Najwa tidak menyangka pernikahan bahagia yang telah dijalaninya selama enam tahun bersama Kendra harus goyah akibat kembalinya Leora, wanita dimasa lalu sang suami.
Meski mengetahui suaminya menjalin hubungan gelap dengan wanita yang dulu menolak cintanya, namun Najwa tetap memilih bertahan karena dia sangat mencintai suaminya, meski semakin lama Kendra semakin semena-mena dan tidak lagi menganggap kehadirannya.
Mampukah Najwa untuk terus bertahan hidup layaknya janda, yang tidak pernah lagi didampingi atau diperhatikan oleh suaminya yang sibuk meratukan perempuan lain?
Atau menyerah dan memilih cinta lain, yang bisa memberinya kebahagiaan dan mengobati luka yang ditorehkan oleh sang suami?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24- Kamu Dimana??
HAPPY READING
🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Najwa terbangun. Dengan malas dia menggeliat seraya mengucek-ucek matanya. Perlahan-lahan dia bangkit duduk diatas ranjang. Tubuhnya terasa lemah tak bertenaga. Kepalanya pun terasa berdenyut.
Mungkin karena semalam dia kurang tidur. Karena terlalu sedih dan galau memikirkan sikap Kendra, matanya sampai sukar terpejam. Meski sudah berusaha, dia baru bisa tidur sekitar jam empat lebih.
Najwa menatap kamarnya yang luas dengan tatapan nanar. Hanya ada dirinya disana. Sama sekali tidak ada tanda-tanda keberadaan suaminya. Apa semalam Kendra tidak pulang? Atau, dia sibuk mencari perempuan itu?
Hati Najwa rasanya mau meledak memikirkan suaminya yang lebih mementingkan perempuan itu ketimbang dirinya, istrinya sendiri!
Dia mengambil ponselnya. Berniat untuk menghubungi suaminya. Betapa terkejutnya Najwa melihat jam sudah menunjukkan pukul 10.50 WIB. Sudah hampir siang dan dia baru bangun?! Pantas saja Kendra tidak ada. Mungkin suaminya sudah berangkat kekantor. Mungkin saja. Walaupun dia kurang yakin juga.
Najwa beranjak meninggalkan kamarnya dengan matanya yang serasa berkunang-kunang.
Sesampainya dilantai bawah, dia bertemu Ira yang menyapanya dengan lembut dan tatapan empati.
"Eh, Nyonya sudah bangun?"
"Ira, Kendra sudah pulang?" Tanya Najwa lemah dengan kepala celingukan kesana kemari.
"Tidak Nyonya. Tuan belum pulang dari semalam" Jawab Ira ragu.
Najwa termenung setelah mendengar penjelasan dari pelayan setianya itu. Tidak pulang dari semalam? Kemana dia? Apa semalaman suaminya mencari Leora?! Apakah seberharga itu Leora bagi Kendra? Apakah sedikitpun sudah tidak ada lagi, tempatnya dihati suaminya sendiri?!
"Nyonya mau saya siapkan makan? Ini kan sudah hampir siang" Tanya Ira dengan tatapan prihatin melihat nyonya mudanya yang tiba-tiba termenung sedih, setelah membahas suaminya.
"Iya, boleh. Aku mandi dulu" Jawab Najwa yang lantas berbalik dan hendak berjalan menaiki tangga.
"Baik Nyonya" Ira mengangguk.
"Nyonya" Seru Ira terkejut saat tiba-tiba melihat Najwa kehilangan keseimbangan dan hampir ambruk. Untung saja dia sigap menangkap tubuh nyonya majikannya itu.
"Nyonya baik-baik saja?" Tanyanya panik.
"Iya, aku baik-baik saja" Jawab Najwa seraya memegang kepalanya yang terasa pusing dan berat. Tatapannya mulai tidak fokus.
"Tapi wajah Nyonya tampaknya pucat sekali. Nyonya kelihatan sedang tidak sehat. Apa saya hubungi dokter saja?"
"Tidak usah Ira. Mungkin aku hanya kurang istirahat saja. Nanti setelah istirahat, pusingnya juga akan hilang dengan sendirinya. Sebaiknya sekarang kamu siapkan makanan saja. Aku lapar"
Ucap Najwa tegas karena tidak ingin terlihat lemah didepan pelayan itu. Meskipun Ira melihat apa yang terjadi antara dia dengan suaminya semalam, namun dia tidak ingin dikasihani.
"Baik Nyonya" Ira kembali mengangguk pasrah.
Dengan mengumpulkan seluruh tenaganya, Najwa menaiki tangga dengan langkah sempoyongan.
Usai mandi dan mengganti piyamanya dengan pakaian casual dan sedikit riasan untuk menutupi wajahnya yang pucat, Najwa kembali turun dan langsung menuju ruang makan.
Dimeja makan dia terus sibuk dengan ponselnya. Hidangan yang tampak begitu lezat didepannya, sama sekali tidak menggugah selera makannya. Berulang kali dia berusaha menghubungi Kendra. Namun panggilannya selalu dirijek.
