Setelah setahun menikah Jira baru tahu alasan sesungguhnya kenapa Bayu suaminya tidak pernah menyentuh dirinya.
Perjalanan bisnis membuat Jira mengetahui perselingkuhan suaminya. Pengkhianatan yang Bayu lakukan membuat Jira ingin membalas dengan hal yang sama.
Dia pun bermain dengan Angkasa, kakak iparnya. Siapa sangka yang awalnya hanya bermain lama kelamaan menimbulkan cinta diantara mereka. Hingga hubungan terlarang itu menghasilkan benih yang tumbuh di rahim Jira.
Bagaimanakah nasib pernikahan Jira dan Bayu? Dan bagaimana kelanjutan hubungan Angkasa dengan Jira?
Ikuti terus kisah mereka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon miss ning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Kemarin
Dengan kecepatan tinggi Bayu mengendarai mobilnya. Tidak peduli dengan umpatan pengendara lain karena ulahnya. Bahkan dia pun melanggar rambu lalu lintas agar cepat sampai. Tubuhnya terasa panas. Dia butuh sentuhan. Dia butuh obat kalau tidak syaraf-syaraf miliknya bisa rusak akibat obat sialan itu.
"Brengsek, Angkasa sialan."
Bayu menelepon seseorang. "Dimana? Aku sebentar lagi sampai di rumahmu."
Setelah mendengar bahwa wanita yang dituju ada di rumah. Gegas Angkasa turun dari mobil dan mengetuk pintu dengan tidak sabaran. Si wanita keluar dengan pakaian yang sangat minim. Terlebih wanita itu tidak memakai bra sehingga puting jelas tercetak di balik bajunya yang tipis.
"Untuk apa kau...mpffff...." ucapan wanita itu terhenti saat Bayu langsung meraup bibir itu dengan buas. Obat sialan itu membuatnya tidak terkendali.
Tangan tidak tinggal diam. Tidak adanya bra membuat tangan Bayu bebas berkelana di dada wanita itu.
Awalnya menolak tapi karena sudah lama tidak disentuh akhirnya Selly pasrah. Dia juga rindu sentuhan laki-laki. Lenguhan keluar dari bibir wanita itu.
"Dimana kamarmu?"
"Kita lakukan didapur. Aku ingin sensasi yang berbeda."
Dengan semangat Bayu meminta Selly untuk membawa mereka ke dapur. Disana mereka begitu liar. Berbagai gaya mereka lakukan. Hingga Selly mencapai klimaks berkali-kali. Bayu belum puas. Pengaruh obat itu masih ada.
"Kita pindah." Bayu membawa Selly ke atas sofa.
Disana Bayu menggagahi Selly dengan liar seperti hewan buas yang masih sangat kelaparan.
"Kau berbeda hari ini. Aku sangat puas." ucap Selly di sela-sela gempuran Bayu yang memabukkan.
"Semua gara-gara obat sialan itu makanya aku seperti ini."
Selly tidak menyahut. Dia nikmati saja dulu setiap gempuran Bayu yang terasa nikmat ini. Nanti dia akan bertanya tapi tidak sekarang sebab rasa nikmat itu terlalu sayang untuk disela.
***
Hari ini
Di jalan Jira melihat tukang rujak yang baru keluar dari gang dengan mendorong gerobak. Dia menelan air liurnya membayangkan mangga muda yang dicocol dengan sambal kacang. Sepertinya sangat lezat.
"Pak tolong berhenti sebentar." sang sopir menepi. Jira pun langsung keluar memanggil dan menghampiri penjual rujak.
"Mang rujak satu bungkus ya. Tapi semua mangga ini aja." Jira menunjuk buah yang masih berwarna hijau kekuningan atau istilahnya mengkel.
"Iya neng ditunggu ya neng." kang rujak mulai memotong dan mengulek bumbu sambel rujak. Setiap potongan mangga membuat Jira menelan air liurnya sendiri. Rasanya tidak sabar ingin segera memakan mangga muda.
"Ini neng." kang rujak memberikan bungkusan plastik berisi rujak pesanan Jira.
"Makasih mang. Ambil aja kembaliannya." Jira pergi setelah kang rujak mengucapkan terima kasih.
Di dalam taksi online Jira membuka rujak. Dia mulai memakan buah asam itu dengan lahap. Sopir taksi pun dibuat ngilu dengan cara makan Jira yang sama sekali tidak keasaman.
"Pasti dia lagi ngidam." batin supir tersebut sebab istrinya dulu juga begitu.
"Bapak mau rujak." tanya Jira yang melihat sang supir sedang memperhatikan dirinya makan dari balik spion.
"Tidak neng. Terimakasih. Silahkan dilanjut."
