NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Hot Daddy

Menikah Dengan Hot Daddy

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Balas Dendam / Ibu Pengganti / Anak Kembar / Cinta Paksa / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:76.9k
Nilai: 5
Nama Author: Kacan

Sheila Cowles, seorang anak yatim piatu, menjalani kehidupan sederhana sebagai cleaning service di sebuah toko mainan anak-anak.

Suatu hari, karena kecerobohannya, seorang wanita hamil besar terpeleset dan Sheila menjadi tersangka dalam kejadian tersebut.

"Kau telah merenggut wanita yang kucintai. Karena itu, duniamu akan kubuat seperti di neraka," kata Leonard dengan penuh amarah.

"Dengan senang hati, aku akan menghadapi segala neraka yang kau ciptakan untukku," jawab Sheila dengan tekad yang bulat.

Bagaimana Sheila menghadapi kehidupan barunya sebagai ibu sambung bagi bayi kembar, ditambah dengan ancaman Leonard yang memendam dendam?


🌹Follow akun NT Othor : Kacan🌹

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kacan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MDHD 5

"Pengasuh!" tukas Leonard.

Sheila mendengus, pria di sampingnya adalah wujud pria paling mengerikan yang pernah ia temui.

Ting!

Pintu lift terbuka, tanpa suara Leonard langsung melangkah keluar, meninggalkan Sheila yang terpaku di dalam lift.

"Astaga," keluh Sheila, ia tersadar, dan langsung menyeret kopernya dengan terburu-buru.

Dengan jarak aman, Sheila mengikuti langkah lebar Leonard. Ia berjalan sambil melirik ke sekelilingnya, persis seperti seorang maling yang tengah mengendap-endap.

Sampailah Leonard dan Sheila di parkiran apartemen. Suasana tempat berderetnya kendaraan tampak sepi, membuat Leonard menghembuskan napas lega.

Leonard melepas kacamatanya, lalu masuk ke dalam mobil, ia duduk di bangku pengemudi.

Sementara Sheila, berhenti di dekat mobil Leonard, ia terus menatap ke sekelilingnya dengan perasaan was-was.

"Cepat masuk!" bentak Leonard dengan suara tertahan.

Tubuh Sheila terlonjak kaget, lagi-lagi suara bass Leonard membuat jantungnya hampir luruh.

"I-iya," sahut Sheila.

Tanpa bantuan siapa pun, Sheila memasukkan koper berisi pakaiannya ke dalam bagasi mobil.

Buru-buru Sheila menutup kembali pintu bagasi mobil, sebelum ada orang yang melihatnya.

Sheila bergegas masuk ke dalam mobil mewah milik Leonard, ia memilih duduk di kursi tengah.

Tanpa sepatah kata pun, Leonard langsung menyalakan kendaraan beroda empatnya.

Roda mobil itu berputar, melewati parkiran menuju pintu keluar.

Sheila menolehkan kepala ke arah jendela mobil, ia menatap orang-orang yang beraktivitas di luar dengan tenang.

Sejak semalam, Sheila sama sekali tidak keluar dari apartemennya, berita kematian istri dari pemilik toko mainan terbesar di kota New York menyebar begitu cepat.

Sheila masih belum memiliki nyali yang besar untuk berhadapan dengan orang banyak. Dirinya belum siap menghadapi caci maki manusia di luar sana.

Perjalanan terasa begitu lama, tidak ada percakapan di antara Sheila dengan Leonard.

Waktu seakan lama berputar, padahal jalan raya tampak begitu lenggang.

Setelah beberapa waktu, akhirnya mobil Leonard berhenti di depan gerbang bewarna putih yang menjulang tinggi, seolah menggambarkan kekayaan serta kesombongan pemiliknya.

Sheila memperhatikan gerbang rumah Leonard yang terbuka secara otomatis.

