NovelToon NovelToon
Mengubah Takdir

Mengubah Takdir

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Time Travel / Mengubah Takdir / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Wanita / Kontras Takdir / Menjadi Pengusaha
Popularitas:113.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: Carrot_Line

Kehidupan kali ini sangat buruk, Fen Hui ingin mengubah nasib nya. Tidak seperti kehidupan sebelumnya, dia hidup serba kecukupan. Tapi kali ini hidupnya tidak mudah, makan hanya dengan kentang dan ubi. Gandum yang ditanam di ladang tidak bisa dimakan! ayah yang selalu mengutamakan belajar dan bersenang-senang. Datang kerumah hanya untuk mengeruk uang ibunya, tidak bisa dibiarkan! kali ini Fen Hui ingin makan enak dan hidup nyaman sama seperti dikehidupan sebelum nya.

Jadwal update;Selasa,Rabu,Kamis,Sabtu dan, Minggu.

Libur Reguler;Senin dan Jum'at.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carrot_Line, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aniang, aku akan menjelaskan

Tumpukan uang koin tembaga terlihat begitu menarik, keluarga Fen mendapatkan 10 Jiao! Panen kali ini lebih bagus dari tahun kemarin. Fen Hua tidak menyangka akan mendapatkan 1 Yuan, gandum yang di panen lebih banyak. Sebagian di gunakan untuk membayar pajak Corvee, sisanya dia menjualnya.

Hanya saja Fen Lang tidak puas, dia tidak mungkin membawa semua uang hasil jual gandum. Itu artinya hanya bisa mendapatkan setengahnya, padahal dia sangat berharap mendapatkan 1 Yuan lebih untuk membeli tinta batang, kertas dan pena.

"Aku akan mengambil 5 Jiao, ujian sudah dekat harus kembali lebih awal."

Wajah Fen Lang terlihat murung, Fen Hua merasa suaminya kali ini sedikit berubah. Biasanya dia akan marah-marah saat mendapatkan uang yang tidak sesuai dengan harapannya, lalu memukul dirinya dan anak-anak. Mengatakan bahwa mereka ber 5 tidak berguna sama sekali. Mungkinkah suaminya mendapatkan sedikit pencerahan?

"Fu Qin, ujian kali ini harus berhasil. Mei'er ingin makan enak seterusnya."

Melihat mata jernih dan bulat putri bungsunya, wajah Fen Lang sedikit membaik. Dia tersenyum sombong dan berkata.

"Ya, tentu aku akan berhasil kali ini dan menampar wajah semua orang di desa ini."

Dia tertawa senang, dan menyimpan uangnya. Fen Hui terus mengutuk dalam hati, ayah bajing*n nya menyebalkan. Kenapa tidak cepat pergi? Dia memiliki pelanggan tetap sekarang bahkan hari ini tidak bisa berjualan.

'Cepatlah pergi Fu Qin... Aku tidak mau kau berlama-lama disini.'batin Fen Hui.

Dia bangkit berdiri melangkah keluar dari rumah, menuju dapur yang terpisah. Fen Mei mengikuti nya dari belakang karena penasaran, dia tau Kakaknya mengetahui dirinya mengikuti jadi tidak perlu diam-diam.

"Apa yang akan kita lakukan disini?"

Fen Hui melirik adiknya sebal, dia mengambil tabung bambu yang biasa diisi air minum. Tabung itu terselip di tempat gelap, sulit dijangkau mata kalau tidak diperhatikan dengan benar.

"Menghitung uang ku."

Netra mata Fen Mei berbinar mendengar uang di sebut,"ada berapa sen didalam tabung?"

Jika diingat-ingat hari pertama penghasilan nya mendapatkan 1 Jiao, tersisa 9 sen. Lalu hari kedua dia mendapatkan 2 Jiao karena barang dagangan nya lebih banyak dari kemarin. 1 pon daging babi seharga 1 Jiao 7 sen dan tersisa 1 sen! 2 sen diberikan pada Fen Mei.

Fen Hui merasa dirinya kembali miskin,"uang ku tersisa 1 Jiao."

"Mei'er mempunyai 1 sen."ucap adiknya cemberut."kapan kita akan menghasilkan banyak sen kak?"

Mereka harus kembali berjualan, dan mengumpulkan banyak uang. Besok Fen Hui akan kembali berjualan lagi, tapi harus mencari alasan untuk pergi keluar dengan keranjang anyaman. Panen sudah selesai para petani memutuskan untuk istirahat beberapa hari, itu berarti kedua kakak tertuanya akan berada dirumah bersama ibunya.

