NovelToon NovelToon
Memeluk Cinta

Memeluk Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: Genta Senja

Alena harus melunasi hutang kakaknya dan juga membayar tebusan kakaknya yang dipenjara akibat fitnah. Akhirnya Alena meminjam uang pada bosnya, Bima si CEO. Ia diberi pinjaman dengan syarat nikah kontrak dan berikan keturunan laki-laki.

Celakanya Alena tidak tahu kalau Bima sudah menikah sebelumnya dan hanya membutuhkan anak darinya saja. Begitu anak lahir, Alena dipisahkan dari anaknya. Perawatan yang tidak maksimal membuat anaknya meninggal dunia.

Melihat keterpurukan Alena dan dendam membara membuat Bima membongkar bahwa semua hanya skenario keluarganya. Ia terpaksa mengikuti dan tidak pernah bermaksud menjebak Alena sebab ia benar2 mencintainya.

Akankah Alena memaafkan semua kesalahan Bima saat akhirnya laki-laki itu menceritakan semua fakta yang terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Genta Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

05 Negosiasi

Tegar mematikan mobil begitu terparkir rapi di basement apartemen elite. Usai mendapat kerjaan, ia ingin menemui seseorang terlebih dahulu sebelum terbang ke Bali.

Melangkah penuh harapan, ia beranjak menuju satu nomor yang berada di lantai 17. Mengikuti kemauan orang yang ingin ia temui, laki-laki berusia 25 tahun itu langsung tancap gas menuju lokasi yang ditentukan.

Setelah menekan bel pintu, seseorang membukakan pintu untuknya. "Silakan masuk."

"Terima kasih," ujar Tegar sopan. Ia melangkah masuk, dipersilakan duduk di sofa. Apartemen itu memiliki desain yang elegan khas laki-laki kaya.

"Langsung saja. Apa benar Anda kakaknya Alena?" tanya pemilik apartemen yang tak lain adalah Bima. Ya, Tegar berinisiatif menemui atasan adeknya untuk bernegosiasi terkait perjanjian hutang tempo lalu.

"Betul. Saya datang ke sini atas inisiatif sendiri. Adek saya tidak tahu. Tolong jangan libatkan dia dalam hal ini."

Bima menyandarkan punggungnya di sofa, memberikan isyarat pada Tegar untuk melanjutkan pembicaraannya.

"Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih banyak atas bantuan Anda lewat adek saya. Hanya saja...terkait perjanjian hutang itu..."

"Alena cerita apa pada Anda?" tanya Bima sinis, ia tak peduli dengan sikapnya yang memotong pembicaraan Tegar seenaknya sendiri. Dirinya tidak terima sebab Alena sudah melanggar perjanjian.

"Jangan anggap Alena sudah melanggar janji sebab menceritakan ini pada saya," lanjut Tegar seolah paham kemana arah pikiran Bima.

Tegar menjelaskan bahwa saat ini adeknya tengah ketakutan dengan perjanjian itu. Ia sangat paham, kondisi yang mendesak membuatnya nekat hingga tidak berpikir panjang.

Ia sangat berharap untuk mendapatkan keringanan terkait perjanjian hutang itu. Sayangnya Bima pasang telinga tuli. "Bagi saya...perjanjian tetaplah perjanjian apapun permasalahannya."

Masih belum menyerah, Tegar menceritakan bahwa ia sudah mendapatkan pekerjaan untuk mengembalikan semua uang yang telah dipinjam. "Saya jamin, dalam setahun uang itu akan saya kembalikan." Tegar berusaha meyakinkan Bima.

CEO berusia 30 tahun itu hanya tertawa pelan. "Saudara Tegar. Saya sudah katakan pada Anda. Perjanjian tetap perjanjian. Saya tidak akan pernah menarik kata-kata saya. Anda hanya buang waktu saja di sini. Lebih baik bantu Alena untuk mempersiapkan dirinya."

"Tapi, Pak Bima. Menurut saya ini tidak adil sebab..." kata-kata Tegar terpotong oleh bunyi bel pintu tanda ada yang bertamu.

"Sebentar," kata Bima menghentikan ucapan Tegar. Ia berjalan menuju pintu. Rupanya Alena yang datang.

Ia tampak panik, keringat menetes di dahi, nafasnya ngos-ngosan. Jelas ia baru saja berlari untuk menuju apartemen milik Bima. Disambut dengan tatapan tajam, gadis itu paham kalau kakaknya sudah tiba dan menceritakan semua yang sudah ia ceritakan soal perjanjian itu.

