NovelToon NovelToon
Since You Married Me

Since You Married Me

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama
Popularitas:58M
Nilai: 4.9
Nama Author: Tiwie Sizo

DALAM TAHAP REVISI TANDA BACA

Jangan lupa follow IG Author : tiwie_sizo08

Karena insiden yang tak diinginkan, Zaya terpaksa harus mengandung benih dari seorang Aaron Brylee, pewaris tunggal Brylee Group.
Tak ingin darah dagingnya lahir sebagai anak haram, Aaron pun memutuskan untuk menikahi Zaya yang notabenenya hanyalah seorang gadis yatim piatu biasa.
Setelah hampir tujuh tahun menikah, rupanya Aaron dan Zaya tak kunjung mejadi dekat satu sama lain. perasaan yang Zaya pendam terhadap Aaron sejak Aaron menikahinya, tetap menjadi perasaan sepihak yang tak pernah terbalaskan, hingga akhirnya Aaron pun memilih untuk menceraikan Zaya.
Tapi siapa sangka setelah berpisah dari Zaya, Aaron justru merasakan perasaan asing yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Jatuh cintakah ia pada Zaya?
Akankah akhirnya Aaron menyadari perasaannya dan kembali bersama Zaya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiwie Sizo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bimbang

"Zaya, kamu sudah sadar?" Wajah Kara nampak lega saat melihat mata Zaya yang mengerjap.

Zaya melihat sekeliling. Ia sedikit bingung kenapa bisa terbaring di tempat tidurnya, padahal seingatnya tadi ia sedang ingin membuat teh hangat di dapur. Mungkinkah dia pingsan? Lagi?

"Aku kenapa?" tanyanya sambil bangun dari posisi berbaringnya.

Sontak Kara langsung membantunya duduk sambil mendelik sebal.

"Harusnya aku yang tanya kamu kenapa?" sungut Kara.

"kamu sebenarnya sedang menyembunyikan apa, Zaya? Akhir-akhir ini kamu sangat aneh. Sering bolos kerja, murung, ditanya pun sering tidak nyambung. Kamu ada masalah?"

cecar Kara lagi.

Zaya hanya tersenyum menanggapi.

"Masalah apa?" Zaya balik bertanya. Mencoba untuk berkilah.

"Mana aku tahu masalah apa. Yang jelas ada yang sedang kamu sembunyikan. Iya, kan?"

Zaya kembali tersenyum. Teman baiknya ini memang selalu bisa membaca dirinya. Tapi kali ini tentu saja Zaya tidak bisa menceritakan permasalahannya itu.

"Itu hanya perasaan kamu saja, Ra. Aku sedang tidak menyembunyikan apa-apa," kilah Zaya lagi.

"Benarkah?"

"Iya, sungguh." Zaya kembali tersenyum meyakinkan.

"Baiklah, aku percaya." Akhirnya Kara mengalah juga.

"Tapi awas, ya, kalau kamu sampai bohong. Aku sumpahin kamu jadi orang kaya," sambungnya lagi.

Zaya terkekeh mendengarnya. Bukan Kara namanya jika tidak bisa bercanda di situasi apapun.

"Zaya ...." Tiba-tiba suara Kara terdengar sendu.

"Ya?"

"Aku perhatikan kamu sekarang sering pingsan. badan kamu juga semakin kurus. Kamu tidak sedang mengidap penyakit parah, kan?" tanya Kara lirih.

Zaya tertegun. Bagaimana ia harus menjelaskan pada Kara kalau saat ini dirinya bukan sedang mengidap suatu penyakit, tapi dalam pengaruh hormon kehamilan. Pasti Kara akan mendesak untuk mengetahui siapa ayah dari janinnya, dan permasalahan pun akan bertambah runyam.

Ya. Zaya telah menyadari dia hamil sejak sebulan yang lalu, tepatnya pada usia kandungannya menginjak lima minggu. Dan sekarang, setelah hampir dua setengah bulan usia kandungannya, Zaya masih belum memutuskan untuk memberitahukan pada orang lain tentang kehamilannya, termasuk Aaron.

"Aku baik-baik saja, Kara. Mungkin aku terlalu kelelahan, makanya jadi sering pingsan," jawab Zaya akhirnya.

