NovelToon NovelToon
Terlambat Menyadari

Terlambat Menyadari

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Berbaikan / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Anissa Ruth

Kisah gadis yang jatuh cinta pada pandangan pertama, begitu cintanya di balas saat itu juga hidupnya bahagia. Ketulusan dan kelembutan dalam menjalani hubungan membuat pasangannya merasa seenaknya. Sifat pemaaf yang di miliki Melati membuat laki-laki itu mengulangi kesalahan terus-menerus. Namun, gadis itu senantiasa memaafkan karena hatinya hanya untuk Rafaly Thamana.

"Tolong beri aku kesempatan."

"Bertahanlah sedikit lebih lama, sampai aku bisa menerima dirimu kembali."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anissa Ruth, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menangis

“Gak, ah, bekas minum kamu.”

“Yaudah kalau gamau, aku habisin, nih.”

“Habisin aja. Ayo pulang.” Dity memutar bola matanya malas.

Gini amat punya Kakak. Padahal bekas adik sendiri, bukan bekas orang lain, batinnya.

Sementara di tempat lain, Sabil dan teman-temannya sedang merayakan kemenangan, Raf juga ada di sana. Dia kebagian jadi sesi fotografer untuk memotret Sabil dan temannya. Setelah selesai, gadis itu ngajak Raf nongkrong atau jalan, tetapi Raf menolak, ia masih pusing mikirin Melati, sekarang malah ditambah sama Sabil, banyak maunya.

Mereka berdua memutuskan pulang, masuk parkiran, tidak disangka Raf Melihat Melati dan Dity. “Bentar. Itu kan, Melati?” Raf menunjuk Melati yang sedang tertawa bahagia bercanda dengan sang adik, karena perkataan konyol Dity membuat gadis itu tertawa.

“Iya, itu Melati sama pacar barunya.”

“Oh jadi itu?!” Dengan rahang mengeras Raf berjalan kencang, matanya terus menatap Dity, dalam hatinya sudah dikuasai kemarahan juga cemburu yang tidak bisa ditahan. Dalam hitungan detik.

BUGH!!!

“DITY!!” Melati langsung memekik.

Gadis itu menatap nyalang, orang yang sudah memukul Adiknya. Dengan satu tarikan nafas. Melati membalas pukulan itu berkali-kali, dan yang terakhir dia menendang dada Raf sampai tersungkur, dia tidak akan segan-segan menghajar siapa pun yang telah menyakiti adiknya.

“RAF!” Sabil panik bercampur marah bukan main melihat Raf terkapar dengan sudut bibir berdarah. “LO GILA YA MEL!” Sabil ikut marah melihat kelakuan sahabatnya, tidak pikir panjang dia menarik rambut Melati dan membuat lawannya hampir kejengkang tapi Melati berhasil menarik tangan Sabil hingga tarikan pada rambutnya terlepas.

Bagai kesetanan, Melati tidak pandang bulu, dia menonjok kepala juga pipi Sabil habis-habisan. Lantas Sabil tidak mau kalah, dia hendak menonjok balik, tapi perkataan Melati membuatnya bergidik ngeri, tidak berdaya.

“DIAM LO! ATAU GUE GAK AKAN SEGAN-SEGAN BUAT LO MATI DI TEMPAT!”

Telunjuk tangan Melati terus menunjuk wajah Sabil, kali ini dia benar-benar marah sekaligus muak. Tahukan? Marahnya seorang pendiam.

“Udah, Kak. Aku gapapa, kok. Ayo pulang.”

“Gapapa gimana?! Lo liat tuh, wajah kamu sendiri.” Dity mengusap sudut bibirnya, dan benar ada darah segar mengalir. “SIAPA DIA? BERANINYA SAKITIN ADIK GUE, HAH!” tunjuk Melati pada Raf, kemarahannya sudah tidak bisa dikendalikan jika sudah menyangkut keluarga. Dity sendiri sampai kaget, baru kali ini lihat sang kakak marah dan omongannya sangat kasar.

