Since You Married Me

Since You Married Me

Prolog

Zaya menghela nafasnya dalam, mengumpulkan segenap keberanian di dalam dirinya. Tampak ia mengeratkan genggamannya pada kotak kecil yang sedari tadi ia pegang.

Hari ini adalah hari ulang tahun Aaron, lelaki yang menikahinya sudah hampir tujuh tahun ini. Dan ya, saat ini ia tengah mengumpulkan nyali hanya untuk sekedar mengucapkan selamat ulang tahun dan memberikan kado untuk suaminya sendiri.

Jangan bilang itu terdengar aneh, karena pada kenyataanya, hubungan mereka berdua memang tidaklah seperti hubungan suami istri pada umumnya. Aaron menikahi Zaya hanya karena tanggung jawab yang harus dia penuhi, tidak lebih. Zaya pun tak pernah berani untuk berharap lebih.

Lalu kini, lagi-lagi Zaya harus berperang dengan batinnya sendiri, antara harus atau tidak untuk menyapa Aaron. Karena bagi Zaya, berbicara tatap muka dengan Aaron adalah hal yang lebih menegangkan ketimbang harus menghadapi ujian saat ia masih bersekolah dulu.

Jantung Zaya mendadak berpacu makin cepat saat Aaron turun dari lantai atas, tempat kamarnya berada. Dengan setelan berwarna navy yang sangat pas membalut tubuhnya dan rambut yang telah disisir rapi, Aaron tampak sempurna seperti biasanya.

Dengan langkah mantap, Aaron berjalan diiringi oleh Dean, asisten pribadinya. Ia berhenti sejenak di dekat meja makan, tempat di mana sedari tadi Zaya menunggunya dengan harap-harap cemas.

"Selamat pagi, Pa," sapa Albern, putra mereka yang telah berusia enam tahun lebih.

"Selamat pagi. Teruskan sarapanmu, Papa akan langsung berangkat ke kantor," jawab Aaron sambil sedikit mengusap pucuk kepala Albern.

"Baik, Pa." Albern menjawab patuh, kemudian melanjutkan sarapannya kembali.

"Apa kamu tidak sarapan dulu?" Zaya akhirnya memberanikan diri membuka suara.

"Tidak," jawab Aaron singkat sambil berlalu, diikuti Dean dari belakang.

Zaya kemudian beranjak dari duduknya dan buru-buru melangkah hendak menyusul Aaron.

"Aaron tunggu ...." Tanpa sadar Zaya memanggil Aaron. Seketika Aaron pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Zaya dengan sedikit mengerutkan alisnya.

"Kenapa?" tanyanya. Datar dan dingin seperti biasa.

"Aku ...." Zaya menghentikan langkahnya tepat di hadapan Aaron, tampak kesulitan merangkai kata-kata.

"Waktumu dua menit," ujar Aaron. "Dan sebaiknya ini hal yang penting," tambah Aaron lagi tepat di saat Zaya hendak mengatakan sesuatu.

Seketika Zaya kembali menutup mulutnya. Tiba-tiba keberanian yang telah ia kumpulkan dengan susah payah tadi menguap entah kemana melihat tatapan mata Aaron yang tajam namun tak terbaca. Zaya pun bimbang apakah ucapan selamat ulang tahun darinya untuk Aaron bisa dibilang penting atau tidak. Pasalnya, Aaron sendiri tidak pernah merayakan hari ulang tahunnya secara pribadi.

"Aku ... aku ...." Entah kenapa sangat sulit bagi Zaya untuk menyusun kata menjadi sebuah kalimat, seakan ia adalah balita yang baru belajar bicara.

Aaron pun menunggu dengan tatapan yang semakin sulit diartikan.

"Tidak, maaf ... ini tidak begitu penting." Zaya akhirnya mengurungkan niatnya. Ia sedikit menundukkan wajahnya untuk menghindari tatapan Aaron.

Terdengar Aaron sedikit menghela nafas dan kembali melanjutkan langkahnya menuju mobil.

"Maaf, Nyonya. Hari ini Tuan sedang ada rapat dengan para pemegang saham, jadi beliau sedang terburu-buru. Saya harap Nyonya bisa memaklumi." Suara Asisten Dean membuat Zaya kembali mengangkat wajahnya, dan ternyata asisten suaminya itu masih berada di hadapannya.

Zaya mengulas senyum canggung.

"Ah iya, tentu saja," jawabnya.

