Tragedi, kematian, dendam, hingga keserakahan seorang ayah mulai terungkap pada kasus kematian sejoli yang penuh misteri hingga melibatkan banyak pihak, bahkan terjadinya korban salah tangkap.
Akankah dalang utama dalam kasus ini terungkap?
Jangan lewatkan cerita lengkapnya di Noveltoon.
Terimakasih🙏🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gubuk Baca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasti Ada Penyebabnya!
“Apa ini cuma kebetulan?”, gumam Bagas setelah mengambil beberapa foto pada ballpoint yang ada disana.
Ballpoint yang terlihat rusak itu, sepertinya diinjak tanpa sengaja oleh seseorang lataran ballpoint tersebut patah dua.
Satu potongan dari ballpoint itu menjadi daya tarik bagi Bagas, ia pun berniat untuk mengambilnya. Namun, ahli forensic yang masih disana pun mencegat tindakan Bagas.
“Apa yang kau lakukan? Kau ingin mengambil ini?”
“Tentu saja, itu bisa dijadikan bukti!”, ucap Bagas yang membuat ahli forensic ini tertegun.
Pikirnya, bagaimana Bagas yang dilehernya tersemat tanda pengenal reporter itu bisa sejeli ini? Ia saja yang mondar- mandir disana seharian bersama rekan kerjanya tidak melihat ballpoint yang tertutup plastik dari tumpukan sampah.
Melihat ekspresi penuh curiga dari ahli forensic ini, membuat Bagas ingin tertawa.
Tebak Bagas, pasti ahli forensic ini tengah mencurigainya saat ini, pada penemuan Bagas yang belum sampai satu jam disana yang bahkan hanya sibuk mengambil foto dari hal-hal yang menurut ahli forensic tidak penting.
Namun berbeda dengan ahli forensic yang tidak terlihat berpengalaman dimata Bagas, ia justru lebih tertarik pada hal-hal yang dianggap sepele oleh orang lain. Tentunya hal itu berdasarkan pengalamannya selama ini.
“Oh, pak Bagas. Kau disini!”, ucap salah seorang ahli forensic yang berusaha mencegah juniornya ini membuat kesalahan pada Bagas yang bahkan terlihat lebih ahli dari mereka lantaran telah terlibat dalam banyak kasus.
“Ya, kau juga disini. Apa saja yang telah kalian temukan?”, tanya Bagas yang tidak asing dengan ahli forensic ini lantaran keduanya sudah beberapa kali bekerja sama untuk menyelesaikan kasus.
“Yah, tidak banyak yang kami temukan. Namun sejauh ini, tidak ada hal yang mencurigakan di tkp”
“Benarkah?”
“Ya, kami sudah memeriksa berulang kali”, ucap sang ahli forensic yang tidak ingin dicurigai telah melewatkan satu bukti pun.
Ia yang tau Bagas orang yang seperti apa, berusaha dengan keras menyatakan tidak ada yang janggal dilokasi kejadian saat ini.
Namun sayangnya, perkataannya itu terdengar sia-sia bagi Bagas yang sejak awal telah menaruh kecurigaan pada kasus yang dinilainya penuh misteri ini.
Bagas yang tidak ingin mendegar pernyataan konyol dari ahli forensic yang dinilainya tidak kompeten ini lantaran mereka yang telah bekerja sama berulang kali, ia pun meninggalkan mereka begitu saja.
“Siapa dia?”, tanya sang ahli forensic yang mengambil ballpoint dari Bagas.
“Namanya Bagas, dia seorang reporter. Tapi dia ahli dalam bidang ini, dia bahkan memiliki banyak julukan. Dikalangan pengemarnya ia disebut ‘bom waktu’. Namun, bila turun lapangan begini dia disebut ‘rubah berbisa’ lantaran tidak pernah melepaskan buruannya”
“Oh, aku pernah mendengar tentang ‘rubah berbisa’ yang menantang professor saat itu. Ck, siapa sangka dia orangnya!”
“Karena itu, kau harus berhati-hati saat berbicara dengannya. Dia ahli dalam memanipulasi orang lain”
“Tapi dia benar-benar mengalahkan professor dan membuktikan kasus itu!”
“Husss, berhati-hati dengan kata-katamu. Kau taukan, professor akan marah jika mengungkit masalah itu!”, ucap sang ahli forensic yang berulang kali terlibat dalam kasus yang tengah diselidiki oleh Bagas.
Namun demikian, dia tidak membenci Bagas lantaran dia tau dunia ini butuh lebih banya orang yang seperti Bagas, yang akan berjuang keras akan keadilan orang lain meski ia tidak dibayar dan diancam.