Ini Kakak gue atau bukan? Jangan-jangan kesurupan? Tapi, masa sih, batinnya.

Sementara Raf dan Sabil dibuat terkejut serta keheranan, mereka baru tahu ternyata Melati punya adik. Lantas Raf sangat merasa bersalah, dia telah salah paham, dengan tertatih-tatih Raf bangun dan meraih tangan Melati. Saat itu juga gadis itu menepisnya kasar.

“Jangan sentuh gue!”

“Maaf, Mel. Aku gak tahu kamu ternyata punya Ad—“

Belum sempat Raf melanjutkan ucapannya, Melati sudah lebih dulu memotong. “DIAM! GUE GAK SUDI DENGAR UCAPAN YANG KELUAR DARI MULUT LO!”

Setelahnya, dia menyambar kunci motor dari saku jaket adiknya lalu pergi dengan motor dan Dity di boncengnya. Melati melajukan motor dengan kecepatan tinggi, lelaki itu sampai dibuat jantungan, baru kali ini dia melihat kemarahan sang kakak yang begitu menakutkan.

Ini bahaya, bisa kecelakaan. Kak Melati bawanya sambil marah. Gue harus gimana, batinnya.

“Kak. Kak Melati. Stop dulu, Kak.” laki-laki itu mengelus pundak Melati, supaya lebih tenang. Namun, gadis itu tak goyah, dalam hatinya masih banyak api berkobaran, kemarahannya belum reda. Tanpa pikir panjang dia menambah kecepatan pada motor. Membuat Dity semakin bingung bagaimana cara menenangkan amarah dalam hati Kakaknya.

“Kak, berhenti dulu, aku takut, Kak. Hu-huhu.” Menangis di pundak Melati dan memeluknya erat. Mendengar itu Melati menghentikan motor, menepi dan turun walaupun dalam hati masih marah, tapi dia juga gak tega melihat Adiknya ketakutan sampai nangis. Sementara Dity, dalam hatinya dia tertawa kencang.

Akhirnya rencana berhasil, gue nangis boongan, dia percaya. Lucu, deh Kakak gue, batinnya.

Melati hanya diam, menunduk. Hingga sudah lewat beberapa menit, keduanya sama-sama diam. Melati sudah mulai tenang karena usapan di pundaknya yang dilakukan oleh Dity. “Ayo pulang, biar aku yang bawa motornya.”

Sampai di rumah, pintu dalam keadaan terkunci, terpaksa mereka duduk di teras menunggu Ibu kembali. Seperti biasa jam segini setiap hari Minggu Ibu dan Bapak pasti menemui Tomi, anak sulung mereka. Dity dan Melati selalu ikut biasanya, tetapi hari ini ada pertandingan.

“Kak.” Melati menatap sekilas lalu kembali menunduk.

“Kak Mela sayang sama aku?”

Iya, Dit. Tapi, Melati tidak mengatakan apa pun, yang gadis itu lakukan hanya tersenyum tipis dalam menunduk. Dity yang melihatnya ikut tersenyum, ia tahu sang kakak sangat sayang padanya tapi engan mengatakan itu. Kalau gak sayang mana mungkin tadi marah sampai segitunya.

“Dit, menurut kamu gimana kalau hubungan Kakak sama Raf akhiri aja sampai di sini.” Melati menatap Dity meminta pendapat. Sementara Dity, dia juga bingung apa yang harus dikatakan, tapi dia ingin yang terbaik untuk Melati.

“Aku mau tanya. Kakak pertama kali jatuh cinta sama Raf, kapan?”

“Saat pertama kali melihatnya, sejak hari pertama masuk sekolah SMA.”

“Udah lama ternyata. Sekarang masih cinta gak sama dia?”

“Gak tahu.”

Gimana, sih ini? Bingung anjjir, gue harus ngomong apa lagi, batinnya.

Dity diam sejenak, berpikir. “Kalau menurut aku, Raf masih cinta, deh sama Kakak. Buktinya dia cemburu lihat Kakak punya pacar lagi. Semalam juga dia telepon, aku yang angkat. Raf marah-marah waktu video call, soalnya aku cium Kakak saat tidur dan aku juga ngakunya pacar Kakak.”

