio.

"Tidak, Freya. Sudah terlambat untuk itu. Kamu sudah merusak segalanya dengan kebohonganmu itu. Kamu sudah membuatku kehilangan kepercayaanku padamu. Kamu sudah membuatku kehilangan rasa cintaku padamu," kata Azio sambil melepaskan tangan Freya.

"Azio... tolong jangan tinggalkan aku... tolong jangan pergi dariku..." kata Freya sambil memeluk Azio erat-erat.

"Maaf, Freya. Aku harus pergi. Aku tidak mau melihat wajahmu lagi. Aku tidak mau mendengar suaramu lagi. Aku tidak mau berhubungan denganmu lagi," kata Azio sambil mendorong tubuh Freya dan berjalan menuju pintu.

"Azio... AZIOOO!!!" teriak Freya sambil mengejar Azio.

Tapi sudah terlambat. Azio sudah keluar dari rumahnya dan meninggalkan Freya sendirian di ruang tamu yang sunyi dan sepi itu.

Freya jatuh terduduk di lantai dan menangis tersedu-sedu. Dia merasa hancur dan patah hati. Dia merasa kehilangan orang yang paling dia cintai di dunia ini. Dia merasa kehilangan harapan dan impian untuk hidup bahagia bersama Azio.

Dia merasa bodoh dan salah telah berbohong kepada Azio. Dia menyesali semua keputusan yang telah dia buat dalam hidupnya. Dia menyesali semua kesempatan yang telah dia sia-siakan untuk bersikap jujur dan terbuka kepada Azio.

Dia menyesali semua hal yang telah dia lakukan dan tidak lakukan untuk Azio. Dia menyesali semua hal yang telah dia katakan dan tidak katakan kepada Azio. Dia menyesali semua hal yang berkaitan dengan Azio. Dia hanya bisa menyesal dan menangis tanpa henti. Dia hanya bisa berharap dan berdoa agar Azio mau kembali padanya. Dia hanya bisa mencintai dan merindukan Azio tanpa batas. Tapi dia juga tahu bahwa itu semua sia-sia belaka. Karena dia sudah kehilangan Azio selamanya.

*

Beberapa bulan kemudian, Freya kembali ke kehidupannya walaupun terasa berat setelah pengakuannya pada Azio yang membuatnya merasa bersalah dan kehilangan belahan jiwanya.

Saat sedang membereskan bunga pesanannya, seseorang mendekati dan menyapa Freya.

"Frey"

"Loh kok, kak Wijaya"

"Apa kabar?"

"Baik"

"De kita pulang yah, mamah sama papah udah nungguin kamu dari lama"

"Udah yah kak, aku ngga mau dijodoh-jodohkan lagi"

"Ngga kok de, kemaren mamah sama papah bilang ke kakak mereka setuju kalo kamu mau hidup seperti apa"

"Yakin?"

"Iya de, kamu ngga percaya?"

"Bukan gitu, aku rasa ada sesuatu yang aneh apalagi tiba-tiba papah sama mamah nyetujuin itu"

"Dari kakak ngga tau tapi seenggaknya pulang yah"

"Nanti adek kabarin lagi deh"

"Ok de, btw kamu punya bunga yang bagus ngga?"

"Emang kakak mau bunga yang gimana?"

Mereka saling mengobrol serta mencari bunga yang tepat untuk Wijaya, selama ini Wijaya selalu mensupport Freya dan Wijaya juga yang memberikan kesempatan untuk Freya akan mandiri setelah dia keluar dari rumah.

Namun beberapa bulan ini Wijaya seperti kehilangan komunikasi dengan Freya menjadikan Freya dituntut untuk benar-benar mandiri tanpa bantuan kakaknya.

*

Beberapa hari kemudian Freya datang ke rumahnya yang berada di Yogyakarta, rumah keratonnya. Walaupun dia tidak suka dengan tradisi dan budaya, dia merindukan suasana rumah dan kotanya ini yang membuatnya sulit melupakannya.

Pada saat di depan rumah, dia kebingungan karena terdapat sebuah mobil yang tak asing dan dia sedikit mengenal mobil itu namun dia tak ingat mobil siapa itu, tapi dia tak ambil pusing dan masuk ke dalam rumahnya.

Saat masuk ke dalam rumah, dia disambut oleh beberapa orang pelayannya. "Selama datang Raden Roro"

Freya tak menjawab dengan kata-kata namun dengan gerakan, dia berusaha sopan dan menghormati yang lebih tua. Freya dituntun oleh pelayannya menuju ruang makan.

"Assalamualaikum" salam Freya memasuki ruang makan

"Walaikumsalam ya Allah nduk akhirnya kamu pulang" balas mamahnya menyambut putrinya setelah lama tak kembali ke rumah mereka

Saat sedang bersalam dengan mamah papahnya, dia dikejutkan dengan Azio setelah ayahnya disana satu meja makan dengan mereka. Azio sontak terkejut karena beberapa bulan tak bertemu dengan Freya.