Bagas yang meninggalkan ahli forensic ini pun kembali sibuk mengambil foto di sekitar lokasi kejadian hingga berjalan cukup jauh.
Setelah cukup lelah berada dilokasi kejadian, Bagas pun mampir ke sebuah rumah makan kecil yang tak jauh dari lokasi kejadian untuk mengisi perutnya.
Sambil makan, Bagas terus mencerna setiap kemungkinan yang ada, lokasi kejadian yang ada dijalan belakang dari pinggir kota J ini cukup menarik perhatian Bagas.
Bagaimana mungkin dua sejoli ini bisa datang ke dalam gang sempit yang bahkan tidak dilintasi oleh orang-orang dimalam hari lantaran lorong sempit itu cukup gelap.
“Lalu apakah mungkin kecelakaan tunggal bisa terjadi disana? Hah, pasti ada penyebabnya!”, gumam Bagas sendirian.
Meski hari sudah larut malam, Bagas tidak berencana untuk kembali ke apartement yang akan membuatnya teringat pada mendiang kekasih yang tersenyum hangat menyambut kedatangannya setelah lelah bekerja seharian.
Bagas pun terus menelusuri jalan di sekitar tkp sembari menebak hal apa yang menjadi pemicu kecelakaan tunggal yang terjadi pada dua sejoli yang sudah dikonfirmasi identitas mereka.
Sesekali Bagas memeriksa hubungan kedua jasad yang ditemukan dari seorang ahli yang biasa bekerjasama dengannya.
Dari data yang ada, identitas keluarga kedua korban sudah cukup jelas. Bahkan, kedua jasad juga dinyatakan sepasang kekasih yang sudah berhubungan sejak mereka menduduki bangku SMA.
Bagas tidak menemukan kejanggalan pada informasi pribadi dari para korban yang justru membuat Bagas semakin curiga.
“Pasti ada sesuatu yang terlewatkan!”, ucap Bagas sambil menghentikan langkah kakinya yang sejak dari tadi mondar-mandir untuk mendapatkan saksi dari kecelakaan tersebut.
Namun sialnya, tidak ada yang menjadi saksi dari peristiwa tersebut lantaran jalan itu berada di belakang ruko para pedagang.
Dan kebetulan lagi, tidak ada satu orang pun yang tinggal dirukonya lantaran tempat itu terkenal angker dan sering dijadikan tongkrongan oleh para preman untuk pesta alcohol.
Bagas yang belum bertemu dengan satu preman yang biasa nongkrong disana pun kemabli ke tkp berharap menemukan satu orang preman untuk ditanyai kesaksian mereka terkait kejadian malam itu.
Bagas yang berharap mendapat satu saksi ini dengan segera berangkat menuju tkp, namun hal yang tak terduga pun terjadi.
“Hem, siapa itu?”, tanya Bagas melihat seseorang tengah mondar- mandir di lokasi kejadian. Gelagat orang itu cukup mencurigakan lantaran postur tubuhnya saat itu sedang mencari sesuatu.
Hari yang sudah menunjukkan pukul 02.00 dini hari yang biasanya orang-orang masih tertidur pulas dirumah mereka, namun siapa sangka ada satu orang yang muncul dilokasi kejadian.
Sungguh sebuah berkah pikir Bagas, ia yang tadinya berniat sembunyi dari para preman yang ingin ditangkap dan diintrogasinya secara paksa namun malah bertemu dengan orang yang mencurigakan begini.
Siapa sangka ia yang bersabar menunggu para pereman yang tidak muncul-muncul sejak dari tadi malah bertemu dengan orang yang sedang membuat ancang-ancang untuk menyiram sesuatu pada lokasi kejadian.
Namun sang pria aneh tidak jadi menuangkan cairan itu, ia pun pergi menelusuri jalan menuju sebuah gang kecil yang ada disana.
Bagas yang tau gang kecil yang hanya bisa di lewati para pejalan kaki ini pun segera mengejar sang pria yang ditakutkan oleh Bagas bila berhasil mencapai ujung gang sana, sudah tentu akan susah menemukan pria ini.
Lantaran gang itu mengarah ke pusat dunia malam Kota J, yang masih ramai di kunjungi oleh orang-orang.
2 kopi meluncur
jangan buat masalah baru ya thorrrr..
misteri laura dan david harus selsai, jangan kayak kasus pacar bagas yg hilang authr buat/Sob//Sob//Sob/
terus kema*** nya yang memar itu gimana????