Kendaraan beroda empat itu mulai memasuki halaman rumah keluarga Smith, dan berhenti tepat di depan rumah yang lebih mirip dengan istana.

Pilar-pilar menjulang tinggi, air mancur mempermanis keindahan bagian depan rumah Leonard yang megah.

"Keluar dari mobilku, Pengasuh!" bentak Leonard dengan suara meninggi.

Sheila menghela napas, kali ini dirinya tidak terkejut dengan suara yang menggelegar bagai petir itu.

"Kau benar-benar tidak mengerti, ya?" Suara Leonard penuh amarah, melihat Sheila yang diam saja.

"Ah iya," sahut Sheila cepat, dengan tergesa-gesa ia turun dari mobil Leonard.

Bruk!

Tubuh Sheila tersungkur di atas paving block. Rasa sakit menjalar di kedua lututnya, ia meringis kesakitan menahan perih yang mulai menjalar. Beruntung dirinya mengenakan celana jeans panjang, sehingga tidak ada luka sobek di lututnya.

Tiba-tiba seorang satpam yang bekerja di rumah Leonard berlari menghampiri.

Satpam itu hendak membantu Sheila berdiri. Namun, Leonard yang baru keluar dari mobil, lebih dulu menghentikannya.

"Jangan bantu pengasuh ini, biarkan saja dia terluka. Mungkin Tuhan ingin membalas kejahatannya secara perlahan," ucap Leonard penuh cemoohan.

Deg!

Gigi Sheila saling beradu, menghasilkan bunyi gemeletuk yang menyiratkan kemarahan yang tidak dapat diluapkan.

Dengan susah payah Sheila berdiri, kerutan halus muncul di wajah Sheila saat dirinya memaksakan kedua kakinya untuk berdiri tegak.

"Ahhsst," ringis Sheila, menahan sakit.

"Pengasuh, cepat jalan!" teriak Leonard, kakinya melangkah maju lebih dulu, meninggalkan Sheila yang masih berdiri di samping mobil.

Sheila mengurut dada, berusaha sabar menghadapi pria bermulut pedas seperti Leonard.

"Anda ... pembunuh nyonya Zora?" tanya satpam yang berada di samping Sheila dengan wajah tidak menyangka.

Sheila menoleh, matanya membara. "Aku bukan pembunuh!" serunya tegas.

Dengan perasaan sedih yang menggerogoti hati, Sheila mengambil kopernya dari dalam bagasi dengan tangan bergetar, lalu beranjak pergi begitu saja, meninggalkan satpam yang terperangah di tempatnya.

Langkah kaki Sheila terseok-seok, ia mulai memasuki pintu besar yang terbuka lebar. Bagi Sheila pintu yang dimasukinya saat ini adalah awal dari perjuangannya dalam menghadapi neraka buatan Leonard.

"Ini dia pengasuh untuk Viona dan Viola," ucap Leonard yang berada di tengah-tengah ruangan.

Sontak Sheila mengangkat kepala, ia melihat ada banyak pembantu berdiri menatapnya dengan tatapan mengerikan.

Di antara delapan pembantu itu, Leonard bersama ibunya berdiri sambil bersedekap dada.

"Apa wanita ini yang menyebabkan nyonya Zora meninggal, Tuan?" tanya salah satu pembantu itu dengan hati-hati.

Sheila membuka mulut hendak menjawab. Namun, Leonard lebih dulu buka suara.

"Ya, dia orangnya," jawab Leonard.

Sheila meremat kuat pegangan koper di tangannya, ia menahan diri agar tidak menangis. Walaupun, saat ini air mata sudah menggenang di pelupuk mata.

Kepala Sheila menengadah, menahan air mata yang hampir tumpah. Ia kembali menegakkan kepalanya, lalu menatap orang-orang di depannya dengan berani.

"Perkenalkan nama saya Sheila Cowles, pengasuh bayi di rumah ini," kata Sheila sambil tersenyum getir.