"Kalau begitu, saya permisi, Nyonya. Tuan sudah menunggu," pamit Asisten Dean. Ia pun sedikit membungkukkan tubuhnya hormat kepada Zaya sebelum akhirnya menyusul Aaron masuk ke dalam mobil.

Zaya memandangi mobil suaminya melaju hingga hilang ditelan pepohonan rindang yang tumbuh di sekitaran rumah mereka. Dihelanya nafas dalam dan dipandanginya kotak kecil yang sedari tadi ia sembunyikan dengan satu tangan di belakang tubuhnya. Setelah bertahun-tahun lamanya, tetap saja ia tak punya keberanian untuk sedikit saja menunjukkan perasaanya kepada Aaron, bahkan hanya sekedar memberikan kado dan ucapan selamat ulang tahun sekali pun.

Zaya tersenyum miris dan melangkah kembali masuk ke dalam rumahnya. Dilihatnya Albern telah menyelesaikan sarapannya dan bersiap hendak ke sekolah dibantu sang pengasuh.

"Sayang, sudah siap, ya?" tanya Zaya berbasa-basi.

"Iya, Ma," jawab Albern.

Zaya mendekati Albern dan sedikit membenahi seragam yang dikenakan putranya itu.

"Nanti Mama jemput, oke?" ujar Zaya sambil mengulas senyuman manis.

"Tidak perlu, Ma. Nanti Grandma yang akan jemput Al, Grandma juga yang akan antar Al buat pelajaran tambahan," jawab Albern.

Zaya kembali tersenyum, meski kali ini sedikit dipaksakan.

"Baiklah, sayang. Hati-hati." Zaya akhirnya juga melepas kepergian Albern ke sekolahnya, lagi-lagi dengan helaan nafas.

Bahkan untuk dekat dengan putranya sendiri pun sangat sulit baginya. Karena apa yang dilakukan Albern setiap harinya semua telah diatur oleh seseorang yang Albern panggil Grandma, ibu mertua Zaya. Ya, Aaron memang telah mempercayakan Albern untuk diurus oleh ibunya ketimbang Zaya, ibu kandung Albern sendiri. Sedari Albern bayi, Zaya tidak terlalu dilibatkan dalam mengurus Albern, bahkan Albern lebih sering minum asi yang telah dipompa terlebih dahulu ketimbang menyusu langsung pada Zaya.

Segala kebutuhan Albern telah ada yang mengurusnya tanpa perlu Zaya melakukan apa-apa. Dari mulai memandikan, menyuapi makan dan mengajak bermain. Masing-masing sudah ada yang bertugas melakukan semua itu, dan mereka semua adalah ahli yang bersertifikasi.

Hingga akhirnya Zaya hanya bisa menjadi penonton tanpa bisa ikut andil dalam tumbuh kembang Albern. Zaya sadar, Albern adalah pewaris selanjutnya dari Brylee Group yang harus dididik dengan benar agar bisa mengemban tugas yang diberikan padanya kelak. Itulah sebabnya ia tak pernah protes dengan setiap hal yang diatur Aaron dan ibu mertuanya untuk Albern. Meskipun tak jarang ia menatap Albern dengan berurai airmata dari kejauhan.

Ya. Biar bagaimanapun Zaya tetaplah seorang ibu yang seringkali merindukan putranya. Zaya ingin selalu dekat dengan Albren, ingin memeluk dan mencium Albern seperti yang ibu-ibu lain lakukan pada putranya. Tapi hal sederhana itu sungguh terasa mahal bagi Zaya.

Antara Zaya, Aaron dan Albern, meski mereka hidup satu atap dan berstatus satu keluarga, tapi ada dinding pemisah tak terlihat yang membuat mereka terpisah. Meski dekat, suami dan putranya itu sangat sulit untuk Zaya gapai, seolah mereka hidup berdampingan dalam dunia yang berbeda. Hingga sulit bagi Zaya untuk mendekat meski ia telah berusaha.

Begitulah Zaya setiap harinya, berusaha untuk mendekatkan diri pada suami dan putranya sendiri, meski tetap saja mereka menjadi dua orang yang tak tersentuh oleh Zaya.

Dan kini, sepeninggalan suami dan putranya, Zaya melangkah gontai menaiki tangga menuju kamarnya, meninggalkan sarapan pagi yang belum sempat ia mulai

Zaya memasuki kamarnya dan duduk di meja rias. Tangannya membuka laci paling bawah meja riasnya. Tampak telah ada lima kotak kecil berjajar di dalam laci tersebut. Zaya meletakkan satu lagi di sana. Itu adalah kado ulang tahun yang telah disiapkan Zaya untuk Aaron di tahun-tahun sebelumnya sejak ia menjadi istri lelaki itu, tapi tak pernah ia berikan pada orangnya.

