Kedatangannya di kota lain dengan niat ingin memberi kejutan pada suaminya yang berulang tahun, namun justru dialah yang mendapat kejutan.
Semuanya berubah setelah ia melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri, suami yang sangat di cintainya menggendong anak kecil dan dan merangkul seorang wanita di sampingnya.
"Siapa wanita itu Mas!" Bentak Anastasya.
"Dia juga istriku." Jawab Damian.
Deg!
Anastasya tersentak kaget, tubuhnya lunglai tak bertenaga hampir saja jatuh di lantai.
"Istri?" Anastasya mengernyitkan keningnya tak percaya.
Hatinya hancur seketika tak bersisa, rasanya sakit dan perih bagai di sayat pisau tajam. Suami yang selama ini dia cintai ternyata memiliki istri di kota lain.
Bagaimana nasib rumah tangganya yang akan datang? Apakah ia mampu mempertahankannya ataukah ia harus melepaskan semuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herazhafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyelamat
Austin kembali masuk ke dalam kamar rawat inap Anastasya. Ia menatap Anastasya penuh iba, 'Ada masalah apa kamu dengan Damian hingga kamu memutuskan untuk bunuh diri?' Batin Austin. Ada perasaan tidak rela di hatinya jika suatu saat nanti dia harus mengembalikannya pada Damian.
Anastasya membuka matanya dengan perlahan, sontak membuat Austin langsung mengalihkan pandangan ke ponselnya.
"Aku haus." Lirih Anastasya.
Austin memberikan air minum untuknya lalu duduk di kursi.
Anastasya melirik Austin yang sedang sibuk dengan ponsel pintarnya "Terima kasih sudah menyelamatkan nyawaku. Aku tidak tau kenapa aku bisa melakukan hal bodoh seperti ini. Aku ingin minta tolong, bantu aku mencari keluargaku dan penyebab semua ini." Lirih Anastasya, tanpa ia sadari air matanya mulai mengalir.
"Jangan menangis lagi. Aku akan membantumu." Ujar Austin.
"Terima kasih." Ujar Anastasya sambil menghapus air matanya.
"Tok.. tok.. tok.." Dodi mengetuk pintu kamar Anastasya kemudian masuk bersama Jack.
"Bos, ini pesanannya". Dodi menyimpan beberapa paper bag diatas meja kemudian duduk di sofa bersama Jack.
Austin beranjak kemudian menghampiri membuka paper bag yang berisi makanan. Ia mengambil 1 bungkus untuk Anastasya dan satu lagi untuknya.
"Yang ini untuk kalian berdua, Kalian pasti belum makan kan?" Austin menunjuk 2 kotak makanan lagi.
"Perhatian sekali bos kita ini." Sindir Jack.
"Jangan banyak ngomong, atau gw berikan makanan itu pada suster." Ancam Austin, keduanya langsung mengambil kotak makanan kemudian membukanya.
Austin membawa makanan di tangannya mendekati brankar.
"Kamu juga mau makan?" Tanya Austin menawarkan satu kotak makanan di tangannya.
Anastasya mengangguk kemudian memperbaiki posisi duduknya, setelah itu mengambil makanannya kemudian makan bersama mereka.
Setelah mereka makan, mereka meninggalkan Anastasya keluar dari kamar menuju taman. Mereka mengeluarkan rokok masing-masing kemudian mengobrol.
"Bagaimana dengan Damian, Lo sudah dapat informasinya?" Tanya Austin setelah mengisap rokoknya.
"Sudah, Dia beneran istri Damian. Nama istrinya Anastasya dan mereka tinggal di Jakarta." Ujar Dodi kemudian berhenti bicara menikmati rokok di tangannya.
"Hanya itu?" Austin mengernyitkan keningnya.
"Lo beneran mau tau? Jangan terlalu jauh ikut campur urusan rumah tangga orang lain." Dodi mengingatkan.
"Kenapa Lo nggak mau mengatakannya? Dengan dia bunuh diri di kamar gw, gw sudah ikut campur, bagaimana mungkin gw mundur?" Kesal Austin.
"Kembalikan dia pada suaminya." Nasihat Dodi.
"Gw memang akan mengembalikannya. Tapi gw harus tau alasan dia bunuh diri." Kesal Austin.