"Masuklah, Pengasuh! Kau harus mengikuti kursus merawat bayi selama satu bulan, sebelum kedua bayi kembarku bisa dibawa pulang." Leonard menyeringai tajam.

"A-apa?! Sekarang?" Mata Sheila terbelalak, mulutnya menganga lebar.

"Tentu saja." Bukan Leonard yang menjawab, melainkan Hanny yang juga berada di depan Sheila.

Lutut Sheila yang terluka mendadak gemetaran, dengan langkah berat ia menarik kopernya masuk.

"Baiklah, mulai saja sekarang," ucap Sheila berusaha terlihat tenang, berbanding terbalik dengan apa yang tengah dirasakannya.

Leonard mengangkat tinggi kedua alisnya. "Sebelum itu, gaya rambutmu harus diubah. Emmm ... cara berpakaianmu juga perlu diubah," ujarnya sambil mengusap-usap rahang.

Diubah? Sontak Sheila memegangi rambut panjangnya. Ia pikir tidak ada yang salah dengan gaya rambut dan cara berpakaiannya.

Sheila mendadak bingung.

"Ava dan Clare, bawa dia masuk ke kamarku!" perintah Leonard pada dua pembantunya, ia berjalan menaiki tangga, meninggalkan Sheila yang tampak cemas.

"Siap, Tuan!" jawab Ava dan Clare serentak.

Kedua wanita berumur 40 tahun itu langsung memegangi masing-masing tangan Sheila.

"Lepas! Tunjukkan saja tempatnya, aku bisa jalan sendiri tanpa perlu diseret!" Sheila menarik tangannya kuat dari pegangan dua wanita di sisi kanan dan kiri.

Hanny yang memperhatikan Sheila sedari tadi berdecak di dalam hati. "CK, berani juga wanita muda ini."

"Cepat ikuti kami berdua!" seru Ava, bersuara ketus.

Sheila menarik kedua sudut bibirnya dengan terpaksa, ia menampilkan sebuah senyum lebar, berusaha sabar dan tidak terpengaruh oleh orang-orang yang membenci dirinya.

"Oke," sahut Sheila terlihat santai.

Ava dan Clare berjalan lebih dulu, sementara Sheila mengikuti dua wanita di depannya dari belakang.

Mereka berjalan melewati anak tangga demi anak tangga.

Hingga akhirnya mereka berhenti di depan pintu kamar yang berada di lantai dua.

Pintu kamar itu terbuka lebar, seakan menyambut kedatangan Sheila.

Glek!

Sheila menelan ludah dengan susah payah. Perlahan kakinya melangkah masuk, terlihat Leonard sedang berdiri bersama seorang pria yang bergaya seperti wanita di depan meja rias.

"Cepat ke sini! Gaya rambutmu harus diubah menjadi seperti Zora!" bentak Leonard.

Deg!

Menjadi seperti Zora?

Bersambung ....

