Angkasa, Bintang, dan Langit adalah anak yang dilahirkan Cantika. Karena kejadian satu malam dengan pria asing, saat dirinya pergi dinas ke Bali untuk menggantikan atasannya, membuat dia hamil diluar nikah.
Dia tidak tahu kalau ayah dari anak - anaknya adalah ALEXANDER GREEN ANDERSSON seorang CEO GALAXY, perusahaan terkenal di Amerika.
Alex adalah seorang CEO yang selalu menjaga diri dari wanita. Karena trauma masa kecilnya. Pertemuannya dengan Cantika membuat dirinya mengenal apa itu cinta.
Perjuangannya mendapatkan cinta Cantika tidak mudah, dengan bantuan si Trio Kancil, dirinya berusaha mendapatkan cinta dari Cantika yang telah memiliki seorang kekasih.
Cantika mendapati kenyataan kalau orang tuanya meninggal karena dibunuh, bukan karena kecelakaan. Usahanya untuk mengetahui masa lalu sang Ayah yang misteri, melibatkan dirinya dan si Trio Kancil pada bahaya.
Bersama dengan Alex, Cantika ingin meungkapkan kebenaran apa yang terjadi pada keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
Suara adzan terdengar di handphone-nya yang berada di atas meja samping bersama obat-obat dari dokter. Digapainya phone cell itu, dilihat sudah memasuki waktu subuh untuk wilayah Bali. Semenjak tinggal di Bali Cantika menyeting aplikasi yang memasang alarm adzan bila sudah memasuki waktu shalat, agar dia tidak lupa dikarenakan sibuk bekerja dan tidak ada yang mengingatkannya. Dirinya begitu terkejut saat melihat tubuhnya tidak memakai pakaian. Begitu selimut yang membungkus dirinya dibuka, dia menjerit sambil beristigfar menangis.
"Astagfirullah ... Ya Allah apa yang terjadi pada diriku." Tangisnya pecah melihat tubuhnya dalam keadaan polos seperti bayi yang baru lahir. Dan dapat dilihat dengan jelas ada darah di seprai yang ditidurinya. Dia yakin kalau darah itu adalah miliknya. Dia telah kehilangan keperawanannya, entah oleh siapa. Karena ingatannya masih kabur.
Di dalam bak mandi dia berendam air hangat sambil menggosok seluruh tubuhnya mencoba menghilangkan jejak-jejak yang berwarna merah. Air matanya tidak mau berhenti turun membasahi pipinya.
Hampir setengah jam Cantika berada di kamar mandi, bila tidak ingat belum shalat subuh mungkin dirinya akan terus berendam sampai merasa tubuhnya bersih.
Selesai shalat Cantika bersimpuh berdo'a memohon ampunan kepada Allah karena dosa besar yang tidak sengaja dia lakukan walau dirinya tidak ingat bahkan tidak mau. Dia juga memohonkan ampunan untuk orang tuanya, terutama ayahnya. Karena dosa zina yang dilakukan anak perempuannya, maka sang ayah juga akan terkena imbasnya. Dan diakhirat itu akan dimintai pertanggung jawabannya. Sampai tidak terasa waktu sudah siang dan terdengar suara pintu kamarnya diketuk seseorang sambil memanggil namanya.
" Cantika ... apa kamu sudah bangun!"
Dengan jalan tertatih masih menggunakan mukena, Cantika membukakan pintu. Dilihat Fatih berdiri sambil tersenyum bertanya tentang kondisinya saat ini.
"Bagaimana keadaanmu sekarang?"
"Alhamdulillah sudah agak mendingan, Pak."
"Mau sarapan bersama dibawah?" tanyanya lagi
"Sepertinya saya mau sarapan dikamar saja," tolak Cantika
"Baiklah kalau begitu saya akan mintakan pihak Hotel untuk mengirimkan sarapan kesini. Jangan lupa diminum obatnya," kata Fatih sambil tersenyum.
"Terima kasih, Pak. Atas perhatiannya."
Dan Cantika pun sarapan dikamar, dan meminta karyawan hotel untuk mengganti seprainya yang kotor. Oleh darah dan cairan milik laki-laki brengsek yang telah merenggut mahkota kesuciannya yang selalu dia jaga, hanya untuk suaminya kelak. Begitu selesai minum obat, dirinya merasakan kantuk yang amat sangat. Dan akhirnya dia tertidur lagi.
Keesokan harinya, mereka baru pulang lagi ke Jakarta. Karena kondisi Cantika dan Alif sudah membaik. Kondisi Alif sebenarnya agak mengenaskan, kepalanya di balut perban. Katanya dia diserang orang mabok sambil ngamuk-ngamuk tidak jelas. Serta mereka terlibat perkelahian di tempat Alif meeting dengan klien, lusa kemarin.