***
Angkasa kemarin memilih pulang ke rumah mama Sandra. Dia merindukan wanita yang telah melahirkan dirinya.
Dipeluknya wanita paruh baya yang sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka.
"Kau manja sekali padahal sudah besar." mama Sandra memukul kepala anaknya dengan lembut.
"Aku begini hanya dengan mama."
"Kalau dengan Jira?" goda mama Sandra. Angkasa tidak menjawab. Dia merasa tiba-tiba rindu dengan wanita itu. Padahal baru kemarin berpisah. Tidak tinggal satu apartemen maksudnya.
"Kapan kalian menikah? Mama sudah tidak sabar ingin menggendong cucu." senyum terukir di wajah mama Sandra saat membayangkan memiliki cucu. Pasti menyenangkan.
"Mudah-mudahan secepatnya."
"Jangan lama-lama nanti keburu diambil orang."
"Aku yang ambil Jira dari suaminya ma bukan orang lain." kekeh Angkasa dalam hati.
Baru kali ini Angkasa tertarik dengan wanita setelah putus dengan Luna. Rasanya berbeda Jira sungguh cantik terlebih saat mendesah kecantikan wanita itu bertambah berkali lipat.
Membayangkan kegiatan itu membuat milik Angkasa terbangun. "Sial membayangkan saja dia bangun apalagi kalau bertemu. Jira sialan kau membuatku selalu ingin."
**
Selly terbangun dengan tubuh yang remuk redam. Kemarin hampir semalaman mereka melakukan hubungan intim. Bayu sungguh kuat seolah tidak ada capeknya. Setelah istirahat satu jam Bayu kembali menggempurnya. Di semua tempat dengan berbagai gaya.
Selly menyukai permainan Bayu kali ini. Sungguh tidak terkalahkan. Membuat Selly gemas sendiri.
Merasakan pergerakan ranjang membuat mata Bayu terbuka. Dia lelah. Entah berapa kali dia menggagahi Selly, dia lupa. Ah sepertinya lebih dari lima kali.
"Kau sudah bangun?"
"Hem." jawab Selly.
"Bukankah kita sudah tidak memiliki hubungan. Kenapa kau mencari ku hanya untuk pelampiasan. Rasanya tidak adil. Bagaimana kalau aku hamil lagi?"
Bayu ingat dia sama sekali tidak memakai pengaman. Dia buru-buru tidak sempat beli di minimarket.
"Jika itu terjadi aku akan menikahi mu."
"Aku tidak ingin menikah dengan mu. Kalaupun aku hamil aku ingin orang lain yang menikahi ku."
Kedua alis Bayu berkerut dalam hingga ujungnya menyatu."Apa aku tidak salah dengar?"
"Kurasa pendengaran mu masih bagus."
"Ya kupikir begitu. Jadi kau sedang menginginkan seseorang?" tanya Bayu penasaran. Cepat sekali Selly berpindah hati. Semudah itukah Selly jatuh cinta dengan lelaki lain.
Selly tersenyum tipis lalu mengangguk. Ya dia sangat ingin lelaki itu tunduk dengannya. Sama seperti Bayu dulu yang selalu mengikuti apa yang dia inginkan.
"Jadi aku tidak perlu bertanggungjawab jika kau hamil?" tanya Bayu sekali lagi untuk memastikan.
"Iya."
"Siapa lelaki yang kau inginkan?"
Selly menerawang ke belakang. Membayangkan wajah tampan Angkasa. Lebih tampan daripada Bayu.
Ah lupa dia harus bersiap untuk berangkat kerja. Hari ini ada penandatanganan kontrak dengan perusahaan milik Angkasa. Dia tidak boleh ketinggalan. Dia harus ikut. Dia akan mencoba mendekati Angkasa lagi.
Selly turun dari ranjang bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Tubuhnya terasa sangat lengket. Sisa percintaan semalam yang masih melekat di tubuhnya.
Lima belas menit berlalu Selly berganti pakaian dan memoles wajahnya sedemikian rupa untuk menggaet hati Angkasa.
Bayu memicing tidak biasanya Selly berdandan seperti pegawai kantoran. Apa jangan-jangan Selly sudah menjadi wanita karir?
"Kau sekarang bekerja?"
"Iya aku bekerja sekarang."
"Tumben." lirih Bayu yangasih bisa didengar oleh Selly.
"Karena ini bagian dari rencana ku."
"Apa yang kau rencanakan?" tanya Bayu yang penasaran.
"Tentu saja mendapatkan lelaki itu." Selly menyapu bibirnya dengan lipstik berwarna merah. Tidak lupa meratakan agar warnanya sempurna.
"Siapa lelaki itu?"Bayu sangat ingin tahu siapa lelaki yang menjadi gebetan Selly.
"Angkasa."