NovelToon NovelToon
Meraih Cinta Sang Ajudan.

Meraih Cinta Sang Ajudan.

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:244.1k
Nilai: 5
Nama Author: Wanita Biasa

Keinginan untuk memiliki bagi seorang gadis pada laki-laki yang sangat ia kagumi, rasa itu besar namun ia tak berani menyimpulkan bahwa itu adalah rasa suka dan sayang. Ia lebih memilih untuk menyimpulkan bahwa itu hanyalah sekedar rasa mengagumi saja.

Gadis itu berpikir, bak langit dan bumi bagidirinya untuk memiliki sang pujaan. Seorang prajurit berpangkat Mayor itu banyak di gandrungi oleh kaum hawa.

Sebuah keteguhan dari pendirian sang prajurit berpangkat mayor, membuat dirinya mempunyai sifat dingin terhadap lawan jenis. Bukan dia tidak mempunyai keinginan untuk memiliki pendamping hidup, namun dia sudah lelah selalu di sandingkan dengan wanita yang menurutnya salah.

Sehingga ia pun mempunyai prinsip, jika cinta akan datang dengan sendirinya. Tanpa harus merubah pribadinya yang di bilang super dingin oleh orang yang mengenalinya.

"Cinta akan datang dengan sendirinya, " Sampai akhirnya ia menyadari jika cinta benar-benar datang dengan send

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 5.

"Tapi lihat deh dua wanita itu, beda dari yang lain. " Sahut Hans yang tiba-tiba saja masuk ke dalam obrolan Rio dan juga Leo.

Rio, Leo, Hans dan juga Mayor Raka menoleh secara bersamaan ke arah yang di maksud oleh Hans. "Anak baru itu ? " Jawab Rio.

"Iya anak baru itu, yang satu nya lagi kan milik gue. " Sambung Leo mengaskan bahwa Putri adalah kekasihnya.

Mayor Raka hanya menaikan kedua alisnya, sementara Hans dan juga Leo berdiri ingin menghampiri kedua wanita itu.

"Kamu lihat deh Faa ... Ada yang memperhatikan kamu loh ! " Ucap Kecil Putri pada Syifa.

Syifa pura-pura tak mendengar ucapan Putri, " Ehh itu lihat. "

"Siapa ? " Tanya Syifa datar.

"Itu yang pake kaos hitam, " Jawab Putri.

"Emang yang pake kaos hitam tidak punya nama ? " Hardik kecil Syifa, namun ia menoleh ke arah Mayor Ararya.

"Mana ? orang dia fokus pada ponselnya. " Ungkap Syifa.

Putri melihat ke arah sekumpulan lelaki itu, " Hah, maksud ku bukan Mayor Ararya. Tapi bentar jadi ada yang berharap di perhatikan sama Mayor Ararya nih ? "

Syifa langsung memukul halus lengan Putri, " Husttt .. Kalau bicara asal ceplos aja, kalau ada yang dengar bagaimana. "

"Hahahaha .. ciye .. ciye, ikan yang di bakar ko muka kamu yang merah nya. Hahahaha " Goda Putri membuat Syifa tak tahan lagi menahan tawanya.

"Sudah-sudah, jangan bercanda terus kalau ikan ini gosong bagaimana ? Mau kamu kena tegur dia ? aku sih ogah. " Jelas Syifa.

Putri kembali tersenyum, " Siapa ? Mayor Ararya ? Hahahaha .. "

Syifa tersenyum kembali, lalu ia menginjak kecil kaki Putri karna sudah membuatnya merasa malu dan salah tingkah.

"Put .. Bisa ikut sebentar ? " Ucap Leo Tiba-tiba datang bersama dengan Hans.

Syifa terdiam kala Pak Leo menarik lembut tangan Putri, Syifa menatap curiga ke arah Putri. Putri langsung membuang muka dari Syifa , Syifa tersenyum kala melihat wajah Putri yang terlihat seperti gugup kala Leo menarik tangannya.

Sementara Hans kini berusaha mendekati Syifa dengan alasan ingin membantu membakar ikan itu agar cepat matang, Kini mata Mayor Ararya yang benar-benar memperhatikan Syifa.

Syifa sesekali tersenyum kala berbicara dengan Hans.