1
Faulinsa
Dah Sheila hamidun pun tak apa, Leon Leon kecil-kecil nagihkan. Beneran ni kak sampai part 40 an end? happy ending ya kak, bikin Leo Leo bucin akut dulu ya. Bikin emak mertua juga shyoook dikit, menantu yang dibencinya hamidun. Ariana sepandai-pandai nya menyimpan bangkai pasti bakal tercium juga..
Yunita aristya
kapan terbongkar nya ,aku kok curiga sama sahabat istri nya Leo di balik meninggal nya
Kacan: nantikan di bab selanjutnya ya zeyengku 😍😘😘😘😘
total 1 replies
Suryani
lnjt thor☺️
Kacan: siap zeyengku 😍😍😍😍😘😘😘😘
total 1 replies
Suryani
selalu ska cerita mu thor,,, lanjtkn trus
Kacan: terima kasih zeyengku 😍😍😍😍😍😍
total 1 replies
Suryani Yani
ahhhhh bilang ajh klo emang sma² pengen aahhhaaaa gengsi bgt b.2 /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Kacan: Malu-malu kucing tuh pasangan😌🏃🏃🏃🏃
total 1 replies
Boma
santap habiiiiis
Kacan: Pingsan atuh😂😂🤣
total 1 replies
indah vanhouten
Update terus kak,
Kacan: siap zeyengku 🥰😍😍😍😘😘😘😘
total 1 replies
Dewi Anggya
Sheila jg hobbi mancing.. akhirnya kena jg atw emg sebenarnya sm²rindu Krn libur 5 bulaaaan 🤣🤣🤣
Kacan: mancing singa tidur ini mah🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
merry jen
kykyy sheila gk jdi kburr nie ,,mancing mancing singa stress trss bukn mkrinn caraa gmn ungkapin kbnrnn ktmuan zoraa Dann gmnn cara yy kburr tnp bw twiss atau bw ajj twiss ,,klo mau bls dendm y jgn bw twis toh mrkk GK bklnn knlinn kmu sbgaii mmyy Krn drmhh itu atau dhpp singa gk ad ft kmuu yg ad ft zoraa donkkk 🤣🤣🤣gk sabarr nungguin sheila pergi dr hdp singa sm ankyy ,,biar mulutt singa krjjaann 😭😭😭ajjj knn selama inn mulut berkoar koar pedass ajjj
Kacan: sabar zeyengku 🤭🤭🤭🤭 mari kita nantikan apa yang akan Sheila lakukan selanjutnya 😘😘😘😘
total 1 replies
indah vanhouten
lanjut
Kacan: siap zeyengku 😘😘😘😘😘❤️
total 1 replies
Dewi Anggya
jangan bilaaaang bahwa kau rada² insyaf Leo...truuus knp dgn jantungmuuu soaaak Tah butuh direparasi dibengkeeeel yaaaa🤣🤣🤣🤣🤣🤪🤭
dyah EkaPratiwi
ditunggu Leonard bucin
Kacan: semoga Leonard bisa bucin ya zeyeng,🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
mom'$ nji
nah kan dag dagan hate nya
Kacan: pertanda serangan jantung itu😂😂😂😂🙈
total 1 replies
Boma
rasa bucin segera merayap😄😄
Kacan: hap, lalu ditangkap🙈🙈🙈🙈
total 1 replies
Faulinsa
lanjut kak
Kacan: siap zeyengku 😘😘😘😘😘
total 1 replies
Siti Amanah
hah tuhkan UD mulai bucin siap siap aj di bikin bunting h...ha...
Kacan: bersiaplah Sheila🤭🏃🏃🏃
total 1 replies
Faulinsa
Benih-Benih kerinduan binti kecanggungan menuju benih kebucinan, ditunggu kebenaran akan muncul nya penyebab meninggal nya Zora. Bang Halley Jangan-jangan kakak kandung Sheila ni??
Kacan: Wah suka Othor yang begini ni🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
Pradyta
Wah wah si Leon udah KDRT kalau begini udah tdk termaafkan...lebih baik Sheila pergi jauh dari hidup Leon atau gugat cerai, biarkan aja si Leon kesepian dg segala penyesalannya ditambah lagi dg kebenaran siapa sesungguhnya pembunuh Zora
Kacan: Anti main tangan club, ya kan zeyeng😎😎😎🦾 hempaskan Leonard
total 1 replies
Siti Amanah
suami kejam kayak Lio minta di kasih pelajaran ,semoga kelak kamu bucin Lio.
4U2C
jangan disunat thor langsung buang semua tuh terong Leo baru tahu rasa🤣🤣🤣🤣🤣 biar enggak ada yang dipakai lagi enggak bisa enak-enakkan lagi 🤣🤣🤣🤣🤣
4U2C: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Kacan: wadoh kamoh ini🤣🤣🤣🤣🤣🤣nanti pabriknya tutup dong😂😂😂
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!