Definisi pernikahan menurut Alya yaitu saling mencintai dan menerima kelebihan serta kekurangan masing-masing, akan tetapi Bagaimana jika pernikahan itu hanya menguntungkan pasangan sedangkan kita merasa dirugikan?
Belum lagi suami yang dipilih oleh orang tuanya adalah Pria beristri bahkan tidak tanggung-tanggung istrinya itu sampai ketiga yaitu Alya, hanya karena menginginkan anak cowok sebab kedua istrinya yang lain yaitu hanya bisa memberikan dirinya anak cowok membuat Bagas mau tidak mau memilih pasangan hidup satu lagi.
jika kata orang istri muda bakalan selalu disayang tetapi sepertinya kata orang itu hanya kebohongan, karena buktinya Bagas tidak pernah menghampiri istri mudanya itu lagi ketika mengetahui Alya sudah hamil Jadi untuk apa sering bersama jika hasilnya sudah terlihat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mima ah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aulia vs Safira
Safira merasa tidak terima karena Aulia secara langsung seperti menghina dirinya, padahal jelas-jelas dirinya merupakan anggota keluarga Sanjaya yang biasanya orang hormati jadi melihat Apa yang dilakukan Aulia dirinya merasa sangat tidak terima.
"Eh masalah antara kita berdua itu belum selesai jadi jangan coba-coba untuk pergi, atau kamu takut ya setelah mendengar nama keluarga Sanjaya? Wah sepertinya sangat benar soalnya Kok tiba-tiba kamu langsung pergi begitu, Makanya jadi orang jangan terlalu sombong jika sebenarnya merupakan gembel yang tidak pantas untuk bertingkah!" Sinis Safira sambil tersenyum mengejek.
Aulia yang tadi berencana untuk pergi langsung melepaskan tasnya kembali dan menyuruh Abizar untuk memegang, sebab menurutnya orang seperti Safira itu memang harus diladeni karena jika tidak akan semakin besar kepala.
"Jadi ceritanya kamu mau mengajak saya berantem hari ini? Ya sudah baiklah saya bakal meladeni kamu soalnya saya juga hari ini lagi pengen pukul orang, menurut kamu bagian mana yang harus saya hajar biar mulut kamu itu langsung diam sekalian?"tanya Aulia yang sudah mulai meremas kedua tangannya bersiap-siap mengambil ancang-ancang untuk mengikuti apa yang diinginkan oleh Safira.
Safira sebenarnya sedikit segan ketika melihat perubahan sikap Aulia yang menjadi lebih berani dan juga Sepertinya kalau hal berkelahi sangat jagonya, Namun karena sudah kebiasaan dirinya yang tidak mau mengalah wanita itu memilih untuk meladani Aulia.
"Ya sudah Mari hayuk, kamu pikir saya takut dengan anak bau kencur seperti kamu?"tanya Safira nya juga tidak mau kalah.
Aulia kini sudah semakin maju mendekati wanita itu dan juga mengambil ancang-ancang untuk memberikan satu hadiah bogem mentah untuknya, namun Abizar bergerak dengan cepat untuk menghentikan gerakan Aulia Itu sebab nanti urusannya bakal lebih panjang jika menyangkut keluarga Sanjaya.
"Lia kamu stop deh jangan melakukan hal yang aneh-aneh! Nanti urusannya bakalan lebih ribet sedangkan masalah kamu sama Abah dan juga Umi belum kelar tetapi malah mau menambah lagi, lebih baik sekarang kamu pulang terus berpikir yang matang-matang soal masalah kamu agar cepat kelar!"bujuk Abizar agar Aulia menghentikan kegiatannya itu dan segera pergi dari tempat itu meskipun dirinya masih ingin berbicara banyak dengan gadis itu tetapi mau bagaimana lagi.
"pokoknya aku tidak bakalan pergi sebelum menghancurkan mulut wanita ini agar besok bisa tidak terlalu merendahkan orang lain, Dan asal kamu tahu ya yang namanya Keluarga apapun itu yang tadi kamu sebut aku tidak pernah merasa takut sedikitpun!"Ya jelas Aulia tidak merasa takut dengan keluarga Senjaya orang karena merekalah yang membuat masa depannya mulai besok bisa bakalan berhenti di tengah jalan.
"jadi kamu meremehkan keluarga Sanjaya?"tanya Safira memastikan.
"Oh jelas Sejak kapan aku takut dengan makhluk yang bernama Sanjaya itu? Asal kamu tahu yang ada itu aku ingin melenyapkan mereka semua dari muka bumi ini, agar makhluk yang sombong dan juga pemaksa seperti mereka bisa segera musnah dan orang lain bisa bergerak dengan bebas!"sahut Aulia yang terdengar begitu emosi.
