NovelToon NovelToon
Warm Life

Warm Life

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Wanita Karir
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ariadna Vespera

Farah adalah seorang psikolog muda yang energik dan penuh dedikasi. Setiap pagi dimulai dengan keceriaan, berinteraksi dengan penjaga gedung sebelum menuju tempat kerjanya di lantai enam. Sebagai seorang psikolog yang sudah berpraktik selama empat tahun, Farah menemukan kebahagiaan dalam mendengarkan dan berbagi tawa bersama pasien-pasiennya.

Pada suatu hari, saat makan siang, Farah mendengar kabar bahwa ada seorang psikiater baru yang bergabung di rumah sakit tempatnya bekerja. Jantungnya berdebar-debar, berharap bahwa psikiater baru tersebut adalah kakaknya yang telah lama tak ia temui. Di tengah-tengah rasa penasaran dan kekecewaannya karena belum mendapat kepastian, Farah bertemu dengan seorang pria misterius di kantin. Pria itu, seorang dokter psikiater dengan penampilan rapi dan ramah, membuat Farah penasaran setelah pertemuan singkat mereka.

Apakah pria itu akan berperan penting dalam kehidupannya? Dan apakah akhirnya Farah akan menemukan kakaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ariadna Vespera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 5

“Kita akan tunggu sampai pria asing ini bangun.”

Jawab

Farah. Satu jam, dua jam, tiga jam, sudah berlalu.

Pria asing ini masih belum

sadarkan diri, Farah dan Pera yang berjaga

semalaman. “Kita laporkan ke polisi

saja.” Ucap Farah khawatir.

“Kenapa wajahnya tidak asing?” ucap Pera.

“Apakah kau mengenalinya?” tanya Farah.

Pera terus memperhatikan pria asing itu dengan

sangat serius. “Aku ingat sekarang, pria ini adalah model.” Ucap Pera dengan

sangat yakin. Farah mundur perlahan “Siapa

namanya?” tanya Farah.

“Faisal atau lebih dikenal dengan nama Ical.” Jawab

Pera. Pria asing ini ternyata adalah seorang model yang sedang naik daun, baru

saja melakukan debut pertamanya dalam dunia music dan acting.

Farah sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, bahkan

jika mereka melapor ke polisi orang tidak akan percaya. Mereka berdua yang akan

masuk penjara atas tuduhan pembunuhan. Ditengah-tengah kegelisahan mereka

berdua Ical terbangun, Farah langsung melepaskan tali yang mengikat dari tubuh

Iplan. Tunggu, bagaimana jika dia memang berniat jahat pada Pera pikir Farah.

Farah kembali mengikat Ical.

“Apa yang sedang kalian lakukan, kenapa kalian

mengikatku?”

tanya Ical.

“Kenapa kau mengikuti Pera ?” tanya Farah dengan

tatapan

tajam sambil menatap Ical.

“Aku hanya ingin mengembalikan ini.” Ucap Ical

sambil memberi isyarat ada sesuatu di dalam jaketnya. Farah segera melepas tali

yang mengikat tubuh Ical, Ternyata itu adalah berkas kontrak kerja milik Pera.

“Kenapa ini ada di kamu.” Tanya Pera.

“Aku duduk tepat di belakangmu saat di pesawat,

jadi saat melihat berkas mu tertinggal aku berniat mengembalikannya. Tapi kamu

selalu

kabur saat aku panggil.” Ucap Iplan.

Farah yang sudah memahami ke salah pahaman dari

situasi ini pun hanya bisa terduduk pasrah, entah apa yang akan dilakukan Ical

pada mereka berdua. Farah hanya berpikir apakah dia akan berakhir

dipenjara karna kesalahan pahaman ini. “Jadi apa

yang akan kamu lakukan sekarang?”

ucap Farah.

