NovelToon NovelToon
Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Perperangan
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ikri Sa'ati

Cerita ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang pendekar sakti. Bermula dengan tidak diakui sebagai anak oleh ayahandanya, sedangkan dia belum mengetahui.

Tahunya dia ayahandanya yang sebagai seorang raja telah mati terbunuh saat perang melawan pemberontak yang dipimpin oleh seorang sakti berhati kejam, yang pada akhirnya kerajaan ayahandanya berhasil direbut.

Hingga suatu ketika dia harus terpisah juga dengan ibunda tercintanya karena suatu keadaan yang mengharuskan demikian pada waktu yang cukup lama.

Di lain keadaan kekasih tercintanya, bahkan sudah dijadikan istri, telah mengkhianatinya dan meninggalkan cintanya begitu saja.

Namun meski mendapat berbagai musibah yang begitu menyakitkan, sang pendekar tetap tegar menjalani hidupnya.

Di pundaknya terbebani tanggung jawab besar, yaitu memberantas angkara murka di dua negeri; di Negeri Mega Pancaraya (dunia kuno) dan di Mega Buanaraya (dunia modern) yang diciptakan oleh manusia-manusia durjana berhati iblis....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 9 TARGET PEMBUNUHAN PASUKAN SILUMAN TOPENG MERAH

Menyaksikan makhluk-makhluk berwajah seram laksana setan itu lebih seksama, membuat Arabella semakin membelalakkan sepasang mata indahnya.

Masalahnya, gadis cantik itu belum lama ini, bahkan tadi, sudah menyaksikan makhluk-makhluk menyeramkan seperti itu. Dan dia masih ingat kalau mereka adalah Pasukan Siluman Topeng Merah.

Akan tetapi meski demikian, dia masih saja merasakan ngeri saat kembali melihat mereka di rumah temannya ini.

Tapi, walau dalam keadaan takut seperti itu, otaknya masih bisa diajak berpikir, masih bisa mencerna apa yang dia lihat.

Dia mengetahui dan meyaksikan dengan jelas kalau Pasukan Siluman Topeng Merah yang berjumlah 12 yang hampir membunuh dia dan Renatha semuanya sudah mati. Namun sekarang dia melihat makhluk-makhluk itu lagi.

Memikirkan hal itu, timbul pertanyaan dalam benaknya, apakah makhluk-makhluk itu bisa hidup kembali? Tapi kenapa jumlahnya bertambah?

Ataukah yang ada di hadapannya itu adalah Pasukan Siluman Topeng Merah yang lainnya?

Atau bagaimana... Arabella belum dapat menemukan jawaban yang pasti.

Kejadian-kejadian yang sudah dialaminya mulai beberapa saat yang lalu saat dia masih di jalan hingga saat ini benar-benar susah dicerna oleh akal sehat.

Sedangkan ketiga temannya tidak usah dibilang lagi. Wajah-wajah cantik mereka seketika makin menegang ketakutan, memucat akibat menyaksikan penampakan menyeramkan itu.

Hampir saja mereka menjerit histeris menyaksikan penampakan horor itu kalau tidak cepat-cepat membekap mulut mereka masing-masing.

Mereka sebenarnya gadis-gadis pemberani yang memiliki ilmu beladiri yang sudah tergolong hebat. Itu jika berhadapan dengan manusia atau orang.

Akan tetapi jika berhadapan dengan penampakan menyeramkan seperti itu, seberani-beraninya mereka, tentu saja akan merasakan takut.

Tak terkecuali dengan Pak Menhankam dan seorang lelaki paruh baya yang seumuran dengannya yang ternyata adalah Wakil Presiden Bambang Sudrajat serta kedua orang muda yang tak lain adalah 2 orang ajudan sang wakil presiden.

Sampai-sampai 4 orang aparat negara itu terlonjak ke belakang saking terkejut ketakutan. Namun kedua ajudan sepertinya tidak mau lama larut dalam keterkejutan.

Oleh karena itu, meski masih takut, dengan cepat kedua pengawal itu segera mengambil pistol mereka dari balik jas masing-masing.