"Maaf, Pak. Saya terpaksa cerita soalnya saya tidak bisa berbohong dengan kakak saya," ujarnya to the point meminta maaf begitu Bima membuka pintu untuknya.

"Masuk!" Pria dingin itu terus menatap Alena tajam. Mendapat perintah, Alena langsung menurut saja, takut kalau atasannya itu lebih marah lagi.

"Adek, kenapa ke sini?" Tegar cukup terkejut dengan kedatangan adeknya.

"Justru Ale yang harusnya bertanya, kenapa Kakak ke sini? Jadi kacau semuanya. Pak Bima menganggap kalau Ale sudah melanggar perjanjian untuk tidak membocorkan ke siapapun termasuk Kakak."

"Kamu tenang saja. Kakak sudah janji sama kamu. Kalau urusan perjanjian akan Kakak usahakan untuk bisa dinego."

Melihat keduanya asyik berbincang dengan setengah berbisik membuat Bina semakin tidak senang. "Saya ada di sini. Tolong berhenti berbicara seolah kalian hanya berdua saja."

Teguran Bima membuat keduanya langsung diam.

"Menurut saya ini tidak adil, sebab..."

"Tidak adil untuk siapa?" Kedua kalinya Bima memotong ucapan Tegar.

"Saya hanya menjadikan Alena sebagai perantara hutang diantara kita berdua. Kenapa harus dia yang menanggung syarat hutangnya?"

"Kalian butuh solusi, saya berikan. Lagipula syarat itu sudah Alena sanggupi. Kalau dari awal merasa keberatan, seharusnya jangan terima uang itu." Bima menatap dingin kakak adek yang duduk di hadapannya.

Alena tertunduk lesu. Pikirannya kacau. Ia takut akan konsekuensi yang harus ditanggung atas ketersinggungan Bima. Manusia es itu paling benci dengan pelanggaran kesepakatan.

Ia tidak ingin kalau ada sanksi lebih berat dari isi perjanjian yang telah ia setujui dengan sadar. Meski berangkat dari kata terpaksa karena pikirannya sudah buntu.

Bima dan Tegar untuk beberapa saat masih terus berdebat. Masing-masing dengan argumennya sendiri.

Merasa segala pembicaraan terlalu berlarut-larut, Bima memberikan putusan sepihaknya. Ia terlalu malas dengan sikap Tegar yang tidak kooperatif. Ia juga kecewa dengan sikap ceroboh Alena.

"Saya beri pilihan. Kembalikan uang itu dalam waktu dua hari dan kita anggap perjanjian kemarin tidak pernah ada. Bagaimana?"

Tegar tertawa sinis. Ia merasa dipermainkan oleh Bima. "Hahaha...jangan bercanda Anda."

"Kalau Anda gagal dan tetap menginginkan membatalkan perjanjian, saya akan laporkan Anda ke polisi untuk kasus penipuan hutang. Saya pastikan Alena tidak akan menginjakkan kaki di perusahaan saya lagi bahkan perusahaan manapun."

Menyadari konsekuensi yang diterima benar-benar berat untuknya, Alena membujuk kakaknya untuk pulang saja. Lagipula ia sendiri yang menyetujui perjanjian itu. Apapun kondisinya, ia akan tetap pegang komitmen.

Tegar terdiam. Ia merasa buntu. Seandainya waktu bisa kembali, Ia tidak akan pernah merelakan adeknya menyetujui perjanjian itu. Biar saja ia mendekam di penjara asalkan tidak merenggut masa depan Alena.

"Maaf untuk kesalahpahaman ini, Pak. Saya akan tetap menjalankan perjanjian itu. Kami undur diri dulu."

Tegar sebenarnya masih ingin tinggal. Ia belum selesai berbicara. Namun, tangannya ditarik paksa untuk bangkit berdiri dan berjalan keluar.

Selama di perjalanan pulang Alena terus menerus ngomel. Ia marah dengan kakaknya sebab ambil tindakan sendiri tanpa diskusi dengannya.

Alena sangat menyayangkan tindakan Tegar barusan. Ia sudah memberitahu isi perjanjian itu sifatnya rahasia. Datang menemui Bima lalu membahas perjanjian seperti tadi sama saja membuat Bima berpikir bahwa dirinya sudah melanggar kerahasiaan perjanjian itu.

