NovelToon NovelToon
Drama Cinta Kaki Lima (Rujak Seblak Mesra)

Drama Cinta Kaki Lima (Rujak Seblak Mesra)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Perjodohan / Romantis / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Konflik etika
Popularitas:302
Nilai: 5
Nama Author: Laila ANT

Gunawan, penjual rujak bumbu yang pendiam, dan Dewi, pemilik seblak pedas yang independen, terjebak dalam perjodohan paksa setelah gerobak mereka bertabrakan, menciptakan kekacauan di lapak. Warga, di bawah arahan Pak RT, menghukum mereka dengan pernikahan untuk menjaga reputasi lapak. Awalnya, mereka sepakat untuk menjalani 'kontrak pacaran palsu', penuh kecanggungan dan konflik komedi. Namun, seiring waktu, serangkaian tantangan publik—mulai dari "Love Brigade" yang selalu mengawasi, drama keluarga, hingga sabotase pesaing—memaksa mereka bekerja sama. Tanpa disadari, sandiwara tersebut mulai menumbuhkan perasaan nyata, hingga akhirnya mereka harus memutuskan apakah akan tetap berpegang pada janji palsu atau jujur pada hati mereka, yang berarti menghadapi konsekuensi dari komunitas yang pernah memaksa mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laila ANT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa Gunawan

Yang penting adalah, kami tidak akan membiarkan nama baik keluarga tercoreng karena ulahmu yang gila ini. Kamu akan kembali ke kota, Gunawan. Akan menikah dengan Sarah, putri Tuan Haris. Dan meninggalkan tempat kumuh ini, serta wanita… ini.”

Ia melambaikan tangan ke arah Dewi dengan jijik, seolah Dewi adalah sampah yang harus disingkirkan. Itu adalah batas kesabaran Gunawan. Selama ini, ia memang pasrah dengan perjodohan palsu, dengan sandiwara yang ia harapkan menjadi nyata. Tapi ia tidak akan pernah membiarkan orang lain menghina Dewi, apalagi di depan matanya sendiri.

“Cukup!” Gunawan melangkah maju, berdiri di depan Dewi, seolah menjadi perisai. Matanya menatap tajam ke arah Bibi Jannah, sesuatu yang belum pernah ia lakukan seumur hidupnya.

“Saya tidak peduli siapa saya di masa lalu, Bibi! Saya tidak peduli dengan warisan, dengan nama besar, atau dengan bisnis keluarga yang tidak pernah saya ingat! Yang saya tahu, saya Gunawan. Penjual rujak bumbu. Dan saya akan menikahi Dewi!”

Dewi menatap Gunawan, terkejut. Kata-kata itu, diucapkan dengan lantang dan penuh tekad, terasa seperti aliran listrik yang menyengat hatinya. Ia tahu Gunawan masih menganggapnya sandiwara, tapi cara Gunawan membela dirinya, membela lapak, membela apa yang mereka bangun bersama… itu nyata.

“Kamu membela dia, Gunawan?” Bibi Jannah menatapnya tak percaya, suaranya meninggi, memancing perhatian lebih banyak warga.

“Kamu lebih memilih wanita ini daripada keluarga? Daripada masa depanmu yang cerah? Daripada warisan yang seharusnya menjadi milikmu?”

“Warisan?” Gunawan tertawa pahit.

“Warisan apa? Kebohongan? Tekanan? Saya tidak butuh warisan seperti itu, Bibi! Saya butuh hidup saya sendiri, dengan cara saya sendiri!”

“Gunawan!” Paman Gunawan mencoba menenangkan, tapi Bibi Jannah mengabaikannya.

“Baik!” Bibi Jannah memekik, wajahnya memerah padam karena amarah.

“Jika kamu sekeras kepala itu, Gunawan, maka jangan salahkan kami! Kamu tahu kan, warisan keluarga itu tidak main-main! Bukan hanya uang, tapi juga saham di beberapa perusahaan besar! Jika kamu menikahi wanita ini, si penjual seblak rendahan itu…” Ia menunjuk Dewi dengan jari telunjuknya yang dihiasi berlian,

“Maka kami akan pastikan kamu tidak akan mendapatkan sepeser pun! Kami akan mencabut semua hakmu! Kamu akan menjadi… bukan siapa-siapa! Dan kami akan pastikan… lapak ini, lapak kumuh ini, akan menjadi saksi bisu kehancuranmu!”

Udara di lapak terasa menipis. Warga yang berkerumun kini saling berbisik, terkejut dengan ancaman itu. Gunawan merasakan darahnya mendidih. Ancaman ini… ini sudah keterlaluan. Bukan hanya dirinya, tapi juga Dewi, dan bahkan lapak mereka.

Dewi menatap Gunawan, matanya dipenuhi pertanyaan, kekhawatiran, dan amarah yang membara. Ia tahu, di balik semua ini, ada jurang gelap yang jauh lebih dalam dari yang pernah ia bayangkan. Keluarga Gunawan… mereka benar-benar ingin menghancurkan Gunawan, jika ia tidak mengikuti kehendak mereka.

Gunawan menatap balik Bibi Jannah, rahangnya mengeras.