Lalu yang seorang mengacungkan pistolnya ke depan serambi, sedangkan yang seorang mengacungkan pistolnya ke arah 5 sosok Pasukan Siluman Topeng Merah yang berada di samping kanan.

Sementara 2 orang lelaki paruh baya yang sepertinya 2 pengusaha kaya masih tetap di tempat berdiri masing-masing seraya menatap tajam 5 sosok Pasukan Siluman yang ada di depan serambi.

Akan tetapi tidak lama kemudian, tiba-tiba kelima belas sosok Pasukan Siluman Topeng Merah berkelebat melenting ke udara dengan amat cepat. Saking cepatnya gerakan tubuh mereka, sehingga seperti menghilang saja.

Empat personil geng Red-Blue Girls 8 jelas tidak melihat kelebatan 15 Pasukan Siluman Topeng Merah itu. Sehingga mereka menyangka makhluk-makhluk mengerikan itu seketika menghilang yang membuat mereka tambah terkejut.

Sama juga yang dirasakan oleh Pak Himawan dan Pak Bambang serta kedua ajudannya. Mereka malah yang terkejut bukan main, tiba-tiba saja sosok-sosok menyeramkan itu lenyap bagai ditelan bumi.

Sedangkan kedua pengusaha kaya itu jelas dapat melihat kelebatan 15 Pasukan Siluman itu, karena sepertinya mereka punya isi. Ke arah mana Pasukan Siluman pergi mereka masih bisa melihatnya.

Menyadari akan hal itu, dengan segera kedua pengusaha konglomerat itu menatap ke satu arah sekitar 30-an meter lebih dari serambi.

★☆★☆

Ternyata di situ, di atas lantai paving block sudah berdiri 20 Pasukan Siluman Topeng Merah; 15 Pasukan Siluman bersabuk coklat yang berdiri paling belakang, dan 5 Pasukan Siluman bersabuk hitam.

Sedangkan berdiri paling depan sendiri adalah sang pemimpin pasukan.

Dia adalah seorang lelaki muda berambut ombak dengan panjang sepunggung. Busananya hampir semodel dan sewarna dengan 20 anak buahnya, hanya saja lelaki itu tak bertudung.

Tampak melingkar di kepala semacam ikat kepala tapi dari bahan logam yang pipih dan berukir berwarna perak. Di depan ikat kepala dari logam itu terdapat ukiran berbentuk tengkorak warna merah.

Dia juga mengenakan sabuk tapi dari bahan logam berwarna perak dan di tengahnya juga terdapat ukiran berbentuk tengkorak warna merah. Pedang panjangnya tersampir di punggung sebelah kanannya.

Sepasang matanya yang tajam penuh keangkuhan menatap tak berkedip 4 orang aparat negara yang ada di depan serambi sana.

Sementara 4 orang aparat negara tampak masih celingukan mencari-cari ke mana perginya sosok makhluk-makhluk mengerikan tadi. Lalu mereka segera mendekat ke tempat dua pengusaha kaya berada.

"Pak Hendra, ke mana perginya para siluman tadi?" tanya Jenderal Himawan penasaran.

"Mereka sudah ada di sana, Tuan Jenderal," sahut seorang lelaki berjas hitam berdasi abu-abu gelap sambil menunjuk ke satu arah di depan sana. Dia bernama Pak Hendra Wijaya.

Jenderal Himawan dan Wakil Presiden Bambang serta kedua ajudannya langsung memandang ke arah yang ditunjuk oleh Pak Hendra barusan. Diikuti oleh Clarissa dan Arabella.

Sedangkan Aurellia dan Michella sepertinya sudah tahu di mana Pasukan Siluman berada. Terbukti sepasang mata mereka langsung menatap ke arah yang ditunjuk Pak Hendra sejak tadi.

Tidak bisa tidak Jenderal Himawan dan ketiga rekannya serta Arabella dan Clarissa terkejut untuk kesekian kalinya ketika melihat demikian banyaknya sosok-sosok makhluk menyeramkan di sana.

