Awalnya ingin berpacaran bebas dan menemukan pria yang sempurna.
Tanpa diduga, dia terpaksa memiliki hubungan dengan tuan muda yang kaya.
Meskipun tuan muda itu kaya dan tampan, masalahnya dia cacat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 1PM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 34
Setelah tersadar jika Tuan Mudanya sudah sampai di depan pintu, akhirnya Jason pun berteriak, "Jangan Tuan!!"
Stevano langsung menoleh "Apa maksudmu melarangku?"
"Ah itu.." Jason bingung harus menjelaskan seperti apa kepada Tuan Muda yang baru pertama kali jatuh cinta.
"Kau terlalu lama berpikir Jason!" Kau tidak tahu jika kini jantungku sudah hampir lepas dari tempatnya." Stevano mengabaikan Jason dan bergegas pergi keluar dari kamarnya menuju dimana mobilnya di parkirkan.
Semua pelayan yang ada di sepanjang jalan menunduk hormat dan menyapanya begitu melihat Tuan Muda mereka melewatinya.
"Selamat pagi, Tuan Muda" begitulah para pelayan menyapa di sepanjang jalan yang Stevano lalui.
"Seperti ada yang aneh pada Tuan Muda, apa kalian juga merasa?"
"Iya aku merasa ada yang berbeda dari biasanya, tapi apa ya?"
"Menurut kalian apa yang terjadi dengan Tuan Muda?"
Mereka tampak masih berpikir apa yang aneh pada Tuan Mudanya itu. Begitu salah satunya menyadari dia langsung berteriak,
"Ya ampun Tuan muda! Beliau seperti itu mau kemana? Bukankah dia menuju ke arah dimana mobilnya di parkirkan, apa beliau mau pergi?"
"Memang apa yang terjadi?" Tanya pelayan yang lain.
"Kau lihatlah baik-baik!"
"Oh ya ampun!" Pelayan yang baru menyadarinya menganga lebar.
"Apa Tuan akan pergi seperti itu?"
Suara pelayan terdengar bersahut-sahutan membicarakan Tuan Muda mereka.
"Tuan tunggu!" Jason berlari mengejar Tuan Muda yang sudah melangkah menjauh.
Sementara Maxime yang melihat itu dari balkon kamarnya pun bertanya pada seorang pelayan yang dari tadi menemaninya.
"Apa Kak Vano tiap hari seperti itu? Maxime bertanya tanpa mengalihkan pandangannya pada sang kakak yang terus melangkah di bawah sana.
"Seperti apa maksud Tuan?"
"Kau lihatlah sendiri!" Perintah Max pada pelayan itu.
Pelayan itu pun terkejut dan bergumam, "Ya ampun! Apa yang Tuan Muda lakukan sekarang? Sebenarnya apa yang terjadi hingga membuat Tuan Muda terlihat seperti itu? kemudian dia menoleh menatap Max yang bertanya dan menjawab pertanyaan Tuan Max setelah menetralkan keterkejutannya, "Tidak Tuan Max, Tuan Muda biasanya tidak seperti itu," jelas pelayan tadi.
"Terus kenapa hari ini dia seperti itu? Apa Kak Vano ingin mencari perhatian Olivia," lirih Max sambil terus memandang kakaknya.
Pelayan tadi pun menoleh ke arah Max dan berkata, "Maaf Tuan, bukankah hal wajar jika Tuan Muda mencari perhatian Nyonya Olivia, tidak ada yang salah tentang itu, mereka adalah pasangan suami istri, justru itu hal yang baik karena Tuan Muda sedikit demi sedikit bisa berubah."
"Tapi apa perlu dengan cara seperti itu bahkan disaksikan semua pelayan yang ada di sini. Bukankah itu memalukan."
"Mungkin Tuan Muda tidak tahu caranya mencari perhatian."
Max pun meninggalkan pelayan itu untuk masuk kembali ke dalam kamarnya, entah kenapa dia merasa kesal melihat jika kakaknya dan istrinya itu terlihat baik-baik saja.
Pelayan itu pun berkata dalam hati, "Apa ada yang salah dengan perkataanku? Kenapa Tuan Muda Max terlihat begitu kesal sambil matanya terus menatap Tuan Max yang berlalu meninggalkannya dan kembali masuk ke dalam kamar. "Aneh sekali," tambahnya lagi.
.
.
.
Jasmine terlihat keluar dari kamar mandi dengan mengenakan kaos putih polos dan rok pendek diatas lutut, terdapat tali yang dia ikatkan di bagian depan, dengan gontai dia melangkah menuju tempat tidur. Kemudian dia pun duduk di atas ranjangnya sambil terus menggigiti kukunya.
