Domanick Limson seorang Casssnova yang terkenal di negaranya, pria yang menganggap wanita hanyalah sebuah mainan dikala dirinya jenuh dengan pekerjaan, maka dia akan memainkan mainannya ( wanita ) tapi setelah dia bosan maka dia akan menyingkirkannya.
Pria yang tidak pernah jatuh cinta sekalipun dalam hidupnya, memiliki segudang perusahaan legal mau pun ilegal group Limson. Hidupnya seketika berubah disaat sepupunya sendiri bernama Lindsey Caroline mengejarnya dan membawa segenggam cinta untuk Domanick.
Sementara orangtua Lindsey telah menjodohkannya dengan laki-laki lain.
Akankah Domanick bisa jatuh cinta dan bisa bersatu dengan Lindsey?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Bab 5
"Jadi untuk apa aku disini kak? Aku harus banyak belajar agar bisa secepatnya mengambil alih perusahaan,"
"Tunggu sebentar lagi!"
Huhh..
Tak lama kemudian Gilbert datang dengan membawa banyak paper bag yang berisi pakaian kerja wanita.
"Ini Tuan sesuai perintah mu ukurannya L semua,"
"Bagus, kau boleh keluar!"
"Baik!" Gilbert keluar ruangan Domanick.
"Itu apa kak? Kau belanja?"
"Iya ini untuk mu, ganti bajumu ini perintah!"
"Apa? Disini?"
"Aku akan berbalik!"
"Tidak mau bagaimana jika kakak mengintip!"
"Sudah aku bilang aku tidak nafsuu pada mu, aku ini sepupu mu Lindsey jadi,"
"Iya iya tidak perlu terus bicara kalau kau sepupuku! Aku akan menggantinya!"
Lindsey malas berdebat lagi karena pasti Domanick tidak akan membiarkannya jika terus berpakaian seperti ini, akhirnya Lindsey melepaskan pakaiannya satu persatu dan mulai memakai pakaian yang dibelikan oleh Gilbert.
Pakaiannya memang jauh terlihat lebih tertutup dan sopan, Lindsey pun lebih nyaman dengan pakaian seperti ini.
"Sudah kak, aku kembali kerja ya!"
Domanick berbalik dan melihat kancing kemeja Lindsey tidak sepenuhnya terpasang.
"Diam ditempat!"
Sontak saja Lindsey menghentikan langkah kakinya, lalu Domanick pun mendekat bahkan sangat dekat dengan Lindsey hingga saat ini jantung Lindsey memompa lebih cepat wajahnya menunduk dan tak berani menatap wajah Domanick dari jarak sedekat ini.
"Jangan buka kancingnya, pokoknya harus rapat!" Domanick hendak memasangkan kancing kemeja Lindsey yang membuatnya sempat melihat celah didalam kemeja itu.
Tapi kenapa tidak bisa terkancing, Domanick hendak memaksa agar kancing itu berhasil tersangkut tapi dua benda kenyal didalamnya yang terlalu besar membuat kemeja itu tidak dapat terkancing seluruhnya.
"Aku bukan sengaja tidak mau mengancingkan semua kak, tapi memang tidak muat dibagian dadanya," Lindsey menatap wajah Domanick.
Dilepaskannya kancing serta kemeja itu karena tangan Domanick hampir saja menyentuhnya.
"Ya sudah kalau begitu, kau boleh keluar," dengan gelagapan Domanick memalingkan pandangannya.
Tapi bukannya cepat pergi, Lindsey justru merapihkan kerah dan dan dasi yang dikenakan oleh Domanick karena terlihat tidak rapi.
"Kakak, sebaiknya kau cepat punya istri agar ada yang merapihkan kerah dan dasi mu!" Lindsey berjinjit hingga bibir keduanya berjarak sedekat itu.
Bahkan udara yang keluar dari mulut keduanya bisa mereka rasakan, Lindsey tetap fokus merapihkan dasi dan kerah Domanick sementara sebagai seorang laki-laki Domanick sudah berusaha untuk memalingkan wajahnya tapi pertahanannya tidak cukup kuat.
Bibir lembab dan merah muda Lindsey membuat Domanick tak bisa mengalihkan pandangannya, Domanick coba menundukkan pandangannya dari bibir lembab dan terlihat selembut kapas menjadi kebawah, tapi sialnya justru kedua bongkahan dibalik kemeja yang tidak terkancing itu membuat kedua matanya terbelalak.
Tidak sanggup lagi dengan situasi yang membuatnya harus menelan saliva terus , Domanick menyingkirkan tangan Lindsey.
"Sudahlah, aku akan meminta Gilbert merapihkannya nanti, cepat sana kembali bekerja jangan lalai!"
