Ariel Albert Amero Duda berusia 37 tahun ini adalah seorang Mafia dengan 2 buntut yang beranjak dewasa yaitu Afriel Alvin Amero (15 tahun) dan Ansel Hansel Amero (13 tahun) yang terkenal kejam kepada orang yang mengusiknya dan keluarga. Albert seorang boss yang merangkap sebagai ketua Mafia Black Scorpio peninggalan sang kakek tidak serta merta membuat hidupnya terjamin. Hal ini karena sang istri yang sangat dia sayangi ternyata sangat munafik, gadis cantik yang dia pungut dari panti asuhan itu tak tahu malunya berselingkuh dengan sopir pribadinya sendiri. setelah kejadian itu Albert menjadi pribadi yang bengis, kejam dan tak mudah di sentuh. tak hanya Albert kedua putranya juga terkenal dingin dan tak mudah di sentuh, tetapi semua itu sirna dengan munculnya seorang gadis yang berprofesi sebagai dokter di sekolah Alvin dan Ansel... mau tahu cerita lebih lengkapnya.. tunggu ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N.N.A.22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Akhirnya Salsa bisa sampai ke sebuah Ruang yang bertuliskan "klinik Kesehatan" dengan muka sebal Salsa membuka ruangan tersebut tanpa tahu di sana terdapat 2 orang laki-laki dan perempuan berumur sekitar 29 atau 30 tahunan sedang merapikan ruangan.
.
"eh maaf mbak, mas saya kira tadi gak ada orang" ujar Salsa dengan kikuk karena ke 2 orang di dalam langsung menolehkan mata ke Salsa sesaat setelah pintu terbuka dengan sedikit keras.
"eh iya, maaf mbak nya siapa? "
"oh iya perkenalkan saya Salsa mbak, baru saja keterima kerja menggantikan Bu Juariyah yang resign"
"oh dokter Salsa, maaf dokter saya tidak terlalu memperhatikan tadi"
"iya mbak gak papa"
"oh iya, kenalkan mbak saya Mira perawat diani sedangkan ini mas Bagus perawat juga mbak" ujar Mira memperkenalkan dirinya dan bagas sambil mengangkat tangan untuk berjabatan dengan Salsa.
"eh .. iya mbak mita dan mas bagas , salam kenal" ujar Salsa dengan Ramah.
"dokter Salsa nanti saya room tour di sini ya.. hehhehe tetapi sebelum room tour saya mau ngasih tahu dokter, kalau setiap hari senin semuanya wajib ikut apel pagi" ujar mbak Mira
"di sekolah internasional ada apel pagi mbak? "
"kalau disini ada dokter, setiap hari senin "
"nanti kita berjaga di belakang sama anak PMR dan anak OSIS"
"oh gitu ya mbak"
.
beberapa saat kemudian terdengar suara bell yang menandakan akan segera di mulai apel pagi pada hari ini.
.
.
di lapangan lalu lalang anak OSIS mengatur barisan teman-temannya.
.
.
terlihat seorang gadis imut, bermata bulat dengan kacamata memakai topi dan rompi (Ketua OSIS) berteriak mengatur barisan teman-temannya.
. .
.
"Anselllllll.. masuk barisan sekarang" murka gadis tersebut
"iya Wir, bentarrr"
"cepetan"
"lo juga, heh ini udah mau jam set 8 pagi, jam 8 udah mulai pelajaran, cepet masuk barisan. "
"Sia, Petugas nya jangan lupa untuk stanby,... habis ini apel di mulai" ujar gadis tersebut.
"siap Bu ketu"
.
apel telah di mulai kurang lebih 5 menit yang lalu, Salsa yang berada di belakang, mulai mendekati gadis yang memakai rompi dengan tulisan ketua OSIS di namanya dadanya.
.
"Hai dek, kenalin saya dokter klinik yang baru, menggantikan dr Juariyah" ujar Salsa.
"iya,. halo dokter saya Wirda kebetulan saya ketua OSIS disini. " menjabat tangan dr Salsa.
"oh.. kalau wirda ketua OSIS berarti Salsa kelas 2 ya? "
"iya dokter" ujar wirda dengan ramah.
"emm wirda maaf dokter tanya lagi.. tadi itu kamu marah-marah sama siapa? "
"oh itu sama si Ansel dokter, dia itu sebenarnya seumuran dengan saya cuma saya sekolahnya lebih dulu, Ansel suka usil, jail, biang masalah, pokoknya dia itu nyebelin dokter apalagi kalau sama Wirda, beda sama kakanya Alvin yang pendiam, sangat dingin, jarang omong. apalagi kakanya itu ketua Pramuka sekaligus kapten basket disini. " cerita wirda kepada salsa.
.