“Tenang saja aku tidak akan menuntut kalian, tapi

sebagai gantinya aku ingin membuat kontrak kerja dengan kamu.” Ucap Ical sambil

menatap Pera. Pera pun mengiyakan hal itu. Kontrak itu menyatakan bahwa mulai

saat ini Ical disponsori oleh butik milik Pera.

Saat Farah melihat jam di tangannya sudah pukul

05:00 pagi. Farah sudah sangat mengantuk memutuskan untuk pergi ke kantornya di

rumah sakit. Setelah berpamitan dengan Pera dan meminta maaf kepada Ical atas

ke salah pahaman itu. Banyak sekali

kejadian yang menguras emosi Farah hari, Farah

mendekap dirinya sendiri dengan

lembut “Terima kasih untuk kerja kerasnya hari

ini.” Gumang Farah. Farah pun

tertidur sebentar sebelum kembali bekerja.

Matahari mulai naik kepermukaan menghangati langit

dengan perlahan. “Selamat pagi, kamu tidur di

kantor yah, tumben.” Tanya tekan kerja Farah. Farah

hanya membalas dengan

senyum.

“Farah ada orang yang mencari kamu.”

“Siapa?”

“Sepertinya dia dokter di sini” ucap rekan

kerjanya. Farah pun menghampiri orang tersebut dan ternyata itu adalah Iplan.

“Bagaimana kamu

tahu aku ada di sini?” tanya Farah.

“Pertama, aku melihat ada mobilmu di parkiran.

Kedua, aku bertanya kepada resepsionis di lantai berapa kantor kamu. Ketiga aku

menyuruh orang yang lewat memanggilkan kamu. Karna itu aku di sini. Aku membawa

bubur, ayo kita makan bersama!” ucap Iplan.

Farah pun mengajak Ical pergi ke ruangannya untuk

makan bersama. Setelah makan Iplan pun pergi dan Farah juga mulai bersiap untuk

menerima tamu yang datang.

Hari ini Farah kedatangan tamu yang kondisinya

sudah berat dan harus ke dokter psikiater tapi dokter yang biasanya Farah

rekomendasikan sudah pindah keluar kota. Saat melihat daftar dokter psikiater

Farah memutuskan untuk merekomendasikan kepada Iplan. Farah yakin Iplan bisa

mengatasinya.

Hari pun tak terasa sudah berlalu. Setelah

jam kerja selesai Farah pergi ke lantai 10 bukan

untuk menemui Ruel melainkan

Iplan, Farah hanya ingin berterima kasih karna

Iplan sudah mau menerima tamu

yang dia rekomendasikan. Saat menunggu di ruang

tunggu Farah melihat Ruel,

Farah ingin menghampirinya namun, Farah masih belum

siap menghadapi reaksi yang

akan Ruel berikan. Farah hanya pura-pura tak

melihatnya sambil menunggu Iplan

datang.

Sudah hampir setengah jam menunggu dan Farah tak

sengaja tertidur. Entah sudah berapa lama Farah tertidur tiba-tiba ada yang

membangunkannya. “Apakah kamu keluarga pasien?”

saat melihat siapa yang

membangunkannya ternyata itu Ruel.

Beberapa saat setalah Farah meninggalkan Ical dan

Pera berduaan di kamar hotel.

“Kenapa kamu mau membuat kontrak denganku, padahal

banyak sekali desainer

terkenal yang ingin membuat kontrak dengan kamu.

Kamu juga lagi naik daun kan.”

Ucap Pera.

Pera bukannya menilai bahwa dia tak pantas untuk

menjalin kontrak dengan Ical namun, Pera hanya heran biasanya orang yang sedang

naik daun akan langsung mengajukan kontrak pada butik dan desainer yang sangat

mahal. “Aku hanya tertarik padamu.” Sahut Ical.

Pera memalingkan matanya ke kiri dan ke kanan

merasa ambigu dengan jawaban Ical.

