NovelToon NovelToon
Jodoh Pilihan Abi

Jodoh Pilihan Abi

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Pelakor jahat
Popularitas:78.6k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Nur Halimah

Sebagai anak bungsu dan perempuan satu-satunya, malam itu adalah pertama kalinya Abi membentak Zahra supaya putrinya itu menikah dengan anak Kyai Amir, Gus Afkar. Padahal Gus Afkar adalah suami incaran sahabatnya, dan dia sebenarnya berencana untuk lanjut S-2 dulu.
Setelah pengorbanannya, ia harus menghadapi sikap sang suami yang tiba-tiba berubah dingin karena setelah akad nikah, dia mendengar rencana Zahra yang ingin menceraikannya. Belum lagi, reputasi pondok yang harus ia jaga.
Mampukah Zahra bertahan diantara orang-orang yang punya keinginan tersendiri padanya? Dan akankah ia dapat mempertahankan rumah tangganya?
Zahra sang anak kesayangan keluarga, benar-benar ditempa dalam lingkungan baru yang tak pernah ia sangka-sangka sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Nur Halimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Diabaikan

‘jam 10’

Sudah larut malam, bahkan masakan di meja juga sudah dingin. Tapi Gus Afkar belum juga pulang tanpa kabar apapun. 

‘Dia pasti sangat marah?’ pikir Zahra sambil berkali-kali membuka ponselnya, sambil duduk di ruang tamu dengan gelisah. 

Sesekali, ia berjalan mondar-mandir ke sana kemari.  

“Kemana kamu, Gus?,” gumamnya lirih, bahkan ia tak melihatnya di masjid tadi saat sholat berjama’ah.

Zahra kembali berjalan, menilik keluar jendela. Namun tak ada siapapun di luar sana. 

Ia menghela napas panjang. 

‘Apa aku simpan dulu makanannya, nanti baru aku hangatkan kalau Gus pulang’ pikirnya sembari menutup kembali tirai jendela yang barusan disibaknya itu.

Ia kemudian membalikkan badannya dan berjalan menuju meja makan. Ia menatap meja makan yang penuh dengan makanan dan sepasang piring yang masih bersih tersebut.

‘Dari hangat sampai dingin, Gus’

Ia mulai membawa satu persatu masakan yang ada di sana ke dapur dan menutupnya dengan tudung saji mini.

Setelah itu, ia kembali ke ruang makan tadi untuk mengelap mejanya. 

Tap

Terdengar suara langkah kaki yang cukup berat masuk ke dalam ruangan itu. Aroma kasturi langsung menyeruak ke ruangan tersebut. 

“Jadi kau sudah membersihkan semuanya.”

Zahra seketika berhenti mengelap mendengar ucapan itu, ia segera berbalik dan menghampiri suaminya dengan hati-hati.

“I–tu aku tadi menunggu Gus pulang?” jawab Zahra gelagapan melihat suaminya mendekat ke arahnya dengan tatapannya yang dingin.

“Kenapa? Apakah kau ingin menunjukkan padaku kalau kau istri yang baik?”

Pertanyaan itu terdengar menyakitkan dan semakin membuatnya bertambah gugup saja.

“i–tu Gus kan belum makan malam?”

“Terus?”

Lelaki itu terus mendekat dan membuatnya mundur perlahan.

Zahra menelan ludah dan….

Punggung bawahnya menabrak meja makan sehingga ia tak bisa mundur lagi.

Namun lelaki itu tak mau berhenti dan terus mendekat ke arahnya.

“Karena Gus belum datang juga, Aku menyimpannya,” ucap Zahra menahan jantungnya yang berdetak kencang.

“T–tapi aku berniat menghangatkannya kalau gus datang,” lanjut Zahra sambil hendak berbalik  ke dapur. 

Namun  Gus Afkar yang sudah sangat dekat dengannya, menaruh kedua tangannya di sisi meja, di luar badan Zahra, membuat istrinya itu tak bisa berkutik.

Ia menatap Zahra dengan tajam dan….

Szzzt

Zahra melihat lampu atap yang berkedip-kedip dan mati dalam sekejap.

