Spin Off Tawanan Cinta Pria Dewasa.
Dua kali gagal dalam pernikahan, Justin Anderson menganggap semua wanita itu sama. Sebatas mainan dan hanya merepotkan, bahkan tidak ada wanita yang membuat dia betah.
Hingga, takdir justru mempertemukannya dengan seorang gadis cantik yang terjebak keadaan. Agny Tabina, gadis belia yang dipaksa terjun ke dunia malam akibat keserakahan pamannya.
"500 juta ... tawaran terakhir, berikan gadis itu padaku." - Justin Anderson.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 05 - Pantang Berkhianat
Kali pertama Justin mendapatkan seorang wanita penghibur yang mempertanyakan hal semacam itu. Hal menarik yang dia temukan setelah pertemuan kedua mereka, jika biasanya para wanita penghibur akan berusaha untuk membuat tamunya terbuai bahkan lupa pasangan, yang kali ini justru berbeda.
"Jadi belum menikah?"
"Sudah pernah, tapi resmi bercerai beberapa tahun lalu ... kenapa memangnya?" tanya Justin penasaran apa alasan wanita ini mengorek hal privasi tentang dirinya.
"Syukurlah jika belum."
Dia bersyukur Justin belum menikah, jelas saja pria itu kian bingung saja. Akan tetapi, sejenak kebingungan itu usai kala Agny kemudian mengalungkan tangannya di leher Justin.
"Tunggu, maskudmu apa bertanya seperti itu?"
"Tidak ada, aku hanya takut jika mendukung pria berkhianat dari pasangannya," ucap Agny kemudian menarik Justin mendekat hingga bibir keduanya terpaut cukup lama.
Agny paham ini dosa, bahkan yang dia pijaki adalah lembah dosa. Akan tetapi, dia lebih merasa berdosa jika harus menjadi pemuas pria beristri selama tugas di luar kota. Bukan hanya karena terbius ucapan Justin yang mengatakan perihal tampang, akan tetapi pria tua itu hanya menjadikannya sebatas simpanan, tanpa adanya ikatan pernikahan atau apapun itu.
Tidak ingin menjadi pelaccur pria itu, Agny lebih memilih habis dalam pelukan Justin. Tidak mengapa, ternyata sumpah di bus justru berbalik padanya. Dia yang mengutuk Justin sebagai pria cabbul nyatanya benar-benar merasakan akibatnya.
"Kamu yang memulai, artinya memang sudah diizinkan."
Agny mengangguk, dia pasrah karena berusaha lari juga percuma. Andai dia lepas dari Justin, kemungkinan jatuh ke tangan pria lain lebih besar lagi, dan jelas nasibnya akan sama. Selain itu, bisa dipastikan belum tentu setampan dan selembut Justin memperlakukannya.
Beberapa menit Justin membiarkan Agny berusaha bekerja sebagaimana yang dia minta. Seperti yang dia duga, anak baru memang belum memiliki pengalaman. Bahkan bibirnya saja masih kaku, Justin terkekeh dan merasa ini sungguh lucu.
"Kenapa ketawa?" tanya Agny sadar jika Justin tertawa padahal dia sudah berusaha sebaik-baiknya, kesal dan perasaan malu jelas saja berpadu hingga membuat Agny melepaskan tangannya.
"Tidak, baru pertama kali ya?"
Berapa wanita pernah dia temukan, baru kali ini dia merasakan lawan main yang bahkan dasarnya saja tidak bisa. Bagaimana wanita ini bergaul hingga dia terhindar dari berbagai hal gila ditengah perkembangan zaman yang tidak bisa dikendalikan lagi.
"Iya."
"Kekasihmu tidak pernah melakukannya? Ciumman bibir itu hal lumrah."
"Tidak pernah punya," ucap Agny sejujur-jujurnya karena memang hidupnya tidak pernah tertarik untuk hal semacam itu, dia yang terbiasa sendiri lebih memilih tidak mengenal banyak lelaki karena trauma yang pernah dia dapatkan dari pamannya.
"Aku yang pertama? Berarti harus berkesan agar sulit kamu lupakan."
Justin tidak akan melepaskan gadis ini sama sekali, sejak awal melihat wajahnya memang tujuannya sudah sangat nyata. Bukan hanya perkara ingin memberikan pelajaran, melainkan memang ada sesuatu dalam diri Agny yang membuat dia penasaran.
"T-tapi sakit tidak, Om? Kata kak Wulan sakit."
"Wulan siapa?"
"Yang tadi masuk bersamaku," jawab Agny lembut dan kini dia bisa menatap wajah Justin tanpa harus malu-malu seperti tadi.
Lagi-lagi perut Justin dibuat tergelitik dengan pertanyaan konyol Agny, padahal sejak tadi dia tampak serius menatap Justin. Edward memang tidak pernah salah menilai, barang bagus dengan kualitas premium ini tidak perlu diragukan.
"Sakit, kalau lelakinya tollol ... aku bisa buktikan, kamu tidak akan merasakan itu," ucapnya begitu menenangkan, Justin pandai sekali membujuk memang.
Tidak salah dia berusaha keras membujuk Zavia, kini dia mempraktekkan bagaimana kesabaran dan tetap bersikap lembut meski hatinya ingin meng-eksekusi Agny saat ini juga.
"Apa iya begitu?"
"Hm, kamu tidak percaya, kita lihat saja setelah ini."
Pria itu tidak hanya akan bicara, dia hendak membuktikan jika ucapannya benar. Justin mengecup setiap inci tubuh Agny, tubuh ideal yang sama sekali tidak berlebihan ini sangat indah di mata Justin.
Justin mengusap pelan punggung halus Agny, bagaimana bisa gadis sepolos ini terjebak dalam lembah hitam yang Edward dirikan. Pria itu tidak memperlakukan Agny seperti wanita bayarannya, jika biasanya dia yang akan dimanjakan dengan kepiawaian wanitanya, kini justru sebaliknya.
.
.
.
- To Be Continue -