"Sudahlah, Kak. Ale baik-baik saja. Kakak jangan ambil langkah sendiri. Ale nggak mau jadi runyam seperti tadi, please."

Keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing. Sisa perjalanan hingga tiba di rumah, tidak ada lagi pembicaraan. Keduanya menikmati pikirannya masing-masing.

Baru saja meletakkan tas di atas meja rias kamar, HP milik Alena bergetar. Tanda pesan masuk. Rupanya dari Bima.

From: Bima

To: Alena

Ini yang pertama dan terakhir kali kamu melanggar perjanjian kita.

Alena menarik nafas panjang. Kepalanya pening. "Aku harus benar-benar memantau setiap pergerakan Kak Tegar. Jangan sampai kecolongan lagi."

From: Alena

To: Bima

Baik, Pak. Sekali lagi saya minta maaf.

Alena terdiam beberapa saat sebelum akhirnya meletakkan HP di atas meja, meraih handuk yang ia gantung dekat almari baju.

"Lebih baik aku mandi. Otakku butuh penyegaran," gumamnya sembari berlalu menuju kamar mandi.

1
🌹Nabila Putri🌹
ayo aldy selamat kan Alena dr Bima.
Genta Senja: kira-kira Aldy bakal ngelakuin apa ya?
total 1 replies
Bilqies
ogah ih

malasjuga ngandung benih kamu
Genta Senja: terlanjur
total 1 replies
Roeswartini
karya yg bagus setidaknya ada p.pesan moral yg tersampaikan lewat karya ini
Genta Senja: terima kasih Kak testimoninya....
total 1 replies
Lina Yanti
alena bima
Genta Senja: 🥰😍 "Terima kasih sudah mampir, Kak. Jangan bosan untuk datang lagi," jawab Alena dan Bima bersamaan.
total 1 replies
Genta Senja
makasih... kita sehari dan sepemikiran
Bilqies
sama sama menemukan sosok orang yang mereka rindukan
Genta Senja: betul banget... sisi ini Thor bener2 ikut merasa terharu. dua orang yang sama2 kehilangan menemukan teman untuk saling mengisi kekosongan...
total 1 replies
Bilqies
sabar Alena, semoga kakak mau cepat dapat uang untuk menebus mu yaa
Genta Senja: aamiin... doakan yang terbaik buat Alena, ya
total 1 replies
Bilqies
baik banget sih Sendy
Genta Senja: asiaaaaaap.... hehehehe
Bilqies: entah Thor semua keputusan ada di tanganmu 🤣🤣🤣
total 5 replies
Bilqies
hmm entar bakalan tumbuh Dnegan sendirinya juga kok
Genta Senja: kita lihat nanti... akan berakhir dimana... hehehehe.... hhh... 😄
Bilqies: benih2 cinta 😀😀
total 3 replies
Bilqies
selamat yaaa...
Genta Senja: "Terima kasih Kak Bliqies...," ujar Alena dengan senyum tulus terkhusus untukmu.
Bilqies: harus donk 😀😀😀😀
total 3 replies
Bilqies
kasihkan aku aja Thor 🤣🤣🤣
Genta Senja: 😍😍😍😍😍😍😍😍🥰🥰🥰
Bilqies: 😀😀😀😀😀😀
total 3 replies
Bilqies
aku mampir lagi Thor,
Genta Senja: makasih kakak... selalu nyempetin mampir... jangan kapok mampir terus...
total 1 replies
Bilqies
sinis banget sih...
udah tau keles
Genta Senja: sabar kak... sabar...
total 1 replies
Genta Senja
yuk... dukung karya aku.... kasih penilaian di sini ya...
Lina Yanti
Elena bima
Genta Senja: ehem... Alena
total 1 replies
Lina Yanti
rahasia rukmini
Genta Senja: rahasia gelap
total 1 replies
Bilqies
aku mampir kak
Genta Senja: siap kakaaaaak
total 1 replies
🎀
semangat thor, jangan lupa mampir ya 🤗
Genta Senja: siap... makasiiih... jangan lupa mampir lagi... nanti Thor juga akan mampir
total 1 replies
Bilqies
semangat terus Thor menulisnya...

jangan lupa mampir juga di karyaku
Genta Senja: siaaaaap
total 1 replies
Bilqies
gak nyangka kalau Bima beda agama dengan Alena...
Genta Senja: yaaah.... dunia akan selalu memiliki kejutan di setiap ceritanya... ☺
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!