"Jangan panggil Pak, usia kita pastinya tidak terpaut jauh kok. " Seru Hans pada Syifa.

Syifa tak sengaja melihat ke arah Mayor Ararya, mata Mayor Ararya menatap tajam ke arah Syifa, seperti memerintahkan dia untuk menjauh dari Hans. Tapi Syifa malah semakin menjadi dan tidak memperdulikan tatapan Ararya padanya.

"Lihat deh Pak Leo saya Pak Hans ko lebih tertarik pada mereka berdua ya di banding sama salah satu dari kita. " Ucap Sri sirik.

"Iya yah, padahal kan mereka itu dekil sempurna di banding kita yang berpenampilan sangat modis seperti ini. " Sahut teman Sri yang pikirannya sama piciknya seperti Sri.

Malam itu pun mereka lalui dengan senang, sampai akhirnya penutupan acara itu di tutup dengan ucapan selamat pada Hans, karna Hans lah yang ber ulang tahun pada hari itu.

Syifa mendapatkan kesempatan yang terakhir untuk memberikan ucapan selamat pada Hans, dan kebetulan saat itu Hans sedang duduk di samping Mayor Raka.

"Selamat ya Pak Hans, saya kira bukan Bapak yang ulang tahun. Pokonya doa terbaik dari saya. " Ucap Syifa terlihat akrab dengan Hans.

Ararya melirik Syifa sekilas, ia langsung membuang muka seperti tidak peduli namun ia enggan pergi dari duduknya dan ingin terus memperlihatkan Syifa dan juga Hans.

"Mana kadonya ? " Goda Hans pada Syifa.

Syifa terdiam,

"Kadinya cukup panggil Mas aja jangan Pak, Ok ? " ucap Hans menatap Syifa dengan tatapan menggodanya.

Seketika teman-teman Hans pun tertawa, " Ihhh .. rayuannya maut bener. " Ucap Rio.

"Sudah-sudah ini sudah malam, nanti ada yang terganggu dengan suasana kalian. Ayo cepat beristirahat besok kita ada tugas jadi harus bersiap di pagi-pagi sekali. " Ucap ketus dan tegas terlontar dari mulut Mayor Ararya.

"Siap Dan, laksanakan. " Mereka pun bubar termasuk Syifa.

"Put tunggu ! " Seru Syifa pada Putri.

Putri menoleh,

"Kamu ada hubungan apa dengan Pak Leo ? " Tanya Syifa.

Putri melihat sekitar, " Jangan keras-keras, nanti ada yang dengar ! "

"Loh memang nya kenapa ? " Tanya Syifa.

"Nanti aku jelaskan di kamar, sekarang ayo kita bereskan ini dulu ke dalam dapur. " Ujar Putri membuat Syifa penasaran.

Sesampainya di dalam dapur, Putri pamit terlebih dahulu ke dalam kamarnya sementara Syifa masih belum membereskan tugasnya.

Syifa sangat hati-hati saat melakukan tugasnya, tanpa ia sadari ada Mayor Ararya di dapur untuk mengambil segelas air putih untuk ia bawa ke dalam Kamarnya.

Dengan posisi saling membelakangi Mayor Ararya berbicara pada Syifa, " Saya tidak mau kamu berbuat macam-macam dengan rekan kerja saya. Ingat kamu membawa nama baik saya bekerja di sini. " Ucap ketus Ararya.

Syifa terdiam dan membalikkan badannya, Syifa berjalan ke arah Mayor Ararya dan berdiri di sampingnya. ia memperhatikan wajah Mayor Ararya dengan tingkah ke kanak-kanak kan nya, " Anda bicara pada saya Pak ? "

"Jangan belaga polos kamu, kalau saya Tia bicara sama kamu lalu pada siapa saya bicara sementara hanya kamu yang ada di ruangan ini. " Jawab ketus Ararya terlihat galak pada Syifa.

Syifa menjatuhkan pundaknya kesal. " Iya .. Iya .. , tapi Pak saya tidak ada maksud untuk berbuat macam-macam dengan teman anda. "

"Apapun alasan kamu saya tidak mau dengar, jauhi mereka. Bekerja yang benar dan terapkan tanggung jawab kamu di sini, kamu itu saya masukan ke sini untuk bekerja bukan untuk mencari jodoh. " Jelas kecil namun dengan nada di tekan Ararya mengatakannya pada Syifa.

