NovelToon NovelToon
And It Just Comes Back Like An Old Love

And It Just Comes Back Like An Old Love

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Berbaikan / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Berry06

Kemunculan direktur eksekutif muda yang tampan menimbulkan kehebohan, khususnya di kalangan karyawan wanita.

Lotus si karyawan biasa tidak menyangka, direktur eksekutif muda baru yang mempesona di kantornya ternyata adalah Elion pria yang dulu dikenal culun, jelek, gendut, miskin dan bodoh, teman sekelasnya semasa sekolah menengah atas.

Lotus merasa bersalah dan malu karena dahulu pernah terlibat dalam kasus perundungan terhadap pria itu. Jadi sebisa mungkin ia menyembunyikan dirinya agar tidak terlihat di mata pria itu. Namun akibat dari kecerobohannya sendiri, ia tak sengaja menumpahkan kopi di jas milik pria itu, lalu akhirnya pria itu menyadari kehadirannya dan mulai mengusiknya seolah tengah membalaskan dendam.

Benarkah hanya dendam? Atau sesuatu yang lain yang tidak pernah Lotus sadari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Berry06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab IV

"Dari pak Elion"

Lotus melotot melihat paper bag berlogo brand ternama yang diserahkan sekertaris pak Bagaskara kepadanya.

"Ini untuk ganti ya?" Tanya Lotus memastikan.

"Ya, pak Elion nyuruh saya membelikan pakaian ini buat kamu"

Lotus menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Tidak, itu terlalu berlebihan" Tolaknya halus.

"Sama sekali tidak, terimalah" paksa sekertaris itu.

Mana mungkin ia berani menerima baju ganti yang Elion siapkan untuknya— oh tidak, ralat, yang Riko serahkan untuknya.

Pakaian bukan sembarang pakaian, itu adalah pakaian dari brand ternama. Meskipun seumur hidup dia belum pernah masuk ke dalam tokonya dan memiliki salah satu baju dari brand tersebut, tetapi dia tau harganya tidak masuk akal, bisa berkali-kali lipat dari gajinya selama sebulan, bahkan ada yang lebih dari harga kendaraan.

Mungkin bagi Elion uang sebegitu tidaklah berarti, beda cerita jika dengan dirinya.

Lotus tak mau merasa memiliki hutang, atau terbebani dengan perasaan tidak enak. Lebih baik ia terlihat kotor dan basah daripada menerima pakaian yang ia anggap berlebihan itu.

Lagi pula ia tidak mau tampil mencolok, semua rekan kerjanya pasti bertanya-tanya tentang kenapa ia keluar lebih lama dari manager yang lain, apa yang direktur bahas,  sedangkan ia kembali  dengan pakaian berbeda.

Apalagi jika ada yang mengetahui jika yang ia kenakan pakaian mahal. Pasti memunculkan tanda tanya besar dan mereka tidak akan lelah bertanya, memaksa Lotus untuk bicara.

Bahkan hanya dengan membayangkannya Lotus sudah dibuat pusing.

Merasa tidak kunjung mendapatkan respon berarti dari Lotus, Riko meletakkan paper bag itu diatas meja.

Pria itu kemudian berlalu meninggalkannya begitu saja sendirian, ia masih di ruang rapat.

Lotus memejamkan matanya, tanpa ragu, ia kemudian mengambil paper bag itu dan keluar dari ruangan rapat tanpa berniat untuk memakainya, atau bahkan untuk sekedar mengintip isinya.

Saat keluar dan menuju lantai dimana ruangan kerjanya berada dia cukup menjadi pusat perhatian, ya karena bajunya yang basah.

Grace yang pertama kali melihat kondisi Lotus menutup mulutnya.

Menyusul Lewly dan juga Claudia.

"Apa yang terjadi?" Tanya Lewly penasaran, dia meringis melihat penampilan kotor Lotus.

"Bukan apa-apa, aku menumpahkan kopi"

"Lalu paper bag itu?" Tanya Clau. Gadis itu lebih tertarik dengan apa yang di bawa Lotus.

"Ini baju ganti,  di pinjamkan sekretarisnya pak Bagas. Mungkin milik istrinya. Tapi aku merasa tidak pantas untuk memakainya" bual Lotus. "Pria itu kasihan melihat ku seperti tikus yang tercebur ke got"

Gadis itu menyimpan paper bag kedalam laci di bawah meja kerjanya. Berniat untuk mengembalikannya pada Elion nanti.

"Pakai saja! blouse dan rok mu basah. Pasti tidak nyaman juga lengket" Saran Lewly.

Clau mengangguk setuju. "Nanti masuk angin"

Lotus menggelengkan kepalanya keras kepala. Membuat teman-temannya saling memandang dan enggan untuk bicara lagi.