"Ada apa nih pah mah?" Tanya Freya merasa kebingungan dengan situasi itu

"Jadi gini nduk, mamah sama papah sempet denger dari kakakmu sedang Deket sama orang jadi kita panggil anaknya kesini dan ternyata anak temennya papah" jawab mamahnya menjelaskannya

"Jadi..."

Mamahnya sempat memandang papahnya seperti memberi isyarat dan papahnya menganggukkan kepalanya, "Mamah sama papah setuju kamu Deket sama dia bahkan mau dijodohkan"

Freya terkejut mendengar itu karena dia tahu akan dibawa kemana situasi ini, Azio merasa Freya seperti dia tidak siap dan mereka mencoba keluar sebentar dari ruang makan itu untuk membicarakannya.

"Frey..."

"Kamu apa kabar?" Tanya Freya setelah dia terdiam dalam pikirannya

"Baik, kamu..."

"Aku minta maaf, sebelumnya aku bohong sama kamu" Freya menundukkan kepalanya

Azio memegang pundak Freya, "Aku maafkan, aku juga minta maaf udah menghilang selama ini"

"Kenapa?..." Freya menatap mata Azio dengan berkaca-kaca

Azio menghembuskan nafasnya perlahan, "Sebenarnya aku ngga tau kenapa setelah kamu bohong aku rasa ada sesuatu yang tak bisa aku lupakan dari kamu"

"Maksudnya?" Freya kebingungan

"Aku udah tau kamu sebenarnya siapa dan kenapa kamu keluar dari rumah" jawab Azio ternyata mengetahui siapa Freya sebenarnya

Sontak Freya terkejut, "Hah?!"

"Tapi aku berusaha agar hubungan kita terasa murni saling suka bukan karena perjodohan ini" Azio memberikan alasan dari tindakannya

"Jadi..."

"Kamu mau nikah sama Freya setelah apa yang kita lalui?" Azio mengungkapkan niatnya berada di rumah Freya sekarang

Freya terkejut karena ini terjadi tiba-tiba, "Aku ngga yakin, kamu yakin mau nikah sama aku?"

Azio menganggukkan kepalanya, "Setelah memikirkan itu, aku sudah yakin dan memaafkan kamu Freya"

"Tetapi ada yang mengganjal dihatiku" ucap Freya terpikirkan sesuatu

"Apa itu?"

"Pada saat kerumahmu, aku melihat foto dirimu dengan seorang wanita. Dia siapa?" Tanya Freya mengingat sebuah foto Azio bersama dengan wanita disana

Azio terkekeh dengan pertanyaan Freya, "Astaga, dia mamahku. Dia sudah lama tidak"

Sontak Freya terkejut, "Maafkan aku Azio, aku sempat ingin menuduhmu"

Azio tersenyum melihat wajah lucu dari Freya, "Tak apa, aku juga paham jika ada seseorang melihat foto itu menduga itu adalah pacar atau istriku namun yang ada di foto itu adalah ibuku"

"Jadi gimana Frey?" Lanjut Azio

Freya berpikir sejenak, "Aku... Aku mau Azio"

Azio senang mendengar penerimaan Freya kembali dan mereka berpelukan, setelah itu mereka masuk kembali dan memberitahu bahwa mereka menerima perjodohan ini namun dengan beberapa syarat dan orangtua Freya serta Azio menerima syarat dari mereka.

*

Beberapa tahun telah dilewati, Freya dan Azio menikmati pernikahan mereka dengan keinginan mereka tanpa ada campur tangan dari orangtua mereka sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.

Freya tetap melanjutkan usahanya dan Azio juga melanjutkan pekerjaannya, sampai suatu saat Freya memberitahu kabar gembira bahwa mereka akan kedatangan anggota keluarga baru atau Freya sedang hamil. Sontak Azio bahagia dengan itu dan mereka berusaha merawat dan membesarkan anak mereka dengan baik serta sesuai dengan pemahaman mereka.

***

1
Anta Sena
hallo
Gabijh1799: Gimana bang?
total 1 replies
Ai Hosino⭐🌟🌠
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/sedih banget cerita nya/Sob//Sob/
Gabijh1799: Waduh jangan sedih dong
total 1 replies
Monkey D. Luffy
Terima kasih untuk cerita yang menyenangkan! Jangan berhenti menulis ya thor 🌟
Gabijh1799: Siap bang, makasih juga udah mampir
total 1 replies
Pluto
Ceritanya bikin nggak bisa berhenti baca, lanjutkan thor!
Gabijh1799: Makasih yah udah mampir, dishare juga yah biar fans JKT bisa ikut nimbrung hehehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!