Seorang tuan muda dari keluarga Bai terpaksa harus di asingkan oleh dunia, akibat kehilangan kekuatannya sejak kecil.
Tubuhnya yang lemah tanpa kultivasi membuatnya di cemooh, bahkan....janji pernikahan pun terpaksa harus di batalkan oleh keluarga Xue.
Dipandang sebelah mata, di cemooh, di caci dan hina. Bahkan sekte Yue yang telah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu pun di obrak abrik oleh keluarga tinggi lainnya.
Bai Ye pun berusaha bangkit untuk membuktikan bahwa dirinya bukanlah sampah dan membalas dendam pada seluruh dunia yang telah berusaha menghapuskan keluarga Bai di benua energi spritual.
Akankah Bai Ye berhasil, atau malah ia mati sebelum mendapatkan kekuatannya kembali?
Simak novel pertama autor dengan protagonis pria...
CRAZY UP SABTU, MINGGU DAN TANGGAL MERAH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Geerqiasilatusiluchen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DI PERMALUKAN
Arena pertarungan...
Terlihat dua sejoli tengah saling bertatapan garang satu sama lain di arena duel. Di pandang puluhan pasang mata yang menyoroti tepat ke arena tersebut. Tetua Bai Xi begitu cemas pada ke adaan anaknya yang sudah memaksakan diri, padahal level di antara ke duanya sungguh berbeda jauh.
"Bai Ye putraku! Sebaiknya jamu Menyerah lah... Jangan bertarung lagi, kau bisa mati nanti. Tolonglah tatap ayahmu ini nak?" Pinta Tetua Bai Xi begitu khawatir pada putra satu satunya itu.
Tetua Fan Shen yang kebetulan tengah duduk di samping tetua Bai Xi pun mulai tersenyum sinis dan mengomentari keluhannya tetua Bai Xi "Heh. Kau sungguh menyedihkan, bahkan kau memperlakukan putramu seperti bayi... Dasar tidak berguna. Aku pantas menarik diri dari jeratan perjanjian itu karna kasihan pada cucuk ku. Cucu ku adalah gadis jenius yang berbakat, jika sampai dia menikah dengan putramu. Maka, hancurlah reputasi Xue dan juga sekte Shandian ... Maka, akuilah... Bahwa pilihan ku ini adalah yang paling tepat kan?" tegas tetua Fan Shen terkekeh.
Tetua Bai Xi hanya bisa menunduk diam seakan membungkam mulutnya agar tak terbawa emosi "Putraku memang tidak berbakat. Tapi aku tetap menyayanginya dengan tulus... Bahkan hingga saat ini, meski aura tempurnya nol sekali pun, dia tetaplah anak yang paling aku sayangi" balas Tetua Bai Xi penuh kerendahan diri. Meski dirinya saat ini begitu tak ada harganya karena telah di buat malu oleh keluarga Xue dari Sekte Shandian.
"Baguslah jika kau tetap kukuh pada pendirianmu" Acuh tetua Fan Shen.
"Sebaiknya. Kita fokus saja pada pertandingannya" pinta tetua Bai Xi. Ia bicara demikian pada tetua Fan Shen, padahal hatinya begitu terluka.
Para tetua dari tujuh sekte terlihat fokus menatap ke arah arena. Meski belum ada pegerakan yang belarti di antara ke duanya. Tapi, para tetua tetap saja di buat tegang, mau bagai mana pun juga. Mei Lan dan Bai Ye bukanlah tandingan yang seimbang.
Mei Lan memiliki level aura tempur sepuluh dan mendapatkan bintang petarung tingkat empat. Bahkan dia adalah murid teladan yang paling di segani di gunung Xingliun.
Sedangkan Bai Ye, dia hanyalah memiliki aura tempur level dua dan tak memiliki bintang petarung apapun. Tingkatan nya sangat rendah dan tak layak masuk ke perguruan tinggi gunung Xingliun.
"Ayo... Lawan aku!" tegas Mei Lan mengulurkan tangannya seakan menantang.
Bai Ye yang sedari tadi tengah memasang kuda kuda mulai bersiap menentukan arah serangannya "Hyaaahhh!" Bai Ye berlari dengan kencang ke arah Mei Lan, di keluarkannya tendangan ke arah perut Mei Lan, tapi Mei Lan menghindari tendangan itu dengan begitu lembut.
Syuuut... Mei Lan menarik diri ke belakang dan membuat tendangan Bai Ye melenceng. Bai Ye tak habis sampai di situ. Ia kembali meninju ke arah wajah Mei Lan, tapi Mei Lan juga menghindar dengan cara menarik wajahnya ke belakang hingga tubuhnya condong 180 derajat ke belakang.
"Mei Lan cucukku. Jangan lama lama... Eksekusi sekarang" Teriak tetua Fan Shen di kejauhan. Mei Lan yang mendapat titah dari sang kakek pun lekas menarik kakinya ke atas dan tangannya menahan di tanah. Mei Lan berjungkir ke belakang dan kaki rampingnya sengaja di tendangkan ke arah dagu Bai Ye.