“Karna sudah menanda tangani kontrak, kamu bisa

keluar sekarang.” Ucap Pera.

“Berikan aku tanda mengenalmu, setelah itu aku akan

pergi.” Ucap Ical. Pera memberikan kartu namanya kepada Ical, Pera hanya

berfikir bahwa Ical tidak sepenuhnya percaya kepadanya. Wajar saja sih, tapi

yah sudahlah.

Pera juga tidak ingin berlama-lama dengan Ical

karna khawatir akan ada rumor

yang beredar.

Ical pergi keluar dari kamar Pera “Apakah dia tidak

mengingatku?”

gumang Ical.

*KEMBALI*

Farah yang terkejut saat melihat Ruel hanya bisa

terdiam dan menatap sendu. “Bukan, saya sedang menunggu dokter Iplan.” Jawab

Farah.

“Kalau begitu saya pamit dulu.” Ucap Ruel. Farah

yang sudah tidak tahan ingin menjelaskan kembali pertemuan singkat mereka

“TUNGGU…” ucap

Farah.

Ruel membalikkan badan menatap Farah.

“Ada perlu apa yah?” tanya Ruel.

“Apakah anda ingat dengan orang yang bernama

Farah?” tanya Farah balik.

“Farah, pasien di sini ?”

“Bukan, kita pertama kali bertemu di jalan besar

pinggir bukit dan terakhir bertemu di rumah sakit.” Ruel berusaha untuk

mengingatnya namun, tiba-tiba ada telpon darurat. Ruel segera berlari pergi

tanpa mengatakan apapun.

Memang bukan pertama kalinya Ruel bersikap seperti

itu terhadap Farah

namun, tetap saja itu sangat menyedihkan.

“xargus, sedang apa kamu di sini?”

tanya Iplan. Farah kebingungan siapa xargus dan

kenapa saat memanggil Iplan

menatapnya.

“Siapa Xargus?”

“Memang ada orang lain di sini selain kamu.”

“Jadi maksudmu Xargus itu aku, bukannya aku sudah

katakan

siapa namaku.”

“Sudah banyak yang memanggilmu dangan nama itu, aku

ingin

memanggilmu dengan berbeda. Bukannya lucu yah

Xargus yang berarti kelinci

sepertimu.”

“Lakukanlah sesukamu, aku kesini ingin mentraktir

kamu makan

sebagai tanda terima kasih karna sudah menerima

salah satu tamuku.”

“Aku tidak lapar sekarang, bagaimana kalau kita

ketaman bermain saja di dekat sungai?”   Farah menuruti permintaan

Iplan untuk pergi ketaman bermain, mereka pergi menggunakan mobil Farah.

Saat sampai di sana hal pertama yang ingin Ipan

mainkan adalah komedi putar. Seketika Farah bagaikan seorang ibu yang sedang

menjaga anaknya, yang baru pertama kali ke

taman bermain “Ayo Xargus juga harus ikut naik!”

ucap Ipan. Dengan tersenyum

tertekan Farah menuruti permintaan Iplan.

Saat melihat Iplan yang sangat bahagia

menaiki komedi putar, senyum Farah yang awalnya

tertekan menjadi lepas bahagia.

Farah merasa beruntung karna tak menolak ajakan

Iplan ke taman bermain.

Permainan berikutnya yang di coba Iplan adalah

bumper car.

Saat menaiki itu Iplan hanya menabrak Farah dari

belakang dengan tawanya yang bahagia, lepas. Farah yang sudah mulai geram

membalas mengejar Iplan, ingin menabraknya. namun, tak pernah berhasil sampai

waktu permainan berakhir. Farah yang kesal karna tak bisa membalasnya hanya

merengutkan wajahnya.

“Ayolah, aku akan memenangkan itu

untuk Xargus. Jadi jangan cemberut lagi yah!” ucap

Iplan sambil menunjuk boneka

kelinci putih yang tergantung di atas permainan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!