NovelToon NovelToon
Mendadak Jadi Sugar Baby

Mendadak Jadi Sugar Baby

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Konflik etika / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / PSK / trauma masa lalu
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Byiaaps

Apa benar kalau zaman sekarang cari uang halal itu susah?

Hidup di lingkungan sekitar yang toxic, membuat Binar harus bertahan hidup dengan caranya sendiri.

Cara seperti apa yang ia pilih?

Jangan lompat bab untuk menghargai karya penulis, bila tak suka bisa skip saja, jangan mampir hanya untuk membaca secara acak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

“Om Rehan, kapan mau belikan aku mobil? Aku kepanasan kalau naik ojek, rambut juga jadi lepek dan bau karena pakai helm. Kalau naik taksi online uang jajanku bisa habis,” rayu Amel pada sugar daddynya.

“Memang kamu bisa nyetir? Mau mobil apa?” tanya Om Rehan bak ingin memanjakan wanita peliharaannya.

Amel menjelaskan mobil yang ia idamkan, ia pun juga mengaku bisa menyetir meski belum jago.

“Nanti Om akan minta asisten untuk belikan mobilnya dan kirim ke rumah kamu ya, Sayang. Tapi, minggu depan temani ke luar kota ya. Kita menginap di sana,” tawar Om Rehan meminta imbalan.

Seakan hal itu sudah biasa terjadi, Amel pun menyetujuinya, tak menolak sedikit pun.

Sementara itu, di bakery, Vira tengah sibuk menghubungi Binar yang tak masuk kerja tanpa kejelasan. “Mana sih ini anak, katanya setelah seminggu akan kembali kerja. Sudah keenakan kali ya hidup jadi nyonya. Tapi ya setidaknya ada surat pengunduran dirinya dong.”

Apa yang orang-orang pikirkan tentang hidup Binar paska menikah, tak sesuai dengan realita yang dihadapinya.

Merasa ada yang tak beres dengan pernikahannya, Binar mulai mencari tahu apa sebab suaminya itu menuduh dirinya wanita jal*ng. Ingin mencari pertolongan, ada niat untuk kabur. Tapi sayangnya, ia yang berada di lantai 3, akan sulit melakukannya, karena di bawah sudah standby 2 satpam berbadan kekar.

“Tidak, aku tidak boleh kabur dulu, aku harus mencari tahu ada apa sebenarnya dengan Adrian. Apa dia gila?” gumamnya.

Tak lama, pintu kamarnya dibuka oleh Yuli, salah seorang asisten rumah tangga yang sedang mengantarkan sarapan untuknya.

“Mbak Yuli, Adrian sudah berangkat kerja?” tanya Binar yang sudah mulai bisa menghafal nama-nama asisten rumah tangga di rumah itu.

Yuli mengangguk setelah meletakkan bakinya di atas meja.

Mengajaknya bicara sebentar, Binar meminta Yuli duduk.

“Apa Adrian gila? Mbak Yuli tahu ‘kan, kalau saya istri sahnya dia? Tapi kenapa saya malah dikurung. Sudah seminggu saya tidak bisa melihat keindahan dunia. Memangnya saya sedang mengidap sakit menular sampai harus dikarantina begini. Apa sebelumnya sudah ada yang seperti saya? Dinikahi dan dikurung di sini?” duga Binar.

“Tuan Adrian baru sekali ini menikah, Nyonya. Maaf, Tuan melarang saya untuk banyak bicara dengan Nyonya, saya permisi,” pamit Yuli yang langsung dicegah oleh Binar.

Memaksanya untuk tetap berada di kamarnya, ada yang ingin Binar tanyakan lagi. “Apa Adrian benar tidak punya saudara kandung, adik atau kakak?”

“Setahu saya Tuan punya adik, tapi sudah meninggal saat usia 19 tahun. Wajahnya hampir mirip cantiknya dengan Nyonya,” jelas Yuli lalu bergegas pamit keluar karena tak ingin ketahuan berlama-lama di dalam kamar.

Binar mencoba menganalisis jawaban Yuli, meski tetap saja ia tak menemukan clue yang ia cari.

***

Malam hari sepulang kerja, Adrian kembali menemui Binar di kamar.

“Adrian, aku butuh penjelasanmu! Apa maksudnya kamu menikahiku kalau hanya untuk dikurung di sini? Aku rasa kamu sudah gila! Aku ini istrimu, tapi tak pernah kamu perlakukan selayaknya seorang istri! Dulu saja kamu begitu manis, tapi ternyata kamu iblis! Kamu bahkan tak memberiku nafkah batin sama sekali, sungguh kamu sudah melalaikan kewajibanmu!” cecar Binar tak mengizinkan suaminya bicara lebih dulu.