Suasana menjadi gelap

Hanya terdengar suara detak jantung mereka yang beradu serta desahan napas yang tidak teratur.

“Aku Peringatkan sekali lagi, kau jangan terlalu terhanyut dalam peranmu sebagai istri, atau aku tidak akan pernah melepaskanmu sebagai istriku,” ancam lelaki itu dengan sangat sinis sambil berbisik lirih dalam kegelapan.

Zahra menelan air liurnya.

Tiba-tiba lampu kembali menyala….

Zahra memandang wajah suaminya yang sedang menatapnya dengan begitu tajam itu. 

‘Gus, sebenci itukah kau kepadaku?’ gumam Zahra sambil balik menatap mata lelaki di depannya itu dengan gugup.

Lelaki itu kemudian menarik tangannya dari atas meja dan berbalik masuk ke dalam kamar. 

Dia tampak mengambil handuk untuk mandi seperti biasa.

Dzurriya memegangi dadanya yang berdetak aneh sambil menelan ludahnya. 

‘Kenapa kau jadi gugup begini, Zahra?’

“Kenapa malah bengong di sana? Apa kau tidak ingin istirahat dan tidur?”

Dzurriya tersentak kaget mendengar komentar suaminya yang sedang menenteng handuk itu.

“Apa Gus tidak mau makan dulu, A…ku….”

“Sudah makan,” sela lelaki itu sinis kemudian masuk ke dalam kamar mandi.

‘Padahal aku belum makan dan menunggumu, Gus.” keluh Zahra dalam hati.

******

Sebulan sudah berlalu…

Namun Gus Afkar tetap bersikap dingin dan acuh padanya. Padahal ia sudah berusaha untuk menjadi istri yang baik dengan mempersiapkan segala keperluan suaminya itu. Namun suaminya terus saja mengabaikannya. Dia hanya terlihat baik ketika mereka bersama keluarga besarnya.

Bahkan ia tak pernah diberi kesempatan untuk minta maaf atau mengetahui kesalahannya.

Atau memang lelaki itu dari awal tidak menginginkannya.

Zahra menatap jauh ke arah suaminya yang sedang mengarahkan acara temu alumni yang akan diadakan dua bulan lagi.

Lelaki itu tampak begitu keren dan sangat tampan diantara pemuda-pemuda yang beberapa tahun lebih tua dan lebih muda darinya itu.

“Apa kau sudah mulai jatuh cinta pada suamimu itu?” goda Ning Nusaibah yang sedang berkunjung dan membantunya menjamu tamu alumni itu.

“Ning kesini mau membantuku atau mau menggosip,” jawab Zahra tenang seraya memeriksa beberapa makanan yang akan dihidangkan di sana.

“Ning Zahra, ini makanan dan kopi yang tadi Ning pesan.” ucap salah satu santriwati sambil memberikan nampan berisi makan malam itu pada Zahra.

“Apa itu untuk si dia?” bisik Ning Nusaibah menggodanya kembali.

“Kalau tidak, masa’ untuk Bang Zawawi,” ucap Zahra menggoda balik kakak iparnya itu sambil tersenyum.

“Awas! cuma nganter lho ya, jangan diajak pulang, masih sore.”

Zahra hanya tersenyum mendengar ucapan Ningnya tersebut dan berjalan menghampiri suaminya.

Ia menarik napas panjang, apalagi di samping suaminya duduk itu, ada Adrian.

“Gus, makanlah dulu! dari tadi siang Gus belum makan.”

Lelaki itu hanya diam saja dan menatapnya sebentar tanpa berusaha menerima nampan itu. Ia tetap mengajak diskusi yang lain. 

Zahra akhirnya menaruh nampan itu dengan agak kecewa sambil tertegun menatap suaminya yang mengabaikannya itu.

 Tanpa sengaja, ia berpandangan dengan Adrian sekilas, kakak kelasnya itu tampak iba padanya.

Zahra segera mengalihkan pandangannya dan pergi dari sana. 