****

Tepat pukul delapan malam Lotus menyelesaikan jam kerjanya, rekan-rekannya yang lain sesekali mengobrol dan mengajaknya untuk makan malam bersama diluar. Mengunjungi kedai yang menyediakan nasi hangat.

Perut yang kosong dan otak yang dipaksa bekerja penuh perlu diisi, di ganti dengan makanan enak untuk mengisi energi baru.

Hanya Lotus yang menolak tawaran mereka, dia ingin segera pulang dan menghabiskan waktu di kasur empuknya.

Gadis itu juga ingin segera membasuh tubuhnya yang lengket dan tak enak seheharian karena ulah keringat.  Kemudian bergelung dengan selimut hangatnya sambil menonton film. Membayangkan saja Lotus sudah merasa senang.

Memasak sup ayam sendirian terdengar lebih baik dan hemat. Apalagi sekarang sedang terjadi inflasi.

Lotus berpisah bersama teman-temannya di lobi depan kantor. Gadis itu melambaikan tangannya pada sekumpulan gadis-gadis cantik dan modis rekan kerjanya, yang tak lain adalah Lewly, Clau, Grace dan Nancy.

Nancy meminjaminya cardigan berwarna merah muda lucu bermotif awan, membantu menutupi blouse nya yang kotor. Jadi ia merasa tidak terlalu malu.

Saat Lotus berjalan menuju halte sendirian, sebuah mobil Porche panamera tiba-tiba berhenti di dekatnya. Lotus menghentikan langkahnya dan melirik kearah mobil tersebut, ia mengangkat alisnya begitu melihat Elion menurunkan kaca spion. Pria itu menyetir sendirian.

Untuk beberapa saat Lotus sangat terpesona.

"Naiklah!" Ajak Elion.

Lotus menunjuk dirinya sendiri dengan polos.

"Bukan kamu, tapi pohon di belakang sana" Ujar Elion datar.

Lotus mengerutkan keningnya dan berbalik untuk mengecek pohon yang Elion maksud. Gadis itu kemudian tertawa ringan sambil menggaruk-garuk lehernya yang tak gatal. Dia merasa sangat bodoh.

"Ayo!"

"Tidak usah pak, saya naik buss saja" Tolak Lotus lembut.

"Sayangnya, saya tidak suka penolakan" Ujar pria itu. "Saya memaksa"

Lotus memaksakan dirinya untuk tersenyum. Dia menggelengkan kepalanya sambil melirik kanan-kiri. Takut ada yang memergokinya mengobrol dengan Elion.

Andai tak ingat posisi Elion adalah direktur eksekutif di kantornya. Mungkin Lotus sudah memastikan memarahi pria itu dan mengumpatinya dengan kesal.

"Saya sangat berterimakasih atas kebaikan hati Pak Elion. Namun, alangkah baiknya saya naik  bus saja. Sekali lagi terimakasih, sampai jumpa" ucap Lotus sebelum mempercepat langkahnya menuju halte.

Untuk apa ia pulang dengan Elion?

Elion mendengus melihat sifat keras kepala Lotus. Dia bukanlah Pria baik yang penuh kesabaran. Karakternya cukup jelek, mungkin bisa dikatakan tempramental dan pemaksa, apa yang ia inginkan harus terpenuhi saat itu juga. Jadi pria itu turun dari mobilnya dan berjalan menyusul Lotus.

Gadis itu pun berjengit kaget saat lengan  besar Elion tiba-tiba meraih tangan kecilnya.  Lalu dengan kasar menariknya, menyeret paksa dirinya untuk ikut naik ke mobil.

Lotus berusaha keras untuk memberontak, namun kekuatan Elion jauh lebih besar dan tidak main-main.

"Aww" Rengeknya, "ini sakit sekali"

"Kau memaksa ku?"

"Tidak, pak—akh lepas!"

Seolah menulikan pendengarannya Elion memilih abai dengan rengekan dan jerit kesakitan Lotus. Pria itu membuka pintu mobilnya dan mendorong Lotus untuk masuk.

Tidak membiarkan gadis itu untuk mencoba kabur.

Elion menyusul duduk di jok kemudi tanpa mengatakan apapun lagi. Pria itu juga tidak menunjukkan air muka yang berarti, terlihat datar dan dingin namun saat pandangannya matanya beradu dengan Lotus ia langsung tersenyum dengan mata menyipit segaris, manis seperti anak anjing.

Tetapi bagi Lotus senyumnya menyeramkan terlihat seperti di film

Psikopat.

Tingkahnya sama sekali tidak bisa di tebak. Dan itu juga yang membuatnya berkali-kali lipat lebih menyeramkan.

Elion membuat Lotus takut, apakah pria itu sengaja? Ingin membalaskan dendamnya?