"Nyonya apa yang Anda lakukan?"
Tidak menjawab Jasmine justru balik bertanya.
"Bunga aku harus bagaimana? Apa yang harus aku lakukan?"
"Harus bagaimana apanya Nyonya?
Anda sejak tadi, cuma berkata harus bagaimana, tanpa menjelaskan yang lebih pasti, jadi bagaimana saya bisa menjawab?" Kesal Bunga karena sudah tak terhitung jumlahnya Bunga mendengar kalimat itu dari Jasmine sejak tadi.
"Kenapa kau malah bertanya, tidak bisakah kau menjawab pertanyaanku tidak dengan pertanyaan?
"Hmmm," Bunga membuang nafas perlahan kemudian tersenyum dan menatap wajah cantik Nyonya Muda nya itu, mendekat kemudian ikut duduk di atas ranjang berhadapan dengan Jasmine.
"Sekarang coba Nyonya ceritakan dulu pelan-pelan, biar saya bisa menjawab pertanyaan Nyonya, atau kalau tidak lebih baik Anda sarapan dulu, bukankah dari tadi pagi Nyonya belum makan apapun, Nyonya pasti sudah lapar, apalagi ini sudah hampir jam 10, mungkin saja dengan makan dan perut Anda kenyang, Anda bisa berpikir jernih," ucap Bunga memberi saran.
"Aku tidak lapar, kenapa kau terus memaksaku. Baiklah akan aku ceritakan, jadi begini aku tadi pagi...aku bilang ke Tuan Muda kalau aku..ah tidak jadi, aku malu menceritakannya. Kenapa kau tidak peka sekali Bunga?"
"Nyonya kalau Anda tidak mengatakannya, bagaimana saya bisa tahu, saya tidak bisa membaca pikiran dan hati orang lain, ya sudah bagaimana kalau kita keluar untuk jalan-jalan di sekitar rumah ini, biar pikiran Anda kembali fresh."
"Aku tidak mau keluar, bagaimana jika aku bertemu dengannya, aku bingung harus bersikap seperti apa? Apalagi ditambah kejadian tadi pagi dan disaksikan begitu banyak orang, rasanya sangat memalukan.., kau juga pasti lihat sendiri kan? karena kau juga berada di sana," ucap Jasmine kemudian berdiri dan melangkah menuju balkon kamarnya.
"Nyonya apakah mungkin Anda sudah jatuh cinta pada Tuan Muda?" Tanya Bunga yang ikut berdiri di samping Jasmine.
"Itu tidak mungkin Bunga!"
"Kenapa tidak mungkin? Anda terlihat begitu peduli pada Tuan Muda! Orang yang baru pertama kali melihatnya pun pasti akan menyangka seperti itu, Karena kepedulian yang Anda tunjukkan berbeda."
"Entahlah Bunga, aku tidak tahu dengan perasaanku, jatuh cinta seperti apa saja aku tidak tahu, aku belum pernah merasakannya," ucap Jasmine mencurahkan isi hatinya.
"Apakah jantung Nyonya berdebar kencang saat berada di dekat Tuan Muda?"
Jasmine mengangguk mengiyakan.
"Apa Nyonya selalu kepikiran tentang Tuan Muda, maksud saya Tuan Muda seperti hantu yang selalu tiba-tiba datang dan pergi di pikiran Nyonya?"
Jasmine mengangguk.
"Apa saat tadi Nyonya bilang tidak mau keluar karena takut bertemu dengan Tuan Muda, tapi sebenarnya hati Nyonya begitu ingin bertemu dengannya?"
Jasmine pun kembali mengangguk. Tapi kemudian dia memicingkan matanya menatap Bunga.
"Nyonya kenapa Anda menatapku seperti itu, seakan ingin menerkamku?"
"Kau membohongiku," jawab Jasmine.
"Apa maksud Anda? Aku tidak pernah membohongi Anda."
"Ck! Baru saja kau berbohong tapi sudah lupa. Kau bilang tidak bisa membaca hati dan pikiran orang lain, tapi baru saja kau tahu jika dalam hatiku ingin bertemu dengannya. Kau tidak bisa dipercaya Bunga."
"Ya ampun," Bunga hanya bisa menepuk jidatnya dan berkata dalam hati "Sebentar lagi mungkin aku jadi ikut-ikutan gila."
dicari pun gak dapat😭😭😭
jadi calonnya marah, dan dendam dg dua wanita itu, karena menjadi penghalang bersatu nya mereka/CoolGuy//CoolGuy/
karna secara kan dy saksi mata, yg melihat siapa pelaku sebenarnya
semangat thoor