"Oke, tapi Lo harus janji setelah ini Lo harus melepasnya." Pinta Dodi.
"Tidak janji! cepat katakan atau Lo bakalan jadi pengangguran." Tegas Austin mengancam.
"Kenapa kalian jadi berdebat? Dodi, katakan saja! biarkan dia memikirkan apa yang akan dia lakukan setelahnya." Sela Jack.
"Oke! Damian memiliki Istri kedua di Badung bernama Kanaya dan mereka baru saja merayakan ulang tahun pertama anaknya di hotel Mercy. Saat acara berlangsung Anastasya datang dan ternyata ia baru mengetahuinya, dan akhirnya ia memilih keluar dari Ballroom dan menghilang sampai saat ini belum juga di temukan oleh suaminya." Jelas Dodi panjang kali lebar.
"What... are you seriously..? Damian selingkuh?" Pikir Austin. Bagaimana bisa Damian selingkuh dari wanita secantik Anastasya, bahkan setelah mengenalnya beberapa hari, ia merasa Anastasya wanita yang sangat lembut dan baik.
Dodi mengangguk "Tepat!"
"Apa yang menyebabkan dia selingkuh?" Tanya Austin.
"Menurut informasi karena Anastasya belum memiliki anak selama tiga tahun menikah, dan orang tua Damian tidak pernah setuju dengan pernikahan Damian dan Anastasya." Jelas Dodi kembali.
"Hanya alasan seperti itu? Sekarang jaman modern, banyak cara memiliki anak, jika semua cara sudah di coba dan tidak bisa dari rahim sendiri, kan bisa ambil anak angkat dari panti asuhan. Tapi sudahlah pemikiran manusia kan berbeda-beda." Kesal Austin.
"Lelaki serakah! Kenapa Damian tidak menceraikan Anastasya saja?" Tanya Jack menyela.
"Kalo itu, kalian tanya aja langsung ke Damian! gw mana tau hati orang, emangnya gw cenayang!" Kesal Dodi.
"Hehehe, Kali aja Lo juga tau, Lo kan tau segalanya bahkan jika gw pikir-pikir Lo malah melebihi cenayang." Kekeh Jack.
"Diam Lo!" Kesal Dodi, kemudian melirik Austin yang terdiam dan seperti sedang berpikir, "Apa yang Lo pikirkan? Lo nggak berniat menahan Anastasya di sini bukan?" Selidik Dodi. Ia sangat tau jika Tuannya sedang menginginkan sesuatu, maka ia akan mendapatkannya dengan cara apapun meskipun itu dengan cara yang licik.
"Entahlah." Jawabnya, kemudian berbalik menuju kamar Anastasya.
Austin masuk kedalam kamar kemudian menatap Anastasya yang sedang tertidur, ia merasa tidak rela jika harus kehilangan Anastasya.
Selama tiga hari setelah sadar dari koma, hubungan Austin dan Anastasya semakin dekat. Ia hanya pulang mandi dan ganti pakaian di hotel kemudian kembali lagi untuk menemani Anastasya, bahkan pekerjaan kantornya pun di kerjakan di rumah sakit. Austin berusaha untuk memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya bersama Anastasya sebelum Anastasya kembali bersama Damian.
Dodi masuk kedalam kamar kemudian duduk di sofa bersama Austin.
"Sampai kapan Lo menahannya? Dia bukan barang yang bisa Lo simpan? sadarlah! Dia milik orang lain. Masih banyak gadis diluar sana yang bisa Lo miliki tapi tidak dengannya." Tanya Dodi kemudian menunjuk dengan dagunya ke arah Anastasya.
"Bagaimana kalo gw pisahkan saja mereka." Ide Austin.
"Gila Lo! Mommy dan Daddy Lo bakalan ngamuk ke gw jika Lo ngelakuin itu. Karena gw ngebiarin Lo ngelakuin hal yang salah." Kesal Dodi.
"Lo nggak perlu bilang ke mereka, simpel kan?" Ujar Austin dengan santai.
"Nggak! Jika Lo nggak pulangin dia ke suaminya, gw bakalan nelpon Daddy Lo." Ancam Dodi.
"Berani sekali Lo ngancam gw?" Kesal Austin.
Dodi menghela napas dengan kasar. "Terserah Lo deh! gw capek ngingetin Lo." Pasrah Dodi.