"Karena kamu sendiri yang meminta saya untuk melakukan kekerasan, saya sudah minta secara baik-baik tadi" kata Elion.

"Lotus Kamu tidak boleh melawan saya! oh sebenarnya boleh,  seperti semasa SMA dulu. Kamu senang memaksa juga, masih ingat kan?" Lanjutnya.

Gadis itu menggeleng pelan, ia mengerutkan tubuhnya dan merapat pada pintu mobil, seolah takut terjangkau oleh Elion. Benar dugaannya, Elion akan membalas dendam. Padahal pikirannya keliru. Elion tidak pernah menyimpan dendam sama sekali kepada Lotus bagaimanapun tingkah gadis itu.

Justru sebaliknya.

"Kenapa? Kamu takut kepada saya?" Tanya Elion dengan alis terangkat.

Lotus  kembali menggeleng.

Elion bersumpah ia tak bermaksud menyakiti atau menakuti gadis itu, namun melihat wajah ketakutan dan kebingungan gadis itu menjadi sesuatu yang ia sukai. Atau dengan kata lain, menyenangkan. Gadis itu terlihat berkali-kali lipat lebih dari menggemaskan.

Apapun alasannya, Elion tetap sadar ia telah melampaui batas tadi. Memaksanya dan menyeretnya. Tindakannya salah, tidak patut di benarkan.

Ego lebih menguasai dirinya, Elion terlalu ingin memiliki kesempatan berduaan dengan Lotus lalu ingin puas memandanginya dari dekat.

Dia sudah gila.

Tanpa bertanya dimana alamat rumah Lotus, Elion langsung menjalankan mobilnya membelah jalanan kota yang padat dan sedikit macet karena ramainya lalu lintas kendaraan. Maklum, jamnya pulang kerja para budak coorporate.

Semua informasi tentang Lotus sudah Elion kantongi Sebenarnya, lewat data diri yang terdapat di bagian personalia.

Alamat rumahnya, jenjang pendidikan, hobi dan semua hal yang terdaftar. Hanya hal-hal bersifat lebih pribadi yang tak Elion ketahui.

"Kamu banyak berubah ya Josh" Kata Lotus memecah kesunyian, mengundang seulas senyum terpatri di bibir Elion karena gadis itu memanggil panggilan akrabnya semasa dulu.

"Aku senang ketemu kamu lagi dan ngeliat sebagai sosok baru yang lebih bersinar. Kamu pria yang luar biasa sekarang. Bukan hanya secara fisik tapi semuanya! Pencapaian, kepribadian, semua benar-benar baru. Aku hampir gak percaya! Dulu aku kenal kamu, tapi kamu yang sekarang aku gak kenal.  Tolong maafin tingkah aku di masa lalu ya Josh. Aku sangat menyesal, aku janji gak bakal ngusik kamu lagi, Sekarang kita cuman sebatas karyawan dan atasan. Jangan ganggu aku Josh. Lebih baik kita berada dalam batas seharusnya" Kata Lotus mengungkapkan apa yang mengganjal di pikirannya. Gadis itu bersungguh-sungguh menganggap Elion hendak membalaskan dendamnya jadi ia bicara dengan niat paling tulus supaya Elion mau berhenti melakukan apapun jika berniat untuk mengganggunya akibat dari sikap cerobohnya di masa lalu. Lotus meremat ujung rok nya menutupi rasa gugup.

Lotus terlalu berburuk sangka dan banyak berpikir hingga tidak melihat niat lain yang justru Elion coba tunjukkan.

Sedangkan disisi lain, ucapan Lotus terasa sangat menganggu Elion, pria itu langsung melunturkan senyumnya dan menatap lurus kedepan.

Dia senang Lotus memanggilnya dengan nama panggilan akrabnya, tapi tidak dengan poin yang dibicarakan. Jadi ia hanya diam saja.

"Kau tau alamat rumahku?" Tanya Lotus begitu Elion belok sesuai rute kearah rumah sewanya.

"Tentu saja" jawab pria itu dingin.

Lotus menghela nafasnya, bingung harus menanggapi bagaimana.  Jadi ia memutuskan untuk diam saja selama perjalanan ke rumahnya.

Sepintas memang menakutkan, bagaimana pria itu bisa tau? Apa diam-diam dia menyelidikinya selama ini untuk kemudian di tertawakan.

Karena di usianya yang sekarang Lotus hanya mampu bertahan hidup dalam serba kekurangan.

Gadis itu berandai-andai, jika saja dalam posisi yang berbeda. Ia akan sangat senang diantar pulang direktur perusahaannya dalam mobil mewah juga menenteng paper bag dengan logo brand ternama.