“Oh gitu. Jadi Kakak harus gimana?”

“Hmm.” Dehem lagi, dehem lagi, yang laki-laki itu lakukan. Dia berpikir lagi, takutnya salah memberi pendapat. “Mending jalani dulu aja. Kalau setelah kejadian tadi Raf belum putusin pacar barunya atau dia macam-macam dan sakitin Kakak, bilang sama aku.”

“Okay.”

Dity tersenyum, mengelus kedua pundak Melati dan langsung dipeluk. “Udah jangan sedih lagi atau marah lagi. Gak usah terlalu mikirin orang. Bukannya besok ujian akhir, ya? Istirahat yang cukup ya, biar besok gak pusing liat soal-soal ujian.” Melati mengangguk, bibirnya melekuk manis, haha. Bisa-bisanya Dity malah ngomongin soal ujian.

Satu jam setengah, mereka menunggu Ibu-Bapaknya pulang, tapi belum juga muncul. Melati sampai ketiduran di pelukan Dity. Lelah mungkin sudah marah-marah tadi.

“Eh, kalian udah pulang. Udah lama nunggu di sini? Melati kamu kenapa?” Baru aja sampai Ibu sudah bertanya-tanya. “Lelah katanya, mikirin soal ujian besok, sampai ketiduran.”

Jawaban ngasal Dity membuat Ibu keheranan. “Soalnya juga belum keluar, udah dipikirin dari sekarang! Gimana gak pusing coba?!”

“Haha. Gak tahu, tuh, Kak Melati.”

“Yaudah, bangunin aja atau kamu angkat sampai kamar. Masa sih anak voli gak kuat angkat Kakak sendiri,” kata Bapak meremehkan anak bungsunya.

Dity yang tidak terima, otomatis melotot, dong. “Bapak meremehkan aku? Lihat, nih, aku kuat kok. Coba aja Bapak angkat Ibu, pasti gak bisa. Kan udah tua. Haha.” Setelah mengatakan itu, dia ngacir masuk ke dalam rumah sambil menggendong Melati.

“Sembarangan kamu ya, Dity. Lihat besok gak akan dikasih uang jajan, loh.”

“Akui ajalah, Pak. Emang bener kamu itu udah tua, kok, hehe.” Ibu juga sama, malah ikutan ngejek suami sendiri.

“Huh. Anak sama istri sama aja.”

1
Amelia
wong anak Pak pir ikih😀😀
Amelia
hahaha mision completed😀😀
Amelia
kan ada kuman tengil nanti nular🤭🤭
Amelia
hahaha ada yang cemburu 😀😀
Elfrida Nahak
lanjutkan
Amelia
hahaha jail nya pool😀😀
Amelia
hahaha tom and Jerry 😀😀
Amelia
adiknya random banget 🤭🤭
Amelia
eh kalau orang marah nya diam malah menakutkan loh😀😀
Amelia
ngambek kan😀😀
Amelia
jangan sedih tumbang satu datang sepuluh ribu 😀😀
Putri Galuh
cinta boleh, bodoh jangan
kayaknya gampang nih deketin melati lagi, yg seru dong thor buat balesan si Rafnya masak langsung mapan aja
Supriatun Khoirunnisa
Luar biasa
Anissa Ruth: Terima kasih
total 1 replies
Putri Galuh
htor ketemuin pas melati udah jadi janda aja biar impas
Anissa Ruth: /Rose/
total 1 replies
Amelia
sahabat nya paket komplit ❤️❤️❤️
Anissa Ruth: iya komplit banget
total 1 replies
Atha Diyuta
ih ngri siapa tuh
Aidha Dhum
Keren kak🤗😍 jangan lupa mampir karyaku juga, mohon suportnya untuk penulis baru ini🙏🥰
Aidha Dhum: MasyaAllah makasih kak.🤗
Anissa Ruth: Sudah kak
total 2 replies
Anissa Ruth
Mantap. seru sekali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!