NovelToon NovelToon
Office Girl Cantik Kesayangan CEO Tampan

Office Girl Cantik Kesayangan CEO Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / CEO / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: ijah hodijah

Fatharani Hasya Athalia, atau biasa disapa Hasya oleh teman-temannya itu harus terjebak dengan seorang pria di sebuah lift Mall yang tiba-tiba mati.
Hasya yang terlalu panik, mencari perlindungan dan dengan beraninya dia memeluk pria tersebut.

Namun, tanpa diketahuinya, ternyata pria tersebut adalah seorang CEO di perusahaan tempatnya bekerja. Hasya sendiri bekerja subagai Office Girl di perusahaan tersebut.

Pada suatu hari, Hasya tidak sengaja melihat nenek tua yang dijambret oleh pemotor saat dirinya akan pergi bekerja. Karena dari perangai dan sifatnya itu, nenek tua tersebut menyukai Hasya sampai meminta Hasya untuk selalu datang ke rumahnya saat weekend tiba.

Dari sanalah, nenek tua tersebut ingin menjodohkan cucu laki-lakinya dengan Hasya.

Akankah Hasya menerima pinangan itu? Sedangkan, cucu dari nenek tua tersebut sedang menjalin kasih bahkan sebentar lagi mereka akan bertunangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ijah hodijah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

"Eh... Kenapa, Lo mukul gue?" Arsen merasa kaget.

"Bicara Lo, di jaga!" jawab Bara ketus.

"Bicara gue emangnya kayak gimana?" Arsen merasa bingung sendiri.

"Tau, ah...!" Bara memalingkan wajahnya.

"Kenapa, Tuan." Hasya sudah berada di depan Bara.

"Gila, Lo, Bar! Lo nyembunyiin cewek di ruangan Lo? Kalau nenek tahu, udah disuruh nikah, Lo!" sentak Arsen. Arsen adalah adik sepupunya, anak dari adik Papanya. Tapi, kedua orang tuanya sudah meninggal dunia sejak Arsen kecil. Lebih tepatnya, Arsen ditinggal ibunya setelah melahirkannya, sedangkan ayahnya meninggal karena kecelakaan saat Arsen umur delapan tahun. Dari sanalah, Arsen tinggal bersama Belinda dan dia sering menginap di rumah Bara. Usia Arsen hanya beda satu tahu dari Bara, Arsen lebih tua.

"Serah dia!" jawab Bara kepada Arsen.

"Pulang!" tatapannya langsung tertuju pada Hasya.

"Pulang?" tanya Hasya, dia mengerutkan keningnya.

"Kamu gak inget sama pulang?" tanya Bara heran.

Mata Hasya berkeliling, mencari dimana jam berada.Arsen yang melihat itu bengong, begitu pun dengan Bara.

"Huaaa! Jam setengah enam!" Hasya teriak saat melihat jam dinding yang ada di ruangan itu. Dan itu membuat kedua orang yang berada di depannya kaget.

"Tuan! Kenapa gak bilang dari tadi? Pasti bunda nyariin!" Hasya muter-muter, dia bingung sendiri. "Tuan! Saya izin dulu keluar sebentar!"

Hasya langsung berlari keluar tanpa mendengar jawaban dari Arsen dan Bara.

"Dia kenapa, Bar?" tanya Arsen, dia tambah bingung dengan tingkah Hasya.

"Gak tahu!" jawab Bara masih dengan keterkejutannya melihat tingkah Hasya.

"Lo dapet dari mana, Bar?" Arsen semakin penasaran. "Tumben, Lo ngebolehin dia masuk? Tapi gue suka, buat gue ya, mau gue ikat sekalian." ucap Arsen.

"Enak aja, Lo main ikat." ada gurat tidak suka dari wajah Bara.

"Loh..." Arsen merasa heran saat melihat raut wajah Bara.

"Tuan, maaf, hehe!" kedua orang itu masih bengong aja melihat kedatangan Hasya. "Oh, begini, Tuan. Saya tadi habis izin sama bunda Dewi, kalau hari ini saya lembur. Jadi, Bunda Dewi gak nungguin saya." Hasya mencoba menjelaskan kepada orang yang lebih dewasa darinya itu.

"Siapa yang lembur?" tanya Bara. Dia kembali mengerutkan keningnya sampai alisnya bertaut, bingung.

"Saya. Bukannya tadi siang tuan meminta saya untuk menyelesaikan pekerjaan ini hari ini? Tapi saya gak bisa karena ruangan ini terlalu kotor. Jadi, mohon maaf, berarti saya harus lembur untuk menyelesaikannya." terang Hasya.

Bugh!

"Anak orang, Lo apain?" tanya Arsen, dia memukul punggung Bara.

"Gak gue apa-apain." jawab Bara. Dia memang tidak melakukan apa pun kepada Hasya.

"Tapi, gue suka tuh, sama bocah. Buat gue, ya? Mau gue lamar hari ini juga."

"Gak! Jangan ganggu dia." Bara tetap kekeh kalau Hasya tidak boleh diambil Arsen.

"Laura mau dikemanakan, woy!"

Bara tidak menanggapinya, dia kembali menatap Hasya yang masih berdiri mematung di depannya. "Besok saja lagi." ucapnya.

"Tapi, Tuan..."

"Jangan membantah!"

Raut wajah Hasya berubah, dia paling tidak suka dengan pekerjaan yang ditunda.

"Sayang! Kamu belum pulang? Aku nunggu lama di apartemen." tiba-tiba Laura datang dengan wajah ditekuk.

"Nenek gayung! Lucuan juga dia! Yes! Gue punya mainan baru!" gumam Arsen.

Bugh!

"Jangan macem-macem!" Bara menatap Arsen dengan tajam.