Menjadi  Succesful independen career woman memang menjadi impiannya, tetapi menjadi trophy wife lebih terasa menggoda, apalagi pria yang di sampingnya pria seperti Elion, Kehidupannya akan terlihat sempurna.

Ketika akhirnya mereka sampai di komplek perumahan  kecil dan sedikit kumuh yang jauh dari pusat kota, Elion memelankan kecepatan mobilnya. Banyak anak kecil yang sedang bermain di jalanan, dan para pedagang yang mangkal di pinggir jalan.

Mobil Elion sangat terlihat kontras dan mencolok berada di area kawasan itu.

Lotus meringis. Semoga pria itu menyesal telah mengantarnya pulang.

"Terimakasih pak udah nganter saya" ucap Lotus begitu mobil berhenti tepat di depan rumahnya, Lotus kembali bicara formal kepada Elion.

"Menurut ku, ide bagus jika kita  bicara informal saja ketika hanya sedang berduaan" Ujar Elion tiba-tiba.

Lotus mengigit bibir bawahnya sambil tersenyum. "Ya, tentu saja" jawabnya asal, mencegah perdebatan. Dia ingin segera turun dari mobil Elion, ya, meskipun mobilnya terasa sangat nyaman dan mewah.

Lotus bisa mencium aroma kulit dan parfum yang menenangkan. Mobilnya pun terasa masih baru dan serba mengilat.

Elion sendiri sedang memandang rumah Lotus dengan tatatapan kagum, sepanjang blok perumahan, hanya ada beberapa rumah yang terlihat layak huni, semuanya kumuh dan tampak tidak terurus.

Jauh berbeda dengan punya Lotus, meskipun kondisi bangunannya terlihat tua dan sederhana, namun terlihat asri dan tertata.

Banyak sekali tanaman hias yang menutupi kekurangan rumah itu, suasananya terlihat sejuk.

Elion bertanya-tanya siapa yang mengurus semua tanaman itu, karena Lotus pasti sangat sibuk bekerja, ia hanya memiliki jadwal libur selama satu hari dalam seminggu.

"Sekertaris Riko nyerahin ini, tapi aku gak bisa memakainya" ucap Lotus ia menyodorkan paper bag itu pada Elion.

"Kenapa gak di pakai?" Tanya Elion sambil mengangkat alisnya tajam.

"Ini berasa berlebihan" ucap Lotus tidak enak.

"Simpan saja untuk mu, aku tak mungkin memakainya" kata  Elion.

"Aku gak bisa Josh, ini ambil saja, kau bisa menyimpannya untuk ibumu atau kekasih mu"

"Kau lebih memilih memakai baju kotor dan lengket daripada menerima baju pemberian ku?"

"Bukan begitu Josh tapi—"

"Aku sengaja membelinya untuk mu, ambil saja, itu tidak berarti apa-apa untuk ku"

Lotus tersenyum tipis sambil mengangguk pelan, benar, memang benar.Tentu saja pakaian yang ia tenteng bukanlah apa-apa untuk ukuran direktur eksekutif seperti dirinya . Uang bukanlah masalah kan?

Berbeda dengan dirinya yang bergelut dengan masalah kehidupan seputar ekonomi.

Akhirnya ia mengalah, mungkin jika ia bersikeras mengembalikan pakaian itu akan jauh lebih tidak etis.

Lagipula lemarinya masih memiliki ruang kosong untuk menyimpan pakaian ini, Lotus memang tak akan pernah berniat memakainya sampai kapanpun.

Lotus hendak membuka pintu mobil ketika Elion lagi-lagi menarik tubuhnya secara paksa.

"Kenapa?" Tanya Lotus agak was-was. Pria itu bisa menjadi baik, lalu berubah menjadi aneh.

Elion tidak langsung menjawab ia malah menipiskan jarak. Dan memegangi wajah Lotus.

"Kau harus tau, aku senang bisa bertemu kembali dengan mu" Bisiknya sebelum menyematkan ciuman lembut dan ringan di kening Lotus.

Lotus tertegun di tempatnya merasakan ciuman lembut yang terasa ringan seperti kapas di keningnya. Merasakan lengan kekar pria itu melingkupi tubuh kecilnya yang sudah lama merasa kesepian dan sedih.

Jiwanya berasa melayang meninggalkan tubuhnya.

Lotus tidak bisa menarik kesadaran dirinya, dia merasa perutnya di penuhi sesuatu yang menggelitik.

Lalu perlahan-lahan semburat merah muda menghiasi pipi berisinya.

Apa yang sedang Elion lakukan Sebenarnya?

1
manzanita_w 🍏🍎🍏
You nailed it, thor! Terus berkarya ya. 💪
shookiebu👽
Bikin deg-degan nih!
Berry06: makasieee udah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!