Dia tidak habis pikir, mengapa suaminya bersikap seperti ini padanya? Apa tidak bisa pria itu mengangkat panggilan darinya sebentar saja, untuk menghapus perasaan gundah gulananya?
Sesibuk itukah dia, sehingga tidak ada waktu sebentar saja untuk mengangkat ponsel? Tapi, sibuk dengan apa? Pekerjaan, atau wanita itu?!
Rasa perih dihati Najwa selalu menganga, setiap kali membayangkan suaminya bersama perempuan itu. Melakukan banyak hal layaknya pasangan suami istri!!
Apa Kendra sedang marah padanya setelah insiden semalam? Makanya dia tidak mau menerima telpon darinya?
Tapi, apakah sampai separah itu? Bukankah seharusnya dia yang marah, karena lelaki itu sudah bermain api dibelakangnya?! Kenapa malah terbalik?
"Nyonya, kenapa makanannya tidak dimakan? Tidak enak ya?" Tanya Ira yang tiba-tiba muncul membawakan piring berisi salad sayur dan meletakkannya didepan Najwa.
Dia sengaja memasak berbagai menu makanan kesukaan nyonya mudanya. Berharap wanita itu akan makan dengan lahap, dan melupakan kesedihan serta permasalahan dengan suaminya, walau hanya sejenak.
Namun tampaknya usahanya sia-sia. Ira bukan hanya prihatin, namun juga khawatir. Belakangan ini wanita itu jadi jarang makan. Mungkin terlalu stress memikirkan kelakuan suaminya. Kalau begini terus, lama-lama dia bisa jatuh sakit.
"Tidak Ira, makanannya enak kok. Aku hanya sedang tidak selera makan saja. Sebaiknya kamu bereskan saja. Atau kalau mau, kamu saja yang makan" Jawab Najwa dengan lemah sebelum bangkit dari kursi.
"Kan saya sudah sarapan Nyonya tadi pagi. Tadi katanya Nyonya lapar, dan minta disiapkan sarapan"
"Tapi sekarang nafsu makanku sudah hilang. Aku mau kedapur saja"
"Tapi Nyonya...."
Najwa sudah tidak lagi menggubris Ira. Dia melangkahkan kakinya kedapur dan mulai memasak. Dia kembali membuatkan makanan kesukaan suaminya seperti semalam.
Meski masih sakit hati atas sikap Kendra, namun dia rela mengesampingkan perasaannya. Dia akan mengalah demi keutuhan rumah tangga mereka.
Dia sangat berharap kali ini pria itu mau mendengarkannya untuk meninggalkan wanita itu, dan memperbaiki hubungan mereka lagi seperti dulu.
Usai menyiapkan semua kudapan itu, dia kembali kekamar untuk mengganti pakaiannya.
Najwa mengenakan blus warna putih, dipadukan dengan overall dress model fit and flare warna tosca yang panjangnya mencapai lutut. Dia juga sedikit menambah riasan wajahnya, untuk menyamarkan wajah pucatnya.
Sebenarnya Najwa ingin pergi sendiri. Namun sadar kondisi tubuhnya sedang kurang sehat dan takut akan berbahaya bila menyetir sendiri, akhirnya dia memilih diantar supir saja.
Sembari menenteng kotak makan berisi makan siang untuk suami tercintanya, Najwa berjalan dengan anggun dan elegan memasuki gedung perusahaan Kendra group.
Sesampainya didepan ruangan Kendra, Najwa menyapa Wina, sang sekretaris yang sedang berkutat dengan laptop dimejanya.
"Selamat siang Win"
"Selamat siang Bu Najwa" Balas Wina dengan senyum ramah dan sopan, seraya bangkit berdiri dan membungkukkan badannya.
"Apa Kendra ada diruangannya?"
"Maaf Bu, hari ini Pak Kendra tidak masuk kantor" Jawab Wina yang membuat Najwa terhenyak. Kekhawatirannya nampaknya terbukti.
Kendra tidak ada dikantornya? Mungkin dia sedang berada di....?! Meskipun feelingnya mengarah kesana, namun dia tetap berusaha berpikir positif. Mungkin saja suaminya sedang meeting diluar.
"Apa kamu tau dia kemana?" Tanya Najwa dengan suara bergetar, karena takut jawaban Wina akan senada dengan pikirannya.
"Maaf Bu, saya kurang tau. Bapak hanya menghubungi saya, dan meminta untuk menghendel dulu pekerjaan selama beberapa hari kedepan. Kalau ada masalah penting atau berkas yang harus ditanda tangani, beliau akan mengurusnya setelah kembali nanti"
"Terima kasih infonya" Ucap Najwa sebelum meninggalkan sekretaris suaminya itu dengan tergesa-gesa.
Selama diperjalanan dia terus berkutat dengan ponselnya. Berusaha menghubungi suaminya. Namun usahanya masih tetap sia-sia. Sekarang ponsel Kendra malah tidak aktif.
Najwa jadi semakin gelisah. Bagaimana jika Kendra sudah bertemu dengan Leora, dan sekarang mereka sedang berduaan?
BERSAMBUNG
Sambil menunggu novel ini up,,, yuk mampir juga ke novel temanku
kena mental tuh sipelakor...
kebawa emosi aku Thor 😭😭