.
salsa yang mendengar cerita wirda hanya menganggukan kepala saja
akhirnya apel selesai pasukan di bubarkan...
salsa kembali ke klinik kesehatan dan mulai room tour bersama mbak mita sedangkan mas bagas langsung stay depan komputer.
.
kurang lebih 3 jam salsa mengelilingi sekolah bersama mbak mita, mereka berdua memutuskan untuk kembali ke klinik.
.
di klinik sudah banyak siswa siswi yang di depan pintu klinik berkerumun dan terlihat sedang mencari celah untuk melihat suasana di dalam klinik.
.
salsa dan mita bergegas membelah lautan siswa siswi yang memenuhi pintu depan klinik.
..
.
.
di dalam klinik
"eh bangsat, tarik lagi omongan lo tadi" murka Ansel dengan wajah memerah.
"kenapa, semua orang juga tahu sel, kalau mamah lo selingkuh sama sopirnya sendiri" ucap Fino dengan kekehan khas nya.
"tahu apa lo tentang gue, mamah gue , keluarga gue hah" maju Ansel menarik kerah Fino dengan mata penuh kemarahan.
.
Mas bagus melihat kejadian itu mencoba melerai dan menelvon Guru BK karena kondisi sudah tidak stabil apalagi muka Ansel maupun Fino tidak enak di pandang.
.
masih dengan Kerah Fino di genggaman Ansel, Vino tidak takut sedikitpun, Fino malah semakin tertawa dan tertawa.
.
bruk
Tiba-tiba pintu terbuka dengan kencang dan Mbak mita menutup pintu kembali.
.
"ada apa ini, Ansel lepas tanganmu dari kerah Fino" ujar Mbak mita.
"gak"
"Ansel, mau jadi apa kamu hah, lepasin tangamu Ansel" ujar mbak mita dengan marah.
"kenapa bu Mita, mau bela Fino si anak kesayangan hah, yang katanya baik sebaik-baiknya dan saya yang seburuk-buruknya, bu Mita jangan ikut campur" ucap dingin Ansel.
.
.
salsa yang mendengar penuturan Ansel dengan mata penuh amarah membuat Salsa harus berfikir lebih keras bagaimana caranya supaya tangan Ansel di kerah Fino dilepaskan.
.
.
"Ansel, lepasin dulu ya, kamu kan katanya habis di skors masak mau di skors lagi" ujar salsa dengan lembut. "sini tak obatin dulu lukanya, habis itu kalau mau baku hantam lanjutkan saja" ujar salsa kembali dengan lembut, menarik baju Ansel kedalam salah satu bilik perawatan di klinik tersebut.
.
.
"tunggu sebentar, tak ambilin obat-obatan dulu" pamit salsa kepada Ansel.
.
.
Ansel hanya melihat kepergian dokter salsa merasa hatinya tersentil dengan suara lembutnya. baru kali ini Ansel mendengar suara lembut keibuan dari seseorang yang baru di kenalnya.
.
.
dokter salsa sibuk dengan troli mencari perlengkapan untuk mengobati Ansel, sekilas dokter salsa melihat perawat Mira dan bagus membersihkan luka Fino.
.
"mbak mir, perlu bantuan atau tidak? " ujar dokter salsa mendekati Mbak Mira dan Mas Bagas.
"tidak dokter, cuma luka lebam-lebam saja" sahut mbak Mira.
"yaudah ya mbak, saya obati yang disana dulu, permisi mbak"
.
.
.
Salsa meninggalkan mbak Mira dan Mas bagas menuju ke tempat Ansel.
.
Melihat dokter Salsa Ansel tersenyum sangat manis, saking manisnya sampai-sampai tidak terlihat senyuman itu.
.
dengan telaten Dokter Salsa mengobati luka lebam Ansel, dengan wajah yang sangat serius dokter Salsa sedikit demi sedikit menyentuh luka agar Ansel tidak kesakitan.
.
"adek, yang tadipagi tengil itu ya" ujar Salsa memulai percakapan dengan Ansel.
"maaf" ujar Ansel dengan pelan.
.
mendengar kata Maaf dari Ansel membuat dokter Salsa tersenyum simpul.
.
"namamu Ansel kan, kenalin saya dokter Salsa" ujar Salsa mencoba membuka percakapan.
Ansel hanya diam mendengar suara lebut dokter Salsa.
"kok diam, ini gak sakit kan? "
kembali Ansel hanya diam saja menikmati suara lembut keibuan dokter Salsa.
.
kesal dengan ansel yang hanya diam dan menatap nya saja, dokter salsa menekan luka Ansel dengan Keras.
.
"auwww.. sakit" keluh Ansel menatap dokter salsa dengan mata terbelalak.
.
"kenapa mau marah? di ajak ngobrol daritadi diem aja" sungut dokter salsa kepada Ansel.
.
.
Ansel tersenyum dengan senang melihat dokter salsa memarahinya.
.
.