"Besok, tentu saja lebih cepat lebih baik. Kita juga tidak bisa menyembunyikan ini dari Ibu dan Kakak tertua kita."jelas Fen Hui membuat adiknya merasa tidak puas.

Keesokan harinya Fen Hui pergi pagi-pagi buta kebawah kaki gunung, tubuhnya menggigil karena udara pagi begitu dingin. Memanen kunyit dan jahe dengan hati-hati, dia juga mendapatkan tanaman lainnya. Ada lengkuas rempah penghilang bau amis pada masakan daging atau ikan itu pasti diminati oleh ibu rumah tangga. Memutuskan untuk menggali lebih banyak, matanya menatap lahan luas lain yang tidak terurus.

Tanaman kecil dengan buah berwarna biru pekat hampir terlihat hitam, membuat Fen Hui tertawa senang. Sejak kapan ada blueberry liar disana? Dia tidak pernah memperhatikan lahan itu. Setelah mengumpulkan banyak jahe ,kunyit, dan lengkuas. Fen Hui memetik Blueberry liar, para penduduk desa enggan mengurus lahan di dekat kaki gunung. Selain banyak bebatuan dan sulit digempur, babi hutan kerap merusak tanaman yang mereka tanam.

Mengetahui lahan di sini pernah digempur dan itu ditinggalkan begitu saja, mungkin pemilik nya menyerah karena terlalu banyak bebatuan. Tanah yang berhasil di gempur ditumbuhi banyak tanaman liar, apa Fen Hui harus meminta surat tanah pada kepala desa? Kerajaan tidak begitu berminat pada lahan dibawah kaki gunung, mereka memutuskan untuk memberikan lahan itu pada para petani dengan gratis.

Tentu saja tidak ada yang mau! Memangnya siapa yang mau menanam tepat didekat kaki gunung. Jelas selain membahayakan nyawa, juga memerlukan pengeluaran besar serta memeras tenaga. Mencangkul tanah penuh batu memerlukan waktu yang lama. Kebanyakan warga di desa nya, menyewa lahan dan membagikan hasil panennya dengan pemilik lahan. Belum di bagi lagi pada pajak Corvee, Fen Hui dapat memaklumi itu.

"Ini masih bisa dijual, dengan begitu akan ada banyak uang yang dihasilkan hari ini."

Fen Hui mengangkat keranjang anyaman, menggendong nya di punggung. Berjalan pelan karena bawaannya begitu berat, dia akan jujur pagi ini pada Ibunya dan meminta Kakak tertuanya Fen Xiang menemani nya ke kabupaten.

Beruntung nya saat kembali kerumah Fen Lang sudah tidak ada, dia kembali ke sekolah kabupaten untuk melanjutkan belajar nya. Fen Hua tengah menjemur pakaian di halaman, heran melihat putri keduanya datang dengan keranjang anyaman berisi penuh. Ada kunyit, jahe dan lengkuas! Diatasnya terdapat banyak blueberry liar.

"Dari mana kau mendapatkan semua itu?"

Fen Hui meletakkan keranjangnya didepan rumah, dia duduk berjongkok menghilangkan lelah.

"Semua ini dari kaki gunung, Aniang."

Terkejut mendengar penuturan Fen Hui, Fen Hua menatap putrinya marah. Bagaimana bisa gadis itu nekad pergi ke kaki gunung tanpa pengawasan orang dewasa?

"Aniang jangan marah, kemari dan duduk. Biarkan aku menjelaskan apa yang kulakukan selama beberapa hari kemarin."

Wanita yang di panggil nya menghela nafas, dia menyingkirkan pakaian basah di pinggir rumah dan duduk di kursi panjang. Fen Hui sangat gugup menjelaskan sesuatu.

"Aniang.. akhir-akhir ini aku sering pergi ke kabupaten untuk menjual kunyit dan jahe."

"Apa yang kau katakan? Pergi ke kabupaten seorang diri? Apa kau pikir aniang sudah tidak mampu lagi menghidupi keluarga kita?"mata Fen Hua berkaca-kaca.

Rasa bersalah merebak di hati Fen Hua, dia tau keadaan ekonomi keluarganya yang paling buruk di desa. Semenjak menikah dengan Fen Lang hidup nya semula terasa nyaman dan mudah. Kini jungkir balik bagaikan roller coaster, makanan yang paling enak sekarang adalah kentang dan umbi. Daging makanan istimewa bisa di makan saat perayaan tahun baru saja.

