Laura Agatha 20 tahun merupakan gadis yatim piatu yang di tinggal di sebuah kota metropolitan. Ia mengabdi kepada satu keluarga terkaya di kota tersebut sudah hampir 5 tahun lamanya.
Majikannya seorang blasteran Indo Belanda yang berdomisili sejak tahun 90 an. Awalnya ia hanya ia hanya menjadi baby sitter cucu majikannya yang sudah renta itu.
"Laura, kau sudah siap nak?" ucap nyonya Laurent kepada Laura.
Laura hanya menatap wanita tua itu, matanya berkaca-kaca. Ia ingin menolak pernikahan ini. Ya! Laura terpaksa menikahi anak majikannya itu. Yang tak lain dan tak bukan ayah dari anak yang selama ini di asuhnya.
"Kemari lah, penghulu sudah tiba. Kau akan segera melangsungkan izab kabul" sambung nyonya Laurent.
Laura bangkit dan mendekati wanita tua itu, ia berjalan beriringan dengan wanita itu. Laura melihat ke kanan dan ke kiri, di sana hanya terdapat beberapa kerabat yang hadir menyaksikan acara sakral tersebut.
Laura di persilahkan duduk di samping anak majikannya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irh Djuanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10
"Bisa kalian jelaskan apa yang terjadi selama mama pergi?" ucap nyonya Laurent kepada mereka berdua.
Kedua insan berlain jenis itu saling menatap satu sama lain. Tak lama Damian mendekati ibu nya yang semakin tampak penuh dengan kecemasan.
"Tak ada yang terjadi Ma, semua baik-baik saja!" ucap Damian mencoba menenangkan ibu nya itu.
Laura merasa sedikit lega mendengar jawaban yang diberikan Damian kepada mertuanya itu.
"Benar Ma, tidak ada apa-apa diantara kami. Semua baik-baik saja" tambah Laura.
Tentu saja nyonya Laurent tidak langsung mempercayai ucapan mereka berdua. Dalam hati nya pasti tidak seperti alasan yang mereka ucapkan.
"Baiklah! Kalau begitu kau bersedia untuk tinggal dikamar ini?" tanya nyonya Laurent.
Laura dengan berat hati mengiyakan ucapan mertuanya itu. Sedangkan Damian terukir senyum dibalik wajahnya yang datar.
"Bolehkah Abel tidur dengan mama?" ucap putri kecilnya itu.
Tanpa basa-basi Laura langsung menjawab pertanyaan putrinya itu. "Tentu saja sayang. Kita berdua akan tidur bersama papa mu" ucapnya sambil melirik suaminya itu.
Laura merasa lega, bahkan ia langsung mengajak Abel menaiki ranjang nya.
***
Malam ini Abel dan Laura benar-benar tidur di ranjang itu. Damian memandangi wajah mereka satu persatu. Ia begitu bahagia melihat putri kini telah tumbuh. Dan ia mendapat didikan yang baik dari Laura.
Damian segera menyusul kedua insan yang sedang tertidur pulas. Ia menaiki ranjang itu perlahan agar tak mengusik buaian mereka. Damian menarik selimut dan menutupi kedua insan berbeda usia itu.
Belum sempat Damian memejamkan matanya ia mendengar teriakan Laura sambil tertidur dan menangis dalam tidurnya."Lepaskan aku! Aku mohon!"
Hal itu membuat Abel terbangun dari tidurnya. "Mama kenapa Pa?" tanya Abel bingung.
Sementara Damian mendekati tubuh Laura. "Laura bangun! Laura sadarlah!" ucapnya sambil menepuk-nepuk pipi mulus Laura.
Tubuh Laura menggigil keringat bercucuran membasahi keningnya.
"Abel, Bisakah kau panggil omah?" ucap Damian.
Abel segera menuruni ranjang dan berlari menuju kamar neneknya itu.
"Laura, sadarlah!" Damian beberapa kali menepuk-nepuk pipi Laura namun Laura tak juga membuka matanya. Tak berselang lama deru nafas Laura semakin lemah dan akhirnya Laura kembali tidak sadarkan diri.
"Apa yang terjadi Dam?" ucap nyonya Laurent begitu masuk ke dalam kamar.
Abel menatap ibunya yang lemah itu. "Mama kenapa omah?" tanyanya.
"Ibu baik saja sayang! Pergilah ke kamar mu" titah nyonya Laurent kepada cucu nya itu. Abel menurut perkataan neneknya itu.
Nyonya Laurent kembali mendekati tubuh lemah menantunya itu. "Sekarang kau bisa jelaskan padaku Dam!" tegas nyonya Laurent.
Damian tak mampu mengelak lagi. Ia menceritakan semuanya apa yang terjadi. Tentu saja nyonya Laurent sangat marah ia tak menyangka Damian mampu melakukan hal menjijikan itu.
"Kau keterlaluan Dam!" ketus nyonya Laurent.
Damian terdiam, ia tak mampu membantah bahkan menyela ucapan ibunya itu.
"Kita bawa Laura ke rumah sakit, aku tak ingin terjadi sesuatu yang buruk kepadanya" sambung nyonya Laurent.
***
Kini Laura sudah berada di rumah sakit. Tubuhnya telah disuntik selang infus. Ia belum juga tersadar sampai saat ini. Damian menatap jam dinding sudah menunjuk pukul 3 pagi. Hampir 2 jam Laura tidak sadarkan diri.
Damian menjaga Laura di rumah sakit sementara nyonya Laurent kembali ke rumah untuk menemani cucu nya.
Damian menatap wajah lemah Laura. Ia tak menyangka apa yang dilakukannya akan mengakibatkan trauma kepada istri yang baru ia nikahi selama beberapa hari ini.
Begitu jg sbalik'y