NovelToon NovelToon
Kembali Hidup Untuknya

Kembali Hidup Untuknya

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Rebirth For Love / Chicklit
Popularitas:18k
Nilai: 5
Nama Author: FT.Zira

Ariana Lyra Aurelia tidak pernah menyangka cinta tulusnya dibalas dengan pengkhianatan kejam dari sang kekasih yang tega menghabisi nyawanya.

Di ujung napas yang masih bisa Ia pertahankan, Kael Ethan Thomson, pria yang dijodohkan oleh ayahnya datang. Memeluk tubuh Ariana dengan air mata membasahi pipi pria itu. Pria yang selama ia abaikan karena perjodohan justru menjadi pria yang sangat tulus mencintainya dan selalu ada untuknya, bahkan ada disaat terakhirnya.

"Andai aku memiliki kehidupan kedua, aku akan mencintaimu setulus hatiku..."

Apa yang akan Ariana lakukan ketika kehidupan kedua benar-benar diberikan untuknya?

Ikuti kisah mereka...!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19.

"Mohon kartu identitas Anda, Nona!"

Langkah Ariana terhenti di depan pintu masuk casino ketika seorang pria berperawakan tinggi besar dengan setelan jas hitam menahan Ariana untuk masuk.

"Sebentar," ucap Ariana seraya membuka handbag miliknya.

Ariana tersenyum, menyodorkan kartu identitas yang segera disambut pria berjas itu.

"Mohon maaf, Nona. Anda tidak bisa masuk!" ujarnya tanpa ekspresi.

"Mengapa tidak?" protes Ariana.

"Usia Anda belum memenuhi standar minimal yang ditetapkan di casino ini. Casino kami memiliki ketentuan bahwa usia minimal tamu yang diperbolehkan masuk adalah dua puluh tiga tahun," dia menjawab. "Anda bisa tinggalkan tempat ini!"

"Tidak bisa! Aku ingin masuk," bantah Ariana.

"Saya minta maaf. Tapi, saya tidak bisa membiarkan Anda masuk," jawabnya tegas.

"Ayolah! Usiaku hanya kurang sedikit saja. Tidak bisakah kamu membiarkanku malam ini?" bujuk Ariana. "Aku bisa memberimu tip," lanjutnya berbisik.

"Maaf sekali, Nona. Saya hanya menjalankan tugas saya di sini untuk memastikan setiap tamu yang datang mematuhi semua aturan yang sudah ditetapkan. Dan kami pantang menerima apapun dari tamu dengan tujuan melanggar aturan,"

Ariana menghembuskan napas panjang, menatap wajah pria berjas hitam yang tidak mengubah ekspresi wajahnya seakan ingin menegaskan pada Ariana bahwa pria itu tidak akan goyah dalam menjalankan tanggung jawabnya.

"Silakan tinggalkan tempat ini! Belum saatnya bagi Anda untuk berada di tempat seperti ini, Nona," usirnya halus.

"Tapi aku ingin masuk. Lagipula aku tidak akan membuat keributan," jawab Ariana.

"Sayang sekali. Anda tidak bisa masuk ke dalam kecuali Anda memiliki akses khusus," jawabnya.

"Akses khusus?" ulang Ariana dengan kening berkerut.

"Bagaimana cara mendapatkannya?" lanjutnya bertanya.

"Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mendapatkannya dan tidak semua orang yang bekerja di sini mengetahui bagaimana cara mendapatkannya termasuk saya,"

Helaan napas panjang kembali terdengar dari mulut Ariana. Ia sadar beberapa tamu yang datang mulai memperhatikan dirinya, akan tetapi hal itu tidak membuat Ariana beranjak.

"Aku memiliki janji dengan Oliver, dia sendiri yang memintaku untuk datang menemuinya di dalam," ucap Ariana lagi.

Hanya sekilas, Ariana bisa melihat perubahan ekspresi dari pria besar di depannya sebelum kembali ke mode datar yang dia miliki.

"Anda mengenal Tuan Oliver?" dia bertanya ragu.

"Ya," jawab Ariana, sedikit mengeryit mendengar intonasi pada suara pria itu berubah lebih halus.