Sementara Arabella makin bertanya-tanya sendiri. Pasukan Siluman itu sebenarnya berasal dari mana? Hal itu masih merupakan tanda tanya di dalam benaknya.

Dan sepertinya yang lain juga berpikir yang sama seperti dirinya.

Namun seketika Pak Wakil Presiden segera tersadar akan sesuatu. Maka dengan cepat dia langsung memerintahkan pada salah satu ajudannya untuk meminta bantuan.

Tanpa membantah sang ajudan segera melaksanakan perintah. Dia langsung mengambil smartphone-nya dengan maksud hendak menghubungi markas pusat.

Tapi alangkah terkejutnya ajudan muda itu kalau dia tidak bisa menghubungi siapa pun, baik melalui jaringan celuler maupun jaringan biasa.

Walau sudah diperintah lagi oleh Pak Bambang dan sudah beberapa kali dia coba, HP-nya tetap tidak bisa menghubungi siapa pun. Dan begitu dia melihat HP-nya, ajudan tersebut terkejut karena HP-nya tidak ada koneksi jaringan.

Lost jaringan!

Ajudan yang satunya juga mencoba melakukan hal yang sama seperti rekannya, namun tetap juga tidak bisa karena HP-nya juga hilang jaringan.

Sehingga semua orang, kecuali dua pengusaha kaya, kembali dikecam ketegangan, kebingungan, keheranan, kehororan.

Melihat kelakuan orang-orang yang ada di serambi sana, sang pemimpin pasukan langsung tertawa cukup keras. Kedengarannya cukup menyeramkan dan penuh penghinaan. Lalu terdengar dia berkata bernada dingin cukup menakutkan.

"Asal kau tahu, Jenderal! Tempat ini sudah kami segel dengan mantra ghaib. Tak ada satu pun yang bisa keluar dari sini dan tidak ada satu pun yang bisa masuk ke sini. Sampai pun jaringan telepon."

Keempat gadis cantik itu buru-buru memeriksa smartphone mereka masing-masing, dan mendapati kalau jaringan telepon di HP mereka juga tidak ada.

Sejurus kemudian mereka langsung saling bertatapan satu sama lain dengan sorot mata penuh keheranan dan kebingungan.

★☆★☆

"Siapa kalian?" tanya Wakil Presiden Bambang memberanikan diri dengan suara cukup keras, karena sudah gregetan dengan peristiwa aneh ini.

"Apa mau kalian? Kenapa mengacau di sini?" lanjutnya membentak.

"Sebenarnya aku malas memberi tahu kalian semua," kata sang pemimpin bernada dingin sambil menyeringai. "Tapi karena kalian sebentar lagi bakalan mati, tidak ada salahnya aku beri tahu."

"Kalian semua, dengar!" lanjutnya. "Kami adalah Pasukan Siluman Topeng Merah. Kami datang ke mari untuk membunuh orang-orang rendahan seperti kalian!"

Sebenarnya, baik Jenderal Himawan, Pak Wapres Bambang, maupun kedua ajudannya, langsung menggeram marah mendengar ucapan sang pemimpin yang penuh perendahan.

Namun mereka masih bisa meredam. Sedapat mungkin mereka tidak bertindak gegabah.

"Kami tidak tahu siapa kalian ini," kata Jenderal Himawan bernada datar campur dingin. "Tahu-tahu kalian datang ke mari dengan membunuh secara serampangan. Apa masalah kami dengan kalian?"

"Asal kalian tahu!" kata sang pemimpin masih dengan nada angkuh penuh perendahan. "Kami ditugaskan untuk membunuh anjing-anjing negara macam kalian!"

"Sekarang tidak ada waktu lagi untuk bicara. Bersiaplah kalian semua untuk mati malam ini!"

Setelah berkata bernada ancaman, lelaki muda berwajah bengis dan kejam itu bersiap-siap memerintahkan anak buahnya untuk menyerang.

Tapi belum juga tangannya bergerak mengibas ke depan, tiba-tiba saja meluncur dengan cepat sebuah benda atau sosok memanjang berwarna merah. Benda memanjang yang sepertinya sesosok tubuh itu melesat hendak menghantam sang pemimpin.