‘Lupakan aku, Kak! Kau berhak bahagia’

Zahra terus berjalan kembali menuju Ning nusaibah. Namun tak beberapa jauh Adrian memanggilnya, “Zahra!”

Zahra terhenti dan terpaksa berbalik.

“Ya, Kak Adrian. Apa ada yang bisa kubantu?” tanyanya formal.

“Apa terjadi sesuatu? Apa kau bertengkar dengan Gus Afkar.” tanya Adrian terlihat cemas.

“Maaf, Kak. Tapi kurasa Kakak tidak berhak turut campur urusan kami. Kalau sudah tidak ada yang perlu dibicarakan, saya permisi,” jawabnya sekenanya dan bersiap berbalik.

Namun lelaki itu kembali memanggilnya, “Tunggu!”

Terpaksa Zahra kembali menoleh dari pada nanti semua orang malah memperhatikan mereka.

“Aku akan kembali ke Jerman, minggu ini. Jadi kau tak perlu khawatir suamimu marah lagi.”

Zahra tampak menatap lelaki itu dalam-dalam.

‘Apa kau bisa membaca situasi kami, Kak’ 

“Itu saja yang ingin aku sampaikan, selamat tinggal,” ucapnya kemudian membalikkan badan. 

‘Maaf’ gumam Zahra dalam hati sambil memandangnya pergi.

“Apa kau akan membiarkannya pergi?” tanya Nayla yang tiba-tiba menghampirinya.

“Untuk apa?” tanyanya pura-pura tak mengerti.

“Apa kau bodoh? Dia datang jauh-jauh dari Jerman hanya untukmu,” ucap Nayla terlihat berusaha meyakinkannya, mungkin karena gadis itu adalah tempat curhatnya dan memahami betul masa lalunya.

“Dia berhak mendapatkan gadis yang lebih baik, Nay,” jawab Zahra sambil meninggalkan tempat itu.

1
Siti Yatimatin
mana julukan istri shjolihahmu zàhra yg kau ajarkan pada muridmu emang takut dosa suami minta hak ìstri menolak dilaknat alloh
Siti Yatimatin
Dasar bodoh kamu AZZAHRA KHOIDUNNISA
Lilik Juhariah
disini yg bikin pembaca jengkel , lebih takut janji ke sahabat drpd janji pada Sang Pencipta
Lilik Juhariah
bener bener Gus afkar menahan nafsunya , tapi istrinya yg keterlaluan
Lilik Juhariah
karaktermu aneh Zahra , sama suami berani udah tau hukumnya , kl sama sahabat takutnya minta ampun
Lilik Juhariah
hiks iks ks
Lilik Juhariah
punya suami sprt Gus afkar , jadi istrinya tersanjung banget
Lilik Juhariah
nurut suami zahra
Lilik Juhariah
ceritanya bagus pemilihan katanya bagus
Lilik Juhariah
ya ahirnya, biang keroknya kabur semua, andai suami sprt Gus afkar damai tuh para istri, sabar pengertian
Lilik Juhariah
la opo kok nuduh orang gk jelas
Lilik Juhariah
karakter Zahra sampe disini gk suka banget, mentingin temennya , gk jujur, dan lebih jengkelin lagi sukanya bicara dalam hati
Lilik Juhariah
ini Zahra udah tau bertemu selain mahram apalagi udah punya suami dosa, dilakukan trs , ntar jadi fitnah
Lilik Juhariah
ini kelakuannya nayla
Lilik Juhariah
Zahra lebih banyak bicara dgn hatinya, wkkwk
Lilik Juhariah
Nayla terlalu Ter obsesi
Lilik Juhariah
kesenengnya ngomong gitu, ntar kl nikah beneran sakit hati, untung Islam melarangnya , Zahra Zahra
Lilik Juhariah
haaah janinnya siapa , tapi masih ngejar Gus afkar
Lilik Juhariah
walau pun amnesia juga gk begitu , tetap harus jujur ,
Lilik Juhariah
lah Nayla ini lucu , wong Gus afkar cintanya sama Zahra , emang kl Zahra cerai trs bisa kamu gantikan jadi istri Gus afkar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!