Itu pun jika Fen Hua berhasil mengumpulkan puluhan sen, tanpa sepengetahuan Fen Lang. Lelaki itu tidak ambil pusing dari mana daging itu datang. Yang terpenting dia bisa makan enak saat perayaan tahun baru.

"Bukan begitu, aku sangat senang menghasilkan uang. Menghabiskan waktu sepanjang hari dirumah itu membosankan, sedangkan Aniang selalu melarang ku ikut ke ladang."

Fen Hui tidak mau Aniang nya salah paham, Fen Mei datang dari balik pintu. Matanya menatap keranjang anyaman terisi penuh. Dia berlari menghampiri Fen Hui dengan senang.

"Apa kita akan berjualan lagi?"

Mulut nya terkatup rapat saat melihat ibunya duduk disamping kakak ketiganya.

"Berapa banyak sen yang kau hasil kan, sehingga bersikeras ingin berdagang?"Fen Hua menatap Fen Hui serius.

Dia tidak akan memaksa putrinya berhenti kalau memang gadis itu menyukai kegiatan berdagang, uang yang dihasilkan nya bisa dikumpulkan untuk maharnya menikah nanti.

"Bisa sampai 1 atau 2 Jiao."jawaban putrinya membuat Fen Hua hampir tersedak ludahnya sendiri.

Bagaimana bisa anak kecil memegang begitu banyak uang? Tapi Fen Hua bersyukur putrinya memiliki kemajuan.

"Pergilah, Aniang tidak akan menahan mu. Biarkan Fen Xiang menjaga mu."

Tangan kurus nya mengusap lembut kepala Fen Hui, Fen Mei menatap ibunya penuh harap.

"Aniang, Mei'er ingin ikut."

Wanita yang disayangi nya menyetujui, dia memanggil Fen Xiang. Pemuda itu datang dengan wajah penuh pertanyaan.

"Pergilah bersama kedua adik mu, mereka ingin ke kabupaten. Temani mereka dan jaga agar tidak terjadi apa-apa."perintah Fen Hua.

Kening Fen Xiang mengerut."apa yang akan dilakukan oleh adik ketiga dan adik keempat?"

"Mereka akan berjualan, awasi saja sudah cukup pergi lah ke gerbang desa tunggu seorang kusir datang dari desa lain seharusnya sebentar lagi datang. Naik itu saja bawa 12 sen untuk biaya pulang pergi."

Fen Xiang tidak bisa kata-kata itu pemborosan, bagaimana bisa adiknya tidak mengerti keadaan keluarga mereka? Apa mereka mau kedinginan saat musim dingin tiba. Dan keluarga mereka tidak memiliki tabungan untuk membeli pakaian hangat, arang dan memperbaiki rumah.

"Hah...baik, aku akan mengantar keduanya sekarang."

Fen Xiang berjalan dengan bahu merosot, penghasilan panen yang besar seakan sirna dalam sehari.

"Berhati-hatilah dijalan."pesan Fen Hua.

Fen Hui dan Fen Mei mengangguk patuh, keduanya berlari menyusul Fen Xiang. Beruntung kedua gadis kecil itu tidak perlu Membawa beban berat lagi, karena keranjang anyaman nya sudah dibawa Fen Xiang.

1
Anonymous
k
lily
👍👍👍👍
lily
kewarasan minim gak tuh😂😭
lily
emang enak 😂😂😂
Me Ta
sayang sekali fen Hui ngga punya keahlian beladiri
Jasmin Melor
Luar biasa
Nur Lela
luar biasa
AbC Home
Luar biasa
Siesca Anwar
Terima kasih thor ceritanya sangat bagus
Ni Ketut Patmiari
semangat ya thor💪
Ni Ketut Patmiari
ttep semangat thor, karyanya bagus👍
Ni Ketut Patmiari
Luar biasa
Qimti Sa
good
Erna Fkpg
tk kirain tersesat dihutan dan mendapat peninggalan ilmu bela diri dan harta seperti cerita kolosal lainnya
Erna Fkpg
bagus tidak ada yg durhaka klau atah macam itu
Erna Fkpg
baru kali ini membaca tokoh utamanya benar2 miskin dan lama kayanya dan masak tubuhnya gk risih gk dibersihkan kan tokihnya dr masa depan masak gk ada sungai untuk mandi
Murni Dewita
finish
Yurniati
sukses selalu dalam berkarya thorr
Yurniati
tetap semangat terus thorr
nurul rahma2020
Terima kasih thor,, ceritanya sangat bagus😘,,, meskipun gk rela udah end😄.. lanjutkan novel barunya thor tetap semangat 💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!