"Ya sudah,"
Percayalah jantung Lindsey pun tidak baik-baik saja sedekat itu dengan Domanick.
Lindsey kembali ke meja kerjanya yang berdekatan dengan meja kerja Leon, sementara Domanick membenamkan wajahnya pada meja kerja dihadapannya sambil memukul-mukul meja kerja itu.
"Kau sudah gila Domanick! Kau brengsek, bisa-bisanya kau membayangkan labu import milik Lindsey, sadar dia sepupumu sendiri! Sadar! Tidak boleh seperti ini! Tidak!!" Domanick berteriak agar bayang-bayang wajah dan tubuh Lindsey enyah dari pikirannya.
Sore harinya beberapa anggota group Limson mengabarkan bahwa jual beli narkotika yang dipimpin ketua langsung mengalami kegagalan akibat serangan dari group lain sehingga ketua terluka parah.
Sore itu bersama dengan Gilbert, Domanick hendak pergi meninggalkan perusahaan karena pekerjaannya pun sudah selesai, Domanick memang sangat tertarik dengan bisnis hitam milik group Limson hingga dia seringkali terlibat dengan bisnis-bisnis tersebut.
Meskipun sudah dilarang keras oleh Tuan Lan dan ketua, tapi Domanick tetap saja selalu datang lagi datang lagi, dan semenjak Domanick ikut membantu bisnis group Limson selalu lancar jaya.
Di lobby saat hendak meninggalkan kantor, Lindsey melihat Domanick bersama dengan beberapa anak buah ketua dan ada Gilbert juga. Lindsey tau pasti Domanick akan pergi ke markas mafia group Limson.
Dikejarnya Domanick oleh Lindsey.
"Kakak tunggu! Kau mau kemana?"
"Lindsey pulang lah lebih dulu!"
"Tidak, kau pasti akan mengurus bisnis hitam kan? Bukankah Paman Lan sudah melarang, jangan terlibat kak,"
"Kau tidak berhak mengatur ku Lindsey, pergi sana!"
"Tidak! Kalau kau nekat pergi, aku juga akan ikut pergi!" Lindsey kekeh dan memegangi tangan Domanick.
Semua anak buah group Limson sudah menunggu didalam mobil, akhirnya Domanick kembali menggendong tubuh Lindsey meskipun Lindsey terus memukul-mukul dirinya agar diturunkan.
Dimasukkannya kedalam mobil, lalu langsung memberikan kode pada supir agar mengunci mobilnya.
"Kakak! Aku tidak mau pulang!" Kak Nick!" Lindsey menggedor kaca mobil dan berusaha keluar tapi usahanya nihil karena pintu sudah terkunci dan mobil mulai melaju meninggalkan kantor.
Domanick masuk kedalam mobil menuju markas group Limson untuk mengatur penyerangan orang yang sudah berani menggagalkan pengiriman barang milik group Limson.
"Gadis itu sungguh merepotkan!" Gumam Domanick.
"Siapa Tuan?"
"Lindsey,"
"Tapi nona Lindsey sangat cantik, dan lucu!"
Seketika mendengar Gilbert memuji sepupunya membuat Domanick menyorot tajam asisten pribadinya itu.
"Jangan pernah macam-macam apalagi mendekati sepupuku, atau kau tamat!"
"Memangnya kriteria yang cocok untuk nona Lindsey yang lolos seleksi dimata anda seperti apa Tuan?"
"Yang jelas bukan kau!"
"Lalu apa Leon? Salah satu staf kita?"
"Kenapa kau membahas Leon?"
"Karena dia terang-terangan memberikan gombalan terus menerus sepanjang mengajari nona Lindsey, ku pikir dia salah satu kandidat,"
"Enak saja! Dia juga tidak termasuk!"
"Lalu yang seperti apa Tuan?"
"Yang jelas harus melebihi kemampuan ku, lebih tampan dariku, lebih hebat dariku!"
"Mana ada Tuan laki-laki yang melebihi dirimu!"
"Maka dari itu biarkan anak itu jomblo dan fokus belajar menjadi pemimpin perusahaan yang hebat!"
"Kasihan nona Lindsey, seharusnya seusianya sedang asik berpacaran dengan laki-laki pilihannya,"
"Aku hanya takut Lindsey bertemu laki-laki brengsek seperti ku! Jadi selagi muda aku ingin dia fokus saja pada hidup dan kebahagiaanya, nanti juga aunty Luna akan memberikan jodoh yang terbaik untuk Lindsey!"
"Kau sepupu yang baik Tuan," ujar Gilbert.
Setibanya di markas group Limson, beberapa kontainer belum kembali berangkat mengirim barang karena mereka takut akan dicekal kembali oleh musuh, terlebih ketua mengalami luka tusukan yang cukup serius.
mampir yuk ke novel aku❤☺