"Maksudnya kamu ingin menghancurkan keluarga Sanjaya?"tanya seorang pria yang tiba-tiba datang ke tempat itu membuat Aulia yang tadinya masih ingin berbicara panjang lebar langsung menghentikan aksinya itu.
Dirinya pun menoleh ke arah sumber suara dan merasa asing dengan pria yang ada di hadapannya saat ini, sebab mungkin karena dirinya yang tidak terbiasa kepo dengan urusan orang lain sampai-sampai tidak tahu jika sebenarnya yang ada di hadapannya itu merupakan calon suaminya nanti.
"kalau memang iya terus kamu mau apa? jangan bilang kamu ingin melaporkan saya kepada polisi ya sudah silakan lakukan saja, bila perlu saat ini pun tidak masalah soalnya saya ingin melihat Manusia penjilat seperti kalian ini masih bisa sombong atau tidak?"tanya Aulia Ketus.
"Wah ternyata perempuan ini berani sekali sampai-sampai tidak tahu bahwa di hadapan yang ini merupakan penerus dari keluarga Sanjaya, sepertinya aku bakal menikmati pertunjukan selanjutnya ketika Mas Bagas membungkam mulutnya itu agar tidak berani berbicara lagi! "ujar Safira dalam hati dengan tersenyum penuh kemenangan karena dirinya yakin Bagas tetap bakalan membela dirinya Karena Biar bagaimanapun Ia merupakan istri kedua dari pria yaitu.
"jadi kamu ceritanya menantang saya? Baiklah kalau saya melaporkan kamu kepada polisi entah nanti Bagaimana kehidupan Abah sama umi tersayang kamu itu, padahal sebenarnya saya suka dengan wanita yang pemberani seperti kamu karena dengan begitu Tidak akan mudah ditindas oleh orang lain!"jelas Bagas sambil tersenyum smirk membuat Aulia mengerutkan keningnya karena merasa heran dengan gaya bicara pria itu yang terdengar begitu santai seolah tanpa beban sedikit.
"sudahlah Mas! Tidak usah pedulikan dia, soalnya manusia seperti mereka itu kan hanya buat kepala sakit karena otak badungnya itu tidak pernah dinasehati!"ajak Safira yang pura-pura bersikap baik kepada suaminya agar bagus tahu jika sebenarnya Safira itu merupakan orang yang sangat halus dan juga tidak tegaan terhadap orang lain meskipun dirinya teraniaya.
"kamu pikir saya tidak tahu kesalahan yang kamu lakukan juga jadi lebih baik sekarang kamu pulang terus merenungi keputusan apa yang bakalan kamu terima nantinya! Dan kamu cepat kembali ke rumah Abah sama Umi kamu karena tadi saya dari sana tetapi kamunya tidak ada makanya saya ke sini, Lebih baik jadi gadis yang menurut agar hidup kamu aman terkendali dan tidak menyusahkan orang lain karena jika sampai kamu bertemu dengan pria ini terus jangan menyesal kalau kaki tangannya tidak akan bisa digunakan lagi!"ancam Bagas sampai menunjuk ke arah Abidzar yang dari tadi berdiri berdekatan dengan Aulia.
mendengar ancaman Bagas yang ditunjukkan kepada Abizar tentu saja Aulia merasa tidak terima karena Biar bagaimanapun yang hanya bisa mengancam pria itu adalah dirinya, maka dari itu Aulia Memilih Untuk pasang badan dan mengancam balik ke Bagas agar tidak semena-mena terhadap sahabatnya.
"eh manusia tidak tahu diri enak sekali kamu malah mengancam sahabatku, Memangnya kamu sadar kamu itu siapa Hah sampai-sampai melarang aku untuk berhubungan dengan orang lain? Lebih baik kamu pulang urus keluarga kamu terus kalau memang wanita ini istri kamu lebih baik kamu urus dia akan menjadi orang yang tahu sopan santun, karena jika sampai kamu tidak mengajarkan dia hal itu jangan menyesal kalau aku bakalan mengajarkan dia dengan pakai caraku sendiri! "ujar Aulia dengan tatapan mata yang begitu tajam sebab menurutnya orang seperti Bagas itu tidak boleh direspon dengan sedikit ketakutan karena nanti dirinya bakalan lebih besar kepala.
"kamu pulang ke orang tua kamu karena sebentar sore aku ada kejutan yang bakalan menunggu kamu!"perintah Bagas lalu pergi meninggalkan Aulia dan bahkan pria itu tidak menoleh sedikitpun ke arah Safira.