Zaya tak punya cukup keberanian untuk menunjukkan perasaannya pada Aaron. Ia terlalu takut Aaron akan merasa terganggu dan marah padanya. Perasaannya yang dalam pada Aaron membuatnya lemah dan hanya mampu menerima apa pun yang Aaron berikan padanya.

Hampir tujuh tahun sudah Zaya mencintai Aaron dalam diam, berharap suatu hari Aaron akan membalas perasaannya dan mereka menjadi pasangan suami istri yang sesungguhnya. Tapi sejauh ini, Zaya harus menerima kenyataan bahwa baik Aaron maupun Albern, keduanya adalah gunung es yang tidak bisa dicairkan oleh kehangatan Zaya.

Entah sampai kapan Zaya akan memendam perasaannya pada Aaron. Zaya sendiri pun tidak tahu. Baginya, setiap hari bisa melihat kedua malaikatnya itu saja sudah membuatnya bahagia. Dan ia tak membutuhkan yang lain lagi.

Bersambung ....

Hai, semuanya. Ini adalah karya pertama Author. Mohon untuk memberikan kritik dan sarannya, ya. Dan jika berkenan, Author sangat senang kalau ada yang sudi like, koment dan kalau bisa vote juga😅

Jangan lupa favorite sama kasih bintang 5, ya.