Terpaksa tangan kanan sang pemimpin yang sudah terangkat setengah itu dengan cepat mengganti gerakan dengan mencabut pedangnya. Secepat mencabut pedang, secepat itu pula dia menebaskan pedangnya dua kali ke atas.

Craaasss! Craaasss!

"Aaa....!"

Maka tanpa ampun sosok tubuh yang meluncur tadi langsung terpotong menjadi 3 bagian. Bahkan sebelumnya terdengar jeritan kematiannya yang begitu memilukan hati. Lalu menyusul 3 potong tubuh itu jatuh ke atas lantai paving dengan cukup keras.

Dan tidak butuh waktu lama darah segar kembali mengalir berceceran membasahi pelataran serambi kediaman Jenderal Himawan.

Begitu sang pemimpin mengamati sesosok tubuh yang dibunuhnya itu, dia langsung terkejut bukan main. Sosok tubuh yang sudah terpotong 3 yang tergeletak di atas paving itu ternyata salah satu anggota Pasukan Siluman.

Itu artinya sesosok tubuh serba merah itu adalah anak buahnya.

Maka dengan cepat dia langsung memandang ke atas wuwungan atap serambi di mana tubuh seorang anak buahnya tadi dilontarkan dari arah situ.

Ternyata di situ, di ujung atas wuwungan sudah berdiri kokoh dan mantap sesosok tubuh yang serba hitam dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Sosok itu berambut hitam lurus agak panjang. Sebagian anak rambutnya bagian depan menyamarkan wajahnya yang agak tebal warna hitam mengkilap. Raut wajahnya begitu datar tanpa ekspresi, dingin serta cukup menyeramkan.

Tubuhnya yang tegap kekar terbungkus pakaian panjang hingga mata kaki dari bahan kulit berwarna hitam mengkilap.

Pakaiannya bagian atas agak ketat. Sedangkan bagian bawah sedikit longgar dan terbelah bagian depan dari tentangan perut hingga terus ke bawah.

Di pinggangnya terlilit sabuk dari bahan logam warna hitam metalik. Bagian tengah depan sabuk itu terdapat 2 ukiran berbentuk naga saling berhadapan.

Di pundak kanannya bertengger sebuah pedang panjang berukir indah, di mana ujung gagang pedangnya berbentuk kepala naga berwarna hitam.

Sikap berdirinya begitu tenang sambil kedua tangannya bersedekap di dada bidangnya. Sepasang kakinya berdiri saling merapat.

Sepasang matanya yang hitam kelam menyorot tajam, menatap Pasukan Siluman Topeng Merah dengan dingin penuh hawa maut.

★☆★☆★

1
AI
tetap Mangat🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥
Adhie: tetap semangat....
💪💪💪💪💪
total 1 replies
AI
🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩
AI
waw harus hati-hati kalo tidak,tidak ada yang hindar
AI
mantap gan🤩
AI
paling mantap kalo mc nya
AI
sudah di subscribe dan membaca🔥
AI: sama-sama
Adhie: terima kasih atas dukungan...
total 2 replies
AI
hadir🔥🔥🔥
juju Banar
lanjut
Adhie: lanjuuut...
total 1 replies
anggita
chapternya sdh banyak tpi yg mampir baca masih sdikit. klo mau promo novel bisa ke tempat kami. bebas👌
Adhie: makasih kaka...
total 1 replies
anggita
oke thor, terus berkarya tulis, semoga novel ini lancar jaya.
Adhie: terima kasih dukunggannya...
total 1 replies
anggita
wow... naga merah, kuning.
Adhie: hehehe...
total 1 replies
anggita
like👍 dukungan utk fantasi timur lokal.
anggita
gang.. red blue girl 8🙄
anggita
hadiah tonton iklan☝
anggita
tiap chapter cukup panjang 👌
Adhie: itu gaya saya dalam menulis novel kaka... biar agak puas bacanya dalam satu chapter
total 1 replies
anggita
pangeran pandu wiranata..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!