"Hehehe, gw cuma becanda, besok Lo datangin tuh Damian di kantornya. Suruh dia menjemputnya. Dengan menyembunyikan istrinya selama 5 minggu, sepertinya dia sudah mulai sadar dengan kesalahannya." Ujar Austin.
Dodi langsung melotot tidak percaya "Sungguh?" Tanyanya.
"Tentu saja." Austin tersenyum dengan seringai licik di wajahnya.
"Lo nggak lagi merencanakan sesuatu kan?" Selidik Dodi dengan mengartikan senyum licik di wajah Austin.
Austin menaikkan kedua bahunya, "Mendingan Lo pergi sekarang, gw mau bicara dengan Syasya." Usir Austin.
Dodi keluar dari kamar berpapasan dengan dokter dan perawat yang ingin memeriksa keadaan Anastasya.
"Sore Tuan, maaf kami harus memeriksa keadaannya." Sapa Dokter.
"Silahkan Dokter." Ujar Austin.
Dokter membangunkan Anastasya kemudian memeriksanya.
"Bagaimana keadaannya dokter?" Tanya Austin.
"Sudah lebih baik, besok sudah bisa pulang. Tapi obatnya masih tetap harus di minum." Jawab Dokter.
"Baik dokter." Ujar Austin.
"Kalau begitu kami permisi." Ucap dokter kemudian mengajak perawat untuk keluar.
Setelah kepergian dokter. Austin menghampiri Anastasya.
"Besok kamu sudah boleh pulang, aku sudah menemukan keluargamu." Dengan berat hati Austin mengatakannya, ia menatap sendu wajah Anastasya yang sedang duduk. Jika saja bukan Dodi yang terus mendesaknya, ia tidak akan melepaskan Anastasya.
"Kamu sudah menemukan keluargaku?" Tanya Anastasya berbinar.
"Iya, suami kamu bernama Damian, besok dia akan datang menjemputmu. Kamu akan tinggal di Jakarta bersamanya." Jawab Damian tanpa melepas tatapannya.
"Apa kamu juga ikut?" Tanya Anastasya.
"Ayolah Syasya...! nggak mungkin aku ikut, kalian suami istri, apa kata suami kamu jika aku bersama mu." Bujuk Austin. Austin memanggil Anastasya dengan panggilan sayangnya Syasya.
"Tapi aku tidak mengenalnya, aku takut." Ujar Anastasya ketakutan.
Austin mengusap lembut kepala Anastasya.
"Nggak usah takut, aku tetap akan mengawasi mu. Dengar Syasya! aku juga akan kembali ke Jakarta, Karena urusanku di kota ini juga sudah selesai. Jika terjadi sesuatu denganmu, aku minta jangan melakukan hal bodoh ini lagi. Datanglah padaku, aku ada di perusahaan Royal. Ini ponsel untukmu, di situ sudah ada nomorku, jika terjadi sesuatu padamu telpon aku, jangan pernah merasa sendiri." Jelas Austin.
Air mata Anastasya menetes tak tertahankan, ia segera memeluk Austin untuk menghilangkan ketakutannya.
"Aku ikut kamu saja, aku sangat takut." Lirih Anastasya merasa aman dan nyaman selama bersama Austin di rumah sakit.
"Tidak mungkin Syasya, Aku tidak mau jadi orang ketiga dalam rumah tangga kalian." Tolak Austin.
Anastasya semakin menangis memeluk dengan erat Austin.
"Sudah jangan menangis lagi! aku tidak bisa melihatmu bersedih, jadi kamu harus bahagia dan selalu tersenyum." Austin melepaskan pelukan Anastasya, ia tidak mau larut terlalu jauh.
"Khemmm." Dehaman Jack sontak membuat mereka melepaskan pelukannya dan berbalik.
.
.
.
Bersambung.....
Sahabat Author yang baik ❤️
Jika kalian suka dengan cerita ini, Jangan lupa, Like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏🙏
tendang aja burungnya biar ga BS terbang sekalian . gedeegggggg bgt.
ga mgkn hamil juga lah. kayaknya si Damian mandul. tp ditipu SM Mak Lampir.
gunakan hp, minta tolong Austin kek, atau minta tolong Tirta kek. gedeghhggg