Happy reading❤❤❤

Terpopuler

Comments

Deasy Dahlan

Deasy Dahlan

Salam kenal ya thorr.. Semoga ceritanya selalu menarik thorr

2024-11-15

0

Anonymous

Anonymous

keren

2024-11-15

0

Rasenniyya Mom

Rasenniyya Mom

Lagi baca Albern dan Lily, berhenti baca ini dulu aja

2024-09-19

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Awal Pertemuan
3 Sebuah Insiden
4 Hancur
5 Bimbang
6 Pergolakan Batin
7 Mari Kita Menikah
8 Sebatas Tanggung Jawab
9 Sebuah Titik Balik?
10 Kelahiran Albern
11 Sebuah Kenyataan
12 Awal Dari Rasa Sakit
13 Berusaha Lebih Berani
14 Kemarahan Aaron
15 Maaf ....
16 Sikap yang Mengejutkan
17 Semoga Saja ....
18 Terhempas
19 Kesedihan Zaya
20 Mulai Menata Hati
21 Izinkan Sebentar Saja
22 Jangan Terlalu Baik
23 Permintaan Aaron
24 Keputusan
25 Last Anniversary
26 Sehari Bersamamu
27 Apa Mama Akan Melupakan Al?
28 Selamat Tinggal, Aaron...
29 Aaron Brylee Story
30 Memulai Hidup Baru
31 Kehilangan
32 Al Merindukan Mama
33 Menemui Teman Lama
34 Bertemu Kembali
35 Menginap
36 Merasa Bersalah
37 Sebuah Kejutan
38 Sosok Dari Masa Lalu
39 Mengunjungi Panti
40 Cast
41 Janji Masa Kecil
42 Kenyataan Untuk Evan
43 Cemburu?
44 Mulai Menyadari Perasaan Itu
45 Harus Memulai Dari Mana?
46 Impulsif
47 Tolong Pertimbangkan Aku
48 Sebuah Permohonan Maaf
49 Kekasih Baru Kara
50 Takdir Macam Apakah Ini?
51 Rencana Liburan
52 Let's Go To Disneyland Paris
53 Apakah Kau Mau Kembali Bersamaku Lagi?
54 Aku Akan Memperjuangkanmu
55 Situasi Yang Canggung
56 Semakin Membingungkan
57 Terjadi Sesuatu
58 Jangan Pergi
59 Pengakuan
60 Akan Kupertimbangkan
61 Berpacaran?
62 Kembali Menginap
63 Masuk Ke Dalam Perangkap Aaron
64 Nasib Brylee Group Berada Ditanganmu...
65 Permohonan Ginna
66 Dia Mencintaimu
67 Memutuskan
68 Terima Kasih
69 Menginginkan Satu Sama Lain
70 Pelangi Setelah Badai
71 Rencana Pernikahan
72 Pergi Dengan Luka
73 Aku Merestuimu
74 Cukup Sekali Ini Saja
75 Thank You From Author
76 Calon Nyonya Muda Keluarga Brylee
77 Sebuah Rintangan
78 Sejenak Melarikan Diri
79 Menangkap Pengantin Kabur
80 Penjelasan
81 The Wedding Day
82 Gagal Mandi Bersama
83 Panggil Aku Honey
84 Medan Pertempuran Sang Nyonya Muda
85 Bunga Lotus
86 Kenapa Perutku Rasanya Mual?
87 Kelakuan Aneh Aaron
88 Aku Hamil
89 Reaksi Albern
90 Membujuk
91 Drama Hormon Kehamilan
92 Istri Cengeng Dan Pencemburu
93 Aku Hanya Mencintaimu
94 Mama Seperti Zombi
95 Binatang Penyengat
96 Les Privat Bersama Nyonya Besar
97 Curahan Hati Ginna
98 Jamuan Makan Malam
99 Drama masih berlanjut
100 Pertengkaran Pasangan Love Bird
101 Lakukan Saja Apa Yang Membuatmu Senang
102 Salah Berpikir
103 Kecurigaan Ginna
104 Petuah Ibu Suri
105 Kamu Milikku
106 Berusahalah
107 Menemukan Sebuah Celah
108 Terbongkar
109 Diluar kendali
110 Akhir Dari Seorang Anna
111 Hukuman
112 Rahasia Ginna
113 Pasrah
114 Sebuah Pelajaran
115 Penyesalan
116 Memeluk kembali
117 Aku merindukanmu
118 Cerita Pagi
119 Sebuah Janji
120 Sekretaris Baru
121 Dia Mirip Seseorang
122 Posesif
123 Seperti Anak Kecil
124 Menonton Bersama
125 Pemeriksaan Kandungan
126 Terlalu Pencemburu
127 Menjadi Orang Gila
128 Belajar Meredam Perasaan
129 Fobia Perempuan Cantik
130 Penyakit Aneh
131 Pertunangan Yang Tak Disengaja
132 Restu Dari Calon Mertua
133 Lamaran Yang Sesungguhnya
134 Cuti Pernikahan
135 Perempuan Gagah Dan Perkasa
136 Jenn Dan Jeff
137 Jeje Couple
138 Pernikahan Dean Dan Kara
139 Malam Pengantin Berdarah
140 Perempuan Itu Merepotkan
141 Liburan Keluarga
142 Musibah
143 Selamatkan Ibunya
144 Menunggu Keajaiban
145 Secercah Harapan
146 Lihatlah Putri Kita
147 Terbangun
148 Zivanna Brylee
149 Since You Married Me (End)
150 Mengunjungi Anna (Extra Part 1)
151 Berita Baik Dari Dean Dan Kara (Extra Part 2)
152 The Next Story Of Jeje Couple (Extra Part 3)
153 Undangan Pernikahan (Extra Part 4-Epilog)
154 Info Karya Baru
155 Pengumuman
156 Karya Baru Lagi
157 Sudah rilis