* * * * * * *
Dua bulan kemudian,
Cantika menyimpan rapat apa yang menimpa dirinya. Biarlah menjadi rahasia bagi dirinya sendiri. Sampai dia merasakan sakit yang membuat dirinya tiba-tiba pusing dan mengakibatkan dirinya pingsan saat pulang dari kantornya. Untung sang Kakek dapat menahan tubuhnya disaat Cantika akan terjatuh.
Semua orang yang ada di rumah sore itu begitu panik melihat Cantika pingsan. Bibi Sinar langsung memanggil dokter untuk datang kerumahnya.
Bagaikan disambar petir, keluarganya terkejut mendengar kondisi Cantika yang diperkirakan sedang mengandung.
"Untuk lebih jelasnya sebaiknya, dibawa ke Rumah Sakit untuk diperiksa lebih lanjut," dokter itu menjelaskan.
Kakek Oemar sangat terkejut dan terpukul mendengar berita itu dan mengakibatkan darah tinggi-nya kumat. Jelas itu membuat bertambah panik seisi rumah.
Akhirnya Kakek Oemar dan Cantika di bawa ke Rumah Sakit oleh Bibi Sinar dan Mentari karena Ja'far sedang mengunjungi cabang perusahaannya yang ada di Kalimantan.
Hasil yang di dapatkan, bahwa Cantika sedang mengandung. Kini usia kandungannya memasuki minggu ke sepuluh, menurut dokter kandungan yang menanganinya. Sontak saja membuat Cantika menangis pilu, mengetahui dirinya sedang hamil di luar nikah. Bahkan dirinya tidak tau siapa ayah dari bayi yang dikandungnya.
Mendengar Cantika lagi positif hamil membuat Kakek Oemar makin shock. Mengetahui cucu kesayangannya hamil dari hasil zina. Apa dirinya akan sanggup di mintai pertanggung jawaban di akhirat kelak, karena sang cucu berada dalam asuhan dan tanggung jawabnya. Kakek Oemar merasa dirinya telah gagal dalam menjaga cucu perempuannya itu. Hatinya benar-benar amat terluka.
Masih di dalam ruang inap Kakek Oemar, Cantika menangis tersedu-sedu. Begitu juga dengan Bibi Sinar dan Mentari, mereka menangisi nasib yang terjadi pada orang yang disayanginya itu.
"Maaf, Kakek. Maafkan Cantika."Cantika terus meminta maaf pada sang Kakek.
"Katakan, siapa orang yang telah menghamili kamu itu?" tanya Kakek Oemar dengan suara paraunya karena menangis.
"Cantika tidak tau ...."
"Apa maksudnya, kamu tidak tau Cantika?" Kali ini Bibi Sinar bertanya sambil mengusap punggung keponakannya itu.
"Cantika tidak sadar, tau-tau begitu bangun semua sudah terjadi." Sambil menangis Cantika berusaha menjelaskan kejadian yang terjadi.
Mendengar pengakuan Cantika, Kakek Oemar makin shock, dan penyakit jantungnya kembali menyerang dirinya secara tiba-tiba. Membuat alat yang menghubungkan pada tubuhnya berbunyi nyaring. Sehingga membuat semua orang yang ada di ruangan itu panik.
Tim dokter yang menangani Kakek Oemar berusaha menyelamatkan, tapi takdir berkata bahwa Sang Kakek harus kembali ke pangkuan SANG MAHA KHALIK. Rezeki yang diberikannya untuk Kakek Oemar telah habis. Itu artinya Kakek Oemar harus kembali ke SANG PEMILIK NYAWA.
Tangisan pecah dari orang-orang yang menyayangi Kakek Oemar mau itu sanak keluarga besarnya, tetangganya, maupun teman-teman yang sudah jompo. Kakek Oemar di kenal sebagai orang yang baik, ramah, dan suka menolong walau tidak diminta, karena jiwa sosialnya yang begitu tinggi.
Paman Ja'far harus mempercepat kepulangannya saat mendengar ayahnya masuk Rumah Sakit. Tapi belum sampai ke tempat tujuan, dia mendengar kabar kalau ayahnya telah meninggal. Hatinya benar-benar sakit mendengar berita itu. Lagi-lagi dirinya harus kehilangan orang yang berharga dalam hidupnya. Pertama kakak perempuan saudara kembarnya--ibunya Cantika--yang meninggal dengan tragis saat kecelakaan bersama kakak iparnya. Kedua, ibunya yang merawat dan membesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang, meninggal saat berusaha menyelamatkan Fajar--anak laki-laki Ja'far--dari penculik waktu pulang sekolah. Dan sekarang ayahnya, belum tau apa yang terjadi sebenarnya. Dan dari semua orang yang disayanginya itu, tidak ada satu orang pun yang dia temui (orang Sunda bilang katungkulan) saat-saat terakhir mereka.