Syifa menatap Ararya dengan heran. " Loh kok anda berpikir seperti itu Pak, Pikiran anda terlalu jauh. Tapi kalau jodoh saya Bapak saya tidak akan menolaknya. "

Ararya membulatkan matanya sempurna ke pada Syifa, " Beraninya kamu berbicara seperti itu pada saya. "

Syifa melihat tatapan Ararya menakutkan kali ini, padahal Syifa hanya bercanda pada Ararya.

Ararya mendekat ke arah Syifa, sementara Syifa melangkah mundur teratur hingga akhirnya dia pergi dari hadapan Ararya dengan senyuman puas karna sudah menggoda Ararya.

Ararya hanya berkaca pinggang melihat tingkah Syifa yang berlari dari hadapannya. Namun sebelum Syifa berhasil keluar dari ruang dapur itu kakinya tersandung hingga ia pun terjatuh.

"Aawwwwww ... " Rintih Syifa kecil, mengelus lututnya karna rasa sakit akibat benturan itu.

Ararya berkaca pinggang di hadapan Syifa, " Itu akibat dari kecerobohan kamu. Sudah dewasa tapi masih seperti bocah ingusan. " Umpat Ararya mengatai Syifa.

Syifa tak memperdulikan Omelan Ararya, Syifa malah mengulurkan tangannya meminta bantuan pada Ararya. namun Ararya hanya terdiam melihat uluran tangan Syifa.

"Berisi sendiri, jangan selalu berharap bantuan orang lain. Selama kamu bisa melakukannya sendiri lakukan sendiri. " Ucap tegas Ararya pada Syifa.

"Ya ampun, sudah seperti latihan militer saja. " Batin Syifa.

Syifa menarik kembali uluran tangannya dan ia pun berusaha bangun perlahan.

"Manja, bisa berdiri sendiri tapi minta bantuan orang lain. " Dengus Ararya sambil pergi begitu saja dari hadapan Syifa tanpa mau mempertanyakannya keadaan Syifa.

"Huhhh ... Dasar manusia es, " Umpat Syifa setelah Ararya pergi.

"Saya bisa mendengarnya, " Ucap Ararya tiba-tiba.

Syifa hanya tersenyum tanpa mau meminta maaf karna yang dia katakan itu benar adanya. Ararya memang seperti manusia Es yang teramat parah suhu dinginnya.

1
Arini S Dyah
sikap syifa jng dibuat terllu murah donk... cewek pny harga diri lhaa.. jaim dikit kan gpp
Mahpudoh
Luar biasa
Mahpudoh
Buruk
bhunshin
si mayor udah berani pelak peluk bae
bhunshin
si Syifa pasti gemetaram bgt🤣🤣🤣
bhunshin
si Sri 🐜 rangrang kudu dibasmi
Diah Darmawati
kok lama y gk up
Asri Iqrok
ayo kak ditunggu updatenya
Nina Meylina
ini jg SM blm up Lg padahal udh bulak balik buka
Ita Mariyanti
strong Syifa 💪💪
Ita Mariyanti
maksimal bgt Syifa ki jd caltu 😘😘
Ita Mariyanti
kapok mu Tiara kn sembur akhirnya 😁😁👍👍👍
Ita Mariyanti
Syifa keren 😍😍😍
Ita Mariyanti
😱😱😱😱 muantabb Syifa 👍👍👍
Dwi Winarni Wina
Syifa mendonorkan darahnya buat calon mertuanya sampai terkapar dirawat,,,
Arrarya punya firasat syifa tdk sedang baik2 aja dan firasat arrarya btl skl syifa lg terbaring sakit,,,
Ita Mariyanti
terbuka blm mata mu Bu kl yg ngrawat km dl caltu mu kui mk nya jgn sok2an banggain Tiara mulu' 😤
Salsabila Arman
lanjut
Jenong Nong
tdk bisa berkata2 aku sih ....😁😁❤❤🙏🙏
Anonymous
bukanya syipa pake hijab kok disini ceritanya udah enggak pake hijab...? yg benar mana kok gx komitmen benar alur ceritanya
Asri Iqrok
mulia banget hati Syifa...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!