Mulutnya terdiam tapi mata tajam Adrian seolah sedang berbicara. Dihampirinya istrinya itu. Kembali didekatkan wajahnya begitu dekat dengan wajah Binar. “Kamu memang wanita jal*ang. Hanya berhubungan badan saja yang kamu pikirkan! Mau ditiduri? Ayo ikut aku kalau begitu!”

Adrian menyeret Binar keluar kamar dengan kasar, tak peduli dengan teriakan istrinya yang kesakitan karena tangannya ditarik.

Adrian terus menarik tangan Binar masuk ke dalam mobilnya, dan dengan kecepatan tinggi melajukannya.

Sedari tadi pemberontakan yang Binar lakukan tak mendapat respons sedikit pun dari Adrian. Laki-laki itu terus melajukan mobilnya begitu kencang di jalanan malam hari. Hingga 15 menit kemudian, mobilnya berhenti di jalanan depan sebuah hotel.

Dilemparnya baju tidur seksi ke muka istrinya yang duduk di samping kemudinya. “Ganti bajumu dengan baju ini dan tidur lah dengan lelaki yang sudah menunggumu di sana.”

Tak terima, Binar kembali menampar Adrian yang telah merendahkan harga dirinya. “Jadi kamu menikahiku hanya untuk menjualku? Dasar lelaki iblis!”

Adrian dengan refleks menampar balik Binar dan meneriakinya. “Bukankah hal ini sudah sering kamu lakukan? Kenapa sok suci sekali dirimu!”

Seketika Binar terdiam dengan tangan masih memegangi pipi kanannya yang memerah akibat tamparan keras suaminya. Teriakan Adrian yang menyuruhnya turun pun tak diindahkannya. Ia yang awalnya kuat dan memberontak, kini menangis karena shock dengan perlakuan suaminya.

Hingga suasana di dalam mobil pun hening, hanya terdengar isak tangis Binar yang tak menyangka hidupnya akan terus sengsara.

Lalu tiba-tiba, seorang pria berwajah sangar menghampiri mobil mereka dan mengetuk kaca jendela Adrian.

“Saya lihat dari tadi mobilnya berhenti lama di sini. Mau cari klien, atau mau menurunkan pelayan?” tanya pria itu dengan tatapan nakal pada Binar.

“Mau menurunkan pelayan,” jawab Adrian tanpa perasaan.

Pria tersebut kemudian berjalan ke arah jendela Binar seolah ingin menjemputnya. Seketika Binar memegangi lengan Adrian untuk merengek meminta tolong. “Adrian tolong jangan gila, aku tak pernah melayani mereka.”

Pria itu tampak membuka pintu mobil Binar, membuat kakak Amel itu histeris ketakutan dan terus memohon pada suaminya untuk segera melajukan mobilnya.

“Ayo, Nona. Di dalam sudah banyak yang menunggu,” ajak pria itu dengan tatapan kurang ajar pada tubuh Binar.

“Tolong Adrian, tolong. Aku tidak tahu apa salahku padamu, tapi aku mohon jangan hancurkan masa depanku. Jika kamu tidak mencintaiku, kembalikan aku pada ibuku,” pinta Binar memohon dengan terisak, mendekap erat lengan suaminya.

Entah angin apa yang membuat Adrian berubah pikiran ketika melihat wajah memelas istrinya, ia dengan secepat kilat menutup pintu mobil Binar lalu menginjak gas mobilnya dengan kecepatan tinggi.

...****************...

1
Anto D Cotto
lanjutkan, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Yuliana Tunru
hidup di kota mmg kejam ya binar setiap t4 bagaikan hutan yg setiap saat bisa jd santapan hinatang buas ttp semangat untuk hidup benar dan bsik binar ..biarkan adruan hudup dgn.penyesalan
Yuliana Tunru
lanjut
Yuliana Tunru
orang aneh kasuhan binar
Yuliana Tunru
knp adrian x gitu ya apa gila atau ada dendam khusus
Yuliana Tunru
rasa x kyk.mimpi aneh ya..apa adrian benar2 tulus atw jgn2 binar jd tumbal pesugihan gitu..maaf thor jd nganyal kyk novel2 horor tp smoga z binar benar2 bernasib baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!