"Maafkan atas sikap tidak sopan saya, Nona. Anda bisa masuk. Saya akan mengantar Anda untuk menemui Tuan Oliver," ujarnya.

"Aaa...?" Ariana mengerjap bingung melihat begitu cepatnya sikap pria besar itu berubah setelah dirinya menyebut nama Oliver.

"Mari ikuti saya, Nona,"

Pia itu mengangkat satu tangannya sebagai isyarat pada rekan kerjanya untuk menggantikan sementara, sedangkan dirinya mengantar Ariana ke dalam.

Ariana mengikuti langkah pria di depannya dengan pertanyaan yang tidak bisa ia utarakan, mengamati postur tubuh pria itu jelas lebih besar dibandingkan Oliver. Akan tetapi, pria itu justru terlihat gugup hanya karena dirinya menyebut nama Oliver.

'Siapa Oliver sebenarnya?'

Perhatian Ariana terbagi saat pria itu berhenti melangkah, berbalik pada Ariana sembari mengangkat tangan menunjuk sebuah kursi yang berada di depan bar.

"Silakan, Nona,"

Dia berucap jauh lebih sopan dibandingkan sebelumnya, gestur tubuhnya kini sedikit membungkuk seakan Ariana adalah tamu khusus malam itu.

"Selamat malam, Nona. Anda sudah datang?" sapa Oliver.

Ariana beralih pada Oliver yang kini berada di balik meja bar. Kemeja putih berlapis rompi hitam serta dasi kupu-kupu yang dikenakan pria itu cukup untuk membuat Ariana paham apa pekerjaan Oliver.

"Apakah orang saya memperlakukan Anda dengan baik, Nona?" tanya Oliver.

Ariana melirik sekilas pada pria yang sempat melarangnya masuk. Pria itu menunduk dalam, seakan siap untuk menerima hukuman.

"Dia menjalankan tugasnya dengan baik," jawab Ariana.

"Adakah sikap orang saya yang membuat Anda tidak nyaman?" tanya Oliver lagi.

"Tidak ada," jawab Ariana cepat.

"Kau bisa pergi. Terima kasih sudah mengantar tamuku," ujar Oliver beralih pada pria yang masih belum beranjak dari tempatnya.

"Baik, Tuan,"

Pria itu membungkuk, lalu berbalik pergi meninggalkan meja bar setelah memberikan senyum tipis pada Ariana sebagai ucapan terima kasih.

"Kamu seorang bartender?" tanya Ariana seraya duduk di kursi bulat yang tersedia di depan meja bar.

"Benar, Nona. Bartender hanyalah pekerjaan cangkang yang saya miliki. Anda sudah mengetahui apa pekerjaan saya sebenarnya," jawab Oliver.

Jawaban Oliver cukup untuk membuat Ariana menatap lekat pria itu. Bagaimana cara Oliver memberikan jawaban seakan pria itu sudah memberikan kepercayaan penuh pada Ariana bahwa Oliver tidak perlu menyembunyikan apapun.

Oliver memasukan beberapa minuman dari botol berbeda ke dalam shaker cocktail, mengocoknya selama beberapa saat, lalu membukanya dan memasukan potongan lemon sebelum menuangkannya ke dalam gelas.

"Silakan, Nona." ujar Oliver sembari meletakan segelas minuman berwarna biru terang di depan Ariana.

"Tapi, aku tidak minum," tolak Ariana.

"Anda tidak perlu khawatir, Nona. Itu adalah Blue Lagoon, mocktail yang saya racik sendiri," jawab Oliver.

"Jika saya memberikan cocktail kepada Anda, saya rasa saya-lah yang akan mendapatkan masalah," imbuhnya berseloroh.

Ariana terkekeh pelan, menyesap minuman yang sudah terhidang, lalu mengedarkan pandangan.

Begitu banyak orang tengah menikmati waktu mereka dengan memainkan permainan yang tersedia. Poker, mesin slot, bakarat, roulette dan beberapa permainan lain yang tidak Ariana mengerti.

"Apakah Anda tertarik untuk bermain, Nona?"

Pertanyaan Oliver praktis membuat pandangan Ariana beralih pada pria itu, tersenyum sembari menggeleng pelan.