"Kamu yakin?"

"Iya."

Zaya mengangguk meyakinkan.

"Baiklah. Tapi kamu janji, ya, kalau ada masalah harus cerita. Kamu temanku Satu-satunya, Za. Aku tidak mau terjadi apa-apa sama kamu. Tadi saja kamu pingsan saat kompor sedang menyala. Aku tidak bisa membayangkan kalau tadi aku tidak datang kesini, bagaimana jadinya kamu." Mata Kara tampak berkaca-kaca. Zaya bisa merasakan ketulusan dari kata-katanya. Rasa bersalah pun menyusup di hati Zaya karena harus membohongi teman baiknya ini.

"Iya, iya. Aku pasti akan cerita. Lagipula, aku juga yang rugi kalau tidak merepotkan kamu," canda Zaya menutupi perasaannya.

"Ya sudah. Kalau begitu aku pergi dulu, ya. Aku sedang ada pekerjaan tambahan. Oh iya, itu aku sudah buatkan kamu bubur dan teh hangat. Jangan lupa dimakan."

Zaya hanya mengangguk mengiyakan semua perkataan Kara.

kara pun akhirnya beranjak, kemudian pamit meninggalkan Zaya yang kembali larut dalam pikirannya sendiri.

Zaya menghela nafas. Haruskah ia memberi tahu Aaron tentang kehamilannya? Tapi bagaimana jika nanti Aaron menolak mengakui janin yang dikandung Zaya. Atau malah menyuruh Zaya melakukan aborsi? Zaya tidak mau jika sampai harus membunuh janinnya, karena biar bagaimana pun janin ini adalah darah dagingnya, meski tak ia inginkan. Dan lagi, selama dua bulan lebih setelah kejadian itu, Aaron juga tidak pernah menghubunginya satu kali pun. Mungkin saja sekarang Aaron sudah tidak ingat lagi kejadian waktu itu dan melupakan Zaya. Semua pemikiran itu membuat Zaya merasa bimbang untuk memberi tahu Aaron.

Tapi di sisi lain, kondisi tubuhnya semakin tidak memungkinkan untuk menghadapi kehamilannya tanpa bantuan dari Aaron. Menurut bidan yang pernah Zaya datangi, Zaya mengalami hiperemesis gravidarum, yaitu jenis gangguan pada awal kehamilan yang gejalanya lebih parah daripada morning sickness.

Itulah kenapa akhir-akhir ini Zaya begitu lemah dan nampak seperti orang yang sakit-sakitan. Bahkan sampai sering pingsan. Dan setelah dipikirkan berulang-ulang, Zaya pun akhirnya memutuskan untuk memberi tahu Aaron tentang kehamilannya. Biar bagaimana pun juga Aaron adalah ayah dari janin yang dikandung Zaya. Dia berhak untuk tahu.

Tapi masalahnya Zaya tidak sanggup jika harus berbicara langsung kepada Aaron. Alhasil, berbekal kartu nama yang pernah Aaron berikan pada Zaya, Zaya memberanikan diri mengirimkan sebuah pesan singkat pada Aaron.

Saya hamil. Zaya.

___________________________________________

Rapat bulanan kali ini terasa sangat menegangkan bagi jajaran petinggi di perusahaan Brylee Group. Pasalnya dari sepanjang rapat dimulai, aura tidak bersahabat sudah dipancarkan oleh sang Direktur Utama.

Aaron Brylee selaku pemimpin rapat tampak sangat tidak puas dengan setiap laporan dari para bawahannya tentang performa perusahaan bulan ini. Puncaknya, saat Aaron melempar berkas laporan dari Direktur Keuangan yang melaporkan profit perusahaan yang sangat jauh dari target. Aaron terlihat sangat murka. Hingga bawahannya itu terlihat begitu cemas atas ketidakpuasan Aaron.

Semua orang tampak tegang dan khawatir. Mereka berpikir pastilah jabatan Direktur Keuangan akan segera digantikan oleh orang lain. Mereka semua tidak tahu jika sebenarnya masalah yang tengah dihadapi perusahaan saat ini bukanlah hal sulit bagi Aaron. Aaron bisa saja menyelesaikannya dengan mudah dan kembali membuat perusahaan menjadi baik-baik saja.