158 Promo Karya Terbaru
159 Pengumuman Again
160 PENGUMUMAN
161 Karya Baru Again
162 Pengumuman Karya Terbaru
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Prolog
2
Awal Pertemuan
3
Sebuah Insiden
4
Hancur
5
Bimbang
6
Pergolakan Batin
7
Mari Kita Menikah
8
Sebatas Tanggung Jawab
9
Sebuah Titik Balik?
10
Kelahiran Albern
11
Sebuah Kenyataan
12
Awal Dari Rasa Sakit
13
Berusaha Lebih Berani
14
Kemarahan Aaron
15
Maaf ....
16
Sikap yang Mengejutkan
17
Semoga Saja ....
18
Terhempas
19
Kesedihan Zaya
20
Mulai Menata Hati
21
Izinkan Sebentar Saja
22
Jangan Terlalu Baik
23
Permintaan Aaron
24
Keputusan
25
Last Anniversary
26
Sehari Bersamamu
27
Apa Mama Akan Melupakan Al?
28
Selamat Tinggal, Aaron...
29
Aaron Brylee Story
30
Memulai Hidup Baru
31
Kehilangan
32
Al Merindukan Mama
33
Menemui Teman Lama
34
Bertemu Kembali
35
Menginap
36
Merasa Bersalah
37
Sebuah Kejutan
38
Sosok Dari Masa Lalu
39
Mengunjungi Panti
40
Cast
41
Janji Masa Kecil
42
Kenyataan Untuk Evan
43
Cemburu?
44
Mulai Menyadari Perasaan Itu
45
Harus Memulai Dari Mana?
46
Impulsif
47
Tolong Pertimbangkan Aku
48
Sebuah Permohonan Maaf
49
Kekasih Baru Kara
50
Takdir Macam Apakah Ini?
51
Rencana Liburan
52
Let's Go To Disneyland Paris
53
Apakah Kau Mau Kembali Bersamaku Lagi?
54
Aku Akan Memperjuangkanmu
55
Situasi Yang Canggung
56
Semakin Membingungkan
57
Terjadi Sesuatu
58
Jangan Pergi
59
Pengakuan
60
Akan Kupertimbangkan
61
Berpacaran?
62
Kembali Menginap
63
Masuk Ke Dalam Perangkap Aaron
64
Nasib Brylee Group Berada Ditanganmu...
65
Permohonan Ginna
66
Dia Mencintaimu
67
Memutuskan
68
Terima Kasih
69
Menginginkan Satu Sama Lain
70
Pelangi Setelah Badai
71
Rencana Pernikahan
72
Pergi Dengan Luka
73
Aku Merestuimu
74
Cukup Sekali Ini Saja
75
Thank You From Author
76
Calon Nyonya Muda Keluarga Brylee
77
Sebuah Rintangan
78
Sejenak Melarikan Diri
79
Menangkap Pengantin Kabur
80
Penjelasan
81
The Wedding Day
82
Gagal Mandi Bersama
83
Panggil Aku Honey
84
Medan Pertempuran Sang Nyonya Muda
85
Bunga Lotus
86
Kenapa Perutku Rasanya Mual?
87
Kelakuan Aneh Aaron
88
Aku Hamil
89
Reaksi Albern
90
Membujuk
91
Drama Hormon Kehamilan
92
Istri Cengeng Dan Pencemburu
93
Aku Hanya Mencintaimu
94
Mama Seperti Zombi
95
Binatang Penyengat
96
Les Privat Bersama Nyonya Besar
97
Curahan Hati Ginna
98
Jamuan Makan Malam
99
Drama masih berlanjut
100
Pertengkaran Pasangan Love Bird
101
Lakukan Saja Apa Yang Membuatmu Senang
102
Salah Berpikir
103
Kecurigaan Ginna
104
Petuah Ibu Suri
105
Kamu Milikku
106
Berusahalah
107
Menemukan Sebuah Celah
108
Terbongkar
109
Diluar kendali
110
Akhir Dari Seorang Anna
111
Hukuman
112
Rahasia Ginna
113
Pasrah
114
Sebuah Pelajaran
115
Penyesalan
116
Memeluk kembali
117
Aku merindukanmu
118
Cerita Pagi
119
Sebuah Janji
120
Sekretaris Baru
121
Dia Mirip Seseorang
122
Posesif
123
Seperti Anak Kecil
124
Menonton Bersama
125
Pemeriksaan Kandungan
126
Terlalu Pencemburu
127
Menjadi Orang Gila
128
Belajar Meredam Perasaan
129
Fobia Perempuan Cantik
130
Penyakit Aneh
131
Pertunangan Yang Tak Disengaja
132
Restu Dari Calon Mertua
133
Lamaran Yang Sesungguhnya
134
Cuti Pernikahan
135
Perempuan Gagah Dan Perkasa
136
Jenn Dan Jeff
137
Jeje Couple
138
Pernikahan Dean Dan Kara
139
Malam Pengantin Berdarah
140
Perempuan Itu Merepotkan
141
Liburan Keluarga
142
Musibah
143
Selamatkan Ibunya
144
Menunggu Keajaiban
145
Secercah Harapan
146
Lihatlah Putri Kita
147
Terbangun
148
Zivanna Brylee
149
Since You Married Me (End)
150
Mengunjungi Anna (Extra Part 1)
151
Berita Baik Dari Dean Dan Kara (Extra Part 2)
152
The Next Story Of Jeje Couple (Extra Part 3)
153
Undangan Pernikahan (Extra Part 4-Epilog)
154
Info Karya Baru
155
Pengumuman
156
Karya Baru Lagi
157
Sudah rilis
158
Promo Karya Terbaru
159
Pengumuman Again
160
PENGUMUMAN
161
Karya Baru Again
162
Pengumuman Karya Terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!