"Aku tidak mengerti bagaimana cara memainkannya," jawab Ariana.

"Anda bisa bermain mesin slot untuk bagian termudah. Anda hanya perlu memasukan koin dan menekan tombol. Selanjutnya, anda bisa mendapatkan hadiahnya jika keberuntungan berpihak pada Anda," terang Oliver.

"Tidak, terima kasih. Aku datang bukan untuk itu," tolak Ariana.

Oliver tersenyum tipis, lalu mengangguk mengerti. Satu tangannya merogoh saku celana, mengeluarkan sebuah kartu berwarna emas yang segera ia berikan pada Ariana.

"Ini adalah kartu akses khusus yang diberikan Tuan untuk Nona. Kartu itu bisa Anda gunakan saat Anda datang lagi kemari. Dan dengan kartu itu jugalah Anda bisa membuka pintu khusus di ruang VVIP yang ada di lantai lima untuk bertemu Tuan nanti," tutur Oliver.

"Apakah itu artinya, aku tidak bisa bertemu malam ini?' tanya Ariana.

"Anda bisa menemuinya, Nona. Tuan menunggu Anda di ruangan yang baru saja saya sebutkan," jawab Oliver.

"Lift menuju lantai lima ada di sebelah sana." lanjutnya sembari menunjuk satu arah menggunakan tangan.

"Terima kasih, Oliver," ucap Ariana.

"Dengan senang hati, Nona," sahut Oliver.

Ariana membawa langkahnya menuju lift yang memiliki lorong sejauh tiga meter dengan pencahayaan redup. Rasa takut seakan tidak ia rasakan saat pintu lift hampir ia capai. Dalam benaknya, ia hanya ingin menemukan enam orang yang sudah ia lihat di kehidupannya yang dulu, berharap bisa menghentikan mereka sebelum mereka berulah, dan menghindarkan Ayahnya dari insiden penusukan seperti di kehidupan yang sudah ia lalui sebelumnya.

Namun, tepat ketika jari tanganya akan menekan tombol lift, seseorang begerak lebih cepat menghentikan tangannya dari belakang.

. . . .

. . ...

To be continued...

1
Zenun
mau apa kau?
Zenun
coba dah digali-gali lagi
👑Queen of tears👑
sorry terhenti di tengah jalan tadi 🤣🤣
tetiba lampu mati dari pagi dan baru nyala sore😫🤧🤣
👑Queen of tears👑
serasi kali Rye dan seinun /Slight//Facepalm/
ngiriiiiii terossss kerjaannya 🤣🤣
👑Queen of tears👑
the real kekasih
uhukkk uhukk /Awkward//Awkward/
👑Queen of tears👑
malah kael yang nongol 😭🤣🤣🤣
👑Queen of tears👑
kau tertipu seinun /CoolGuy//Facepalm/
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
ryder mungkin
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
menunggu dicipok kamu dong kael🤭
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
ada, dicipok🤭🤭🤭🤭🤣
👑Queen of tears👑
yupz pembual berat 🤣🤣🤣
👑Queen of tears👑
dulu di awal cerita Rye/Grin//Joyful//Facepalm/
👑Queen of tears👑
ughhh kekasihku gak tuhh /Awkward//Awkward/
👑Queen of tears👑
wkwkwk itu cmn alasan seinun/Joyful//Facepalm/ kmu dikibulin biawak rawa /Joyful//Joyful//Facepalm/
👑Queen of tears👑
dihh ngpain Rye, ngapain coba sentuh²😒😒
👑Queen of tears👑
e nya ngumpet di mana ini 🤣🤣🤣
👑Queen of tears👑
gerak cepat sebelum terlambat ya kael🤣🤣🤣
👑Queen of tears👑
iya dia si manis jembatan ancol🙃
ehhhh
🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
👑Queen of tears👑
astaga para netizen memang maha benar dgn segala argumennya 😒🤣🤣🤣
👑Queen of tears👑
kan itu dulu, lain cerita dengan sekarang,,, ini alurnya sudah direvisi Rey, jadi please! karungin sedikit rasa percaya dirimu /Sweat//Tongue//Joyful//Joyful//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!