Satu-satunya hal yang telah membuat Aaron menjadi tak menentu adalah sebuah pesan singkat yang kemarin malam dikirim oleh seorang gadis pada Aaron. Pesan yang hanya terdiri dari tiga kata, singkat dalam arti yang sesungguhnya, tapi mampu menjungkir-balikkan emosi dan pikiran Aaron.

Dan kini, setelah rapat yang bisa dibilang menakutkan untuk para bawahannya itu berakhir, Aaron nampak sedang berpikir keras di dalam ruang kerjanya. Ia duduk termenung sambil sesekali terlihat menghela nafasnya. Kemudian ditekannya tombol telepon di hadapannya.

"Batalkan semua jadwalku siang ini. Aku ada urusan penting " perintahnya, langsung diiyakan oleh seseorang di seberang sana yang tak lain adalah sekretaris Aaron.

Aaron lalu mengeluarkan ponselnya dan men-dial nama seseorang.

"Halo." Terdengar suara seorang gadis menjawab panggilan Aaron. Zaya.

"Punya waktu siang ini? Kita harus bicara secara langsung," tanya Aaron.

"Iya," jawab Zaya pelan.

"Bersiaplah. Sopirku akan menjemput ke rumahmu," ujar Aaron lagi. Kemudian langsung memutus panggilan.

Aaron kembali menghela nafas. Tak ada yang bisa membaca tatapan matanya. Raut wajahnya pun sangat tak tertebak. Sejujurnya karena kesibukan dan timbul masalah pada perusahaan akhir-akhir ini, membuat Aaron lupa pada kejadian waktu itu. Apalagi Zaya juga tak pernah menghubungi Aaron dalam kurun waktu dua bulan lebih, sehingga Aaron jadi melupakan gadis itu juga.

Tapi pesan singkat yang dikirim Zaya membuat Aaron tersadar bahwa ada hal yang belum diselesaikannya. Saat ini sebenarnya dia tengah bimbang mengenai jalan apa yang harus dia ambil. Karena ini menyangkut masa depannya dan kehidupan orang lain juga.

Dan kini, pertanyaan yang tengah berkecamuk didalam benaknya adalah, haruskah ia menikahi Zaya?

Bersambung ....

1
vi
untuuuung cuma mimpiiii
Evi Kristina Mery
Aqu suka part 104,semoga nnti aqu bisa jadi mertua seperti ibu ginna😁
ALIKA🥰🥰CHEN ZHE YUAN.LIN YI
seson 1 aaron zaya
Sembara Santi
nangis 😭😭
Sembara Santi
ini novel pertama yg aq baca di noveltoon ,dan GX bisa move on ,pemilihan kata2 nya betul2 lain dari yg lain ,/Smile/
£rvina
Luar biasa
Susana Dewi
ceritanya beda ya di bagian ini sama yg pernah ku baca
Sembara Santi
udah kesekian kali baca nya,dulu cover nya beda,kangen jadi baca lagi
Borahe 🍉🧡
kalau kamu ingin bumi masih berputar pada porosnya sebaiknya jangan Jeff
Borahe 🍉🧡
pocecif banget yah pak
Borahe 🍉🧡
hahaha Sekutu 😂😂😂
Borahe 🍉🧡
Hahahah iya yah. /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Borahe 🍉🧡
kok anaknya gak pernah dibahas lagi
Borahe 🍉🧡
bukannya ada part yg di mana Aron membuka smua kado dari Zeya yah?
Borahe 🍉🧡
iyakah. aku lupa ceritanya. aduhh kok ditevisi sih thor
Borahe 🍉🧡
halah 7 thn loh Ron kau sia"kan istrimu. Bahkan kamu siksa dia meski bukan fisik tp hatinya yg kau cabik" selama itu
Borahe 🍉🧡
ya Allah ada sahabat sebaik Kara
Borahe 🍉🧡
cukup air mata ini mengalir thor. 😭😭😭😭
Borahe 🍉🧡
miris banget. pergi aja Za dari situ
Borahe 🍉🧡
entah sudah kubaca atau belum krn lupa. intinya mau kubaca lagi. hehehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!