Buak! Bai Ye tak sempat menghindar, meski tendangan tersebut terasa lembut, tapi efeknya sangat kuat. Bahkan tubuh Bai Ye di buat melayang di udara hingga terpental jauh, lalu menghantam tanah dengan keras.
BRUAK!
Seketika Bai Ye keluar dari arena pertarungan hanya dengan sentilan kaki Mei Lan yang begitu lembut tersebut.
Bai Ye kehilangan kesadarannya. Ia pingsan dengan luka yang begitu fatal "PEMENANGNYA ADALAH XUE MEI LAN DARI SEKTE SHANDIAN!" Tegas sang pembimbing pertandingan.
Mei Lan menghampiri Bai Ye dengan langkah yang begitu santai di iringi sebuah lenggokan kecil "Heh. Dasar sampah" Seraya bicara demikian ia pun menendang wajah Bai Ye sangat kesal.
Saat itu, Mei lan sangat marah pada Bai Ye karna Bai Ye telah menyinggung kakek kesayangannya hingga Mei Lan pun begitu jijik pada keluarga Bai saat ini. Ia berharap Bai Ye mati saja agar kelak tak ada dendam di antara mereka.
"Matilah kau!" Bisiknya.
Tapi, Bai Ye malah sadar dan seketika mengaitkan tangannya di kaki Mei Lan dengan tangan yang berlumuran darah, Bai Ye pun berkata "Aku... Akan membalas dendam. Atas apa yang telah kau lakukan pada ku dan keluargaku!" ucap Bai Ye tak berdaya, bicara dengan mulut penuh darah dan terbata bata kala mengatur napasnya yang tersenggal itu.
Mei Lan menatap jijik ke arah Bai Ye dan menghempaskan kakinya "Heh. Balas dendam... Baiklah. Jika kau masih bisa hidup oleh serangan mematikan ku tadi... Silahkan temui aku di perguruan tinggi gunung Xingliun. Dan kau bisa sepuasnya membalas dendam padaku. Tapi... Itu juga jika kau bisa masuk ke perguruan itu. Namun, dengan energi mu saat ini... Ku pikir satu kalimat yang baik untuk mu adalah, jangan mimpi! Kau tak mungkin bisa masuk ke perguruan itu" Tegas Mei Lan menghempaskan kakinya kuat kuat dan membuat tubuh Bai Ye yang malang itu terlempar sejauh beberapa meter, sampai tubuh nya pun tertahan oleh dinding sekte Yue yang kokoh itu.
BRUK!
"Uhuk! Uhuk... Aagghhh!" Ringis Bai Ye. Ayahnya lekas berlari dari arah tribune menuju tubuh sang anak yang telah terkapar tak berdaya.
Tetua Bai Xi pun merangkup wajah anaknya dan memangkunya di pelukannya "Putraku! Putraku! Sadarlah putraku..." Tetua Bai Xi menepuk nepuk wajah putranya yang sudah tak bergeming lagi.
"Putraku..." Teriak tetua Bai Xi menitikan air matanya sedih. Lalu para tetua dari ke tujuh keluarga besar pun berkerumun di tempat tetua Bai Xi dan putranya yang sedang saling merangkul itu.
"Hehehe... Jika sedari awal putramu tak menantang cucu ku lebih dulu. Mungkin dia akan tetap selamat, jadi... Sekarang sudah paham kan, kemampuan putramu yang payah itu dan cucu ku yang sempurna ini tak mungkin busa sebanding. Sampai kapan pun, mereka tak akan pernah setimpal. Putramu ada di bawah neraka, sedangkan cucu ku ada di atas kahyangan..." tegas tetua Fan Shen.
"Tetua Fan Shen. Anda benar, putraku memang sangat payah, tapi dia juga tak bisa menerima takdir sehina ini dari anda... Tolong, hentikan... Aku akan mengakui kesalahanku karna membiarkan putraku menantang kehendak anda. Oleh karna itu, tentang kegagalan pernikahan ini... Biarlah aku yang menanggung segala kesalahannya. Bila harus malu... Biarlah aku yang menerima segala hinaan ini" Tegas tetua Bai Xi.
Bai Ye membuka matanya "Ayah... Aku akan membalaskan dendam mu. Aku akan membuat Mei Lan dan keluarganya menanggung semua penghinaan ini" bisik Bai Ye tak terdengar. Ia bicara dengan sedikit tenaga sisanya.
"Baguslah. Ayo... Kita kembali ke sekte kita dan rayakan dengan minum sepuasnya" tegas Tetua Fan Shen sembari pergi berlalu begitu saja.
Akhirnya para tetua sekte dari tujuh keluarga besar pun pergi dari sekte Yue... Mereka sibuk merayakan pembatalan pernikahan itu.
Sedangkan Bai Ye dan ayahnya harus rela menahan malu, reputasi sekte Yue seketika turun drastis. Banyak murid sekte itu yang mulai keluar satu persatu akibat insiden tersebut.
Xue Mei Lan... Akan ku balas segala kelakuan mu ini. Bathin Bai Ye menggumam.
antara mengencangkan - Menyenangkan 😂