Wle! Urusin aja, tuh , nenek gayung, Lo!"

"Arsen! Lo, ya! Gue dikatain nenek gayung." Laura terlihat marah.

"Emang, Lo, mirip sama nenek gayung!" Arsen memalingkan wajahnya. Dia sangat tidak suka dengan Laura. Cuma, dia heran aja sama Bara yang seperti dicucuk hidungnya kalau sama Laura.

"Saya harus bagaimana?" Hasya tiba-tiba bicara.

"Pulang!" ucap Bara.

"Eh, sebentar! Dia siapa ada di ruangan kamu, Beb?" tanya Laura. "Bukankah dia seorang OG? Kok dia bisa masuk ruangan kamu?" Laura menatap Hasya dari atas sampai bawah. Sekalipun terlihat sederhana dan pakaiannya juga seragam OG di perusahaan pacarnya, tapi dari dalam penampilan Hasya itu mempunyai ketertarikan sendiri. Bahkan Laura juga yang notabene seorang model merasa takjub.

"Dia cewek gue!" Arsen mendekat kepada Hasya dan itu sukses mendapatkan pelototan dari Bara.

"Disuruh nenek." jawab Bara.

"Iya, dong. Nenek itu gak mau ruangan cucu kesayangannya kotor, nanti ada tikus masuk, bagaimana? Masa ruangan seorang CEO ada tikusnya gara-gara dia anti orang lain masuk ke dalam ruangannya." sahut Arsen, lebih tepatnya dia menyindir Bara.

"Banyak kecoanya, Tuan. Tadi sudah saya kumpulkan ke dus itu!" Hasya menoleh ke pekerjaannya yang belum selesai, lalu ia menunjuk sebuah dus yang Hasya pakai untuk menaruh kecoa, lebih tepatnya dus itu sudah jadi sarang kecoa lebih dulu.

"Yang benar, Yang?" tanya Arsen.

Bugh! Bara langsung meninju punggung Arsen. Sedangkan Hasya menatap Arsen dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Lihat aja di rumah!" Bara menatap kesal kepada Arsen.

"Gue gak pulang ke rumah, gue mau antar Ayang gue pulang, sekalian mau deketin nyokap sama bokapnya." Arsen mengedip-ngedipkan matanya, dia semakin suka sama respon Bara.

Bugh!

Bugh!

Bara kembali meninju Arsen dengan sekuat tenaga. "Eh, sakit somplak! Pacar Lo, mau dikemanakan, tuh? Berani juga, Lo!"

"Sebentar, Beb. Maksudnya, apa, ini?" Laura mulai curiga.

"Gak papa," jawab Bara pendek.

"Ayo, Yang. Kuantar kamu sampai ke dalam rumah." Arsen menarik tangan Hasya, tapi Hasya segera menepis tangan Arsen pelan.

"Maaf, Tuan." ucap Hasya.

"Gila, ngejaga banget!" seru Arsen. Baru kali ini dia ditolak sentuhan oleh wanita.

"Maaf, Tuan. Kata nenek saya, waktu saya masih kecil, kalau sudah baligh jangan mau disentuh sama laki-laki, nanti hamil." ucap Hasya. Dia bukan tidak mengerti, tapi Hasya hanya menjaga dirinya dari laki-laki. Walaupun dia pernah meminta perlindungan kepada laki-laki di dalam lift, tapi itu pertama kalinya dia memeluk laki-laki. Dan dia tidak ingin lagi, mengingat dirinya tidak mempunyai siapa-siapa yang bisa melindunginya, jadi dia harus bisa melindungi dirinya sendiri.

"Buahaha...!" Arsen tertawa terpingkal-pingkal. Hari ini adalah hari yang buruk baginya dari pagi sampai sore, tapi saat masuk ke ruangan Bara dia seperti mendapatkan pencerahan.

Bara sendiri juga menahan tawanya mendengar penuturan Hasya.

"Kenapa tuan malah tertawa?" Hasya merasa heran.

"Hey... ! Kamu benar-benar gak ngerti, atau pura-pura gak ngerti?" tanya Laura.

"Apanya, Nona?" tanya Hasya.

"Gue gak yakin, kalau kamu gak ngerti tentang hal begitu. Secara, kamu ini sudah dewasa." jawab Laura.

"Maaf, saya harus bekerja lagi. Kalau memang tidak lembur, saya akan pulang." jawab Hasya.

"Benar, kan, dia mengelak." ucap Laura.

"Maaf, Nona. Saya tidak ingin membahas terlalu jauh. Saya harus segera bekerja. Permisi." Hasya membalikan badannya.

Tapi Arsen memanggilnya."Kamu bekerja apa?" tanya Arsen.

"Paling juga sebagai LC! Apa lagi kalau bukan itu? Dari body aja dia bagus, ya, pastinya dia manfaatin juga, tuh, body bagusnya buat pria hidung belang." sahut Laura.

Plak!

"Aaa..." Laura mengerang kesakitan saat layangan telapak tangan itu mengenai pipinya. "Beb?" Laura menatap penuh tanya kepada Bara yang sudah berani menamparnya.

Bersambung

1
Yurniati
tetap semangat terus
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Pia Nur
lanjut kak
Yurniati
terus semangat update nya thorr
Yurniati
double update thorr
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Yurniati
kamu akan menyesal Haris,apa yang kamu lakukan terhadap Harsya,,,,,
tetap semangat terus thorr
Jar Waty
lanjut thor
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Yurniati
kasian Arsya nya udah menderita di culik lagi,siapa ya yang nyulik,,,,,,
tetap semangat terus thorr
Ijah Khadijah: Siap, Kak. Terimakasih
total 1 replies
lontongletoi
luka kaki Hasya ga di obatin dulu thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!