“Lakukan saja, Bibi! Saya tidak akan pernah… tidak akan pernah menukar Dewi dengan warisan kotor kalian!”

Bibi Jannah tersenyum sinis, senyum yang mengirimkan getaran dingin ke seluruh tubuh Gunawan.

“Baik, Gunawan. Jangan salahkan kami nanti. Karena setelah ini, kamu tidak akan hanya kehilangan warisan. Kamu akan kehilangan segalanya. Dan kami akan pastikan… wanita ini juga akan ikut merasakan akibatnya!” Ia membalikkan badan, melangkah kembali ke mobil hitam mewah itu, tanpa menoleh lagi.

Paman Gunawan menghela napas, menatap Gunawan dengan pandangan menyesal, sebelum akhirnya mengikuti Bibi Jannah masuk ke dalam mobil.

Mesin mobil itu menyala lagi, deru halusnya kini terasa seperti tawa iblis yang mengejek. Perlahan, mobil itu mundur, berbalik arah, dan melaju pergi, menghilang ditelan kegelapan malam, meninggalkan Gunawan dan Dewi berdiri di tengah lapak yang kini kembali sepi, namun terasa jauh lebih berat dari sebelumnya.

Dewi menatap Gunawan, matanya berkaca-kaca.

“Gun… apa… apa yang baru saja terjadi? Warisan? Saham? Calon direktur? Siapa sebenarnya kamu?”

Gunawan tidak menjawab. Ia hanya menatap ke arah jalanan yang kosong, di mana mobil itu baru saja menghilang. Hatinya bergemuruh, pikirannya kalut. Warisan. Nama besar. Sarah. Semua itu adalah potongan-potongan teka-teki dari masa lalu yang ia sama sekali tidak ingat, kini dilemparkan ke hadapannya dengan paksa. Dan ancaman Bibi Jannah… itu bukan main-main.

“Gunawan,” Dewi mengguncang lengannya, suaranya mendesak.

“Apa yang akan kita lakukan sekarang? Bibi Jannah… dia serius. Dia akan mengambil semua yang kamu punya, dan bahkan… dia mengancam akan menghancurkan kita berdua.”

Gunawan menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan semua keberanian yang tersisa. Ia menatap Dewi, mata wanita itu dipenuhi ketakutan dan kebingungan. Ia tahu, ia telah menyeret Dewi ke dalam kekacauan yang jauh lebih besar dari sekadar sandiwara perjodohan.

“Kita… kita harus pergi,” kata Gunawan, suaranya rendah.

“Kita harus pergi dari sini, malam ini juga. Sebelum mereka…”

Tiba-tiba, ponsel Gunawan bergetar di sakunya. Sebuah pesan masuk. Dari nomor tak dikenal yang sama dengan pesan ancaman semalam. Gunawan meraihnya dengan tangan gemetar, membuka pesan itu, dan matanya membelalak kaget. Sebuah foto dikirimkan.

Foto itu adalah Gunawan sendiri, sekitar sepuluh tahun yang lalu, di sebuah pesta mewah, tertawa riang sambil memegang sebuah piala emas. Di sampingnya, berdiri seorang gadis muda yang cantik, mengenakan gaun pesta elegan, tersenyum manis ke arah kamera. Gadis itu… bukan wanita sinis di foto sebelumnya. Ia adalah Sarah, putri Tuan Haris, calon tunangan Gunawan. Dan di belakang mereka, samar-samar, terlihat Bibi Jannah, tersenyum bangga.

Di bawah foto itu, ada sebuah pesan singkat yang membuat darah Gunawan membeku di pembuluh darahnya.

*"Kamu bisa mencoba lari, Gunawan. Tapi kamu tidak akan bisa lari dari siapa dirimu sebenarnya. Dan kami sudah tahu ke mana kamu akan pergi. Besok pagi, tim televisi dari ‘Cinta di Kaki Lima’ akan datang menjemputmu di sini. Kami akan pastikan semua orang melihat… bagaimana seorang pewaris nama besar mencoba melarikan diri dari takdirnya, dan betapa ia tidak pantas mendapatkan apapun. Apalagi wanita rendahan di sampingmu itu."*

Gunawan menjatuhkan ponselnya. Tidak. Mereka tidak bisa lari. Mereka sudah tahu semuanya. Mereka telah mengantisipasi setiap langkahnya. Mereka sudah… selangkah lebih maju.

“Gun? Ada apa?” Dewi bertanya, melihat ekspresi horor di wajah Gunawan. Ia meraih ponsel Gunawan, membaca pesan itu, dan matanya membelalak.

“Tidak… tidak mungkin! Bagaimana mereka tahu?!”

Gunawan merasakan seluruh dunia berputar. Ini bukan hanya ancaman dari keluarga. Ini adalah jebakan yang sudah direncanakan dengan matang. Sebuah jebakan yang melibatkan… tim produksi televisi. Mereka tidak bisa lari.

Mereka tidak bisa bersembunyi. Mereka terjebak. Dan besok pagi, di depan kamera nasional, di depan seluruh Indonesia, di depan semua orang yang kini mengagumi kisah cinta palsu mereka… rahasia Gunawan, rahasia keluarganya, dan mungkin juga kebohongan mereka berdua, akan…

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!