Di hari yang sama setelah jenazah Kakek Oemar di kebumikan, seluruh (sebagian besar) keluarga besarnya berkumpul bertanya apa yang sebenarnya terjadi, sampai mengakibatkan Kakek Oemar meninggal. Bibi Sinar tidak memberi tau penyebab utama kejadian yang menimpa keluarganya itu, biar dulu jadi rahasia sampai keadaan membaik. Sebab Bibi Sinar tidak mau Keluarga besar Kakek Oemar menyalahkan Cantika. Karena takut membuat Cantika makin terpuruk, akibat runtutan kejadiaan yang menimpa keponakannya itu.
Setelah satu Minggu, keluarga besar Kakek Oemar satu per satu pulang. Tinggal keluarganya saja, Bibi Sinar baru bercerita kejadian sebenarnya yang menimpa keluarga mereka kepada suaminya--Ja'far. Mendengar semua itu Ja'far sangat shock. Lagi-lagi dirinya tidak bisa menjaga orang yang berharga dalam hidupnya. Padahal dia berjanji kepada kakak perempuan dan kakak iparnya akan menjaga dan merawat kedua anak mereka seperti anak kandung sendiri.
Emat puluh hari setelah meninggalnya Kakek Oemar,
Keluarga besar kembali berkumpul untuk pembagian harta waris. Dari sini 'lah awal dari perseteruan Ja'far dengan keluarga besar dari pihak ayahnya. Entah dari mana mereka tau kabar itu, yang jelas bukan dirinya maupun istrinya yang memberitahu. Bahkan Erlangga--adik Cantika--dan Fajar yang baru pulang dari pesantren tempat mereka menimba ilmu, terkejut.
Mereka sudah mengetahui kejadian yang sebenarnya, dan menyalahkan Cantika atas meninggalnya Kakek Oemar.
"Hapus nama Cantika dari ahli waris, karena di yang telah membunuh Kak Oemar!" pinta Kakek Oesman adik bungsu Kakek Oemar.
"Iya dia tidak berhak atas warisnya." Kali ini nenek Ratih istri dari Kakek Ali berbicara.
"Mah, jangan begitu. Cantika punya hak," kata kakek Ali menenangkan istrinya itu yang sedang tersulut emosinya.
Tapi kebanyakan keluarga besar Kakek Oemar, mau itu ipar, sepupu, bahkan keponakan-keponakannya itu setuju kalau nama Cantika di coret dari ahli waris. Entah apa yang ada di pikirkan di dalam otak merek. Padahal dalam agamanya sudah ada ketentuan dalam membagikan waris.
"Tidak apa-apa Paman, Cantika tidak mendapat bagian juga. Karena Cantika masih punya harta peninggalan ayah, dan juga Cantika sudah bekerja," jawab Cantika. Karena tidak mau terjadi konflik di keluarga besar Kakek Oemar. Jangan gara-gara masalah harta menjadi musuhan sesama saudaranya.
Setelah selasai pembagian harta waris, Cantika berpikir semuanya sudah selesai. Tapi ternyata tidak, lagi-lagi nenek Ratih meminta Cantika pergi jauh dari rumah sampai dia melahirkan. Karena tidak mau aib nya berimbas pada keluarganya, dan menanggung malu. Sontak saja Ja'far dan Sinar menolak mentah-mentah permintaan Bibinya itu. Dan lagi-lagi keluarga besarnya menyetujui itu.
Cantika yang terus dipojokan oleh keluarga besar kakeknya, merasa tertekan. Dan dia akhirnya menyetujui untuk pergi dari rumah yang selama ini ditinggalinya itu. Walau Paman dan Bibinya itu tidak setuju.
"Baiklah Cantika akan pergi dari sini!" ucapnya dengan suara tegas.
* * * * * * *
Jangan lupa klik like, favorit, hadiah, dan vote nya. Kasih semangat buat aku.
merk mobilnya jd nama..
kwkkw
/Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good/
pemilik pabrik biskuit Roma Kelapa
/Joyful//Joyful//Joyful/
bantu angkasa nyari paris
kok bisa gitu yaa
/Frown//Frown//Frown/
mencari keberadaan Paris
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Trio Kancil vs Alex
/Grin//Grin//Grin/
supaya terjun bebas dan meledak
karena hanya dg cara kematian
yg akan bisa melupakan Angkasa
/Frown//Frown//Frown/
merawat anak daripada Paris
seharusnya Paris merelakan
Chelsea di rawat Cantika
coba jelasin thor ke Paris
biar ngerti dan ga ngotot mlulu
/Joyful//Joyful//Joyful/
Athena Parabola apa Athena Digital
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
/Joyful//Joyful//Joyful/
ga taunya Sibarusan
/Grin//Grin//Grin/